PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentang alam atau bentuk roman
muka bumi yang terjadi karena adanya kekuatan- kekuatan yang bekerja dari luar
dan dalam bumi. Uraian bentang alam dalam suatu daerah biasanya berupa asal usul
bentang alam, faktor yang mempengaruhi perkembangannnya, pengaruh iklim
terhadap perkembangan tersebut, proses eksogen yan bekerja dan tingkat
perkembangannya.
Dalam mempelajari geomorfologi baik diperlukan dasar pengetahuan yang baik
dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika dan kimia
yang mana berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka bumi. Secara garis
besar proses pembentukan muka bumi menganut azas berkelanjutan dalam bentuk
daur geomorfik (geomorphic cycles), yang meliputi pembentukan daratan oleh
tenaga dari dalam bumi (endogen), proses penghancuran/pelapukan karena pengaruh
luar atau tenaga eksogen, proses pengendapan dari hasil pengahncuran muka bumi
(agradasi), dan kembali terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya
merupakan siklus geomorfologi yang ada dalam sekala waktu sangat lama.
Foto udara merupakan foto permukaan bumi (termasuk obyek yang berada
dipermukaannya), yang diperoleh dari pesawat udara, termasuk disini pesawat
terbang, balon dan satelit. Geologi citra penginderaan jauh (remote sensing geology)
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari geologi dengan menggunakan citra
(image) hasil dari penginderaan jarak jauh (Remote sensing). Termasuk dalam
pengertian ini adalah mempelajari geologi dengan menggunakan foto udara.
Keuntungan menggunakan citra penginderaan jauh dalam bidang pekerjaan geologi
antara lain menghemat biaya, penggunaan waktu secara lebih efisien, foto udara
memberikan pandangan tiga dimensi secara langsung dari permukaan bumi sehingga
memberikan kenampakan yang lebih baik mengenai kondisi geologi, yaitu mengenai
struktur geologi, penyebarab batuan, geomorfologi serta tata guna lahan dari suatu
daerah penelitian
mahasiswa
Kertas kalkir
Kertas HVS
3.
4.
5.
6.
7.
Peta
Spidol OHP
Alat tulis
Penggaris lengkap 1 set
Clipboard
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Pengetian Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga kata , yaitu Geo
= Bumi , Morphe = Bentuk , Dan logos = Ilmu , sehingga kata geomorfologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang memperlajari bentuk permukaan bumi,
Definisi, Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi serta proses-proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi
sejak bumi terbentuk sampai sekarang
berupa lubang-lubang hasil tiupan angin (blow holes). Bentuk sisa dari erosi
angin di antaranya berupa batu jamur (pedestal rocks) dan bentuk hasil
endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dunes) dan endapan lebih halus
dari pasir (loess)
3) Tenaga gletser
Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat mengakibatkan
terjadinya erosi. Es meluncur menuruni pegunungan karena es mengalami
pencairan. Peluncuran es diikuti oleh tanah dan batuan di lereng pegunungan.
Erosi yang disebabkan oleh luncuran es itulah yang dinamakan erosi gletser.
Bentuk erosi gletser berupa ledok berundak (cirques) dan palung glasial.
Bentuk sisa dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk (matterhorn
peaks) dan jerengjereng yang kasar dan tajam (aretes). Sedangkan hasil
endapan erosi gletser berupa morena, drumlin, dan esker.
Faktor yang berperan sebagai tenaga eksogen adalah air, angin, organisme, sinar
matahari, dan es. Tenaga eksogen bisa menyebabkan terjadinya pelapukan
(weathering), erosi, denudasi, tanah longsor, dan tanah menjalar (soil creep).
dalam peristiwa pembentukan gunung (orogenesis), selalu diikuti adanya
pengikisan permukaan bumi yang disebut glyptogenesis. Dengan adanya
pengikisan ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang disebut litogenesis.
jadi, ketiga peristiwa tersebut selalu terjadi berturut-turut dan berulang-ulang,
hingga susuan kulit bumi (litosfer) selalu berubah-ubah. peristiwa orogenesis,
glyptogenesis, dan litogenesis disebut siklus geologi.
2. Tenaga endogen
adalah tenaga pengubah muka Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga
endogen merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak Bumi.
Pergerakan ini disebut diastropisme. Dan Vulkanisme
Proses endogen ini menjadi 2, yaitu :
a. Diastropisme
merupakan proses endogen yang menyebabkan perubahan bentuk dan
kedudukan bagian kerak bumi dan mantel, bagian atas. Diastropisme ini
terdiri dari epirogenesa yaitu pengangkatan atau penurunan bagian bumi
yang luas secara perlahan-lahan, dan orogenesa yaitu proses pengangkatan
dan penurunan bagian muka bumi secara labih cepat dan meliputi bagian
kerak yang lebih sempit. Proses orogenesa ini meliputi pengkekaran,
pengsesaran dan perlipatan batuan pada kerak bumi.
b. vulkanisme
merupakan proses endogen yang disebabkan keluarnya magma dari
dalam bumi.
II.2 Pola Aliran
II.2.1. Pengertian
Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa
( http://geografi-geografi.blogspot.com )
2.Pola Radial Sentripetal
Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu
( http://geografi-geografi.blogspot.com )
3.Pola trellis
Memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel
menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak
sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus.
Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan
lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar
dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal,
sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep
dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anakanak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk
sungainya.
Gambar 3.
sungai
dimana
anak-anak
sungainya
sungainya
bermuara
pada
induk
sungai
Gambar 5.
Pola aliran
Denritik
( http://geografi-geografi.blogspot.com )
3.Pola Rectangular
adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku
atau hampir 90
Gambar 6.
Pola aliran
Rectangular
( http://pola-pengaliran-sungai.html )
4.Pola Annular
Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang;
tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur
dome (kubah) yang topografinya telah berada pada
stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada
stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan
endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan
keras dengan lapisan batuan lembut.
Gambar 7.
Pola aliran
Anular
( http:/
/pola-pengaliransungai.html )
5.Pola
Pinnate
Adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai
membentuk \sudut lancip dengan sungai induk. Sungai
ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
Gambar 8.
Pola
aliran
Pinate
( http
://polapengaliransungai.html )
6.Pola radial
Adalah pola aliran yang memancar menjauhi pusat,
jenis ini biasanya terdapat di daerah gunung api atau
pegengungan kubah.
Gambar 9. Pola
aliran Radial
( http://geogr
afi-
geografi.blogspot.com)
7. Pola Contorted
Adalah pola pliran yang terbentuk dari aliran cabangcabang sungai yang relatif tegak lurus terhadap sungai
induk subsekuen yang melengkung. dibedakan dari
recurved trellis dengan ciri daerahnya yang tidak teratur.
Gambar 10. Pola
aliran Concorted
( http://polapengaliran-sungai.html )
8.Pola multi
basinal
Adalah pola aliran yang ditandai dengan adanya
cekungan yang kering atau terisi air yang saling terpisah
dan
aliran
yang
berbeda-beda.
jenis
ini
biasanya
(Annonim)
12.
besaratau
uvalla.
beberapa
pola
sentripetal
yang
perlapisan
silang-siur,
vertikal
akibat
pengangkatan
dan
penurunan
vertikal
akibat
pengangkatan
dan
penurunan
karena
c.
d.
Simbol
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
S11
S12
S13
S14
S15
S16
S17
S18
S19
S20
S21
II.3 Bentang Alam Struktural
Bentuk lahan
Blok sesar
Gawir sesar
Gawir garis sesar
Pegunungan antiklinal
Perbukitan antiklinal
Pegunungan sinklinal
Perbukitan sinklinal
Pegunungan monoklinal
Pegunungan dome (kubah)
Pegunungan dome (kubah)
Perbukitan dome
Dataran tinggi (plateau)
Cuesta
Hogback
Bentuk seterika (flat iron)
Lembah antiklinal
Lembah sinklinal
Lembah subsekuen
Sembul (horst)
Tanah terban (graben)
Perbukitan lipatan kompleks
II.3.1 Pengertian
Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukkannya
perlapisan
silang-siur,
vertikal
akibat
pengangkatan
dan
penurunan
vertikal
akibat
pengangkatan
dan
penurunan
g.
h.
Simbol
Bentuk lahan
S1
Blok sesar
S2
Gawir sesar
S3
S4
Pegunungan antiklinal
S5
Perbukitan antiklinal
S6
Pegunungan sinklinal
S7
Perbukitan sinklinal
S8
Pegunungan monoklinal
S9
S10
S11
Perbukitan dome
S12
S13
Cuesta
S14
Hogback
S15
S16
Lembah antiklinal
S17
Lembah sinklinal
S18
Lembah subsekuen
S19
Sembul (horst)
S20
S21
dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi.
Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik.
Gunung api sangat berkaitan dengan bentang alam vulkanik, gunung api sendiri
mempunyai pengertian yaitu morfologi bentang alam hasil dari paroses vulkanisme
atau tempat keluarnya magma, bahan rombakan batuan padat dan gas dari dalam
bumi kepermukaan bumi
Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan
effusif, yang dalam hal ini terbentuk volkanostrato. Vulkanisme adalah semua
fenomena yang berkaitan dengan proses gerakan magma dari dalam bumi menuju ke
permukaan bumi yang menghasilkan bentuklahan yang cenderung positif.
Gambar 16.
Pergerakan
(sumber
lempeng
:Http://Geologi.Tripod.Com/BentangAlam vulkanik)
vulkanisme,yaitu :
a.Vulkanisme Letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam
yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat.
Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan
membentuk gunungapi yang tinggi dan terjal.
b. Vulkanisme Lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa,
sedikit mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah.
Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah
dan berbentuk perisai, misalnya Dieng, Hawai.
c. Vulkanisme Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet
yang agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunungapi
strato, misalnya Gunung Merapi dan Merbabu.
3. Macam macam gunug api berdasarkan tipe letusan
hawai.
b. Letusan Gunung Berapi Tipe Stromboli
Letusan ini sifatnya adalah spesifik. Letusan-letusan yang keluar terjadi
secara interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Letusan tipe ini
dapat memuntahkan material, bom, lapili, dan abu setiap 12 menit sekali
c. Letusan Gunung Berapi Tipe Vulkan
Letusan ini dapat mengeluarkan material berbentuk padat. Letusan
ini keluar dari dalam perut bumi berdasarkan atas kekuatan erupsi dan
kedalaman dapur magmanya. Contoh dari gunung ini adalah Gunung
Vesuvius dan Gunung Etna di Italia. Selain itu, ada juga Gunung
Semeru di Jawa Timur.
d. Letusan Gunung Berapi Tipe Merapi
Tipe letusan seperti ini sangat berbahaya sekali karena lava yang keluar
sangatlah kental, sehingga dapat menyumbat mulut kawah. Oleh karena
itu, tekanan gas yang terdapat di dalam perut bumi semakin bertambah
kuat dan dapat memecahkan sumbatan lava. Sumbatan tersebut kemudian
terdorong ke atas, yang berakhir pada terlemparnya lava ke mana-mana.
Lava ini menuruni lereng gunung, selain itu keluar pulalah awan panas
yang lebih sering dikenal sebagai wedhus gembel atau awan panas.
e. Letusan Gunung Berapi Tipe Perrey atau Plinian
Letusan tipe ini juga sangat ditakuti masyarakat karena semburannya
yang dapat mencapai ketinggian 80km dan sangat merusak lingkungan.
f. Letusan Gunung Berapi Tipe Pelee
2. Kaldera
Kaldera merupakan kawah yang besar. Kaldera terbentuk dari kawah yang
runtuh akibat erupsi gas yang kuat. Pada saat erupsi gas, material di dalam
kawah tersebut tersembur keluar sehingga bagian dalam kawah menjadi
kosong. Kekosongan material dalam kawah ini mengakibatkan dinding kawah
menjadi labil. Akibat goncangan dan gaya berat maka dinding kawah akan
runtuh sehingga terbentuk kaldera.
3. Kerucut gunungapi
Kerucut Gunungapi merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas yang
langsung mendapat material dari kawah saat terjadi erupsi. Gerakan material
pada kerucut gunungapi adalah gerakan gravitatif, yaitu gerakan yang
dipengaruhi oleh tenaga gravitasi bumi. Kerucut gunungapi memiliki lereng
yang sangat curam dan terdapat lembah-lembah dalam. Material endapannya
merupakan campuran bahan erupsi yang masih sangat kasar hingga kasar,
Kerucut gunungapi didominasi oleh aktifitas pengangkutan dan longsor lahan.
4. Lereng gunungapi
Lereng gunungapi merupakan satuan bentuklahan yang terdapat di bawah
kerucut gunungapi, dengan proses dominan berupa pengangkutan material
secara gravitatif dan oleh tenaga air. Lereng terbentuk dari hasil endapan
material erupsi yang berlangsung secara bertahap. Kemiringan lereng di satuan
bentuklahan ini bervariasi dari curam sampai agak curam dengan aktifitas
longsor lahan dan pengangkutan oleh air. Ciri lain yang umum adalah telah
yang terjadi lebih intensif serta material utamanya berupa pasir sedang hingga
halus pada bagian atasnya. Di sini pemanfaatan lahan untuk pertanian dan
permukiman lebih berkembang.
8. Medan lava dan medan lahar.
Medan lava terbentuk oleh adnya aliran lava melalu lembah-lembah dan
hasil erupsi gunungapi. Karakeristik satuan bentuklahan ini berupa daerah yang
bergelombang tak teratur. Medan lava akan terbentuk bila terjadi curahan lava
pada volume yang sangat besar yang umumnya berupa lava basalt. Medan lava
ini diyakini berhubungan erat dengan adanya erupsi melalui rekahan, baik yang
muncul di sekitar kawah maupun kerucut gunungapi.
Simbol
Bentuk lahan
V1
Kepundan
V2
Kerucut gunungapi
V3
V4
V5
V6
Kaki gunungapi
V7
V8
V9
Padang lava
V10
Padang lahar
V11
Lelehan lava
V12
Aliran lahar
V13
V14
V15
Planezes
V16
V17
Solfatar
V18
Fumarol
V19
V20
Leher gunungapi
V21
Sumbat gunungapi
V22
Kerucut parasiter
V23
Boka
V24
Dike
V25
Baranko
yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur,
aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah
kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
unit
batuan
yang
tebal,
sehingga
mampu
terlarutkan
dan
tererosi.
batugamping
yang
sehingga
mempermudah
terjadinya
proses
karstifikasi
b. Porositas dan permeabilitas
Kedua hal ini berpengaruh terhadap sirkulasi air dalam
batuan. porositas primer ditentukan oleh tekstur batuan
dan berkurang oleh proses sementasi, rekristaslisasi dan
penggantian
mineral
(misal
dolomitisasi)
sehingga
batuan
itu
batuan
permeabilitas
untuk
juga
melalukan
dipengaruhi
air.
oleh
akan
berjalan
semakin
lancar
sehingga
proses
permeabilitas
batuan,
zona
kekar
antara
70
sampai
90
dan
mereka
saling
zona
porositas
lemah
dan permeabilitas
yang
sekaligus
menyebabakan
proses
pengkekaran
sangat
tinggi
maka
batuan
yang
dimaksud
adalah
berdasarkan
komposisinya
batugamping
sesuai
dengan
namanya,
batugamping
membentuk
sedikitnya
60%
topografi
kalsit
dalam
karst
diperlukan
batuan.
Untuk
akan
melarutkan
batugamping.
Dengan
diikatnya.
Faktor biologis
Aktifitas biologis dapat mempengaruhi pembentukan topografi kars,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktifitas tumbuhtumbuhan dan mikrobiologis dapat menghasilkan humus yang akan
menutupi batuan dasar. Humus ini menyebabkan batuan dasar tersebut
menadi anaerobik, sehingga air permukaan yang masuk sampai
kebatuan dasar tekanan parsial CO2nya bertambah besar sampai 10 kali
lipat dibanding dengan saat dia berada dipermukaan. Karena tekanan
parsial CO2 naik, maka kemampuan air untuk melarutkan batuan
menjadi lebih tinggi. Dengan demikian berarti dengan terbentuknya
humus oleh aktifitas biologis, maka proses karstifikasi berjalan lebih
internsif. Disamping meningkatkan tekanan parsial CO2 dalam larutan,
pada saat pembentukan humus juga terjadi proses dekomposisi material
organic yang menghasilkan karbondioksida (CO2).
4.
Karst
split
sebenarnya
merupakan
kedalaman
bisa
sampai
ratusan
meter
dan
memanjang
searah
jurus
perlapisan,
atap
gua
yang
aliran
permukaan
yang
mengerosi
batuan
yang
Simbol
Bentuk lahan
K1
Dataran tinggi karst
K2
Lereng dan perbukitan karstik terkikis
K3
Kubah karst
Tabel
4.
K4
Bukit sisa batugamping terisolasi
K5
Dataran aluvial karts
K6
Uval, dolin
K7
Poltje
K8
Lembah kering
K9
Ngarai karst
Klasifikasi bentuk lahan karst menurut van zuidam, 1983
(http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bahan-4-Klasifikasi-Bentuklahan.pdf)
bertambahnya
elevasi
permukaan
bumi
karena
proses
Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan
pada atau dekat dengan permukaan bumi (tidak termasuk erosi dan pengangkutan
hasil perubahan itu). Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari
semua hasil proses pemisahan atau dekomposisi batuan insitu Pemisahan batuan
umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme, ataupun
kombinasi dari ketiganya. Ketiga proses ini saling terintegrasi satu sama lain
Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengauhi oleh :
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumi hasil
pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga termasuk
perpindahan partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan
terbawa sepanjang aliran sebagaiman suatu arus melalui darat. Ketika arus
menjadi seragam secara relatif dan tipis (sempit), partikel dipindahkan dari
permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi.
Erosi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a.
Erosi
normal,
penghancuran
sehingga
dan
terjadi
secara
pengangkutan
memungkinkan
alamiah
tanahnya
kesetimbangan
dengan
laju
sangat
lambat
antara
proses
dapat
menimbulkan
berbagai
masalah
yang
tanah
ditentukan
oleh
kemiringan
lereng,
or
subsurface
erosion)
adalah
Erosi
infiltrasi
internal
tanah
menyebabkan
dengan
cepat
menurunnya
sehingga
aliran
kapasitas
permukaan
Iklim
di
daerah
tropika
basah,
faktor
iklim
yang
dan
panjang
lereng.
Kemiringan
lereng
akan
longsor
yang
relatif
turun
secara
meluncur
atau
kering.
Biasanya
disebabkan
oleh
gempa
bumi.
sangat
cepat
sampai
ekstrim
cepat.
Kalau
yang
Kemiringan tanah
Jenis batuan atau tanah
Struktur geologi
Curah hujan
Penggunaan tanah dan pembebanan massa
Getaran
Gempa bumi
Lalu lintas
3)
Adapun macam - macam bentuk lahan yang di hasilkan dari bentang alam
denudasional adalah :
1.Pegunungan denudasional
Karakteristik umum unit mempunyai topografi bergunung dengan lereng
sangat curam (55>140%), perbedaan tinggi antara tempat terendah dan
tertinggi (relief) > 500 m.Mempunyai lembah yang dalam, berdinding terjal
berbentuk V karena proses yng dominan adalah proses pendalaman lembah
(valley deepening).
2.Perbukitan denudasional
Mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan lereng berkisar
antara 15 > 55%, perbedaan tinggi (relief lokal) antara 50 -> 500 m.Terkikis
sedang hingga kecil tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup
daik alami maupun tata guna lahan. Salah satu contoh adalah pulau Berhala,
hamper 72,54 persen pulau tersebut merupakan perbukitan dengan luas 38,19
ha. Perbukitan yang berada di pulau tersebut adalah perbukitan denudasional
terkikis sedang yang disebabkan oleh gelombang air laut serta erosi sehingga
terbentuk lereng-lereng yang sangat curam.
3.Dataran nyaris (Peneplain)
Akibat proses denudasional yang bekerja pada pegunungan secara terus
menerus,
maka
permukaan
lahan
pada
daerah
tersebut
menurun
Permukaan lereng kaki langsung berada pada batuan induk (bed rok).
Dipermukaan lereng kaki terdapat fragmen batuan hasil pelapukan daerah di
atasnya yang diangkut oleh tenaga air ke daerah yang lebih rendah.
7.Lahan Rusak (Bad land)
Merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan lereng curam hingga
sangat curam dan terkikis sangat kuat sehingga mempunyai bentuk lembahlembah yang dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-like) dan
membulat. Proses erosi parit (gully erosion) sangat aktif sehingga banyak
singkapan batuan muncul ke permukaan (rock outcrops).
Tabel 5. Klasifikasi bentuk lahan denudasional menurut van zuidam , 1983
(http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bahan-4-KlasifikasiBentuklahan.pdf)
Simbo
l
D1
II.8 Bentang
Eolian
II.8.1
Bentuk lahan
Perbukitan terkikis
D2
Pegunungan terkikis
D3
Bukit sisa
D4
Bukit terisolasi
D5
Dataran nyaris
D6
D7
Lereng kaki
D8
D9
Pedimen (permukaan
transportasi)
Piedmont
D10
D11
D12
D13
batuan kuat
D14
Lahan rusak
Alam
Pengertian
Bentang alam aeolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena adanya
aktivitas angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.
Terjadinya gurun pasir sendiri lebuh diakibatkan karena adanya pengaruh iklim
dan merupakan bukan hasil khusus dari agen geologi tertentu. Akan tetapi
didalam gurun pasir ini banyak berhubungan dengan pengaruh pengerjaan
angin.
Gurun pasir diartikan sebagai suatu daerah yang curah hujan kuraqng dari
26 cm/tahun .gurun pasir tropic terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350
LS dan disepanjang daerah yang tropik terus menerus, yaitu pada daerah
mempunyai tekanan udara tunggi dengan udara sangat panas dan kering.
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu Deflasi adalah proses
lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh
angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain
oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
2.
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan,
maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
c. Barchan, terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi atau
tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas
dan berada di atas batuan dasar yang padat. Barchan ini berbentuk koma, dengan
lereng yang landai pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap.
d. Seif, adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu
lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan
yang panjang. Misalnya di Arabian Sword, seif berassosiasi dengan barchan dan
berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan yang lain misalnya dari seif
menjadi lee dune.
e. Tranversal dune, terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak
dan kering, angin bertiup secara tetap, misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang
banyak itu akan menjadi suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau
deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.
f. Conplek dune, terbentuk pada daerah dengan angin berubah-ubah, pasir dan
vegetasinya agak banyak. Barchan, seif dan tranversal dumne yang berada
setempat-setempat akan berkembang sehingga menjadi penuh dan akan terjadi
saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya dan akan
mempunyai lereng yang bermacam-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex
dune.
Simbol
Tabel
Bentuk lahan
A1
A2
A3
6.
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses
glasial, dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser .
Gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi
dari salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam
suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan
gerakan. Beberapa hal yang penting dalam gletser diantaranya adalah Keadaan
daerah, Proses, dan endapan yang terbentuk di tepi perbatasan gletser
(moraine)
permukaan
batuan
dibawahnya
terpotong
atau
mengendap
setelah
glacier
menyusut.
Simbol
Bentuk lahan
G1
Cirque
G2
G3
G4
G5
BAB 3
PEMETAAN GEOMORFOLOGI