Anda di halaman 1dari 2

BANJIR DAN MIMPI KITA KARYA KAMALIA LIA

pada pematang, tunastunas jagung dan semaian padi


doa dan mimpimimpi para petani bergandengan
di sungai, sumbernya memberikan nyawa pada kami yang kehausan

kami berlari seperti burungburung nakal menggoda pucukpucuk musim


tanpa ancaman, seperti mentari tenang menyinar

seketika pada rekahan dan bongkahan tanah mengering


seperti kemarau menyapu ladang
petani mengambang pada konsentrasi panas di udara
kembali mengadah doa, menimba hujan
untuk ladang yang kontang
untuk kami yang kehausan
untuk kota gering kewalahan

kini kami berlari pada hujan mencurah


ahh... petani mendesah, jagungjagung kedinginan
padipadi di sawah mulai kelemasan
jarumjarum dingin merejam kulit
kami berlari... berlari dari hujan, menerjang

kami berlari dalam pekatnya hujan


kami cium wanginya bangkai dedaunan

dan harumnya tanah basah sehabis hujan


ke manakah Tuhan, Kau sembunyikan mentari?

di sela gemericik sungai dan deru bah


hati kami membisikkan rayuan diamini ribuan malaikat
dari lembutnya tarian hujan sampai garangnya curahan menderas

jalanjalan kota mati, ada hanya untuk para pemimpi


mencium wangi kepulan asap sate, teh tarik
dari nasi dan pucuk daun jati yang tersaji
tentang panenan dan hutan yang digundul

di dalam kelam, di pusaran banjir dan bisikan hujan


kami merangkul doa, menggali jati diri.

Dec'rain 2014

Anda mungkin juga menyukai