Anda di halaman 1dari 16

A.

Makna dan Hakekat Demokrasi


Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (Etimologis) dan istilah
(Terminologis). Secara etimologis Demokrasi terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat dan Cratein atau Cratos yang berarti kekuasaan
atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau cratos (demokrasi)
adalah keadaan negara dimana di dalam sistem pemerintahanya kedaulatan
berada didalam rakyat, kekuasaan tinggi berada dalam keputusan bersama
rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan


bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan
ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk
dalam mengenai kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan
menentukan kehidupan rakyat dengan demikian negara yang mengaut
sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan
kehendak dan kemauan rakyat dari sudut organisasi, demokrasi berarti
pengorganisasian negara yang dilakukan rakyat sendiri atau diatas
persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan


bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan
kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan kekuasaan pemerintahan berada ditangan rakyat
mengandung pengertian 3 hal :

1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)

B. Demokrasi Sebagai pandangan Hidup


Dewasa ini demokrasi dipahami tidak hanya merupakan bentuk
pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi merupakan sebuah
pandangan atau sikap hidup demokrasi. Demokrasi merupakan bentuk
kehidupan bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sebagai sikap hidup demokrasi berisi nilai nilai atau norma
norma yang hendaknya dimiliki oleh warga yang menginginkan kehidupan
demokrasi. Demokrasi sebagai sikap hidup berisi nilai nilai yang dapat
dimiliki, dihayati, dan diamalkan oleh semua orang. Bentuk pemerintahan
demokrasi ataupun sistem politik demokrasi suatu negara memerlukan sikap
hidup warganya yang demokratis.

Demokrasi merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip pertama dan utama


yang harus dijabarkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk
aturan sosial politik. Demokrasi bukan sekedar bentuk pemerintahan
melainkan yang utama adalah suatu bentuk kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Bentuk kehidupan yang demokratis akan kokoh
bila di kalangan masyarakat tumbuh nilai nilai demokrasi.

C. Unsur-unsur Penegak Demokrasi


Adanya perlindungan HAM
Adanya pemisah dan pembagian kekuasaan pada lembaga untuk menjamin
perlindungan HAM
Pemerintahan berdasarkan peraturan
Adanya peradilan administrasi
Istilah negara Hukum dapat di temukan dalam penjelasan uud 1945
Indonesia adalah nagara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka.
D. Model-model Demokrasi

Sklar mengajukan 5 corak atau model demokrasi yaitu demokrasi liberal,


demokrasi terpimpin, demokrasi sosial, demokrasi partisipasi, dan demokrasi
konstitusional.

Penjelasan 5 model demokrasi tersebut sebagai berikut:

1. Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh UU dan Pemilihan


Umum Bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang panjang. Banyak
negara afrika menerapkan model ini hanya sedikit yang bertahan.

2. Demokrasi terpimpin. Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan


mereka dipercaya rakyat tetapi menolak pemilihan umum yang bersaing
sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.

3. Demokrasi sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada


keadilan sosial dan legalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh
kepercayaan politik

4. Demokrasi partisipasi yang menekankan hubungan timbal balik antara


pengguasa dan yang dikuasai.

5. Demokrasi consociational, yang menekankan proteksi khusus bagi


kelompok-kelompok budaya yang menekankan kerja sama yang erat
diantara elit yang mewakili bagian budaya masyarakat utama.

E. Prinsip dan Parameter Demokrasi

Suatu pemerintahan disebut pemerintahan yang demokratis jika


pemerintahan tersebut menempatkan kewenangan tertinggi berada di
tangan rakyat, kekuasaan pemerintah harus dibatasi, dan hak-hak individu

harus dilindungi. Namun demikian, dalam praktiknya masih banyak


kelemahan dan ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip di Negara-negara
yang mengaku adalah negara demokrasi. Penerapan prinsip-prinsip
demokrasi di masing-masing negara bersifat kondisional, artinya harus
disesuaikan dengan situasi negara dan kondisi masyarakat yang
bersangkutan.
Berikut adalah prinsip-prinsip demokrasi, yaitu:
1. keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2. tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3. tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh warga negara.
4. penghormatan terhadap supremasi hukum

Berdasar pada the rule of law, maka prinsip demokrasi adalah sebagai
berikut:
1. tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. kedudukan yang sama di dalam hukum.
3. terjaminya hak asasi manusia oleh undang-undang.

parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi suatu Negara


dalam menjalankanmenjalankan tata pemerintahanya sehingga dikatakan
demokratis atau tidak, ada 4 aspek dalam mengukur hal ini, yaitu:

1)

masalah pembentukan Negara.

2) dasar kekuasaan Negara.


3) susunan kekuasaan Negara.
4) masalah kontrol rakyat.

F. Sejarah Demokrasi di Dunia Barat

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai gabungan negara


dan hukum di yunani kuno dan praktikan dalam hidup bernegara antara abad
ke-6 M sampai abad ke-4M. demokarasi yang diperaktikan pada masa itu
demokrasi langsung di rect democracy, artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara
berdasarkan prosedur mayoritas.

Gagasan demokrasi yunani kuno berakhir pada abad pertengahan.


masyarakat abad pertengahan dicirikan oleh struktur masyarkat yang
seodal, kehidupan spritual dikuasai oleh Paus dan penjabat agama,
sedangkan kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan diantara
para bangsawan. Dengan demikian kehidupan sosial politik dan agam pada
masa ini hanya ditentukan oleh elit-elit masyarakat kaum bangsawan dan
kaum agamawan, karena itu demokrasi tidak muncul pada abad
pertengahan (abad kegelapan). Momentum lainya yang menandai
kemunculan kembali demokrasi di dunia barat adalah gerakan renaissance
dan repormasi.

Renaissance merupakan gerakan yang menghidupkan kembali minat pada


sastra dan budaya yunani kuno. Gerakan ini lahir di barat karena adanya
kontak dengan dunia islam yang ketika itu sedang berada pada puncak
kejayaan peradaban ilmu pengetahuan. Salah satu ciri penting pada negara
yang menganut konstitusionalisme (demokrsi konstitusionalisme) yang hidup
pada abad ke-19 ini adalah sifat pemerintahan yang fasip, artiya pemerintah
hanya menjadi wasit atau pelaksana sebagai keinginan rakyat yang di
rumuskan oleh wakil rakyat di parlemen , demokrasi dalam gagasan baru ini
harus meluas mencakup dimensi ekonomi dengan sistem yang dapat
mengguasai kekuatan ekonomi dan berusaha memperkecil perbedaan sosial
dan ekonomi terutama harus mampu mengatasi ketidak merataan distribusi
kekayaan di kalangan rakyat, gagasan baru ini biasanya di sebut sebagai
gagasan welfare rate atau Negara Hukum Material (dinamis) denagn ciriciri yang berbeda degan dirumuskan dalam konsep negara hukum klasik
(formal).

Berdasarkan pada di atas, sejarah dan perkembangan demokrasi dibarat di


awali berbentuk demokrasi langsung yang brakhiran pada abad
pertengahan. menjelang akhir abad pertengahan lahir magna charta dan
dilanjutkan munculnya gerakan renaissance dan repormasi yang
menekankan pada adanya hak atas hidup, hak kebebasan dan hakmemiliki
selanjutnya pada abad ke-19 muncul gerakan demokrasi konstitusional. Dari
demokrasi konstitusional melahirkan demokrasi welfare state.

G. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Dalam sejarah negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah
abad, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah
pokok yang dihadapi eleh bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan
kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang
demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dengan
kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi
serta character and nation building, dengan partisipasi rakyat sekaligus
menghindarkan timbulnya diktatur perorangan,partai maupun militer.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:

Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan


parlemen serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partaipolitik dan DPR.
Akibatnya persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh
bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan
konstruktif sesudah kemerdekaan.
Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpemimpin yang dalam banyak aspek
telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan
beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, sosial politik, semakin meluas.

Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang


merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.
Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan
MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan
terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpemimpin. Namun
dalam perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap
lembaga-lembaga negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa
ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legimitasi politis penguasa saat
itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakantidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan
berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan
perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif,legislatif dan
yudikatif. Pada masa ini peran partai politikkembali menonjol, sehingga iklim
demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi adalah
kekuasaan di tangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala pemilu
demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan
tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah
pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan
lain perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini, kurang
mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare
state).
H. Konsep Islam dan Demokrasi

Dalam agama Islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang


Islam hanya mengenal kebebasan (al hurriyah) yang merupakan pilar utama
demokrasi yang diwarisi semenjak jaman Nabi Muhammad Saw., termasuk di
dalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersamasama (syura), kebebasan mengkritik penguasa, kebebasan berpendapat.
Basis empiriknya demokrasi dan agama memiliki perbedaan yang mendasar.
Demokrasi berasal dari pergumulan pemikiran filosofis manusia, sedangkan
agama berasal dari wahyu. Meskipun keduanya dikatakan berbeda dalam
basis empirik, namun dalam kaitan berbasis dialektis, agama dapat
memberiakan dukungan positif terhadap demokrasi dan demokrasi sendiri
dapat memberikan peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.

Dukungan positif yang diberikan bukan berarti mutlak bahwa semua


menurut demokrasi adalah benar. Islam juga mencerminkan demokrasi.
Namun, Islam tidak mengenal paham demokasi yang memberikan
kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Apa yang kita
kenal dengan Piagam Madinah yang dimunculkan oleh Nabi Muhammad Saw.
dan umat Islam di Madinah merupakan konsep pertama di dalam dunia Islam
mengenai demokrasi. Makna demokrasi adalah dari rakyat oleh rakyat untuk
rakyat, kemudian melindungi semua kepentingan rakyat. Jadi, Islam
sebenarnya identik dengan demokrasi, namun demokrasi dalam Islam
memiliki perbedaan-perbedaan dengan demokrasi yg dicetuskan.

Jadi kesimpulannya sebenarnya dalam Islam walaupun tidak mengenal kata


demokrasi namun prinsip-prinsip dasar demokrasi sendiri tersebut ada. Islam
pun tidak seluruhnya menolak konsep yang ada pada demokrasi (yang
dicetuskan dunia barat) walaupun tidak semua juga sesuai. Sehingga
mungkin dibutuhkan berbagai penyesuaian jika hal itu akan diterapkan untuk
umat Islam. Seperti musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan
ijtihadi, bukan pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Al
Quran dan Sunah, produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh
keluar dari nilai nilai agama, dan hukum dan kebijakan tersebut harus
dipatuhi oleh semua warga, dan mungkin masih banyak penyesuaian lain
tentang demokrasi yang ada (di negara kita khususnya yang masih berkiblat
ke barat) dengan demokrasi menurut konsep Islam.

Konsep Kedaulatan Menurut Islam:

Islam mampu menyajikan prinsip-prinsip umum terutama berkaitan dengan


konsep kedaulatan dalam politik ketatanegaraan.

Kedaulatan Tuhan
Ajaran yang paling mendasar dalam islam adalah ajaran tauhid, yaitu
pengakuan akan keesaan dan kekuasaan Tuhan [the unity and souverenity of
God]. Ajaran tauhid ini menjangkau aspek kehidupan manusia tidak
terkecuali aspek politik ketatanegaraan dan pemerintahan.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Mawdudi:

Prinsip dasar Islam adalah bahwa manusia, baik secara i nduvidu maupun
kolektif, harus menyerah pada ketentuan, peraturan, dan kekuasaan Tuhan
saja. Tak seorangpun diperbolehkan memberikan perintahnya atas namanya
sendiri, tak seorangpun dapat membuat undang-undang dengan wewenang
sendiri, dan orang-orang tidak bisa diwajibkan mengikuti undang-undang
yang dibuat oleh manusia itu. Kedaulatan dan kekuasaan berada ditangan
Tuhan. Manusa menjalankan kekuasaan di dunia atas nama kedaulatan tuhan
itu.[1]

Kekhalifaan Manusia dan Kedaulatan Rakyat


Islam memandang bahwa manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, yalni
pengganti atau wakil Allah yang bertugas melaksanakan kedaulatan-Nya
dalam kehidupan bermasyarakat.

Ringkasannya, dalam konsep Islam, kedaulatan rakyat harus diletakkan


dalam bingkai tanggung jawab kekhalifaan menuntut konsekuensi
pengembangan kreavitas manusia dalam membangun kehidupan bersama
dalam batas-batas yang melampaui otoritas Tuhan. Disini tampak jelas
bedanya dengan kedaulatan rakyat dalam perspektif demokrasi sekuler ala
Barat yang memudahkan kedaulatan manusia dan secara tegas
mengeluarkan urusan negara dari agama.

2. QS Ali Imraan: 159




()
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka


dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imran : 159)[1]
Arti perkata
Lafadz
Arti
Lafadz
Arti

Maka disebabkan

Pada mereka

Rahmat (kasih sayang)



Dan mohonkan ampun bagi mereka

Dari Allah

Dan musyawarahlah dengan mereka

Kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka

Dalam suatu urusan

Sekiranya kamu bersikap



Maka apabila kamu telah bersepakat

Berperilaku kasar

Maka berserahdirilah

Berhati kasar

Kepada Allah

Tentulah mereka menjauhkan diri



Sesungguhnya Allah

Dari sekelilingmu

Menyukai

Maka maafkanlah

Orang-orang yang bertawakal

Bacaan

Hukum Bacaan

Cara Membaca

Alasan

Idgham Bighunnah

Rahmatimmina

Ikhfa

Ling ta

Izhar syafawi

Lahum wa

Izhar

An hum

Izhar syafawi

Hum fi

Karena
kasratai
bertemu mim
Karena
nun
mati
bertemu ta
Karena
mim
mati
bertemu wawu
Karena
nun
mati
bertemu ha
Karena
nun
mati
bertemu fa

Sebab turunnya ayat ke 159 surat Ali Imran


Lembut Hati
Sebab turunnya ayat ke 159 surat Ali Imran adalah seusai terjadi Perang
Uhud, dimana pasukan musyrik Quraisy yang memutar jalan berhasil
memukul pasukan panah Islam yang turun dari bukit Uhud untuk mengambil
harta ghanimah (rampasan perang).
Pasukan Islam mengira bahwa pasukan Quraisy telah kalah dan peperangan
telah benar-benar usai. Akibat kekeliruan ini banyak sahabat yang gugur,
termasuk Hamzah paman Nabi SAW.
Melihat kekeliruan yang dilakukan para sahabat, tidak membuat Nabi SAW
marah dan kesal. Karena Allah SWT telah melembutkan hatinya
sebagaimana dengan firman-Nya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu..
(QS. Ali Imran: 159).
Sifat lembut hati merupakan salah satu akhlak mulia dari Nabi S AW seperti
yang dikatakan Abdullah bin Umar: Sesungguhnya, saya menemukan sifat
Rasulullah SAW dalam kitab-kitab terdahulu itu demikian : Sesungguhnya
tutur katanya tidak kasar, hatinya tidak keras, tidak suka berteriak-teriak
dipasar-pasar, dan tidak suka membalas kejahatan orang dengan kejahatan
lagi, namun dia memaafkan dan mengampuninya. (Tafsir Ibnu Katsir II,
hl.608)

Sabda Rasulullah SAW. Artinya:


a.
Tidak akan gagal orang yang mengerjakan shalat istikharah, dan tidak
pula menyesal orang yang melakukan musyawarah.
b.
Tidaklah suatu kaum melaksanakan musyawarah kecuali pasti
mendapat petunjuk dan urusannya pasti lancar.
c.

Orang bermusyawarah akan merumuskan ketentraman.

d.
Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim (baik pria maupun
wanita).

Namun dalam prakteknya ternyata demokrasi telah diterapkan oleh Nabi


Muhammad SAW, yang dikenal dengan istilah musyawarah.

Demos dan Kratos, penyusun kata demokrasi yang merupakan bahasa


Yunani. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Sehingga
pengertian demokrasi secara sempit adalah pemerintahan rakyat atau
pemerintahan yang rakyatknya memiliki peranan penting yang sangat
menentukan.
Berdasarkan Hornby dkk, pengertian demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan bernegara atau masyarakat dimana warnag negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih,
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara,
beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of law, adanya
pemerintahan mayoritas yang menghormati hak hak kelompok minoritas,
dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama.

Istilah demokrasi pertama kali digunakan oleh kota Athena, yang dapat
anda baca pada sejarah pemerintahan. Alasan berlakunya demokrasi disana
tentu saja karena jumlah penduduk di kota tersebut terbilang masih cukup
sedikit sehingga untuk berkumpul dan bermusyawarah.
Oleh karena rapat yang dilakukan secara langsung melalui suara rakyat,
maka sistem pemerintahan tersebut disebut demokrasi langsung.

Pemerintahan demokrasi langsung dapat kita temui di Indonesia. Salah satu


contoh ada pada pemerintahan Desa. Kepala Desa seperti yang kita ketahui
dipilih oleh rakyat secara sederhana.
Seiring dengan berkembangnya masyarakat dan pertambahan jumlah
penduduk, demokrasi langsung sudah sangat sulit untuk dipertahankan lagi,
kesulitan yang sering muncul adalah susahnya menampung seluruh warga
kota, jumlah peserta yang besar akan berakibat ricuh dan hasil persetujuan
musyawarah mufakat akan sulit untuk dicapai kecuali voting.
Bagi negara negara yang memiliki warga yang banyak, dilakukan
perwakilan terhadap beberapa sektor yang dipilih oleh warga daerah
tersebut secara pemilihan umum daerah. Rakyat disini tetap sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi, atau demokrasi tidak langsung, demokrasi
perwakilan.

Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari


Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut.
Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
- Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
- Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
- Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
- Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:

- Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;


- Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
- Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
- Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
- Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga
lain.

Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam
bentuk sebagai berikut:
- Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
- Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan
agama;
- Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
- Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan
masalah;
- Sikap anti kekerasan.

Di Lingkungan Kehidupan Bernegara


Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat
diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
- Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
- Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai
pendapat
warganya;
- Memiliki kejujuran dan integritas;
- Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;

- Menghargai hak-hak kaum minoritas;


- Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
- Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk
menyelesaikan
masalah-masalah kenegaraan.

Anda mungkin juga menyukai