tarik dan perpanjangan saat putus) membran pun mengalami perubahan dengan adanya gugus
SO4 2-. Dalam keadaan kering, adanya gugus SO4 2- menyebabkan penurunan kekuatan
tarik dan perpanjangan saat putus. Dalam keadaan basah, adanya gugus SO4 2- dalam
matriks membran menyebabkan kenaikan perpanjangan saat putus, tetapi kekuatan tariknya
menurun.
Kapasitas penukar ion membran yang direndam dalam asam sulfat (CTSN-3, CTSN-5, dan
CTSN-7) lebih tinggi daripada membran kitosan yang tidak direndam (CTSN). Kapasitas
penukar ion CTSN-5 dan CTSN-7 juga lebih besar daripada Nafion. Kapasitas penukar ion
menunjukkan jumlah gugus ionik dalam matriks polimer yang secara tidak langsung
berkaitan dengan konduktivitas proton suatu polimer. Tetapi material dengan kapasitas
penukar ion yang besar belum tentu mempunyai konduktivitas yang tinggi pula. Hal ini dapat
dilihat dari muatan efektif material itu sendiri. Nafion dengan kapasitas penukaran ion
sebesar 0,91 meq/g mempunyai muatan efektif 0,536 mol L -1, sedangkan CTSN dan CTSN5 yang kapasitas penukar ionnya lebih besar, muatan efektifnya hanya sekitar 0,02 mol L -1.
Hal ini menunjukkan bahwa gugus ionik yang terdapat dalam membran kitosan dan
modifikasi pasangan kompleks asam basanya sebagian besar merupakan pasangan ion yang
statis (tidak bergerak).
Hasil IS menunjukkan pada keadaan kering, CTSN-5 menunjukkan impedansi yang lebih
besar daripada CTSN. Hal ini menandakan CTSN-5 mempunyai konduktivitas yang lebih
kecil daripada CTSN. Sedangkan pada keadaan basah, CTSN-5 menunjukkan impedansi
yang lebih kecil daripada CTSN. Hal ini mirip dengan kelakuan basa dan garam dalam air.
Garam lebih mudah terdisosiasi daripada basa, sehingga ion-ion gram akan lebih udah
bergerak dalam matriks membran. Dalam keadaan kering, frekuensi ambang keuda jenis
membran dapat dikatakan sama, sehingga mekanisme transpor protonnya pun sama.
Sedangkan dalam keadaan basah, frekuensi ambang keduanya mempunyai perbedaan yang
signifikan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mekanisme transpor proton antara
membran kitosan dan modifikasi pasangan kompleks asam basanya. Meskipun secara umum
sifat fisik dan kimianya masih berada di bawah Nafion, membran kitosan dan modifikasi
pasangan kompleks asam basanya mempunyai potensi sebagai elektrolit dalam fuel cell.
Untuk dapat disejajarkan dengan Nafion, diperlukan modifikasi lain agar diperoleh sifat fisik
dan kimia yang lebih baik.