Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Pendahuluan
Dalam rangka mendukung dan menyukseskan program pemerintah dalam
pengentasan kemiskinan dimana akan menggerakkan disemua sektor : perdagangan,
perindustrian dan koperasi usaha kecil menengah yang di dalamnya termasuk
pemenuhan kebutuhan daging dan susu dalam negeri dengan jalan mengembangkan
usaha peternakan/pemeliharaan sapi potong, yang daerah pengembangannya di
Sulawesi termasuk Sulawesi Barat di mana daerah Kabupaten Polewali Mandar
(Polman) termasuk wilayah pengembangan sapi potong yang cukup potensial.
Sebagai gambaran umum Daerah Kabupaten Polewali Mandar adalah sebagai
berikut :
1. Luas wilayah 202.230 km2 terdiri dari :
a. Sawah 16.088 Ha
b. Tanah kering / Tegalan 201.460 Ha
2. Jumlah Penduduk 369.586 jiwa
3. Jumlah ternak besar :
a. Sapi potong 30.919 ekor
b. Kerbau 3.805 ekor
c. Kuda 5.900 ekor
4. Pakan ternak :
a. Jerami padi

31.224 ha

b. Jerami jagung

1.231 ha

c. Jerami kedelai

863 ha

d. Jerami kacang hijau

431 ha

e. Jerami kacang tanah

41 ha

f. Daun ketela
g. Rumput lapangan

502 ha
13.147 ha

h. Rumput unggul (gajah)

6.332 ha

i. Daun pohon / belukar

4.412 ha

Dari data tersebut diatas peluang untuk meningkatkan usaha bidang peternakan
sapi potong masih sangat memungkinkan.

Bersama dengan ini kami mohon kepada Bapak Dirjen Peternakan untuk
berkenan memberikan bantuan berupa bakalan sapi potong 60 ekor dalam rangka
pengembangan ternak pada kelompok tani BATU PIAK Dusun Nene Bece Desa
Barumbung Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar.
1. a. Latar Belakang

Banyak waktu luang petani sesudah mengerjakan sawah/tegalan

Tersedianya pakan ternak terutama pada musim penghujan panen padi selesai

Banyaknya tenaga kerja yang belum memperoleh pekerjaan


b. Dasar Pemikiran

Banyaknya pakan ternak yang dihasilkan para petani terbuang/belum dimanfaatkan


secara maksimal

Masih sangat luasnya peluang untuk beternak

Pengelolaan yang masih tradisional perlu ditingkatkan

Waktu para petani masih sangat longgar sesudah mengerjakan pertaniannya

Tenaga kerja yang banyak

Adanya pengola daging sapi (abon, dendeng dan bakso)


c. Analisa dan Peluang

Belum tercukupinya daging secara nasional

Makin bertambahnya konsumen daging sapi

2. Maksud dan Tujuan

Pemanfaatan limbah pertanian

Penyerapan tenaga kerja

Mengurangi angka kemiskinan

Peningkatan pemeliharaan sapi secara intensif

Mendukung tercukupinya daging secara nasional

Menumbuhkan industri rumah tangga baru

Memberdayakan masyarakat petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

3. Sasaran

Mengurangi pengangguran

Menumbuhkan kesempatan berusaha dan berwirausaha

Meningkatkan tenaga terampil dan professional

Meningkatkan pendapatan masyarakat petani

Pemenuhan akan pupuk organik

Menggerakkan perekonomian desa

Tercukupinya energi pedesaan (Biogas)

4. Dasar perhitungan untuk ternak bakalan sapi potong


a. Kemampuan makan seekor sapi
- Hijauan 10 % X berat badan
- Penguat 1-3 % X berat badan
b. Bakalan sapi potong 300 kg berat hidup
c. Harga daging berat hidupnya Rp. 25.000/kg
d. Harga pakan
- Hijauan dimusim hujan Rp. 100,-/kg dan penguat Rp. 1.500,-/kg
e. Pemeliharaan selama 6 bulan
f. Perhitungan secara intensip
- Pembelian bahan pakan harus dilakukan
Stok pakan dengan jalan diawetkan sehingga harga pakan stabil
Makanan hijauan

: 30 hari x 6 x 30 kg x Rp.100,-

=Rp.

540.000,-

Makanan penguat : 30 hari x 6 x 6 kg x Rp.1.500,- = Rp. 1.620.000,Jumlah biaya makan

= Rp. 2.160.000,-

Berat badan 0,9 kg/hari selama 180 hari = 162 kg


Berat total = 300 kg berat awal + 162 kg penambahan berat
= 462 kg (selama 6 bulan)
Pembelian bibit Rp. 7.500.000,Pembelian bibit + pakan Rp. 7.500.000,- + 2.160.000,- = Rp 9.660.000,Penjualan = 462 + Rp. 25.000,- = Rp. 11.550.000,Jaadi keuntungan selama 6 bulan = Rp. 11.550.000,- - Rp. 9.660.0000
= Rp. 1.890.000,Keterangan

Untuk pemeliharaan secara intensip selama 6 bulan sebesar = Rp. 1.890.000,kesemuanya kita perhitungkan dengan uang kecuali tenaga kerja
5. Rencana penggunaan modal
a. Pengadaan bakalan sapi potong
b. Renovasi kandang
c. Pengadaan pakan
6. Bantuan yang diharapkan kelompok tani 60 ekor bakalan sapi potong.
7. Nama kelompok : kelompok tani BATU PIAK
8. Lokasi : Dusun Nene Bece Desa Barumbung Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar
9. Lampiran

Susunan pengurus dan anggota

Peta Desa

10. Hambatan / masalah

Lemahnya modal

Kandang kurang sempurna

11. Solusi
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat peternak dalam mencukupi kebutuhan
hidupnya maka perlu diberikan modal berupa modal lancar dan modal tetap

Modal lancar berupa :

a. Pembelian bakalan sapi potong 2-3 ekor / kk


b. Pakan ternak

Modal tetap berupa : pembuatan / perbaikan kandang

12. Kesimpulan
Kelompok tani BATU PIAK memerlukan Bantuan berupa :
a. Pengadaan bakalan sapi potong 60 ekor @ Rp.8.500.000 = Rp. 510.000.000,b. Biaya transportasi sapi potong 60 ekor @ Rp.100.000,-

= Rp.

6.000.000,-

c. Perbaikan kandang 60 ekor @ Rp. 1.000.000,-

= Rp. 60.000.000,-

d. Pembelian chopper 1 unit @ Rp.15.000.000,-

= Rp. 15.000.000,-

e. Pakan selama 6 bulan 60 ekor @ Rp. 1.600.000,-

= Rp. 96.000.000,-

f. Obat-obatan 1 paket @ Rp. 5.000.000,-

= Rp.

5.000.000,-

g. Peningkatan kapasitas kelembagaan (ATK)

= Rp.

3.500.000,-

h. Monitoring, pembinaan, evaluasi dan pelaporan

= Rp. 10.000.000,-

Jumlah

= Rp. 705.500.000,

Perhitungan dan rencana tersebut diatas berdasarkan pada budidaya pemeliharaan ternak
yang ada. Dan untuk lebih cepatnya pengembangan ternak yang dikelola kelompok
diperlukan pola penggemukan sesuai inovasi teknologi peternakan.

BAB II
RENCANA POLA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG MELALUI
SISTEM PENJARINGAN TERNAK
Pola yang akan diterapkan pada pengembangan bakalan sapi potong di
kelompok tani BATU PIAK adalah dengan sistem penjaringan ternak bibit sapi potong
pada peternak khususnya sapi betina, dimana dilakukan penjaringan yang pada
akhirnya disebarkan lagi kepada peternak.
Ternak sapi potong yang dihasilkan dalam bentuk bibit ditingkst peternak akan
dimonitoring perkembangannya. Ternak-ternak unggul yang akan dijual peternak ke
bandar atau pasar ternak akan dijaring / diseleksi yang kemudian disebarkan kembali
kepada peternak. Dengan demikian diharapkan populasi sapi potong khususnya kelas
unggul akan tetap terpelihara perkembangannya dan peningkatannya.
Sosialisasi dan pembinaan yang intensif dalam rangka upaya peningkatan SDM
peternak sapi potong BATU PIAK merupakan modal utama. Selain itu penguatan
sarana dan prasarana untuk menunjang perkembangan pembibitan sapi potong seperti
kandang dan peralatannya, demikian pula lahan hijauan makanan ternak perlu
penyediaannya.
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Sosialisasi program
Pelaksanaan program sosialisasi mengenai pola agribisnis bakalan sapi potong
pada ternak terutama diarahkan kepada para peternak yang tersebar diseluruh anggota
kelompok peternak bakalan sapi potong, sehingga memahami secara benar mengenai
program yang akan dilaksanakan, dengan demikian akan tercipta iklim yang kondusif
bagi pengembangan agribisnis bakalan sapi potong.
2. Penanaman hijauan makanan ternak (HMT)
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan
adalah tersedianya bahan makanan ternak sepanjang tahun.
Budidaya hijauan makanan ternak merupakan unsur yang turut menentukan
keberhasilan Sapta Usaha Peternakan, untuk mendapatkan produksi ternak yang tinggi

perlu tersedia pakan yang cukup baik jumlah maupun mutunya. Cara praktis dan
ekonomis untuk meningkatkan produksi hijauan makanan ternak adalah menggunakan
bibit yang unggul.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di kelompok tani BATU
PIAK dengan melaksanakan program penanaman hijauan makanan ternak perlu lahan
pertanian kelompok seperti ; tegalan, tanah kering dan pematang-pematang sawah
serta penanaman hijauan makanan ternak pada lereng tanggul pengairan.
3. Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan bakalan sapi potong
Pengadaan sarana dan prasarana peternakan dalam pola pengembangan
bakalan sapi potong pada kelompok peternak merupakan hal yang sangat penting.
Pengadaan sarana dan prasarana ini meliputi pengadaan kandang, gudang pakan dan
pengolahan kotoran ternak untuk dibuat menjadi pupuk organik (Bokhasi) dan biogas.
Disamping itu perbaikan kandang anggota kelompok akan dilaksanakan,
sehingga dengan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang jelas
pada peningkatan produktifitas ternak yang dipelihara.
4. Pengadaan bakalan sapi betina potong
Dalam pengadaan bakalan sapi betina potong untuk pembudidayaan terlebih
dahulu dilakukan seleksi sesuai dengan aspek teknis yang telah ditetapkan. Dalam
proses penyeleksian ini didasarkan atas ; jenis/ras, umur, tinggi badan (gumba), bobot
badan dan tingkat kesehatan. Setiap ternak bakalan sapi potong yang terpilih akan
diberikan perlakuan peningkatan mutu kesehatannya dengan menggunakan obatobatan yang disediakan. Kegiatan ini diharapkan akan lebih memacu tingkat
pertumbuhan secara optimal.
5. Monitoring Pembinaan dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan pola agribisnis bakalan sapi potong pada kelompok ini akan
dimonitoring secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau
didasarkan pada kondisi kebutuhan di lapangan. Kegiatan monitoring ini akan mampu
memberikan gambaran perkembangan yang terjadi, sehingga dengan mudah
menentukan kegiatan berikutnya.
Monitoring yang akan dilaksanakan meliputi beberapa parameter yang diamati
dimana parameter ini memiliki nilai strategis terhadap perkembangan selanjutnya.

Adapun sistem pemantauan ini dilaksanakan oleh tim teknis dari dinas serta instansi
terkait secara bergiliran ataupun bersama-sama.
Kegiatan pembinaan merupakan suatu hal yang mutlak dilaksanakan terhadap
para petani peternak dan para pelaksana sehingga terjadi peningkatan mutu dari
sumber daya manusia itu. Materi yang diberikan menyangkut aspek teknis, sosial,
ekonomi dan dinamika proses yang menyangkut keterlibatan berbagai pihak, sehingga
betul-betul hasil dari penggemukan bakalan sapi potong ini mampu dan memiliki daya
saing yang tinggi.
Pelaksanaan pembinaan akan dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan
paling sedikit satu bulan sekali dan dilaksanakan individu maupun dinas atau lembaga
yang memiliki keterkaitan dengan program ini. Pembinaan yang dilaksanakan secara
rutin, berkesinambungan dan terarah akan mampu mengintegrasikan harapan,
pandangan dan keinginan dari pada para peternak guna mewujudkan peningkatan taraf
hidupnya. Pembinaan diarahkan pada hal-hal yang bersifat teknis budidaya, teknis
pasca panen dan aspek teknis lainnya. Aspek sosial dan ekonomi pun disampaikan
secara terpadu sehingga diperoleh suatu akumulasi pemikiran yang positif dalam wujud
peningkatan motifasi usaha tani secara efektif dan efisien.
Setiap perkembangan yang terjadi baik menyangkut hal yang positif maupun
negatif, harus senantiasa dilaporkan secara rinci dan detail sehingga laporan yang
diberikan ini dapat dipakai sehingga menjadi suatu dasar untuk pengambilan keputusan
melaksanakan kegiatan lain pada tahap berikutnya.
Untuk lebih akuratnya laporan ini akan dilaksanakan setiap bulan sekali,
demikian pula proses evaluasinya. Manfaat lain dari laporan ini akan diberikan
gambaran kemajuan dan kemunduran yang diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan,
hal ini pun dapat dijadikan dasar untuk mengambil suatu keputusan.

BAB III
RENCANA USAHA KELOMPOK TANI
SAPI POTONG BATU PIAK
Untuk mewujudkan rencana kegiatan kelompok agribisnis bakalan sapi potong
BATU PIAK melalui pola penjaringan ternak unggul ini sangat diharapkan dukungan
yang komprehensif dari pihak pemerintah serta semua elemen masyarakat yang peduli
akan perkembangan bakalan sapi potong.
Rencana anggaran biaya dan dana yang akan dialokasikan adalah bersumber
dari dana APBN melalui program Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi Tunda
Potong.
Adapun

rencana

biaya

yang

akan

dialokasikan

untuk

kegiatan

pola

pengembangan bakalan sapi potong dikelompok tani BATU PIAK melalui penjaringan
ini adalah sebesar : Rp 705.500.000,- (Tujuh Ratus Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
sebagaimana rincian pada tabel :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Ekor

HARGA
SATUAN
(Rp)
8.500.000,-

510.000.000,-

60

Ekor

100.000,-

6.000.000,-

60

Ekor

1.000.000,-

60.000.000,-

1
60
1

Unit
Ekor
Paket

15.000.000,1.600.000,5.000.000,-

15.000.000,96.000.000,5.000.000,-

Paket

3.500.000,-

3.500.000,-

Paket

10.000.000,-

10.000.000,-

KEGIATAN

VOLUME

SATUAN

Pengadaan Bakalan Sapi


Potong
Biaya transportasi bakalan
sapi potong
Biaya pembuatan /
perbaikan kandang
Pembelian chopper
Biaya pakan selama 6 bulan
Pengadaan obat-obatan
Peningkatan kapasitas
kelembagaan (ATK)
Monitoring, pembinaan,
evaluasi dan pelaporan
TOTAL

60

TOTAL (Rp)

705.500.000,-

BAB IV
ANALISA USAHA UNTUK POLA PEGEMBANGAN
BAKALAN SAPI POTONG
Tabel Perkembangbiakan Bakalan Sapi Potong
BULAN

AWAL PEMBELIAN INDUK SAPI PEMBIBITAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

MASA ADAPTASI
MASA ADAPTASI
KAWIN ALAM

MASA KEBUNTINGAN-1

MELAHIRKAN KE -1
MENYUSUI

MASA KEBUNTINGAN -2

MASA PANEN PENJUALAN ANAK KE-1


MASA PANEN PENJUALAN ANAK KE-1
MELAHIRKAN KE -2
KAWIN ALAM

MASA KEBUNTINGAN KE-3

MASA PANEN PENJUALAN ANAK KE-2


MASA PANEN PENJUALAN ANAK KE-2

37

MELAHIRKAN ANAK KE-3

PROYEKSI PEMBIBITAN SAPI POTONG SELAMA 3 TAHUN


(1 PERIODE)
I.

ASUMSI
1. Jumlah gaduhan sapi potong betina produktif ( induk sapi siap kawin) yang kelola kelompok
sebanyak 60 ekor
2. Jenis usaha adalah pembibitan ternak dengan memanfaatkan Inseminasi Buatan (IB) dengan
biaya Rp. 75.000,3. Untuk pembibitan dan pemeliharaan untuk menghasilkan anak sampai umur jual adalah selama
630 hari (270 hari masa kebuntingan dan 360 hari masa membesarkan anak).
4. Induk di IB kembali 90 hari pasca melahirkan, jadi dalam 1 periode dilaksanakan 3 kali IB
5. Rata-rata 1 ekor induk menghasilkan anak dalam 1 periode (3 tahun) sebanyak 2 ekor ( 2 kali
melahirkan).
6. Tingkat induk melahirkan anak 90%
- 90% x 54 ekor induk = 49 dan anak
7. Tingkat kematian anak hasil keturunan 6%
- 6% x 49 = 2,9 ekor
- Jumlah anak hasil keturunan pada satu kali kelahiran ;
49-2,9 = atau 47 ekor
Penjualan anak hasil keturunan rata-rata berumur 10-11 ulan dengan berat 200 kg dan harga jual
daging sapi Rp. 25.000,-/kg barat hidup.
8. Kebutuhan luas kandang untuk 1 ekor sapi induk 2m
9. Biaya perbaikan kandang Rp. 800.000,10. Kebutuhan pakan hijauan ;
- Induk 40 kg/ekor/hari
- Anak20kg/ekor/hari
11. Biaya obat-obatan Rp. 40.000,-/ekor/hari
12. Produksi kotoran 5 kg /hari
13. Harga kotoran Rp. 100,-/kg
14. Penyusutan kandang / peralatan 15 %
15. Selama 630 hari terjadi 2 kali penjualan anak dengan jumlah 1 anak/ekor/ 1 kali melahirkan
16. Penyisihan dana hasil pembibitan sapi sebesar 40% untuk kelompok dipergunakan dana kas,
biaya tak terduga kelompook 3%, simpanan anggota 2%, pembina desa dan kecamatan 2% dan
pembina tingkat kabupaten 3%.
II.
Perhitungan untuk pola pembibitan
A. Biaya tetap
1. Pembelian induk jantan 6 ekor 10.000.000
= Rp. 60.000.000,2. Pembelian induk betina 54 ekor x Rp. 8.500.0000,- = Rp. 432.000.000,3. Biaya angkut 60 ekor x Rp. 100.000,= Rp. 6.000.000,4. Perbaikan kandang 60 ekor x Rp. 800.000,= Rp. 48.000.000,Jumlah
= Rp. 546.000.000,B. Biaya tidak tetap
1. HMT
- Induk 60 ekor x 40 kg x 630 hari x Rp. 100,- = Rp. 151.200.000,- Anak 47 ekor x 20 kg x 300 hari x Rp.100,- = Rp. 28.200.000,2. Obat-obatan Rp. 40.000,-x 3 x 60 ekor
= Rp. 7.200.000,-

3. Biaya IB 60 ekor x 3 x Rp. 75.000,= Rp. 13.500.000,Jumlah


= Rp. 453.900.000,III.
Perhitungan keuntungan petani ternak pembibitan
a. Perhitungan pendapatan
1. Pendapatan penjualan anak keturunan IB umur 10 bulan =
47 ekor x 2 x Rp. 5.000.000,= Rp. 470.000.000,2. Pendapatan hasil penjualan kotoran
(60 induk x 5 kg 630 hari x Rp.100,-)+(47 anak x 2 x5 kg x 600 hari x Rp. 100,-)
Rp. 18.900.000,- + Rp. 28.200.000,-

Anda mungkin juga menyukai