Lorenzia wijaya
102013180
Skenario 6
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa ibu nya ke
puskesmas karena sesak nafas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
didahului oleh demam naik-turun dan batuk pilek sejak 1 minggu
yang lalu. Batuk disertai dahak berwarna kuning. Nafsu makanm
pasien menurun.
Pada pemeriksaan fisik didapati kesadaran compos mentis, anak
tampak sesak dan rewel, tidak ada sianosis, BB 12 kg, frekuensi
nafas 55 x/menit, denyut nadi 110x/menity, suhu 38,5 C, pernafasan
cupingh hidung (+), retraksi intercostal (+), aring hiperemis,
terdapat ronkhi basah halus dan wheezing pada kedua lapang paru.
Laboraturium : leukosit 20.000/uL.
Anamnesis
Identitas : cermati usia (untuk tau penyebab), cermati alamat
(untuk tau apakah tinggal di daerah polusi, negara
berkembang)
Keluhan utama: sesak nafas.
RPS: sesak nafas sejak 2 hari yang lalu, diawali demam naik
turun, batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Batuk disertai
dahak berwarna kuning, nafsu makan berkurang, pasien
tampak sesak dan rewel,
RPK : adakah keluarga yang sakit serupa?
RPD : apakah pernah sakit serupa? Adakah riwayat asma dan
alergi ?
Riwayat obat
Sosial ekonomi : bagaimana kondisi bangunan rumah, ventilasi
udara?
Pneumonia
Faktor Infeksi
Pada neonatus : Streptokokus grup B, Respiratory Sincytial Virus
(RSV).
Pada bayi
Virus : Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus.
Organisme atipikal
: Chlamidia trachomatis, Pneumocytis.
Bakteri : Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza, Mycobacterium
tuberculosa, B. pertusis.
Pada anak-anak :
Virus
: Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSP
Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia
Bakteri : Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosa.
Transmisi
Etiologi
Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa
saja, dari bayi sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri
penyebab pneumonia yang paling umum adalah
Streptococcus pneumoniae
. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan
disebabkan oleh virus. Virus yang tersering
menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial
Virus (RSV).
Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak
bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri,
meski memiliki karakteristik keduanya
Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering
disebut pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini
adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP).
Usia
Lahir 20 hari
Bakteri
Bakteri
E. colli
Bakteri anaerob
Streptoccus group B
Streptoccous group D
Listeria monocytogenes
Haemophilllus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Virus sitomegalo
Virus Herpes simpleks
3 minggu 3 bulan
Bakteri
Bakteri
Chlamydia trachomatis
Bordetella pertusis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Moraxella catharalis
Virus Adeno
Staphylococcus aureus
Virus Influenza
Ureaplasma urealyticum
Virus
Virus sitomegalo
4 bulan 5 tahun
Bakteri
Chlamydia pneumoniae
Bakteri
Haemophillus influenzae tipe B
Mycoplasma pneumoniae
Moraxella catharalis
Streptococcus pneumoniae
Neisseria meningitidis
Virus
Staphylococcus aureus
Virus Adeno
Virus
Virus Influenza
Virus Varisela-Zoster
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syncytial virus
5 tahun remaja
Bakteri
Bakteri
Chlamydia pneumoniae
Haemophillus influenzae
Mycoplasma pneumoniae
Legionella sp
Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Virus
Virus Adeno
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syncytial Virus
Virus Varisela-Zoster
Patogenesis
1.
Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti) Hiperemia
respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang
terinfeksi.
ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di
tempat infeksi.
terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan
histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru
dan peningkatan permeabilitas kapiler paru.
Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan
jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka
perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
Patogenesis
1.
Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti) Hiperemia
respon peradangan permulaan peningkatan aliran
darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.
(hiperemia)
perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang intestisium
pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.
2.
hepatisasi merah
Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna
paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
Udara alveoli sangat minimal anak akan bertambah
sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama
48 jam.
Gejala klinis
2 bulan 5 tahun
batuk
napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke
dalam
gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum
dahak berwarna kehijauan atau seperti karet
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi dan keadaan umum :
Keadaan umum :kesadaran kompos mentis, terlihat sesak
dan rewel, batuk pilek, pernapasan cuping hidung (+),
retraksi interkostal (+), penurunan nafsu makan
TTV : takipnea (nafas cepat) 55x/mnt. (n:30-40 x/mnt)
Demam : 38,5
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya
15.000 40.000/ mm3 dengan pergeseran ke kiri.
Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan
dengan infeksi virus atau mycoplasma.
Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
Peningkatan LED.
Kultur dahak dapat positif.
biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok
(throat swab).
Pneumonia berat.
Bila adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Pneumonia
Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun
40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun
Bukan penumonia :
Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu
dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika. Diagnosis pasti dilakukan
dengan identifikasi kuman penyebab:
Diagnosis Banding
TUBERKULOIS PARU
tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi
menular yangdisebabkan oleh M. tuberculosis. Jalan
masuk untuk organism M. tuberculosis adalahsaluran
pernafasan, saluran pencernaan. Gejala klinis TB antara
lain batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3
minggu), nyeri dada, dan hemoptisis dan gejala
sistemikmeliputi demam, menggigil, keringat malam,
lemas, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan.
Pencegahan
Vaksinasi Pneumokokus
2.
Vaksinasi H. influenza
3.
Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan
daya tahan tubuh rendah
4.
Vaksin influenza yang diberikan pada anak sebelum
anak sakit.
Penatalaksanaan
Prognosis
Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi
parenkim paru yangdapat menyerang segala usia.
Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteriStreptococcus pneumonia dengan gejala yang
muncul Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
hasil lab, didapatkan bahwa anak sesak napas, batuk
doisertai dahak warna kuning, nafsu makan menurun,
tidak ada sianosis, demam tinggi, retraksi, terdarap
ronki basah halus dan leukositosis tinggi anaka
didiagnosis menderita Pneumonia berat dan anak tsb
harus dirawat di rumah sakit dan diberi therapi cairan IV
dan antibiotik.