Abstrak
Komposit adalah gabungan dua atau lebih suatu material yang terdiri dari matriks dan penguat yang tidak saling
melarutkan yang bertujuan memperbaiki atau membentuk sifat baru suatu material. Matriks yang digunakan adalah
polyester, sedangkan penguatnya adalah serat bambu. Material komposit diberi perlakuan siklus thermal yaitu pemberian
temperatur dari temperatur tinggi ke rendah secara bertahap dan berulang-ulang. Penambahan partikel montmorillonite
pada komposit diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanik. Dalam penelitian kali ini difokuskan tentang peningkatan
nilai kekuatan tarik dan kekuatan Impak dari komposit polyester berpenguat serat bambu dengan montmorillonite. Variasi
yang digunakan adalah variasi fraksi berat aditif montmorillonite, 0%, 30%, 40%, dan 50%, serta variasi jumlah siklus
termal sebanyak 25x, 50x, dan 75x. Dari hasil penelitian didapat bahwa penambahan montmorillonite dapat meningkatkan
kekuatan mekanik komposit. Kekuatan tarik dan kekuatan impak tertinggi didapat pada kadar monmorillonite 40%
dengan jumlah siklus termal sebanyak 25x sebesar 25,86 Mpa dan 0,28 J/mm 2
Kata kunci: Komposit, matriks, penguat, siklus thermal, montmorillonite, kekuatan tarik, kekuatan impak
Abstract
Composites is combination two or more materials made up matriks and reinforcement that not dissolving have repairing or
forming new characteristic matrials. Matriks used is polyester, while reinforce is bamboo fiber. Materials composites gived
treatment the cycle thermal is giving from low temperature until high temperature in by step and repeated. Addition of
particle monmorillonite to composites have upgrade mechanical properties. In this research focused abaut increased of
tensile strenght and impact strenght from composites polyester reinforced bamboo fiber with addition montmorillonite.
Composites used variation weight additive montmorillonite, 0%, 30%, 40% and 50%, with variation cycle thermal as many
as 25x, 50x and 75x. In this research have conclution is addition of montmorillonite obtain increased mechanical
properties composites. Tensile strenght and impact strenght highest obtained montmorillonite 40% with cycle thermal as
many as 25x in the amount of 25,86 Mpa and 0,28 Mpa.
Keywords: Composite, matrix, reinforced, cycle thermal, montmorillonite, tensile strenght
Pendahuluan
Material komposit di definisikan sebagai kombinasi
antara dua material atau lebih yang berbeda bentuk,
komposisi kimia, dan tidak saling melarutkan dimana
material yang satu berperan sebagai penguat dan yang
lainnya sebagai pengikat serta dapat dilihat perbedaannya
secara makroskopis[1].
Polyester merupakan material yang bersifat termoset
karena mempunyai ikatan monomer stiren. Oleh karena itu
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika akan
menggunakan resin Polyester, yaitu :
Waktu pengerjaan yang terbatas, karena akan
cepat mengeras jika didiamkan terlalu lama.
Shrinkage (penyusutan volume) yang relatif tinggi
pada saat pengerasan.
Metode Penelitian
Langkah-Langkah Pembuatan Sampel
Sampel dibuat dengan menggunakan cetakan yang
terbuat kaca dengan ukuran spesimen 16 x 5 x 2,5 cm.
Setelah itu potong serat bambu sesuai dengan standart
ASTM D 3039 dan ASTM D 6110 untuk ukuran sampel uji
tarik dan uji impak. Kemudian buat partikel
montmorillonite dengan menumbuk genteng dengan
lumpang besi lalu ayak dengan ayakan tepung untuk
mendapatkan mesh berukuran 50. Ukur dan timbang resin
sesuai kebutuhan, tambahkan katalis (hardener) 1%, dan
timbang montmorillonite. Kemudian campur resin, katalis
dan montmorillonite dengan persentase sesuai dengan
rencana. Aduk sebanyak 100 kali saat pencampuran resin
dan katalis, lalu aduk 60 kali saat pencampuran resinkatalis dengan montmorillonite.
Langkah selanjutnya lapisi cetakan dengan plastik
astralon. Tuang campuran matriks ke dalam cetakan
sampai ketebalan 3 mm, kemudian letakkan serat bambu di
atasnya, setelah itu tuangkan lagi matriks ke dalam
cetakan. Tutup cetakan dengan plastik astralon. Pastikan
tidak terjadi rongga udara (void) saat menutup cetakan.
Tutup dengan cetakan kaca lalu berikan pemberat. Tunggu
hingga setengah hari, kemudian lepaskan hasil cetakan dari
cetakan. Potong pada sisi kiri dan kanan yang berlebih
pada komposit dengan menggunakan gerinda tangan agar
spesimen mempunyai ukuran yang sesuai dengan standart
ASTM D3039 ASTM D6110.
Siklus Thermal
Sampel komposit dilakukan perlakuan siklus thermal
dengan meletakkan sampel ke dalam microwave dengan
temperatur 100o C selama 10 menit. Setelah itu sampel
dimasukkan ke dalam referigerator (pendingin) dengan
temperatur 0o C selama 10 menit dengan waktu
penahanaan pada temperatur ruang selama 10 menit. Hal
ini dilakukan terus menerus secara berulang-ulang dan
membentuk suatu siklus. Yang disebut satu siklus thermal
adalah ketika sampel masuk ke dalam microwave dan
masuk lagi ke dalam referigerator. lakukan siklus tersebut
sebanyak 25x, 50x, dan 75x (sesuai dengan variabel yang
ditentukan).
Pengujian Tarik
Spesimen langsung dilakukan uji tarik dengan
menggunakan mesin uji tarik sesuai standar ASTM D3039.
Ketika pengujian tarik siap dilakukan, setel penanda
displacement dengan meletakkan ujung dasarnya ke dasar
mesin uji tarik. Saat penanda displacement tidak lagi
menyentuh dasar mesin uji tarik, lakukan penyetelan ulang
dengan mengendorkan pengikatnya dan meletakkan ke
dasar mesin uji tarik. Hal ini dimaksudkan supaya penanda
displacement dapat bekerja dengan baik. Reset display saat
akan melakukan pengujian tarik. Proses pengujian minimal
UNEJ JURNAL Teknik Mesin 2015, 1 (1): 1-4
2
dilakukan oleh dua orang, orang pertama memegang
pencekam sedangkan yang lainnya mengungkit dengan tuas
yang disediakan. Selama proses, jangan lupa untuk
melakukan perekaman. Simpan rekaman video tersebut
untuk selanjutnya diolah datanya[5].
Pengujian impak
Dimensi di ukur untuk setiap spesimen pengujian.
Memeriksa vice yang akan digunakan apakah telah sesuai
dengan yang akan digunakan. Bila belum sesuai diganti
dengan yang sesuai. Pendulum di sesuaikan dengan posisi
spesimen. Melakukan pengujian hampa (pendulum
diletakkan pada ketinggian yang ditentukan, dan tanpa
spesimen uji, lalu pendulum dilepaskan) nilai sudut awal (
) di catat pada skala jarum penunjuk. Pendulum diletakkan
pada ketinggian yang ditentukan dan ditahan, pemasangan
spesimen uji pada pendukung sehingga ujung pendulum
tepat mengenai tengah-tengah spesimen. Pendulum di
lepaskan dan hasil dicatat pada nilai sudut akhir () pada
skala jarum penunjuk setelah pendulum mengenai tengahtengah spesimen. Melakukan perhitungan pada data hasil
pengujian untuk mendapatkan nilai kekuatan impaknya
Hasil Penelitian
5 .0
4 .5
4 .0
3 .5
3 .0
0%
2 .5
30%
2 .0
40%
1 .5
50%
1 .0
0 .5
0 .0
25x
50x
75x
V a ria s i ju m la h s ik lu s t e r m a l
Pembahasan
Analisa Variasi Fraksi Kadar Berat MMT Terhadap
kekuatan tarik
Gambar 5 bentuk patahan uji tarik pada kadar MMT
0%, 30%, 40% dan 50% pada perlakuan siklus termal 50x
4
menurun secara drastis mulai dari 25X siklus
termal hingga terendah yaitu 75X siklus termal.
3. Kondisi morfologi komposit setelah dilakukan
pengujan tarik dan pengujian impak semua
mengalami kegagalan patah getas.
Saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian
selanjutnya adalah:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh siklus termal terhadap sifat mekanis
yang berbeda seperti kekuatan bending dan
kekuatan tekan.
2. Penelitian tentang komposit berbasis serat bambu
perlu dikembangkan mengingat potensi pohon
bambu yang melimpah di sekitar kita.
Daftar Pustaka
[1] Yunus, S. 2011. Komposit Proses, Fabrikasi dan
Aplikasi Jember, Univesitas Jember.
[2] Bramantyo. A., 2008. Pengaruh Konsentrasi Dan
Arah Serat Rami. Universitas Indonesia, Jakarta.