doa dan mimpimimpi para petani bergandengan di sungai, sumbernya memberikan nyawa pada kami yang kehausan
kami berlari seperti burungburung nakal menggoda pucukpucuk musim
tanpa ancaman, seperti mentari tenang menyinar
seketika pada rekahan dan bongkahan tanah mengering
seperti kemarau menyapu ladang petani mengambang pada konsentrasi panas di udara kembali mengadah doa, menimba hujan untuk ladang yang kontang untuk kami yang kehausan untuk kota gering kewalahan
kini kami berlari pada hujan mencurah
ahh... petani mendesah, jagungjagung kedinginan padipadi di sawah mulai kelemasan jarumjarum dingin merejam kulit kami berlari... berlari dari hujan, menerjang
kami berlari dalam pekatnya hujan
kami cium wanginya bangkai dedaunan
dan harumnya tanah basah sehabis hujan
ke manakah Tuhan, Kau sembunyikan mentari?
di sela gemericik sungai dan deru bah
hati kami membisikkan rayuan diamini ribuan malaikat dari lembutnya tarian hujan sampai garangnya curahan menderas
jalanjalan kota mati, ada hanya untuk para pemimpi
mencium wangi kepulan asap sate, teh tarik dari nasi dan pucuk daun jati yang tersaji tentang panenan dan hutan yang digundul
di dalam kelam, di pusaran banjir dan bisikan hujan