Anda di halaman 1dari 4

CATATAN PERKULIAHAN KOSMETOLOGI

Kelompok 8
Anggota: 1. Tantri
2. Alvani Renata
3. Yosi Sania
4. Monica

AHA (Alpha Hydroxy Acid)


Fungsi:
Fungsi utama AHA adalah membantu normalisasi regenerasi kulit dan keratinisasi kulit
(pengelupasan kulit). Berdasarkan mekanisme kerjanya dengan meregenerasi kulit dan proses
keratinisasi, AHA sering digunakan dalam kosmetik sebagai anti-aging, anti-acne, peningkat
biosintesis glycosaminoglycans (polisakarida) & collagen (protein) yang dapat melembabkan
kulit, peningkat kualitas elastisitas fiber, mencerahkan kulit, menyamarkan flek hitam
(meratakan pigmentasi kulit).
Karakteristik AHA:
1.
2.
3.
4.
5.

Bersifat hidrofil
pH sebenarnya bisa dibawah 3, namun dalam kosmetik dijaga pH 3,5
pKa 3,8
sensitif terhadap cahaya
bekerja pada lapisan epidermis

Masalah:
1.
2.
3.
4.

Menimbulkan rasa perih


Iritasi kulit
Sensitif terhadap cahaya sehingga dapat menimbulkan hiperpigmentasi
Hidrofilisitasnya membuat AHA sulit menembus lapisan kulit epidermis

Solusi:
1. Masalah utama yang sering terjadi saat pemakaian kosmetik mengandung AHA yaitu
timbulnya rasa perih pada daerah aplikasi. Adanya rasa perih mengindikasikan bahwa
AHA sedang bekerja pada kulit dan memberikan efek. Jika tidak ada rasa perih, diduga
AHA tidak memberikan efek pada kulit. Efek perih yang dirasakan kulit sebanding
dengan kadar AHA yang terkandung dalam kosmetik yang digunakan. Semakin tinggi

konsentrasinya, maka sifatnya semakin asam, sehingga efektivitas AHA meningkat dan
efek stinging (perih) juga meningkat. Kadar AHA maksimal yang diperbolehkan
dipergunakan

sehari-hari

adalah

10%.

Boleh

ditingkatkan

kadarnya

atas

pemberian/instruksi dari ahli farmasis dan kosmetologi.


Kosmetik mengandung AHA kadar 10% bisa dipakai setiap hari dan tidak butuh ahli
farmasis selama penggunaan. Kosmetik mengandung AHA kadar 10-50% digunakan atas
saran atau penanganan dari ahli farmasis dan biasanya digunakan secara periodik
(semical peeling). Kosmetik mengandung AHA kadar 50-70% digunakan atas saran atau
penanganan dari ahli farmasis dan biasanya digunakan untuk terapi perawatan kulit antiaging dan luka bakar yang parah, digunakan dalam jangka waktu yang bertahap dan
tidak berulang-ulang jika sudah sembuh.
Untuk mengurangi rasa perih yang digunakan AHA, pH kosmetik dapat diubah (mungkin
di atas 3.5) namun efektivitas AHA menurun disebabkan pH efektivitas AHA sekitar 3,5
(berdasarkan jurnal) sehingga bioavailabilitasnya berkurang. Jadi dapat digunakan cara
lain yaitu pembentukan kompleks dengan asam amino. Pembentukan kompleks asam
amino (ex: Arginine) dapat mengurangi rasa perih selama penggunaan karena
menyesuaikan atau menyerupai dengan kondisi/ struktur kulit yang mengandung banyak
asam amino.
2. Durasi kontak AHA pada kulit adalah 15 menit untuk memberikan efek. Jika kurang dari
15 menit, AHA tidak memberikan efek maksimal. Sedangkan jika terlalu lama (lebih dari
15 menit) dapat menimbulkan iritasi. Oleh karena itu kurang efektif jika AHA ditujukan
sebagai pembersih kulit karena waktu kontaknya singkat. AHA lebih cocok digunakan
sebagai pelembab. Agar AHA tidak mengiritasi kulit, gunakanlah kosmetik yang
mengandung AHA sesuai petunjuk pada kemasan baik dari cara penggunaan maupun
waktu penggunaan.
3. Oleh karena AHA sensitif terhadap pada cahaya, maka konsumen yang telah
mengoleskan AHA pada kulit sebaiknya tidak terpapar langsung cahaya matahari atau
menggunakan tabir surya karena sinar UVA dan UVB dapat menimbulkan
hiperpigmentasi. Atau konsumen dapat menggunakan krim AHA pada malam hari.
4. Epidemis kulit bersifat sangat lipofilik sehingga hanya molekul-molekul yang bersifat
lipofilik yang dapat menembus lapisan epidermis. AHA bekerja pada lapisan epidermis
kulit, namun AHA bersifat hidrofilik sehingga sulit menembus lapisan epidermis.
Pembentukan kompleks AHA-Asam amino (ex: Arginine) dapat membuat kompleks
AHA lebih bersifat lipofilik dengan ikatan tertentu (ex: ion-dipol, dipol-dipol, dll)
dengan tujuan memanipulasi kepolaran kompleks AHA-Asam amino sehingga dapat

menembus lapisan epidermis dan memberikan efek. Cara lain dengan membuat sediaan
AHA dengan sistem penghantaran nanoliposom dan mikroenkapsulasi untuk membuat
AHA lebih stabil jika terkena paparan sinar matahari (oksidasi) atau untuk tujuan
sustained release.

ASAM RETINOAT
Fungsi:
Asam Retinoat merupakan turunan Vitamin A yang diperoleh secara alami dari metabolisme
Vitamin A atau secara sintetik. Fungsi utama Asam Retinoat adalah sebagai anti-aging. Asam
retinoat merupakan zat peremajaan non peeling karena merupakan iritan yang menginduksi
aktivitas mitosis sehingga terbentuk stratum korneum yang kompak dan halus, meningkatkan
produksi kolagen & glikosaminoglikan dalam dermis sehingga kulit menebal dan padat serta
meningkatkan vaskularisasi kulit sehingga menyebabkan kulit memerah dan segar.
Mekanisme kerja Asam Retinoat:
a. Pengaktifan reseptor asam retinoat
Merangsang proses perbanyakan & perkembangan sel epidermis. Dosis yang digunakan
0,05-0,1%. Dapat digunakan untuk memperbaiki perubahan struktur atau penuaan kulit
akibat radiasi UV.
b. Pembentukan & peningkatan jumlah protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Associated
Lipocalin)
Asam Retinoat dapat meningkatkan pembentukan protein NGAL. Akibatnya banyak sel
kelenjar sebasea yang mati sehingga produksi sebum menurun dan resiko tumbuhnya
jerawat pun menurun.
c. Sebagai Iritan
Iritasi pada epitel folikel memicu terjadinya peradangan & mencegah bergabungnya sel
tanduk menjadi massa yang padat sehingga tidak menyumbat folikel dan tidak
membentuk komedo.
Karakteristik Asam Retinoat:
1. Bersifat lipofilik
2. Bekerja di lapisan dermis
3. Sensitif terhadap oksigen, cahaya, panas dan kondisi asam
4. pH efektivitas 6-8
Masalah:

1. karena sifatnya lipofilik, maka Asam Retinoat dapat menembus epidermis dan tertahan di
lapisan tersebut, sehingga hanya sedikit yang sampai ke dermis
2. mudah teroksidasi
3. penggunaan asam retinoat dapat menyebabkan kulit kering, kemerahan, bengkak, rasa
panas
Solusi:
1. Agar asam retinoat dapat menembus hingga lapisan dermis, maka dapat dibuat sistem
penghantaran enkapsulasi (liposom) dengan memodifikasi kepolarannya. Molekul yang
mudah menembus lapisan kulit adalah molekul yang memiliki koefisien partisi
seimbang.
2. Untuk mencegah terjadinya oksidasi asam retinoat, sediaan dapat dikemas atau
dibungkus dalam wadah Alumunium dan dialiri gas Argon agar stabil selama
penyimpanan. Dapat pula ditambah zat antioksidan seperti Vitamin C dan Vitamin E.
Atau dengan membentuk kompleks fosfolipid dan ko-surfaktan (ex: kolesterol)
3. Dosis asam retinoat sangat kecil bila dibandingkan dengan AHA, yaitu 0,001-0,4%

karena asam retinoat bersifat sangat lipofilik, sehingga dosis kecil saja sudah bisa
menembus lapisan kulit. Asam retinoat dapat menyebabkan rasa panas saat digunakan
sehingga dosis yang digunakan harus ditingkatkan secara bertahap, tidak boleh
menggunakan dosis besar secara langsung. Bentuk sistem penghantaran liposom dapat
membantu kadar pelepasan asam retinoat secara sustained release sehingga kosmetik
yang mengandung asam retinoat tidak harus digunakan dengan frekuensi pemakaian
yang tinggi. Berdasarkan jurnal penelitian, bentuk liposom terbukti lebih dapat
ditoleransi oleh kulit sensitif sehingga tidak menimbulkan panas yang menyengat di kulit
dan rasa tidak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai