F 20.0 Skizofrenia Paranoid
F 20.0 Skizofrenia Paranoid
: 9681
Nama
: Tn. J. I
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Tempat/tanggal lahir
Umur
: 35 tahun
Pendidikan
: S1 (Sarjana Ekonomi)
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Suku / Bangsa
: Serui/Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Pekerjaan
: PNS
Alamat
Ruang Perawatan
: Poliklinik RSJ
Tanggal M.R.S.J
: 28 April 2015
Tanggal Pemeriksaan
: 28 April 2015
Yang Mengantar
: Ayah Kandung
Alamat
Pemberi Informasi
: Adik Kandung
LAPORAN PSIKIATRIK
1. Riwayat Psikiatrik
Heteroanamnesis : Adik Kandung
1.1 Keluhan Utama
Pasien merasa ketakutan dan curiga bahwa orang-orang disekitarnya ingin berbuat
jahat kepadanya. (Autoanamnesis)
Pasien merasa ketakutan, berbicara sembarangan sejak 2 hari yang lalu karena
putus obat. (heteroanemnesis)
.
1.2 Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien pertama kali di bawa ke RSJ Abepura pada tahun 2012. Ini merupakan
ke empat kalinya pasien datang ke RSJ Abepura (polik). Sebelumnya pada akhir
tahun 2013 dan 2014, pasien juga datang ke RSJ.
perubahan perilaku sejak 2 hari yang lalu karena putus obat. (obat minum pasien di
dapat dari polik RSJ Abepura, tetapi pasien tidak melakukan kontrol dengan rutin)
menurut pasien setelah meminum obat, pasien merasa kaku pada leher, rahang, dan
serta seluruh badannya sehingga tidak mau meminum obat lagi. Perubahan
perilaku yaitu, pasien merasa ketakutan dan menaruh curiga kepada setiap orang
yang mendekatinya dan menganggap bahwa orang-orang tersebut ingin berbuat
jahat kepadanya. Pasien tidak bisa tidur pada malam hari (seperti memikirkan
masalah). Menurut adik kandungnya, pasien mengalami perubahan tingkah laku
ketika terdapat suatu masalah dalam keluarga mereka atau ketika pasien
mengkonsumsi minuman beralkohol pada hari-hari sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat alkohol (keluarga pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kapan pasien
menjadi peminum alcohol dan jenis alcohol yang diminum) tetapi penggunaan
ganja dan lem pipa / lem aibon disangkal oleh pasien.
1.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah menderita sakit Malaria saat usia remaja tetapi mendapatkan
pengobatan hingga tuntas. Menurut adiknya, pada thn 1997 pasien pernah
mengalami kecelakaan motor tetapi tidak menimbulkan sesuatu yang serius seperti
cedera kepala, hanya kaki pasien yang luka dan langsung mendapatkan perawatan.
1.4 Riwayat Kehidupan Pribadi
1.4.1 Masa prenatal, prenatal, dan perinatal
Menurut adik kandung pasien, selama ibunya mengandung selalu rutin
memeriksakan kehamilan ke Puskesmas. Saat melahirkan pasien, ibunya dibantu
oleh bidan di Rumah Sakit. Pasien lahir secara normal tanpa penyulit, lahir cukup
1.4.2
1.4.3
1.4.4
disekolah.
Masa Kanak Akhir ( masa pubertas-masa remaja )
Pada usia ini, pasien pernah menderita sakit Malaria dan mendapatkan pengobatan
hingga sembuh.
Pohon keluarga :
= laki-laki
= Pasien
= Perempuan
2. Status Psikiatri
2.1 Deskripsi umum
2.1.1
Penampilan
Seorang laki-laki dewasa dengan perawakan yang sesuai dengan
usianya, berwajah bulat, berkulit sawo matang , bertubuh tinggi besar dengan
tinggi 180 cm serta berat badan sekitar 70 kg, berambut hitam keriting dan
panjang rambut sekitar 2 cm.
2.1.2
Kesadaran
Kualitas
:Compos mentis
Kuantitas
: GCS 15
2.1.3
Perilaku
: Kooperatif
Aktivitas Psikomotor : Normokinetik
2.1.4
Pembicaraan
Pasien bicara spontan dan teratur, menjelaskan dengan sangat baik tentang
penyakit yang dialaminya.
2.1.5
2.2 Emosi
2.2.1
Mood
: Euthimik
2.2.2
Afek
: Appropriate
Halusinasi
(belum didapatkan)
2.3.2
Ilusi
2.4.1
Bentuk
2.4.2
Isi pikiran
Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
2.5.2
Memori
Memori dibagi menjadi dua bagian :
2.5.3
:kooperatif
saat
diminta
mengikuti instruksi
2.5.4
Pikiran abstrak
: Baik
2.5.6
o
o
o Respirasi
o Suhu
: 22 kali/menit
: 36.5 0 c
o
o
o
Kepala / leher
:
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/- )
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
o
o
o
o
o
o
o
o
Thorax
I : simetris ikut gerak napas
P :vocal fremitus D : S
P : sonor
A : suara Napas vesikuler
Cor
I : ictus Cordis (-)
P : thrill (-)
P : pekak
A : Bunyi jantung I dan II regular Murni
o
o
o
o
Abdomen
I : tampak datar.
A : Bising usus (dbn)
P : nyeri tekan (-)
P : tympani
Ekstremitas : akral teraba hangat, ulkus -/-, sianosis -/-, udem -/3.1.2 Status Neurologis
Refleks fisiologis
Reflex patologi
: Babinsky (-/-),
Motorik
: Kekuatan motorik
5
5
5
5
: Nn. O.E.I
Umur
: 25 Tahun
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
takut.
Heteroanamnesis (dari adik kandung pasien)
Pasien marah-marah di rumah semenjak 2 hari yang lalu (karena putus
obat)
Pasien berbicara banyak dan tidak nyambung.
5. Formulasi Diagnostik
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak
keluarga pasien, riwayat psikiatri dan pemeriksaan status mental pasien yang
terangkum dalam ikhtisar penemuan bermakna diatas, ditemukan tanda-tanda atau
gejala gangguan mental organik. Dari hasil heteroanamnesis memberikan kesan
pasien memiliki halusinasi auditorik, waham bizzare sehingga lebih mengarahkan
diagnosis pasien ini sebagai Skizofrenia paranoid , berdasarkan pedoman
penggolongan dan diagnosa gangguan jiwa di Indonesia III (PPDGJ III).
6. Daftar Masalah
A. Biologis/somatic
B. Psikologis
1.
2.
3.
4.
5.
Mood/Afek
: Euthimik / Appropriate
Halusinasi
: Auditorik (belum didapatkan), visual (belum didapatkan)
Bentuk pikiran
:
Isi pikiran : waham curiga (+),
Tilikan
:V
7. Evaluasi Multiaksial
Aksis I
: F20.0
Aksis II
8. Diagnosis Banding
9. Prognosis
:Ad vitam
: Dubia at bonam
Ad fungsionam
: Dubia at bonam
Ad sanationam
: Dubia at bonam
3. Psikoterapi
10 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
1.
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hati
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
2.
Arus pikir yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme.
3.
tubuh
tertentu
(posturing),
atau
fleksibilitas
cerea,
11 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )
berupa
hampir
setiap
jenis, tetapi
waham
budaya setempat.
Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang
lengkap/ full-blown (F.32.-) mungkin terjadi secara intermitten
dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-
12 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )
kecurigaan
(curiga
terhadap
orang-orang
disekitarnya
dan
menganggap mereka adalah iblis). Dari gejala-gejala serta onset yang terjadi
maka memenuhi kriteria umum skizofrenia dari kriteria satu gejala (salah satu
dari 4 gejala yang sangat jelas), Sehingga di diagnosis sebagai Skizofrenia
paranoid (F.20.0).
Diagnosis banding pasien adalah F. 22 (gangguan waham menetap) karena
terdapat gangguan waham yang menetap serta berlangsung lama, tetapi belum
13 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )
dapat di tegakan karena pada pasien juga ditemukan gejala lain berupa
perubahan tingkah laku (curiga berlebihan)
.
Pasien mendapatkan obat oral antara lain : Clorilex (Clozapine) 100 mg
(0-0-1, Persidal(Risperidone) 1 mg (0-1-0), THP 2 mg (0-1-0) . Pasien
mendapatkan THP
mempunyai efek yang sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga banyak
digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini bekerja dengan
menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral
terhadap susunan saraf terhadap susunan saraf pusat akan merangsang pada
dosis rendah dan mendepresi pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis
toksik. Klorilex merupakan obat yang diindikasikan kepada pasien skizofrenia
yang tidak responsive dengan neuroleptik klasik. Clozapine merupakan obat
dengan efek sedasi paling kuat, secara klinis perbaikan yang relevan diamati
kira-kira pada sepertiga penderita dalam 6 minggu pertama, dari pengobatan.
Clozapine merupakan obat dengan efek reaksi Extrapyramidal yang jarang.
Dengan demikian Clozapine memiliki bukti yang efektif dalam mengurangi efek
Skizofrenia. Risperidone merupakan antipsikotik generasi kedua ( APG 2 )
sering disebut sebagai Serotonin, Dopamin antagonis ( SDA ) atau antipsikotik
atipikal. APG 2 mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara serotonin
dan dopamine pada ke empat jalur dopamine di otak. Hal ini yang
menyebabkan efek samping ekstra pyramidal system lebih rendah dan sangat
efektif untuk mengatasi gejala negative.
Psikoterapi antara lain a)
Terhadap individu (psikoterapi supportif)
berupa konseling dan bimbingan, yaitu memberikan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya.b)
Terhadap
14 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )
Saran dari kelompok kami adalah agar pasien patuh dalam menjalani
pengobatan(minum obat teratur serta rajin melakukan kontrol pada polik RSJ
abepura) selain itu perlu juga dukungan keluarga agar membantu pasien tetap
meminum obat bahkan setelah keluar dari perawatan di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
1
Jakarta. EGC
Kairupan BR, Elim CC, Kandou LJ, dkk. 2009. Dasar-dasar Ilmu
15 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )
16 | L a p k a s I I P s i k i a t r i ( K e l o m p o k I )