perilakunya
(Ari,
2005).
Menurut Depkes RI (1997), gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut
Depkes RI (2002) indikator gaya hidup sehat antara lain : perilaku tidak merokok,
pola makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur.
infeksi telinga dan sebagainya. Rata-rata pengeluaran tumah tangga keluarga miskin
untuk membeli rokok jauh di atas rata-rata pengeluaran untuk bahan makanan seperti
protein, sayur atau yang lain. Lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah
dengan perokok dan terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Sebesar 37,3
persen pelajar dilaporkan terbiasa merokok, dan 3 di antara 10 pelajar pertama kali
merokok pada usia di bawah 10 tahun.
Hal ini terjadi karena anak-anak dan kaum muda telah dijejali dengan ajakan
merokok oleh iklan, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar (Sedyaningsih,
2011).
Pengaruh rokok terhadap kesehatan tidak hanya bagi perokok aktif namun juga
orang-orang yang berada disekitar perokok, yang dinamakan perokok pasif. Bagi
perokok aktif pengaruh rokok terhadap kesehatannya tergantung pada jumlah dan
lama seseorang mengkonsumsi rokok. Semakin lama dan banyak seseorang
mengkonsumsi rokok maka semakin banyak pengaruh kesehatan yang akan
ditimbulkan. Seseorang dikatakan sebagai perokok ringan bila rokok yang dihisap
kurang dari 10 batang/hari, perokok sedang bila rokok yang dihisap 11-20
batang/hari, dan sebagai perokok berat bila mengkonsumsi rokok lebih dari 21
batang/hari.
prevalensi perokok saat ini adalah 35,7 %. Untuk kelompok umur 15-24 tahun adalah
26,6%.
35,7%. Prevalensi penduduk umur lebih dari 15 tahun yang merokok setiap hari
sebesar 43,1%. Untuk kelompok umur 15- 24 tahun sebesar 64,7% diantaranya lakilaki (45,0%) dan perempuan (17,0%).
Prevalensi perokok umur lebih dari 15 tahun menurut umur pertama kali
merokok untuk Propinsi Sumatera Utara yaitu pada umur 15-19 tahun sebesar 43,1%.
Pada kelompok umur 15-24 tahun umur pertama kali adalah pada usia 15-19 tahun
sebesar 56,5% diantaranya laki-laki (45,0%) dan perempuan (20,6%). Prevalensi
penduduk umur lebih dari 15 tahun jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap per
hari di Sumatera Utara yang paling banyak adalah 11-20 batang per hari sebesar
49,7%. Pada kelompok umur 15-24 tahun rata-rata batang rokok 1-10 batang per hari
sebesar 65,8% (Riskesdas, 2010).
Berdasarkan data The Global Youth Tobacco Survey dari 2.974 responden
pelajar Indonesia berusia 15-20 tahun, 43,9% (63% pria) mengaku pernah merokok.
Dan 6 dari 10 pelajar di Indonesia terpapar asap rokok selama mereka di rumah.
Sebesar 37,3 persen pelajar dilaporkan biasa merokok, dan 3 diantara 10 pelajar
pertama kali merokok pada usia dibawah 10 tahun. Hal ini disebabkan anak-anak dan
kaum muda tertarik dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi dan sponsor rokok
yang sangat gencar (Nasution, 2007).
Pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2011, dipaparkan
bahwa rokok kini semakin mengancam generasi muda. Di antara penduduk Indonesia
yang umurnya di atas 15 tahun, 35 persen adalah perokok. Dan dari 10 anak laki-laki
bungkus rokok hanya sebagian kecil bahaya dari rokok, sebagian lain diantaranya
bermacam-macam kanker (kanker mulut, kanker esofagus, kanker tekak, kanker
pankreas, kanker payudara, kanker paru-paru, penyakit saluran pernafasan kronik,
stroke, penyakit jantung, kemandulan, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi,
bronkitis, batuk, dan lain sebagainya (Devi, 2009).
Menurut WHO (2008) lebih dari satu miliar perokok yang hidup saat ini, 500
juta akan terbunuh oleh tembakau dengan kecenderungan antara 2005 dan 2030, 175
orang akan terbunuh. Berbagai hasil penelitian baik dalam maupun luar negeri
menunjukkan bahwa perilaku merokok terbukti dapat berdampak buruk terhadap
kesehatan dan ekonomi keluarga. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
jumlah kematian di dunia akibat konsumsi rokok pada tahun 2030 akan mencapai 10
juta orang setiap tahunnya dan sekitar 70% diantaranya terjadi di Negara berkembang
termasuk Indonesia (Bambang, 2008).
Menghisap asap rokok orang lain lebih berbahaya daripada bagi si perokok itu
sendiri. Asap Utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru
perokok
dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar. Udara yang mengandung asap rokok akan
mengganggu kesehatan, karena asap rokok mengandung banyak zat-zat berbahaya,
diantaranya :
1. Tar, mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru
dan meyebabkan kanker.
rumah tangganya mengeluarkan 10.7% konsumsi makanan untuk sayur dan ini
merupakan tertinggi dibandingkan propinsi lainnya di Indonesia. Sedangkan
rumahtangga di Propinsi Kepulauan Riau, membelanjakan 4.9% uang untuk belanja
buah-buahan, dan ini tertinggi di Indonesia (Anne, 2005).
1. Sumber antioksidan dan sumber karoten : ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga,
bayam dan kailan
2. Sumber vitamin E : asparagus, tauge, minyak sayur dan kacang-kacangan
3. Sumber vitamin C : daun singkong, mangga, jeruk, brokoli, sawi dan jambu biji
4. Sumber asam lemak omega 3 : aneka jenis ikan laut (teri, sarden, tengiri, dan
tembang) serta minyak ikan
5. Sumber asam folat : kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, dan kacang
polong) ari jeruk asli, bayam dan hati ayam
6. Sumber vitamin B6 : pisang, daging ayam tanpa lemak, beras merah, oatmeal,
dan tuna putih dalam kaleng
7. Sumber flanovoid : melon, anggur, jeruk, pepaya, mangga, kesemek dan jambu
biji
Departemen Kesehatan RI (2002) menganjurkan agar seseorang perlu
mengonsumsi aneka ragam makanan. Adapun yang dimaksud dengan
keanekaragaman makanan adalah hidangan yang paling tidak terdiri dari 4
kelompok bahan makanan yaitu (Sayogo, 2006) :
1. Satu jenis atau lebih makanan pokok sumber karbohidrat misalnya beras, jagung,
gandum, ubi kayu, kentang, sagu dan lainnya yang pada umumnya disebut
makanan pokok.
2. Satu jenis atau lebih makanan lauk pauk sebagai sumber protein misalnya
kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, daging dan sebagainya yang pada
umumnya disebut lauk pauk.
3. Satu jenis atau lebih makanan kelompok jenis sayuran sebagai sumber vitamin
dan mineral misalnya wortel, bayam, kangkung, labu siam dan sebagainya.
4. Satu jenis atau lebih makanan kelompok buah-buahan sebagai sumber vitamin
dan mineral misalnya pisang, nenas, pepaya, jeruk dan sebagainya.
2.2.2.3 Zat Gizi Seimbang dan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang)
Dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang, pada tahun 1995 Direktorat
Gizi Depkes telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). PUGS
merupakan penjabaran dari pedoman 4 sehat 5 sempurna.Piramida makanan adalah
sebagai gambaran atau ilustrasi dari pedoman gizi seimbang. Ilustrasi ini didesain
untuk menggambarkan variasi, proporsi dan seimbang, ukuran dari tiap bagian
menunjukkan jumlah porsi per hari yang dianjurkan. Piramida makanan membantu
dalam menyusun hidangan untuk makanan sehari-hari dengan kebutuhan dari setiap
kelompok makanan (Depkes, 2003).
Pedoman pola makan untuk masyarakat secara umum yang sering digunakan
adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, dan pedoman yang paling terakhir
diperkenalkan adalah 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang
menyampaikan pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi
seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Garis besar
pesan tersebut antara lain (Depkes RI, 1995) :
1. Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka ragam harus
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan bahkan serat
makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-
masing kelompok (bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang
dewasa dan lansia).
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat
diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta protein. Energi
dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan panas tubuh
serta kerja organ-organ tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi
akan menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat menyebabkan
kekurangan gizi seperti marasmus.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi
dengan memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah.
Makanan ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang
melakukan aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari.
Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan
sumber unsur gizi lain seperti protein, lemak/minyak, vitamin dan mineral.
Seyogyanya 50-60% dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi.
Konsumsi lemak dan minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari
hewan, dapat berisiko kegemukan pada orang-orang yang mempunyai
kecenderungan ke arah tersebut.
sebagai
zat
pembangun,
pertumbuhan,pemeliharaan
jaringan,
menggantikan sel mati, pertahanan tubuh, salah satu sumber utama energi.
Bahan makanan yang mengandung protein adalah daging, ayam, telur, ikan,
udang, kerang dan susu. Untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, secara
umum manusia membutuhkan konsumsi protein sebesar 150 gram/hari.
c. Lemak
Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai
cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat
tertentu, bantalan organ-organ tertentu, melarutkan vitamin dan melindungi
tubuh dari hawa dingin. Untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, secara
umum manusia membutuhkan konsumsi lemak sebesar 25 gram/hari.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil
dan harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesa dalam tubuh.
Terdapat dua jenis vitamin yaitu vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K)
dan vitamin yang larut dalam air (C, B1, B2, Asam nicotinat, Pyridoxin, Biotin,
B5, Folacin, Cyanocobalamine). Bahan makanan yang mengandung vitamin
adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.Untuk melakukan aktivitas fisik secara
teratur sebesar 250 gram/hari.
e. Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk memperlancar zat
gizi, mengatur keseimbangan, dan mengatur suhu tubuh. Untuk memenuhi
fungsi diatas, manusia membutuhkan sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas
setiap hari.
Menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah kegiatan yang
dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti. Aktivitas fisik dibagi atas 3 tingkatan
yakni aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang adalah
pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata
lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari biasanya,
sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih
cepat dari biasanya.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur mempunyai efek perlindungan yang
signifikan terhadap kemungkinan terjangkit beberapa macam penyakit. Sebaliknya,
gaya hidup tanpa gerak/ sedentary lifestyle diketahui berisiko terhadap terjadinya
hal-hal tersebut. Menurut Survei Kesehatan Nasional (2004) prevalensi penduduk
yang kurang melakukan aktivitas fisik sebesar 72,9 %. Secara nasional pada tahun
2007 hampir separuh penduduk (48,2%) kurang melakukan aktivitas fisik secara
teratur. Provinsi yang penduduknya paling rendah dalam aktivitas fisik secara teratur
adalah Kalimantan Timur yaitu sebesar 61,7% (RISKESDAS, 2007).
Keuntungan dalam melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah perbaikan
fungsi jantung dan paru, berkurangnya faktor risiko penyakit jantung koroner,
berkurangnya rasa depresi, dan menurunkan risiko osteoporosis. Selain membawa
keuntungan, olahraga juga memiliki beberapa risiko, yaitu : patah tulang, luka,
terjatuh dan keseleo. Namun, risiko dalam melakukan aktivitas fisik dapat
tepat. Untuk mengetahui ketepatan porsi intensitas aktivitas fisik diukur dengan
menghitung detak nadi pada saat beraktivitas. Rumus yang digunakan : Denyut Nadi
maksimum = 220 - Usia (dalam tahun). Setiap melakukan aktivitas fisik harus
mencapai 72% - 87% dari denyut nadi maksimum. Denyut nadi maksimum disebut
zona sasaran. Bila melakukan kegiatan aktivitas fisik dengan intensitas kurang dari
70% dari denyut nadi maksimum, maka manfaatnya akan terasa kurang maksimal.
Namun, bila melakukan kegiatan fisik dengan intensitas melebihi 85% maka dapat
menimbulkan kerugian pada tubuh (Heri, 2010).
Setiap melakukan aktivitas fisik hendaknya zona sasaran dipertahankan selama
paling sedikit 25 menit. Karena semakin lama berada di zona sasaran akan
memberikan efek yang lebih baik. Frekuensi aktivitas fisik sedang yang dianjurkan
minimal tiga kali dalam satu minggu. Bila memungkinkan, dapat dilakukan lebih dari
tiga kali seminggu. Namun, perlu diingat bahwa memaksakan diri dalam melakukan
aktivitas fisik dapat berdampak tidak baik bagi kesehatan karena dapat membuat
tubuh menjadi lelah (Wira, 2011).
Olah raga merupakan gaya hidup sehat yang harus di biasakan sejak kecil agar
di masa mendatang tubuh kita menjadi sehat dan tidak gampang terkena penyakit.
Karena semakin tua tubuh kita secara otomatis daya tahannya akan semakin menurun.
Dengan olah raga akan menghambat penurunan daya tahan tersebut (Rio, 2009).
Olah raga dapat meningkatkan kadar oksigen di dalam darah dan mempercepat
sirkulasi darah dalam tubuh terutama ke otak. Hal tersebut dipercaya bisa
meningkatkan kemampuan otak.
2. Menunda proses penuaan
Proses penuaan merupakan hal yang alami dan pasti terjadi, akan tetapi dengan olah
raga proses tersebut bisa dikurangi lajunya.
3. Mengurangi stress
Dalam kehidupan manusia sekarang ini stress adalah penyakit yang sering terjadi
karena tekanan hidup, tekanan pekerjaan, tekanan ekonomi dan masalah-masalah
kehidupan yang lain. Dengan olah raga dapat mengurangi kadar stress dalam
kehidupan.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
Aktivitas olah raga dapat meningkatkan hormon-hormon dalam otak seperti
adrenalin, serotonin, dopamin dan endorfin, dimana hormon-hormon tersebut
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Menambah rasa percaya diri
Dengan olah raga yang teratur dapat mengontrol berat badan, sehingga dapat
mencapai berat badan ideal dan memperoleh postur tubuh yang proporsional yang
secara langsung dapat menambah rasa percaya diri.
Banyak orang sudah mengetahui bahwa salah satu cara untuk menjaga
kesehatan adalah dengan berolah raga. Dengan berolah raga selain kesehatan terjaga,
postur tubuh pun bisa terjaga dengan proporsional. Sayangnya banyak sekali orang
yang mengabaikan masalah olah raga ini. Tidak sempat, capek atau tidak ada teman
lah ini lah alasan orang tidak melakukan olahraga.
Beberapa ciri-ciri fisik yang terdapat pada orang-orang yang tidak pernah
melakukan olah raga (Anne, 2010) :
1. Bentuk tubuh yang tidak proposional, hal ini terjadi karena penumpukan
lemak yang berlebihan pada bagian tubuh tertentu seperti bagian lengan, paha
dan perut.
2. Berat badan yang berlebihan (kegemukan).
3. Sering terkena penyakit akibat kebugaran tubuh kurang terjaga atau lemahnya
daya tahan tubuh.
4. Wajah yang terlihat tidak cerah (terlihat lesu) dan terlihat tidak bersemangat.
5. Sering mengantuk terutama pada pagi hari.
6. Mudah sekali lelah, nafas tersengal sengal pada saat jalan kaki jauh atau
menaiki tangga.
7. Sering mengalami gangguan otot seperti mudah kram atau otot-otot kaku
karena otot elastisitas dan kelenturannya berkurang.
8. Semua orang pasti sadar bahwa olah raga adalah aktivitas untuk melatih tubuh
tidak secara jasmani saja tetapi juga rohani. Dengan berolah raga tubuh akan
menjadi terlatih dan hasil yang dicapai tubuh menjadi sehat karena
metabolisme di dalam tubuh berjalan secara optimal dan tubuh tidak akan
gampang terkena penyakit.
Berdasarkan fungsinya olah raga dapat dibagi menjadi 2 kelompok (Sutini, 2008):
peningkatan
aktivitas
kerja
jantung
memompa
darah,
dan
4. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat dijadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu
hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik
dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman
mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang
melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif.
6. Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Wahid
dkk, 2007).
perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respons afektif (respons
syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respons konatif (respons berupa
tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Masing-masing klasifikasi respons ini
berhubungan dengan ketiga komponen sikapnya.
Variabel
independen
Variabel
Variabel
intervening
yang dapat
diukur
diukur
Respons
syaraf simpatetik
AFEK
Pernyataan lisan
tentang afek
STIMULI (individu,
situasi, isu sosial,
kelompok sosial, dan
objek sikap lainnya)
Respons
Perseptual
SIKA
P
KOGNIS
I
Pernyataan lisan
tentang keyakinan
Tindakan yang
tampak
PERILA
KU
Pernyataan lisan
mengenai perilaku
pokok, yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar lingkungan(non behavior causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor antara lain :
1. Faktor-faktor predisposisi ( predisposing factor) merupakan faktor internal
yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
mempermudah individu untuk berperilaku yangterwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
Sumber
Informas
Pengetahuan
Sikap
GAYA
HIDUP SEHAT
Kelompok
referensi :
- Orangtua
- Teman
Keterangan :
Gaya hidup sehat terbentuk dari adanya faktor predisposisi dari individu yaitu
pengetahuan dan sikap, juga dipengaruhi oleh faktor pendukung tersedianya
sumber informasi yang mempengaruhi pengetahuan. Dan sikap yang dipengaruhi
oleh faktor pendorong yaitu kelompok referensi (orangtua,teman).
BAB III
METODE PENELITIAN