Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANDIRI

BLOK 1 MODUL 2
KOMUNIKASI DAN EMPATI

DISUSUN OLEH :
GILANG BHASKARA
NIM : 10-2008-095
KELOMPOK A5

KATA PENGANTAR

Komunikasi, tak pelak lagi sangat diperlukan di segala bidang termasuk di dalam dunia
kedokteran. Kegagalan dalam menegakkan komunikasi pasien-dokter yang baik terkadang dapat
mengakibatkan kesalahpahaman. Bahkan ada dokter yang harus berhadapan dengan aparat
hukum karena masalah ini. Dengan semakin canggihnya teknologi kedokteran, kesempatan
pasien bertatap muka dengan dokter menjadi berkurang. Hal ini disebabkan alat-alat kedokteran
yang canggih telah menggantikan peran komunikasi antar manusia dengan benda. Telah terbukti
bahwa kualitas hubungan pasien-dokter yang baik tidak hanya untuk kepuasan pasien, tetapi juga
untuk mendapatkan hasil pengobatan yang optimal, dan menurunkan kecemasan. Hubungan
pasien-dokter baik verbal maupun non verbal perlu dipelajari karena tidak semua dokter terlahir
dengan talenta berkomunikasi yang baik.
Makalah ini disusun agar dapat dipergunakan secara mandiri oleh mahasiswa kedokteran
atau pendidikan kesehatan lainnya, bahkan oleh dokter / tenaga kesehatan yang sudah berpraktik,
sebagai upaya meningkatkan profesionalitasnya dalam menghadapi persaingan regional-global.

Jakarta, 7 Oktober 2008


Gilang Bhaskara

STEP 1 IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TAK DIKETAHUI


Sakaow : Sakit karena putauw, mabuk, ketagihan narkotika
Putauw : Sejenis heroin yang tidak murni dan sangat berbahaya bagi kesehatan pemakainya yang
terbuat dari getah buah candu ( opium ) yang sudah tua dan belum masak.
Hepatitis : Peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis biasanya terjadi karena virus,
terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Penyebab hepatitis nonvirus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH


Masalah pokok : Komunikasi antara dokter dengan pasien

STEP 3 ANALISA MASALAH

Penyampaian / pertukaran pesan / info


secara verbal / non verbal antara 2
orang ato lebih

Intrapersonal, interpersonal,
kelompok, publik, massa.

Macam-macam
komunikasi

DEFINISI

KOMUNIKASI DAN EMPATI ANTARA


DOKTER DENGAN PASIEN

Tahapan
komunikasi

1. Opening
2. Feed Forward
3. Business
4. Feed Back
5. Closing

Empati

1. Definisi
2. Beda empati dan simpati
3. 6 tingkat empati

STEP 4 HIPOTESIS
Komunikasi antara dokter dengan pasien belum terlaksana dengan baik

Elemen
komunikasi

1. Penghantar
2. Penerima
3. Pesan
4. Efek
5. Konteks
6. Noise
7. Umpan Balik
8. Media

STEP 5 SASARAN PEMBELAJARAN


1. Menentukan definisi komunikasi
2. Menentukan penjelasan dari macam-macam komunikasi yang meliputi :
a. Intrapersonal
b. Interpersonal
c. Kelompok
d. Publik
e. Media
3. Menjelaskan tahapan komunikasi yang meliputi :
a. Opening
b. Feed Forward
c. Business
d. Feed Back
e. Closing
4. Menjelaskan makna dari masing-masing elemen komunikasi yang meliputi :
a. Penghantar

e. Efek

b. Penerima

f. Konteks

c. Pesan

g. Noise

d. Media

h. Umpan Balik

5. Menjelaskan definisi dari kata-kata asing yang terdapat dalam scenario seperti sakauw,
putauw, dan hepatitis
6. Menjelaskan komunikasi doker-pasien yang ideal
7. Menjelaskan definisi, perbedaan empati dan simpati, serta 6 tingkat empati

STEP 6 HASIL BELAJAR MANDIRI


1. DEFINISI KOMUNIKASI
Menurut beberapa ahli :
1. Proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu,
mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukkan pada penerima pesan ( Edward
Depari )
2. Proses di mana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan
( James A.F. Stoner )
3. Proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi
kepentingan mereka ( John R. Schemerhom )
Dari 3 definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah tingkah laku verbal
maupun non verbal yang disampaikan seseorang sebagai pemberi pesan kepada orang lainnya
sebagai penerima pesan dengan maksud agar isi pesan dapat mempengaruhi tingkah laku orang
yang menerima pesan tersebut.
Dengan demikian yang dipelajari dalam komunikasi adalah :
1. Pernyataan-pernyataan
2. Pernyataan antarmanusia
3. Pernyataan yang dilakukan dengan lambang-lambang
4. Lambang-lambang yang dimaksud yang berarti bagi pengirim dan penerima pesan /
komunikator dan komunikan.

2. ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI
A. Penghantar / Sender / Komunikator
Ciri-ciri :
1. Memiliki suatu kredibilitas / kepercayaan dari si penerima pesan
2. Berusaha mendapatkan suatu umpan balik secara optimal dari si penerima pesan agar proses
komunikasi dapat berlangsung dengan baik untuk tahap selanjutnya
3. Pihak yang berinisiatif atau memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi
6

4. Dapat berupa individu / kelompok


Faktor-faktor yang harus dimiliki komunikator :
1. Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan
audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.
Penampilannya harus sesuai dengan tata krama dan memperhatikan keadaan, waktu, dan tempat.
2. Penguasaan Masalah
Apabila komunikator tidak menguasai masalah maka setelah proses komunikasi
berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap
pasien itu sendiri yang akan menghambat efektivitas komunikasi.
3. Penguasaan Bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang
digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Komunikator mutlak menguasai istilah-istilah
umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu

B. Penerima Pesan / Komunikan


Ciri-ciri :
1. Harus siap untuk menerima informasi yang diberikan, mencakup penggunaan seluruh indera
untuk dapat menangkap informasi yang disampaikan.
2. Harus memberikan umpan balik dengan jelas kepada si pemberi pesan, sehingga proses
komunikasi selanjutnya dapat berlangsung.
Syarat-syarat yang harus dimiliki komunikan :
1. Keterampilan atau kemampuan menangkap dan meneruskan pesan
2. Pengetahuan tertentu
3. Sikap yang sesuai
Faktor lain dari komunikan yang patut diperhatikan adalah kerangka pengetahuan dan lingkup
pengalaman.

C. Pesan

Pesan berisi informasi yang dibutuhkan. Pesan dapat disampaikan secara lisan atau langsung,
tatap muka, dan dapat pula menggunakan media atau saluran. Bentuk pesan dapat bersifat
informative dan persuasive.
Pesan bisa bersifat verbal dan non verbal. Serta pesan dipengaruhi oleh persamaan-persamaan
yang dimiliki manusia yang berkomunikasi seperti usia, gender, dan budaya.
Syarat-syarat pesan :
1. Pesan harus direncanakan dengan baik serta sesuai kebutuhan
2. Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak
3. Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan

D. Media
Media adalah saluran yang digunakan untuk mengirim pesan, berita / alat yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Bisa berbentuk verbal maupun non verbal.
Saluran yang disampaikan bisa melalui tatap muka, media, surat pribadi, telepon, atau selebaran.
Media komunikasi dapat dibagi menjadi 2 :
1. Media umum : media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi. Misalnya radio
CB, OHP, dan sebagainya.
2. Media massa : media yang digunakan untuk komunikasi massal. Misalnya pers, radio, televisi,
dan film.

E. Noise
Noise adalah hambatan / gangguan komunikasi.
Hambatan dapat bersifat mekanik / teknis maupun sementik / bahasa:
a. Hambatan teknis : gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik. Contoh : bunyi mengaum pada pengeras suara, halaman yang sobek pada buku atau
majalah.
b. Hambatan sementik / bahasa : Berhubungan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Termasuk dalam pengertian ini adalah penggunaan istilah-istilah yang mungkin
dapat diartikan berbeda atau tidak dimengerti sama sekali.

F. Konteks
Konteks adalah situasi atau latar belakang pada saat komunikasi berlangsung dengan
memperhatikan :
1. Unsur fisik : Iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna, jumlah peserta
2. Unsur psikologis : Sikap, kecenderungan, prasangka, emosi
3. Unsur sosial : Norma kelompok, nilai-nilai sosial, karakteristik budaya
4. Waktu

G. Umpan Balik
Umpan balik adalah memberikan respons terhadap komunikator. Respons yang diberikan harus
sesuai dengan ide-ide percakapan. Respons bisa bersifat verbal dan non-verbal. Syarat-syarat
umpan balik :
1. Umpan balik hendaklah jujur. Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk
menyenangkan orang lain , keinginan memberi nasehat, ingin menang dalam argumentasi, dan
yang lebih buruk adalah bila ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti
orang
2. Umpan balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus dan jelas, bukan sesuatu secara umum
atau kabur
3. Umpan balik hendaklah mengenai sesuatu di mana orang yang bersangkutan dapat berbuat
apa-apa
4. Umpan balik hendaklah jangan bersifat penilaian
5. Umpan balik hendaklah deskriptif, sehingga betul-betul jelas
6. Umpan balik hendaklah bersifat oriented dan bukan person oriented
7. Umpan balik hendaklah memperhatikan timing, tidak ada patokan tentang waktu ini.

H. Efek
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau
tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai,
maka itu berarti komunikasi berhasil, demikian juga sebaliknya.
Efek dapat dilihat dari :
9

1. Personal opinion : sikap dan pendapat seseorang terhadap suatu masalah tertentu
2. Public opinion : penilaian sosial mengenai suatu hal yang penting dan berarti atas dasar
pertukaran pikiran yang dilakukan individu secara rasional dan sadar.
3. Majority opinion : Pendapat sebagian besar dari publik atau masyarakat.
Bentuk efek dapat berupa : Perubahan sikap, keyakinan, dan perilaku.

3. MACAM-MACAM KOMUNIKASI
Jenis-Jenis Komunikasi
1. Komunikasi tertulis : komunikasi yang disampaikan secara tertulis. Keuntungan dari
komunikasi ini adalah komunikasi ini telah dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu, dapat
dibaca berulang-ulang, menurut prosedur tertentu, mengurangi biaya, dll.Kekurangannya antara
lain memerlukan dokumentasi yang cukup banyak, kadang-kadang tidak jelas, umpan balik yang
diminta cukup lama datangnya
2. Komunikasi lisan : Komunikasi yang dilakukan secara lisan. Keuntungannya adalah dilakukan
secara cepat, langsung, terhindar dari salah paham, jelas, dan informal. Kekurangannya kadangkadang dilaksanakan secara lamban, adanya dominasi atasan atau orang lain, dan kadang
dilaksanakan 1 arah.
3. Komunikasi Non Verbal : Komunikasi dengan menggunakan mimik, pantomim, dan bahasa
isyarat
4. Komunikasi satu arah : Komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah, instruksi,
dan bersifat memaksa dengan sanksi-sanksi
5. Komunikasi dua arah : Lebih bersifat informatif dan persuasif dan memerlukan hasil / feed
back.

Teori Komunikasi Manusia


A. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri baik disadari atau tidak. Dalam
komunikasi ini, komunikator sekaligus menjadi komunikan. Komunikasi ini merupakan landasan
bagi komunikasi antarpribadi atau komunikasi lainnya.
1

B. Komunikasi Interpersonal
Adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antar 2 orang atau lebih dengan mendapat
umpan balik secara spontan. Komunikator dan komunikan bertujuan untuk mencapai pengertian
bersama. Tercipta saling menghormati karena setiap pelaku wajib, berhak untuk dihargai dan
dihormati. Sekalipun demikian derajat keakraban diantara mereka bisa berbeda.

C. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok bersumber pada pengertian kelompok.
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh kelompok kecil
tersebut.

D. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang
yang tidak bisa dikenali satu per satu. Berlangsung secara formal karena harus dipersiapkan
pesan yang cermat dan diperlukan keberanian serta kemampuan menghadapi sejumlah besar
orang. Pendengar dalam komunikasi ini cenderung pasif dan umpan balik yang diberikan
cenderung terbatas.

E. Komunikasi Massa
Adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Komunikasi ini dikelola oleh suatu
lembaga dan ditujukkan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim,
dan heterogen.
Pesan-pesannya bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas.

4. TAHAPAN-TAHAPAN KOMUNIKASI
Menurut Cutlip dan Center, komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan melalui 4 tahap
yaitu :

1. Fact Finding : Untuk berbicara di depan masyarakat perlu dicari fakta dan data tentang
masyarakat tersebut, keinginannya, komposisinya, dsb
2. Planning : Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan
dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.
3. Communicating : Setelah planning disusun maka tahap selanjutnya adalah communicating /
berkomunikasi
4. Evaluation : Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil
komunikasi tersebut. Ini kemudian menjadi paham bagi perencanaan melakukan komunikasi
selanjutnya.

5 TAHAP PEMBENTUKAN HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI


1. Opening : Komunikasi biasa dimulai dengan memberi salam baik secara verbal maupun non
verbal
2. Feed Forward : Setelah memberi salam, percakapan dilanjutkan dengan memberikan usulan
umum tentang topic yang akan dibahas
3. Business : Bagian inti dari komunikasi, sangat panjang dan memiliki tujuan
4. Feedback : Memberikan respons atau ide dan isi pembicaraan biasanya menghasilkan respons
yang berkembang dengan menyetujui isi pembicaraan
5. Closing : Menutup pembicaraan dengan memberikan salam, baik secara verbal maupun non
verbal

5. KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
Komunikasi pasien-dokter merupakan momen yang sangat penting dalam rangka penyembuhan
pasien. Dalam komunikasi pasien-dokter, karena keahliannya, dokter mempunyai posisi yang
lebih tinggi daripada pasien. Dapat dikatakan dokter memiliki legitimate power sehingga dengan
mudah dapat memengaruhi pasien. Hal tersebut merupakan modal untuk dapat mengubah sikap
dan perilaku pasien. Walaupun dalam komunikasi pasien-dokter, kedudukan dokter sebagai
seorang ahli lebih tinggi dari pasien, seorang dokter harus menjaga komunikasi dan
menghindari adanya pemberian nasihat pada pasien. Komunikasi akan lebih efektif dan interaktif
bila nasihat diubah menjadi informasi.
1

A. LANGKAH-LANGKAH DALAM KOMUNIKASI PASIEN-DOKTER


Dalam konseling yang juga diterapkan dalam komunikasi pasien-dokter dikenal adanya
GATHER, singkatan dari Greet-Ask-Tell-Help-Explain-Return.
Greet
Memberi salam kepada pasien di awal pertemuan akan menciptakan hubungan yang baik. Berilah
salam kepada tiap pasien pada saat dia datang. Katakan kepada pasien hal-hal yang diharapkan
selama pertemuan tersebut dan yakinkan bahwa tiap pasien punya privacy dan kerahasiaannya
akan terjaga.
Ask
Cara bertanya yang efektif :
1. Gunakan nada suara yang menunjukkan minat, perhatian, dan keramahan
2. Gunakan kata yang dapat dimengerti oleh pasien
3. Ajukan 1 pertanyaan dan tunggu jawabannya dengan penuh perhatian
4. Ajukan pertanyaan yang dapat membantu pasien untuk menyampaikan kebutuhankebutuhannya
5. Gunakan kata-kata seperti lalu, dan, oh?. Karena kata-kata tersebut dapat meningkatkan
keinginan pasien untuk lebih banyak bicara
6. Hindari pertanyaan Mengapa? karena dapat menimbulkan kesan mencari kesalahan
Tell / Memberi Informasi
Setelah pasien selesai menyatakan keluhan dan kebutuhannya , berikanlah informasi secara jelas
sehingga dapat dimengerti oleh pasien yang kemudian dapat membantu pasien untuk mengambil
keputusan
Help / Memberi Bantuan
Bantuan diberikan ketika pasien yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan atau
dalam mengambil keputusan atau dalam menentukan sikap. Dalam hal ini dokter memberikan
bantuan agar pasien dapat memecahkan permasalahannya dengan mudah
Explain / Memberi Penjelasan

Dokter memberikan penjelasan kepada pasien tentang keputusan yang telah dipilihnya. Misalnya
bila pasien memilih salah satu metode KB atau jenis tindakan tertentu, berikan penjelasan tentang
pilihannya tersebut berikut dengan efek sampingnya.
Return / Kontrol Kembali
Bila dirasa perlu, berikan kesempatan pada pasien untuk datang kembali.

B. EMPATI DOKTER-PASIEN
Empatiadalahkemampuanseseoranguntukmemproyeksikandirinyakepadaperananoranglain.
Artilainadalahkemampuanseseoranguntukmengetahuiapayangsedangdialamiolehorang
lainpadasuatusaattertentudalamsudutpandangoranglain.
Berempatiadalahmerasakansesuatusepertiorangyangmengalaminya.
Berempatiberartimemahamimotivasi,pengalaman,perasaandansikap,harapan,dankeingina
oranglain.
Empatitidaksamadengansimpati.Dalamempatikitatidakterlarutdenganperasaanpasien
tetapidapatmengidentifikasiperasaandanpikirannya.Sedangkandalamsimpati,kitaikut
terlarutdanmempunyaiperasaanyangsamadenganpasien/penularanemosi.
Faktorfaktoryangmempengaruhiempati:
1.Homiphyli:Gambarankomunikatordankomunikanyangmemilikikesamaansifatseperti:
kepercayaan,nilai,pendidikan,statussosial,dll.Faktorhomophyli:Ketertarikankomunikandan
komunikatorpadahalhalyangsama,tempattinggal,dankelompokyangsama.
2.Heterophyli:Gambarantentangderajatkomunikatordankomunikanyangberinteraksisesuai
sifatsifattertentu(memilikikeperbedaansifat,statussosial,dll)
Bylund&Makoul(2002)mengembangkan6tingkatempatiyang
dikodekandalamsuatusistem(TheEmpathyCommunicationCodingSystem
(ECCS)Levels).Berikutadalahcontohaplikasiempatitersebut:
Level0:Doktermenolaksudutpandangpasien
Mengacuhkanpendapatpasien
Membuatpernyataanyangtidakmenyetujuipendapatpasienseperti
1

Kalaustressya,mengapadatangkesini?AtauYa,lebihbaikoperasi
sajasekarang.
Level1:Doktermengenalisudutpandangpasiensecarasambillalu
Aha,tapidoktermengerjakanhallain:menulis,membalikkanbadan,
menyiapkanalat,danlainlain
Level2:Doktermengenalisudutpandangpasiensecaraimplisit
Pasien,Pusingsayainimembuatsayasulitbekerja
Dokter,Ya...?BagaimanabisnisAndaakhirakhirini?
Level3:Doktermenghargaipendapatpasien
AndabilangAndasangatstresdatangkesini?ApaAndamau
menceritakanlebihjauhapayangmembuatAndastres?
Level4:Doktermengkonfirmasikepadapasien
Andasepertinyasangatsibuk,sayamengertiseberapabesarusaha
Andauntukmenyempatkanberolahraga
Level5:Dokterberbagiperasaandanpengalaman(sharingfeelingsand
experience)denganpasien.
Ya,sayamengertihalinidapatmengkhawatirkanAndaberdua.
Beberapapasienpernahmengalamiaborsispontan,kemudiansetelah
kehamilanberikutnyamerekasangat,sangat,khawatir
Empatipadalevel3sampai5merupakanpengenalandokterterhadapsudut
pandangpasiententangpenyakitnya,secaraeksplisit.

C. HUBUNGAN PASIEN-DOKTER BAGI DOKTER DAN PASIEN


Bagi pasien
1. Menyampaikan keluhannya
2. Menjelaskan perjalanan penyakitnya
3. Memberitahukan riwayat kehidupan pribadi, riwayat keluarga, dan kehidupan sosialnya
4. Memberi kesempatan kepada dokter untuk memeriksanya
5. Ingin dapat kepastian tentang penyakitnya
1

6. Ingin mendapatkan pertolongan, pengobatan agar penyakitnya disembuhkan


Bagi dokter
1. Membina rapport ( Hubungan yang baik antara dokter dan pasien )
2. Berupaya mendapatkan informasi tentang keluhan, perjalanan penyakit, riwayat kehidupan
pribadi, riwayat keluarga, kehidupan sosial-pasien
3. Melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan pemeriksaan tambahan lain yang diperlukan
4. Menegakkan diagnosis
5. Membuat prognosis
6. Merencanakan dan memberikan terapi
7. Merehabilitasi pasien

D. PERSYARATAN DOKTER
1. Komunikasi yang efektif
2. Empati
3. Sikap manusiawi : tidak menghakimi
4. Kepedulian, kesabaran, dan motivasi
5. Sikap profesional
6. Pengetahuan yang cukup tentang penyakit.
7. Keterampilan melakukan pemeriksaan fisik dan mental

E. HAL YANG BERPENGARUH PADA HUBUNGAN PASIEN-DOKTER


1. Tempat dan Ruang Pelayanan
Ruang tempat pelayanan itu sendiri merupakan fokus yang sangat penting untuk diperhatikan.
Ruang konsultasi agar diusahakan secara maksimal dapat menjaga rasa aman / privacy setiap
pasien.
2. Waktu Tunggu
Lama waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan bagi setiap pasien penting diperhatikan. Hal
ini tidak menjadi masalah jika jumlah pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan hanya

sedikit. Harus tetap diingat bahwa setiap orang yang menderita, menjadi lebih tidak sabar dan
sensitif.
3. Latar Belakang Psikologik Pasien
Setiap pasien mempunyai harapan tertentu terhadap petugas kesehatan / dokter yang
dikunjunginya saat ia menderita suatu penyakit. Dalam hubungan pasien-dokter hal ini disebut
transference . Transference yang positif adalah bila pasien mengidentikkan dokter dengan orang
tuanya sendiri yang mempunyai kekuatan untuk melindungi dan menyingkirkan hal-hal yang
buruk dan menyakitkan. Transference yang negatif bila pasien tidak mau bekerjasama dengan
dokter. Dalam memahami proses transference ini maka tiap dokter harus dapat menumbuhkan
persepsi yang lebih realistik, baik terhadap pasien yang dilayaninya maupun kepada dirinya
sendiri mengenai hubungan ketika sedang menjalani profesinya.
4. Sikap dan Perilaku Dokter Terhadap Pasien
Dalam menjalankan profesinya dokter harus betul-betul dapat mengontrol dorongan-dorongan
psikis pribadinya jika ingin membangun hubungan antara dokter dengan pasien secara
profesional. Dorongan untuk memarahi pasien secara tidak proporsional untuk memenuhi
dorongan harga diri dokter yang berlebihan, keinginan untuk mendapat perlindungan yang tidak
wajar dari pasien atau malah dengan sengaja menggoda pasien agar jatuh cinta padanya harus
dihindari.
Setiap pasien harus dapat merasakan sikap hormat dan toleransi dari dokter. Hal ini dapat
diwujudkan dengan jalan mendengarkan keluhan pasien yang datang dengan sabar.

PEMAHAMAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DALAM


KASUS
Kasus :
Seorang pemuda datang ke tempat praktik dokter umum mengatakan dirinya sedang sakauw
( opioid withdrawal syndrome ) dan minta tolong diobati. Dokter itu mengatakan bahwa memakai
putau itu adalah haram, perbuatan berdosa, bisa kena penyakit HIV AIDS, Hepatitis, dan
akhirnya masuk neraka. Pemuda itu kecewa dengan sikap dokter tersebut.

Dari 5 tahap proses pembentukan komunikasi


Dari kasus tersebut, jalannya komunikasi tidak sesuai dengan 5 tahapan pembentukan hubungan
komunikasi. Bagian opening dan feed forward tidak terdapat dalam kasus ini. Komunikasi
langsung menuju pada tahap business yaitu saat pasien yang mengatakan dirinya sedang sakauw
meminta untuk diobati. Lalu pembicaraan masuk pada dokter yang mengatakan bahwa memakai
putauw adalah haram, dll. Cara berkomunikasi seperti ini bukanlah cara berkomunikasi yang baik
karena pembicaraan tanpa opening dan feed forward seakan-akan tidak ada etika dalam
pembicaraan tersebut. Orang akan senang dan nyaman berbicara bila disertai dengan tahapan
opening dan feed forward terlebih dahulu. Pembicaraan seperti ini mungkin dijumpai dalam
kondisi gawat darurat / emergency yaitu harus langsung masuk ke pokok permasalahan tanpa
basa-basi lebih dahulu agar waktu tidak terbuang sia-sia. Komunikasi dalam kasus ini juga tidak
menyertakan closing. Feed back ada dengan pasien merasa kecewa atas sikap dokter tersebut.
Dari elemen komunikasi :
Penghantar pesan : karena komunikasi ini berjalan 2 arah antara dokter dengan pasien maka
terdapat 2 penghantar pesan, bisa dokter bisa pasiennya. Tergantung dari kalimatnya. Pada
kalimat pertama yang menjadi penghantar pesan adalah pasien sedangkan pada kalimat kedua
adalah dokternya. Sedangkan pada kalimat 3 yang menjadi penghantar adalah pasien
Penerima pesan : Dalam kalimat pertama dokter menjadi penerima pesan sedangkan pada kalimat
kedua pasien menjadi penerima pesan. Kalimat 3 yang menjadi penerima pesan adalah dokter
Pesan : Dalam kalimat pertama, pesannya terdapat pada kalimat mengatakan dirinya sedang
sakauw dan minta tolong diobati. Sedangkan kalimat kedua adalah Dokter itu mengatakan
bahwa memakai putau itu adalah haram,dll. Sedangkan kalimat ketiga, pesan berbentuk non
verbal yaitu pasien merasa kecewa pada dokter tersebut.
Media : Media yang digunakan adalah tatap muka di mana pasien bertatap muka langsung
dengan dokter dengan mengunjungi temapat praktek dokter tersebut.
Konteks : Terdapat unsur psikologis yaitu adanya prasangka, sikap, dan emosi. Prasangka pasien
bahwa semua dokter ramah ternyata luntur setelah melihat sikap dokter tersebut yang dinilainya
tidak hormat pada pasiennya. Dan adanya kemungkinan dokter dalam keadaan emosi yang
berlebihan sehingga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas itu.
1

Umpan balik : Tidak terdapat umpan balik karena dalam kasus tidak disebutkan tanggapan pasien
atau dokter selanjutnya dari komunikasi tersebut
Efek : Efeknya adalah kekecewaan pada diri pasien tersebut yang telah menerima kata-kata tidak
sopan dari dokter tersebut.
Noise : Noise dalam kasus ini yaitu penggunaan bahasa yang kurang halus sehingga menganggu
proses komunikasi.
Dari teori komunikasi manusia dan Jenis komunikasi
Kasus ini termasuk dalam komunikasi interpersonal di mana proses pengiriman dan penerimaan
pesan antar 2 orang yaitu pasien dan dokter dengan mendapat umpan balik secara spontan. Pasien
dan dokter sebagai komunikator dan komunikan bertujuan untuk mencapai pengertian bersama.
Dilihat dari jenisnya, ini termasuk komunikasi 2 arah.
Dari syarat dokter
Dokter ini tidaklah mengamalkan bagian dari sikap manusiawi : tidak menghakimi
dan Kepedulian, kesabaran, dan motivasi. Dapat dilihat bahwa dari kata-kata dokter tersebut
terdapat kesan menghakimi pasien dengan mengatakan bahwa menggunakan putauw itu haram
dan bakal masuk neraka. Padahal tidak seorangpun yang boleh mengatakan akan masuk neraka
kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan diperlihatkan tidak adanya kesabaran dari pihak dokter itu
sendiri dalam menghadapi pasien.
Dari hal yang berpengaruh pada hubungan pasien-dokter
Dalam kasus ini yang akan terjadi berikutnya adalah transference yang bersifat negatif di mana
pasien tidak akan mau bekerjasama lagi dengan dokter tersebut karena anggapan dokter tersebut
suka menghakimi pasiennya dan kurang sabar. Dan dokter dalam kasus ini kurang bisa
mengontrol dorongan-dorongan psikis pribadinya seperti emosi pribadi sehingga komunikasi
tidak dapat berjalan lancar.
Pandangan Lain dari Kasus
Mungkin ada yang beranggapan bahwa dokter ini benar. Memang dokter ini tidak salah bila
mengatakan orang yang mengonsumsi putauw akan kena HIV AIDS bila melalui jarum suntik
1

atau faktor perantara lainnya dan hepatitis karena dapat mengganggu fungsi hepar ( hati ). Tapi
anggapan haram dan masuk neraka mungkin tidak pantas diucapkan oleh seorang dokter.
Mungkin yang salah dari ini adalah cara berkomunikasi dokter-pasiennya. Atau cara
penyampaian dokter kepada pasien yang kurang tepat.

PENUTUP
KESIMPULAN SEMENTARA DARI STEP 6
Komunikasi antara dokter-pasien sebagaimana di dalam kasus tidak berjalan
dengan kaidah yang ada, bila dokter ingin menyampaikan suatu informasi
hendaknya dilakukan dengan bahasa yang sopan dan harus menghindari sikap
emosi yang berlebihan dalam diri dokter itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Komunikasi dan Empati FK UKRIDA
a. Teori Komunikasi oleh Willem Sopacua, S.Th, Msi.
b. Komunikasi Efektif Antar Pribadi oleh Willem Sopacua, S.Th, M.Si.
c. Pengantar Komunikasi Dokter-Pasien oleh dr.Dan Hidayat SpKJ
2. Sumber lain
Wasisto,Broto, dkk. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.Jakarta : Konsili
Kedokteran Indonesia
Widjaja,H. 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta
Soetjiningsih. 2006. Modul Komunikasi Pasien-Dokter Suatu Pendekatan Holistik.
Jakarta : EGC
id.wikipedia.org
www.geocities.com/Jodi_I2002
www.sinarharapan.co.id
www.jangkar.org
warta.unair.ac.id

Anda mungkin juga menyukai