RAPERDA KABUPATEN
CIANJUR
RAPERDA TENTANG
KEKAYAAN DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Sejalan
kesejahteraan
sosial
dalam
rangka
mencapai
Indonesia
membentuk
negara
menunjukkan
kesejahteraan
keinginan
tersebut
untuk
sebagaimana
dan
mencerdaskan
untuk
kehidupan
memajukan
bangsa,
kesejahteraan
serta
ikut
umum,
melaksanakan
Dasar
1945
tersebut,
maka
dilakukanlah
maupun
pembangunan
penyelenggaraan
non
pemerintahan
fisik.
negara
Dalam
dan
rangka
pembangunan
negara
membagi
Negara
Kesatuan
Republik
C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Alumni,
Bandung, 1991, hlm. 2
penyerahan
wewenang
dari
pemerintah
pusat
otonom
untuk
mengatur
dan
mengurus
urusan
gubernur
Pembantuan
sebagai
wakil
pemerintah,
dan
Tugas
perundang-undangan
tentang
perimbangan
kepada pemerintahan
atas penyerahan
pemerintah daerah
yang
(a)
Pajak
Daerah;
(b)
dipisahkan; dan (d) Lain-lain PAD yang sah yang meliputi : (1)
Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; (2) Jasa
giro; (3)
barang
dan/jasa
oleh
daerah,
yang
semuanya
memiliki tujuan
bangsa
akan
selesai
dengan
sendirinya.
dari
otonomi
volume
daerah
urusan
menimbulkan
terutama
pengaruh
berkenaan
dengan
salah
satunya
penataan
mengenai
pengelolaan
sederhana
pengelolaan
kekayaan
(aset)
daerah
mengenai
kekayaan
daerah
baik
menyangkut
dan
efektifitas
pembangunan
aset
daerah;
(3)
Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah, Sebuah
Pendekatan Struktural Manuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Fokusmedia, Bandung,
2010, hlm. 158.
Ibid., hlm. 151.
tidak
anggaran pendapatan
atas
pemanfaatan
kekayaan
daerah
merupakan
dapat
merupakan
dilakukan
titipan
profesionalisasi dan
sehendaknya
generasi
political
sendiri.
mendatang
will
yang
yang kokoh.
Aset
daerah
membutuhkan
Tidak
dapat
inventarisasi fisik dan yuridis atau legal. Aspek fisik terdiri atas
bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain.
Kemudian,
yang
dimaksud
aspek
yuridis
adalah
status
manajemen
aset
yang
penguasaan
aset,
sistem
dan
pengalihan
aset,
identifikasi
berupa
inventarisasi
prosedur
dan
penguasaan
mencari
solusi
status
atau
atas
keempat
10
adalah Optimalisasi
Aset. Merupakan
Hemat Dwi Nuryanto, Mengatasi Rabun Dekat Asat Daerah, Kompas, Jawa Barat, 18
Sepetember 2008.
9
Ibid.
10
Ibid.
potensi.
Aset
yang
memiliki
potensi
dapat
dikelompokan
yang
kelima
11
adalah Pengembangan
Sistem
pengelolaan
aset
dapat
terjamin,
sehingga
setiap
memahami
filosofinya,
pengelola
aset
daerah
harus
daerah
adalah
tidak
Ibid.
Ibid.
10
membebani
APBD
dari
segi
Identifikasi Masalah.
1.
2.
Bagaimanakah
kekayaan
peranan
daerah
retribusi
terhadap
pemakaian
peningkatan
PAD
Kabupaten Cianjur?
3.
pemakaian
kekayaan
daerah
dan
tujuan
dari
penyusunan
naskah
Mengkaji
ketentuan-ketentuan
memiliki
pemakaian
keterkaitan
kekayaan
hukum
dengan
daerah
yang
retribusi
Kabupaten
Cianjur.
b.
retribusi
pemakaian
terhadap
kekayaan
daerah
Mengkaji
Pemerintah
masalah-masalah
yang
kabupaten
Cianjur
11
dihadapi
dalam
Secara Teoritis.
Diharapkan
akademik
di
penyusunan
bidang
naskah
retribusi
pemakaian
dapat
dipertanggungjawabkan
untuk
yang
jangkauan,
ingin
objek,
diwujudkan,
atau
arah
lingkup,
pengaturan
kekayaan
daerah
Kabupaten
Cianjur.
b.
Secara Praktis.
Secara
praktis,
penyusunan
naskah
dengan
retribusi
pemakaian
ditetapkannya
Mendorong peningkatan
pelayanan
12
publik
kualitas
karena
masyarakat
membayar
tentu
lebih
tidak
tinggi
mau
apabila
pemerintah
daerah
ditantang
untuk
meningkatkan
kinerja
dalam
memberikan
pelayanan publik;
(b)
sewa,
kerjasama
secara
finansial
Daerah
Kabupaten
kelayakan,
proyek
akan
dipertanggung-jawabkan.
Kemudian,
pada
akhir
masa
13
pemerintah,
dan
untuk
menjaga
agar
bangunan
fasilitas
pendukung
diserahkan
kepada
beserta
yang
pemerintah
pemerintah
tetap
dapat
pemanfaatan
daerah tersebut
kekayaan
untuk melakukan
selama
masa
Pemerintah
dapat
pengadaan
merealisasikan
infrastruktur
yang
masyarakat,
mengeluarkan
berarti
pendanaan
karena
ditanggung
tanpa
semua
oleh
yang
telah
penggunan
mengurangi
jumlah
pengangguran.
(e)
Pemanfaatan
melalui
aset
sewa,
daerah
baik
kerjasama
14
BOT
tidak
menimbulkan
beban
utang
bagi
pemerintah
daerah.13
(f)
tidak
membebani
APBD,
terhindar
adanya
optimal
lapangan
akan
kerja,
pendapatan
membuka
meningkatkan
masyarakat,
serta
meningkatkan PAD.
2)
Bagi
masyarakat/badan
menjadi
subjek
usaha
retribusi
yang
pemakaian
Sebagai
salah
satu
wujud
kegotongroyongan nasional.
(b)
Mendapatkan
mengambil
pemanfaatan
kesempatan
bagian
aset
daerah
untuk
dalam
yang
13
Andjar Pachta Wirana, Penelitian Tentang Aspek Hukum Perjanjian Build Operate and
Transfer (BOT), Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI, Jakarta,
Tahun 1994/1995, hlm. 32.
15
(c)
mempunyai
prospek
bagus
dan menguntungkan.
(c)
Menciptakan
bidang
dan
iklim
usaha baru.
(d)
Dapat
memanfaatkan
lahan
D.
Metode Penelitian.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
1.
Metode Pendekatan
Metode
penelitian
ini
mempelajari
pendekatan
yang
adalah
yuridis
dan
mengkaji
digunakan
dalam
normatif,
yaitu
asas-asas
hukum
bahan-bahan
peraturan
kepustakaan
perundang-undangan,
yang
serta
ada
dari
ketentuan-
kerjasama
pemanfaatan,
bangun
guna
16
Spesifikasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
deskriptif
analisis,
yaitu
memberikan
gambaran
sewa
menyewa,
kerjasama
pemanfaatan,
meningkatkan
penerimaan
asli
daerah.
ahli,
serta
praktik
pelaksanaan
Sumber Data.
Untuk
memperoleh
data
yang
mendukung
yang
berkaitan
dengan
retribusi
maupun
bangun
serah
guna.
Data
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hlm. 22.
17
1)
b)
Kitab
Undang-undang
Hukum
Perdata;
c)
Peraturan
Agraria
Dasar
atau
Pokok-
yang
lazim
e)
Pemerintahan
Daerah,
Perubahan
Kedua
atas
Perimbangan
Keuangan
h)
18
i)
j)
k)
i)
Peraturan
Pemerintah
Kabupaten
m)
n)
o)
19
Teknis Pengelolaan
Barang Milik
Daerah.
2)
Bahan
Hukum
Sekunder,
antara
lain
yang
berhubungan
dengan
literatur-literatur,
makalah-
b.
4.
dilakukan
melalui
(empat)
cara,
yakni
20
a.
b.
tidak
hanya
mencatat
suatu
Wawancara
(interview)
responden/informan
dilakukan
yang
telah
terhadap
ditentukan
dalam
bentuk
sewa
menyewa,
5.
Analisis Data
Setelah beberapa tahapan dalam penelitian ini
dilalui,
maka
pada
tahap
akhir
penelitian
ini
data
deskriptif
analisis,
tanpa
15
21
penelitian
kebenaran
tidak
belaka,
tetapi
tersebut.17
16
17
22
hanya
mengungkapkan
memahami
kebenaran
BAB II
ASAS-ASAS YANG DIGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN
NORMA RETRIBUSI PEMAKAIAN
KEKAYAAN DAERAH
A.
menjadi
hukumnya
semacam
dengan
sumber
nilai-nilai
18
untuk
etis,
menghidupi
moral,
dan
tata
sosial
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1996, hlm.
5.
19
J.J.H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum, Alih Bahasa oleh Arief Sidharta, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1996, hlm. 119-120.
23
hukum,
dimana
di
dalamnya
terkandung
nilai-nilai
keterjalinan
dari
aturan-aturan
hukum
yang
menggunakan
hukum
berfungsi
sebagai
hukum
(rechtmatig)
layak/pantas
pedoman
atau
dalam
arahan
hal
orientasi
20
Satjipto Raharjo, Peranan Dan Kedudukan Asas-asas Hukum Dalam Kerangka Hukum
Nasional (Pembahasan Terhadap Makalah Sunaryati Hartono), Seminar dan Lokakarya
Ketentuan Umum Peraturan Perundang-undangan, Jakarta, 19-20 Oktober 1988, tanpa halaman.
21
R.J. Jue, Grondbeginselen van het recht, Groningen, 1980, hlm. 63.
22
J.M. Smits, Het vertrouwensbeginsel en de contractuele gebondenheid, diss, RUL 1995,
Arnhem, 1995, hlm. 68-69.
24
B.
dilakukan
pelaksanaan
dengan
pemakaian
baik
dan
kekayaan
benar
sehingga
daerah
dapat
dapat
dicapai
Asas fungsional.
Yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di
bidang pemakaian kekayaan daerah
kuasa
pengguna
barang,
pengguna
pengelola
c.
Asas transparansi.
Yaitu penyelenggaraan pemanfaatan barang milik daerah
harus
transparan
terhadap
hak
masyarakat
dalam
Asas efisiensi.
Yaitu pemanfaatan barang milik daerah diarahkan agar
barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan
standar
kebutuhan
menunjang
yang
penyelenggaraan
diperlukan
tugas
dalam
pokok
dan
rangka
fungsi
Asas akuntabilitas.
Yaitu setiap kegiatan pemanfaatan barang milik daerah
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
f.
25
23
26
BAB III
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
KABUPATEN CIANJUR
A.
keterkaitan
dengan
hukum
positif
pemerintahan
penyusunan
daerah,
pemerintahan
daerah
NO
1
MUATAN
MATERI
Ketentuan
Umum
RETRIBUSI
UU NO. 28 TAHUN
PEMAKAIAN
2009
KEKAYAAN DAERAH
Pasal 1: mengenai Ketentuan Umum
Bab I. Pasal 1 :
Defenisi
yang
berisi definisi yang
termasuk
didalam menyangkut Pajak
Daerah Dan
peraturan
daerah
Retribusi Daerah.
tentang
Retribusi
Pemakaian Kekayaan
Daerah.
Nama, Objek
dan Subjek
Retribusi
berisikan
pengecualian
Pasal
dari
yaitu
penggunaan
tanah
dari
tanah
tersebut
Pasal 5
mengenai
subjek
retribusi
3
Golongan
Retribusi
Pasal 6
Retribusi Pemakaian
Kekayaan
Cara Mengukur
Tingkat
Penggunaan
Jasa
Pasal 7
jenis
waktu
28
pemakaian.
5
Prinsip
Dianut
Yang Pasal 8
Bagian ke tujuh :
Pasal 152 :
sasaran untuk tujuan (1)Prinsip dan
sasaran dalam
Struktur Dan memperoleh
penetapan tarif
Besarnya Tarif keuntungan
yang Retribusi Jasa
Umum ditetapkan
layak
Dengan
Pasal 9
: Bentuk- memperhatikan
biaya
penyediaan
bentuk
Pemakaian
jasa
yang
dan
tujuan bersangkutan,
Kemampuan
peruntukan
masyarakat, aspek
pemakaian
tanah keadilan,
dan
efektivitas
atau bangunan.
pengendalian
Pasal 10
:
diatur atas
pelayanan
tersebut.
mengenai Sewa dan
Penetapan
dan
29
yang
30
Struktur
Dan
Besarnya Tarip
Bagian
Pertama
Sewa
Pasal 15
penyelenggaraan
pemberian izin
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) meliputi
penerbitan
dokumen izin,
pengawasan
di
lapangan,
penegakan
hukum,
penatausahaan, dan
biaya dampak
negatif dari
pemberian
izin tersebut.
: Pasal 155 : ayat 1,2
dan 3
tarif
retribusi
pemakaian
tanah,
pemakaian
bangunan,
retribusi
tarif
pemakaian
menurut
tidak
dengan
nyata,
sesuai
kondisi
dan
prasarana
sewa
gedung,
nilai
satuan
bangunan dan
ariff
retribusi
pemakaian
aset,
pemakaian
31
kendaraan bermotor/
alat-alat
berat,
pemakaian
labolatorium/alatalat
labolatorium,
dan
besar
retribusi
tarf
jenis
pemakaian kekayaan
dan aset.
Pasal 16
Kerjasama
Dan
Pemanfaatan
berisi
konstibusi
tetap
berdasarkan
objek
yang dikerjasamakan
dan
tujuan,
dan
pembagian
keuntungan
hasil
pendapatan
kerjasama
pemanfaatan
aset
daerah.
Pasal 17
dan
BSG
BGS
berisi
aset
tariff
kontribui
tetap
32
kerjasama
pemanfaatan
diatur
oleh Bupati.
Pasal 18
aset
dan
setelah
perjanjian
BGS
berakhir,
nilai
bangunan
yang
Tarip
diatur
ditetapkan
dan
dengan
Keputusan Bupati
7
Pemungutan
Retribusi
Pasal 20
Cara
berisi
Pemanfaatan
mengenai
33
berisi
pemanfaatan
kelebihan
Pembayaran
penerimaan
Pasal 165 ayat :
pendapatan retribusi 4,5,6,7 dan 8
pemakaian kekayaan
daerah.
Pasal 22
Keberatan
Pasal 23
: idem
Pasal 24
: idem
Pasal 25
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
8
Masa Retribusi
Pasal 26
BSG,
berat
labolatorium
termasuk
alatdan
bukan
retribusi
periodical.
9
Wilayah
Pemungutan
Pasal 27
34
pemungutan
Bab IX : Pemugutan
retribusi
Pembayaran, Tempat
Pasal 156 ayat 3,
Pembayaran,
poin g : penentuan
pembayaran,
Angsuran
dan
tempat
Penundaan
pembayaran,
angsuran dan
Pembayaran
penundaan
pembayaran
10
Penentuan
Pembayaran,
Tempat
Pembayaran,
Angsuran dan
Penundaan
Pembayaran
Penentuan
11
Sanksi
Pasal 32
Administratif
12
Penagihan
: Tentang Bab IX :
Pemungutan
hal wajib retribusi
retribusi
tidak
membayar Pasal 160 ayat 3 :
Dalam hal Wajib
tepat pada waktunya
Retribusi tertentu
atau
kurang tidak membayar
tepat
membayar,
pada waktunya atau
penagihan retribusi kurang membayar,
dikenakan sanksi
terutang
administratif berupa
bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap
bulan dari Retribusi
yang terutang yang
tidak atau kurang
dibayar dan ditagih
dengan
menggunakan
STRD.
Pasal 33
:
Bab VII Pasal 156
ayat 3 point 1 :
Pengeluaran
surat
Penagihan
teguran,
jangka
waktu,
oleh
dikeluarkan
pejabat
yang
35
13
Penghapusan
Piutang
Retribusi Yang
Kadaluarsa
Pasal 34
Berisi Bab XI :
Kedaluarsa
mengenai hak untuk
Penagihan.
melakukan
Pasal 156 Ayat 3
point j :
penagihan retribusi
penghapusan
menjadi kadalursa, piutang retribusi
yang kadaluwarsa.
dengan
diterbitkannya surat
teguran/pengakuan
utang
baik
langsung
secara
maupuan
tidak langsung.
Pasal 35
berisi
mengenai
penghapusan
utang
ditagih,
tata
cara
Pengawasan
Pasal 36
36
dokumen
retribusi perpajakan
daerah dan
terutang, tata cara
kewajiban Retribusi
pemeriksaan
diatur dalam rangka
melaksanakan
dengan
peraturan
peraturan
Bupati.
perundangundangan
perpajakan
daerah dan
Retribusi.
(2)Wajib Pajak atau
Wajib Retribusi
yang diperiksa
wajib:
a. memperlihatkan
dan/atau
meminjamkan buku
atau
catatan, dokumen
yang menjadi
dasarnya dan
dokumen lain yang
berhubungan
dengan objek Pajak
atau objek Retribusi
yang terutang
b. memberikan
kesempatan untuk
memasuki tempat
atau ruangan yang
dianggap perlu dan
memberikan
bantuan guna
kelancaran
pemeriksaan;
dan/atau
c. memberikan
keterangan yang
diperlukan.
37
3. Ketentuan lebih
lanjut mengenai
tata cara
pemeriksaan
Pajak dan
Retribusi diatur
dengan Peraturan
Kepala Daerah.
15
Ketentuan
Pasal 37
:Sanksi
Pidana
yang
diberikan
kepada
tidak
WR
yang
melaksanakan
kewajibannya berupa
pidana
kurungan
16
Penyidikan
Pasal 38
diberi
khusus
tugas
sebagai
penyidik
untuk
melakukan
38
penyidikan
tindak
pidana
dibidang
retribusi
daerah,
dengan
wewenang
penyidik,
dan
penyidik
harus
melaporkan
dimualinya
penyidikan
dan
menyampaikan
hasilnya
kepada
penuntut
Umum
sesuai
ketentuan
Ketentuan
penutup
berisikan nama
: Golongan Retribusi
lokasi,
luas
berdasarkan
jenis
dan
waktu
pemakaian.
5. Bab V: Prinsip Yang Dianut Dalam Penetapan Struktur Dan
Besarnya Tarif
Berisikan Prinsip dan sasaran untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang layak, Bentuk-bentuk Pemakaian dan
tujuan peruntukan pemakaian tanah atau bangunan,
diatur mengenai Sewa dan Imbalan uang tunai yang sesuai
dengan
retribusi
yang
telah
ditetapkan,
sewa
atas
ditetapkan
keuntungan
sesuai
kerjsama,
retribusi
Bangun
dan
Guna
pembagian
Serah
adalah
tunai
sesuai
masa
retribusi
dan
nilai
untuk
pada
ayat
(1)
40
pasal
ini,
adalah
besarnya
imbalan/kontribusi bersifat
6. Bab VI
tarif
retribusi
bangunan, tarif
pemakaian
tanah,
pemakaian
retribusi
Kerjasama
jenis
Dan
pemakaian
Pemanfaatan
kekayaan
berisi
dan
aset,
konstibusi
tetap
keuntungan
hasil
pendapatan
kerjasama
Cara
: Pemungutan Retribusi
pemungutan
berisi
mengenai
retribusi
yg
: Masa Retribusi
: Wilayah Pemungutan
menegenai
,Penentuan
Pembayaran, Angsuran,
Pembayaran,
Tempat
Bab XI
: Sanksi Administratif
Bab XII
: Penagihan
Bab XIII
Kadaluarsa
Berisi mengenai hak untuk melakukan penagihan retribusi
menjadi
kadalursa,
dengan
diterbitkannya
surat
42
14.
Bab XIV
: Pengawasan
Bab XV
: Ketentuan Pidana
Bab VI
: Penyidikan
khusus
sebagai
penyidik
untuk
melakukan
penyidik,
dan
penyidik
harus
melaporkan
Bab XVII
: Ketentuan Penutup
43
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
1.
Untuk
memberikan
kepastian
hukum
terhadap
ketentuan-ketentuan
yang
menjadi
dasar
b)
c)
Undang-undang
No.
Tahun
1960
tentang
e)
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
Daerah,
f)
g)
Undang-undang
No.
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara,
h)
44
i)
j)
Akuntansi
Pemerintahan
yang
telah
2010
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan,
k)
i)
Daerah
dan
Penerbitan
Lembaran
Negara,
l)
m)
tentang
Dalam
Negeri
Perubahan
No.
13
Peraturan
Tahun
2006
Menteri
tentang
Pembentukan
Rekening
Kas
Umum
Daerah, dan
o)
tentang
Pedoman
Teknis
Pengelolaan
Peranan
45
Aset/barang
milik
daerah
adalah
semua
satuan
tertentu
yang
dapat
dinilai,
kecuali
uang
dan
surat-surat
pemanfaatan
aset
daerah
tersebut
usaha
yang
dapat
dilakukan
dengan
Masalah-masalah
melaksanakan
yang
pemugutan
dihadapi
retribusi
dalam
pemakaian
Keberadaan
dan
pemerintah
daerah
pengelolaan
dalam
aset
milik
kondisi
yang
46
kecil.
Kurangnya profesionalisasi
modus-modus
penggelapan
tanah
yang
berpengaruh
terhadap
yang
belum
tergerak
untuk
atau
proyek
sesaat
dan
belum
dibiarkan
terlantar,
diserobot
atau
47
Milik
mengevaluasi
Daerah
secara
dengan
detail
cara
terhadap
parameter
lainnya.
Juga
pentingnya
Saran.
1.
Untuk
meningkatkan
penerimaan
menyiapkan
melakukan
instrumen
retribusi
maka pemerintah
yang
pengelolaan/manajemen
tepat
aset
untuk
daerah
mulai
dari
perencanaan,
pendistribusian,
Kemudian,
dalam
menunjang
peningkatan
yaitu
48
3.
Tidak
bisa
ditunda-tunda
mengoptimalkan
aset
lagi
bahwa
untuk
yang
dapat
daerah
aspek
yuridis
adalah
status
Legal
Audit, merupakan
manajemen
aset
yang
satu
lingkup
berupa
kerja
inventarisasi
d.
Optimalisasi
Aset,
merupakan
proses
kerja
legal
dan
ekonomi)
yang
dalam
terjamin.
49
pengelolaan
aset
bisa
DAFTAR PUSTAKA
51
52