Anda di halaman 1dari 4

Dalam

kurun

waktu

kurang

lebih

satu

dekade

terakhir,

realisasi

pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung mengalami peningkatan namun


belum setinggi periode sebelum krisis (Grafik 1). Salah satu cara untuk
mengetahui

faktor-faktor

penyebab

belum

kembali

pulihnya

tingkat

pertumbuhan tersebut adalah dari sisi penawaran melalui faktor produksi. Faktor
produksi Cobb Douglas dapat dinyatakan dalam bentuk

Y = A K L1

(1)

dengan

Y
A

K
L

: total output perekonomian


: produktivitas
: level stok kapital
: jumlah tenaga kerja

0< <1

merupakan proporsi penggunaan stok kapital dan tenaga kerja dalam

fungsi produksi.
Pada

hakikatnya,

akumulasi

kapital

yang

ditopang

oleh

tabungan

masyarakat mampu menjadi motor pertumbuhan ke depan. Di samping itu,


peran modal manusia dan TFP penting pula dalam mendukung sustainabilitas
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hal ini berkaitan dengan adanya
fenomena

diminishing

returns

dari

kapital

yang

dapat

menyebabkan

pertumbuhan menjadi tidak berkesinambungan dalam jangka panjang apabila


hanya mengandalkan pada akumulasi kapital.
Berdasarkan kalkulasi, diketahui bahwa pertumbuhan yang belum setinggi
periode krisis disebabkan oleh belum kembali pulihnya kontribusi kapital fisik, di
samping faktor teknologi (total factor productivity) yang masih tetap rendah
(Grafik 2). Secara lebih rinci, Tabel 1 juga menunjukkan kondisi stok kapital
sebagai pendorong utama pertumbuhan PDB potensial yang belum kembali pulih
pascakrisis.

Sumber: Database MODBI, diolah

Sumber: Database MODBI, diolah

Grafik 1 Realisasi Pertumbuhan


Ekonomi Indonesia

Grafik 2 Kontribusi Faktor Produksi


terhadap Pertumbuhan Output
Potensial

Tabel 1 Kontribusi Faktor Produksi terhadap Pertumbuhan Output Potensial

Dugaan faktor produksi kapital yang masih menjadi faktor utama


pendorong pertumbuhan PDB tergambar pada Grafik 3, di mana besaran
marginal product of capital (MPK) dari beberapa penelitian dan sumber data
menyimpulkan hal yang relatif serupa, yakni relatif besarnya kontribusi kapital
dalam perekonomian dengan rata-rata MPK 54%.

Sumber: berbagai sumber, diolah

Grafik 3 Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Mengingat perannya yang masih relatif besar, dinamika stok kapital akan
berpengaruh secara signifikan pada pola pertumbuhan ekonomi domestik.
Sebagaimana tampak pada Grafik 4, pertumbuhan stok kapital bergerak seiring
dengan pertumbuhan PDB. Secara statistik, korelasi antara pertumbuhan PDB
dan stok kapital sangat kuat, yakni 0,96, yang semakin menguatkan dugaan
besarnya peran stok kapital dalam membentuk pola pertumbuhan PDB.

Sumber: database MODBI, diolah

Grafik 4 Pertumbuhan PDB dan Stok Kapital

Sementara itu, berdasarkan pendekatan perpetual inventory, stok kapital


dipengaruhi oleh seberapa besar akumulasi kapital (investasi) yang dilakukan
dalam suatu perekonomian. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

K t =( 1 ) K t1+ I t 1

(2)

atau

K t =( 1 ) K t1+ i. Y t1

(3)

dengan

Kt

It
i
Y

: stok kapital
: depresiasi kapital
: investasi
: rasio investasi; dan
: PDB
Semakin besar akumulasi kapital (investasi) yang dilakukan dalam suatu

perekonomian, kapasitas produksi akan semakin meningkat. Karenanya, menjadi


penting untuk tetap mendorong peningkatan stok kapital melalui pertumbuhan
investasi hingga ke tingkat yang optimal. Karena itu pula, realisasi dan perkiraan
investasi (atau rasio investasi) ke depan juga menjadi penting dalam mendorong
peningkatan kapasitas perekonomian. Berdasarkan simulasi sederhana dengan
menggunakan fungsi produksi, diketahui bahwa penurunan rasio investasi 1%
terhadap PDB dapat membawa PDB potensial turun sebesar 0,3%.

Namun demikian, mengingat adanya hukum diminishing return to capital,


investasi tidak dapat terus menerus menjadi penopang pertumbuhan. Di
samping itu, investasi yang sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan
domestik seperti gejolak perekonomian global atau tingkat risiko yang dimiliki
suatu negara, membuat suatu perekonomian tidak dapat hanya bergantung
pada investasi. Perbaikan produktivitas dan efisiensi menjadi salah satu faktor
penting yang dapat mendorong pertumbuhan sehingga lebih berkesinambungan.
Apabila terdapat indikasi penurunan prospek pertumbuhan investasi di
tengah perbaikan produktivitas yang masih relatif terbatas, maka dapat diduga
bahwa

pertumbuhan

output

potensial

juga

akan

terkoreksi.

Karena

itu,

diperlukan sebuah tinjauan ulang secara berkala terhadap output potensial yang
tidak

hanya

konsisten

dengan

prospek

investasi,

tapi

juga

dengan

perkembangan realisasi dan rencana kebijakan pemerintah dalam rangka


meningkatkan produktivitas dan modal manusia.

Anda mungkin juga menyukai