Anda di halaman 1dari 16

1.

Identitas Nasional
Identitas : Meliputi nilai, norma dan simbol
ekspresi sbg ikatan sosial utk membangun
solidaritas dan kohevitas sosial.
Nasional : Berasal dari bangsa sendiri meliputi
diri bangsa.
Identitas Nasional : Jati diri yang membentuk
bangsa dari berbagai suku bangsa, agama,
bahasa, wilayah, budaya dan ideologi

Identitas Nasional Indonesia adalah

Jati diri bangsa yang membentuk


bangsa Indonesia dari berbagai suku
bangsa di Indonesia, berbagai agama
di Indonesia, bahasa Indonesia,
budaya nasional, wilayah Nusantara,
ideologi Pancasila

Masyarakat, Bangsa, negara.

Masyarakat. Adalah kumpulan sekumpulan orang yang didikat oleh


suatu pola atau karakteristik tertentu seperti wilayah, Profesi,
kegemaran, tujuan

Bangsa. Adalah sekelompok orang yang mempunyai beberapa

kesamaan dan kepentingan yang sama serta mmenyatakan dirinya


sebagai suatu bangsa serta berproses dalam satu wilayah.

Negara. Dapat diartikan sebagai suatu Organisasi Dari sekelompok


atau beberapa kelompok manusia yang mendiami suatu wilayah
tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok orang tersebut.

Cinta Profesi

PROFESI :
- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL :
- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
- Hidup dari situ.
- Bangga akan pekerjaannya.
PROFESIONALISME adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari
seseorang yang profesional ( Longman, 1987)

Strategi menjadi seseorang yang prof


esional
1. Kembangkan keahlian (Expert)
2. Mahir membangun hubungan (Relationship)
3. Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Communicator)
4. Hasilkan yang terbaik (Excellent)
5. Berpenampilan menarik (Good Looking)
6. Kehidupan yang seimbang (Balance of life)
7. Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value)

Kembangkan keahlian (Expert)


Untuk menjadi seorang yang profesional
tidak cukup hanya lewat pendidikan formal,
diperlukan lebih dari sekedar gelar akademis.
Perlu proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terus menerus.
Harus menggali potensi dan kemampuan
dan terus dikembangkan sampai menjadi ahli.
Fokus pada kekuatan dan bukan pada kelemahan,
lakukan eksplorasi (organisasi sebagai sarana),
sadari setiap keunikan dan kekhususan
jadi perlu inves waktu untuk mengembangkannya.
Hal ini butuh ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan yang kuat dan inisiatif.
Terus tingkatkan pemahaman lewat seminar, buku, audio, latihan.

Mahir membangun hubungan (Relationship)


Kemampuan membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain
sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan.
Ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan
seperti: pergaulan, organisasi, dunia usaha, pekerjaan, keluarga.
Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan
85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis
melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Bila ingin menjadi seorang yang profesional dalam hidup ini,
apapun tujuan dan bidang yang dipilih,
harus belajar membina hubungan yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan.
Masyarakat mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian khusus
tapi sulit menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan orang lain.

Tingkatkan kemampuan berkomunikasi


(Communicator)
Seberapa jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh
komunikasi.
90% penyebab hancurnya suatu hubungan
pernikahan, pertemanan, organisasi, bisnis,
diakibatkan komunikasi yang salah.
Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah.
Seorang komunikator yang handal adalah seorang pendengar yang baik.
Seorang yang profesional harus mampu mengkomunikasikan suatu hal
dengan jelas dan tepat pada sasaran.

Hasilkan yang terbaik (Excellent)


Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas
tinggi dan kinerja yang maksimal.
"Profesional don't do different thing, they do thing differently".
Untuk menjadi profesional kita harus terus mencoba memberikan dan
mengerjakan lebih dari apa yang diharapkan.
Waktu kita lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas
hasilkan yang terbaik.
Jangan puas dengan rata-rata kejar hasil yang excellent.
Lakukan yang terbaik hari ini untuk bayaran hari esok.
Pikirkan selalu apa yang dapat saya lakukan untuk add value
bukan apa yang saya bisa peroleh

Berpenampilan menarik (Good Looking)


First impression is very important!
Karena orang akan menilai kita 10 detik pertama
apakah mereka bisa menerima kita atau tidak.
Sama halnya kalau
kita mau beli barang lihat packaging dulu,
mau nonton film lihat preview dulu,
mau masuk toko lihat dekor yang paling menarik.

Kehidupan yang seimbang


(Balance of life)
Seorang profesional harus mampu atur
prioritas dan menjalankan berbagai peran.
Setiap kita mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti:
sebagai anak, ayah, anggota organisasi, ketua, sales, karyawan.

Kita harus dapat berfungsi dengan benar


sesuai dengan peran yang kita jalankan
jangan sampai tercampur aduk.
Hidup ini harus dijaga agar seimbang dalam berbagai aspek.

Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value)


Untuk menjadi seorang yang profesional sejati
kita harus memiliki nilai moral yang tinggi.
Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya
dan kegiatan yang kita lakukan dengan orang lain.
Sementara orang lain kompromi, menggunakan cara-cara yang
tidak etis untuk mencapai tujuannya
kita tetap berpegang pada prinsip yang benar.
Diluar sana ada begitu banyak cara-cara pintas dan penyimpangan
yang terjadi,
oleh karena itu kita harus mampu mempertahankan sikap
profesionalisme.

Profesi Petani
Menjadi petani saat ini, bukan hal yang mudah.
Meskipun saat ini, kemungkinan ada yang memiliki lahan cukup luas
untuk berkebun,
di pastikan lahan tersebut, kalau bukan dijual atau di sewakan kepada
pihak lain.
Menjadi budak dan buruh di tanah sendiri. Mungkin itulah yang menjadi
cerminan, mengapa porsi tawar profesi petani kurang menggiurkan.
Belum lagi ambisi masyarakat kita yang semakin praktis.
Sedikit kerja, namun menanti hasil yang banyak.
Faktor gengsi pun, sebagai pemicu untuk tidak menekuni profesi
petani sebagai warisan ulung di negeri agrasis.
Itu terbukti dari bukan hanya masyarakat kota, desa pun tak
ketinggalan dengan hal tersebut diatas.
Para orang tua sibuk banting tulang, sebagai petani. Meyekolahkan
anak mereka setinggingi-tingginya , dengan harapan kelak nantinya
bisa hidup layak,dan secara tidak langsung menginginkan anaknya
sukses dengan menekuni pekerjaan selain menjadi petani

Menghormati Karya Petani


saat ini, petani seakan menjadi garis pembatas dengan Si kaya dan Si miskin.
Profesi petani seakan tak terjamah sampai ke kota, yang hidup dengan gaya modernisasi.
Pendidikan yang digeluti pun tak mencerminkan negeri ini yang terkenal dengan
masyarakatnya yang agraris.
Pendidikan yang berbasis dan lebih menjurus pada teknologi dan menjanjikan.
Meskipun ada yang menjurus ke pertanian, itu pun langka peminat.
Apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk menyimak hal tersebut.
Apalagi mereka yang bergelut dipekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan keringat
namun dengan penghasilaan berkali lipat dibandingkan petani yang harus mengeluarkan
energi ekstra.
Harusklan kita juga menjadi petani tulen untuk menyikapi ini semua?
Pernahkah kita semua menghabiskan nasi tanpa menyisakan sebutir pun diatas piring,
pernahkan kita berusaha mengkonsumsi buah-buahan lokal ditengah gempuran buah
impor yang harganya bersaing dengan buah local. Pernahkan ibu rumah tangga belanja
di pasar tradisional, yang merupakan pasar petani disamping menjamurnya swalayan
yang menjajankan kebutuhan pokok dengan beragam fasilitas. Itulah yang bisa kita
usahakan, ditengah tak berwibayanga frofesi petani saat ini.
Meskipun kita tidak harus turun menjadi petani, setidaknya mendukung dan memberikan
sumbangsih kepada petani-petani dinegeri ini.
Dengan menghargai kurasan keringat mereka.
Hidup petani Indonesia!

Revi
Proses Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai suatu proses, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui tahap-tahap tertentu. Menurut United Nations
(Ross; 1985), proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:
(1) Getting to know the local community. Mengetahui karakteristik masyarakat setempat yang akan diberdayakan
(2) Gathering knowledge about the local community. Mengumpulkan pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai masyarakat
tentang umur, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, serta faktor
kepemimpinan baik formal maupun informal.
(3) Identifying the local leaders. Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak memperoleh dukungan dari
pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu, faktor "the local leaders" harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai
pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.
4) Stimulating the community to realize that it has problems. Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak
sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan. Karena itu perlu pendekatan persuasif agar mereka
sadar bahwa mereka punya masalah (degradasi soliditas) yang perlu dipecahkan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
(5) Helping people to discuss their problem. Merangsang masyarakat untuk mendikusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya
dalam suasana kebersamaan.
(6) Helping people to identify their most pressing problems. Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan
yang paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang harus diutamakan pemecahannya.
(7) Fostering self-confidence. Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya
diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya.
8) Deciding on a program action. Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action
tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan skala prioritas tinggilah
yang perlu didahulukan pelaksanaannya.
(9) Recognition of strengths and resources. Memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti bahwa mereka
memiliki kekuatankekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya.
(10) Helping people to continue to work on solving their problems. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan. Karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja memecahkan masalahnya secara kontinyu.
(11) Increasing people!s ability for self-help. Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyrakat.
Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan
masyarakat untuk berswadaya.

Sekian
dan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai