Anda di halaman 1dari 24

Penanganan pada Bayi Baru Lahir

Herkuliana Puspita Sari


102012228
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat
No telp 0852 8468 0423
Email : erly_giovani@yahoo.com
PENDAHULUAN
Proses kelahiran bayi merupakan keajaiban. Dalam beberapa saat, janin yang keriput dan
basah, berubah menjadi bayi yang hidup bebas. Transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin merupakan hal yang vital. Janin harus menghindarkan diri dari potensi kerusakan
yang terjadi saat kelahiran, beradaptasi secara fisiologis untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya. Dan setelah kelahiran, menghindarkan diri dari bahaya lingkungan seperti
hipotermia dan infeksi, karena dia masih rentan terhadap bahaya tersebut. Periode intrapartum
dan neonatal awal merupakan masa yang amat berbahaya bagi bayi yang mengalami hipoksia
atau malnutrisi intrauterin, lahir preterm, dan mempunyai kelainan kongenital mayor.
Dalam masyarakat, proporsi bayi yang mengalami kecacatan pada periode perinatal cukup
signifikan. Hampir semua mortalitas dan morbiditas yang terjadi pada periode perinatal ini dapat
dicegah, maka periode perinatal merupakan kesempatan untuk menerapkan pelayanan
kedokteran seefektif mungkin.1
ANAMNESIS
Identitas. Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama
orang tua atau penanggung jawab, alamat, pendidikan dan pekerjaan orangtua, suku bangsa dan
agama.
Keluhan Utama. Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien sehingga pasien dibawa ke dokter
dan mencari pertolongan. Selain itu keluhan utama harus disertai dengan indikator waktu, berapa
lama pasien mengalami hal tersebut.

Riwayat Penyakit Sekarang. Riwayat penyakit sekarang juga harus di tanyakan, yaitu cerita
yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan
utama sampai pasien dibawa berobat. Hal yang harus ditanyakan adalah:

Lamanya keluhan berlangsung

Keluhan lain yang menyertai

Upaya dan tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya

Riwayat Kehamilan Ibu. Dalam hal ini yang perlu ditanyakan adalah :

Kehamilan yang ke berapa

Riwayat kehamilan terdahulu

Penyakit yang pernah diderita selama hamil dan upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya

Berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal
tersebut (dokter umum atau spesialis, bidan, dukun)

Obat-obat yang diminum selama hamil

Kebiasaan ibu seperti merokok atau minum minuman keras

Riwayat Penyakit dalam Keluarga. Menanyakan pada orang tua dari anak mengenai:

Keberadaan anggota keluarga dengan keluhan penyakit tertentu

Keadaan sosial-ekonomi-budaya keluarga orangtua bayi (untuk mengantisipasi adanya


perkawinan dengan keluarga dekat/konsanguinasi)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Keadaan Umum
Pada pemeriksaan fisik diawali dengan pemeriksaan keadaan umum. Yang dinilai dalam
pemeriksaan keadaan umum diantaranya adalah kesadaran, status mental, dan tingkah laku
termasuk karakteristik tangisan pada bayi. Perhatikan pula fasies bayi yaitu ekspresi wajah bayi,
kadang-kadang dapat memberikan informasi tentang keadaan klinisnya.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap keadaan umum, selanjutnya dilakukan adalah
pemeriksaan tanda-tanda vital. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi
2

tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan
organ-organ di dalam tubuh. Misalnya suhu tubuh meningkat berarti ada metabolisme yang
terjadi dalam tubuh atau sebagai respon imun tehadap bakteri dan virus. Atau jika denyut nadi
meningkat maka pasti ada perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya.
Penilaian Bayi Saat Lahir
Skor Apgar
Virginia apgar menemukan sistem pengukuran yang sederhana dan handal untuk derajar
stres intrapartum saat lahir. Kegunaan utama sistem skor ini adalah untuk memaksa pemeriksaan
memeriksa anak secara sistematis dan untuk mengevaluasi berbagai faktor yang memungkinkan
berkaitan dengan masalah kardiopulmonal. Skor 0, 1, atau 2 diberikan pada masing-masing dari
kelima variabel, 1 dan 5 menit setelah lahir. Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi berwarna
merah muda dan memiliki tanda vital normal, sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi apnea dan
tidak memiliki denyut jantung. Terdapat hubungan terbalik antara skor Apgar dengan derajat
asidosis serta hipoksia. Skor 4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatann
insidensi asidosis, sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan hidup yang
normal. Skor 4 atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insiden asidosis,
distres pernapasan, serta kematian.
Meskipun demikian, banyak neonatus yang lahir dengan skor Apgar rendah ternyata
asidotik. Pada beberapa kasus asfiksia terjadi sedemikian akitnya sampai tidak dicerminkan
dalam pH darah. Selain itu, proses lain selain asfiksia (prematuritas ekstrem sendiri, anestesi atau
sedasi ibu, dan patlogi sistem saraf pusat) dapat menghasilkan skor yang rendah. Terlepas dari
faktor penyebabnya, skor apgar yang tetap rendah memerlukan resusitasi. Penentuan skor Apgar
harus diteruskan setiap 5 menit, sampai mencapai nilai 7.
Tabel 1. Evaluasi Apgar pada Bayi Baru Lahir1
Skor

Detak jantung
Usaha bernapas

Hilang
Tidak ada

< 100/menit
Lambat, tidak teratur

> 100/menit atau lebih


Teratur, dengan tangisan

Tonus otot

Lemas

Terasa ada di lengan/tungkai

Bergerak aktif

Iritabilitas refleks

Tidak ada

Hanya di wajah

Menangis

Warna

Pucat

Tubuh membiru

Berwarna kemerahan
3

Frekuensi Denyut Jantung


Frekuensi jantung normal saat lahir antara 120 dan 160 denyut per menit. Denyutan di atas
100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung
Upaya Bernapas
Upaya bernapas bayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas
dapa 30 detik, dan mencapai pernapasan yang menetap pada frekuensi 30-60 kali menit pada usia
2 sampai 3 menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai
sebab, termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan sistem saraf pusat, atau
pemberian obat pada ibu (barbuturat, narkotik, dan trankuilizer).
Tonus Otot
Semua bayi normal menggerak-gerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera
setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang
lemah biasanya asfiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan sistem saraf
pusat.
Kepekaan Refleks
Respon normal pada pemasukan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung
adalah menyeringai, batuk, atau bersin.
Warna Kulit
Hampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah muda setelah
tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna
merah muda tetapi sianotik pada tangan serta kakinya (akrosianosis) 90 detik setelah lahir.
Sianosis

menyeluruh

setelah

90

detik

terjadi

pada

curah

jantung

yang

rendah,

methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital jenis sianotik, pendarahan


intrakranial, penyakit membran hialin, aspirasi darah atau mekonium, obstruksi jalan napas,
paru-paru hipoplastik, hernia diafgragmatika, dan hipertensi pulmonal persistem. Kebanyakan
bayi yang pucat saat lahir mengalami vasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi biasanya disebabkan
oleh asfiksia, hipovolemia, atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik (misal, akibat ventilasi
4

bantuan yang terlalu kuat), penghangatan berlebihan. Hipermagnesemia, atau konsumsi alkohol
akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasi nyata serta pletora perifer yang mencolok.
Pletorasi juga terjadi bila bayi menerika transfusi farah per plasenta dalam jumlah besar dan
hipervolemik.1
Manajemen Bayi Baru Lahir
Pengaturan Suhu
Bayi kehilangan Panas melalui empat cara, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Konduksi : melalui benda-benda padat yang melalui kulit bayi


Konveksi : pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.
Evaporasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah.
Radiasi : melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan
kulit bayi.
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir meyebabkan bayi mudah kehilangan

panas melalui keempat cara di atas. Kehilangan panas secara konduktif jarang terjadi kecuali jika
bayi diletakkan pada alas yang dingin.
Cara konveksi. Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari 20C dan sebaiknya tidak
berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka. Kipas angin dan AC yang kuat harus
cukup jauh dari area resusitasi. Troli resusitasi harus mempunyai sisi untuk meminimalkan
konveksi ke udara sekitar bayi.
Cara Evaporasi. Bayi baru lahir yang dalam keadaan basah kehilangan panas dengan cepat
melalui cara ini. Karena itu, bayi harus dikeringkan seluruhnya, termasuk kepala dan rambut,
sesegera mungkin setelah dilahirkan. Lebih baik bila menggunakan handuk hangat untuk
mencegah hilangnya panas secara konduktif.
Cara Radiasi. Panas dapat hilang secara radiasi ke benda padat yang terdekat, misalnya jendela
pada musim dingin. Karena itu, bayi harus diselimuti, idealnya dengan handuk hangat. Jika
resusitasi aktif diperlukan, bayi sedapat mungkin diselimuti, karena bayi yang mengalami
asfiksia tidak dapat menghasilkan panas untuk dirinya sendiri dan karenanya akan kehilangan
panas lebih cepat. Harus diingat bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu 0,5-1C lebih tinggi
dibanding suhu ibunya. Sayangnya tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu tubuh menjadi
35-35,5 C dalam 15-30 menit karena kecerobohan perawatan di ruang bersalin.2
5

Resusitasi Neonatus
Resusitasi neonatus tidak rutin dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan tetapi, penilaian
untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi harus dilakukan pada setiap neonatus oleh
petugas terlatih dan kompeten dalam resusitasi neonatus. Pada bayi sehat dengan napas spontan,
tonus baik dan ketuban jernih, tidak dilakukan resusitasi, tetapi tetap harus dilakukan perawatan
bayi rutin. Bila bayi gagal bernapas spontan, hipotonus, atau ketuban kerus bercampur
mekonium, maka harus dilakukan langkah-langkah resusitasi. Semua peralatan harus disiapkan
dan dicek sebelum persalinan. Handuk hangat sudah disiapkan dan infant radiant warmer
dinyalakan agar dapat langsung digunakan bila diperlukan.
Perawatan rutin yang dilakukan pada bayi yang sehat ialah mengeringkan bayi, member
kehangatan, membersihkan jalan napas bila diperlukan, dan mengobservasi warna kulit bayi.
Inisasi Menyusu Dini (IMD)
Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut atas ibu selama paling sedikit
satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya.
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi
lebih baik dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan
mencegah infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran
mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit
dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih baik.
Dengan demikian, berat badan bayi cepat meningkat dan lebih cepat keluar dari rumah sakit.
Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengekuaran hormon oksitoksin, prolaktin, dan secara
psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.
Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan banyak dilakukan secara
luas di seluruh dunia, tetapi penelitian menunjukkan hal ini tidak bermanfaat bagi ibu ataupun
bayi, bahkan berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat memberikan kesempatan
bagi terjadinya transfusi fetomaternal sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi.
6

Variasi jumlah darah transfusi fetomaternal ini tergantung dari lamanya penundaan pengikatan
tali pusat dan posisi bayi dari ibunya (apakah bayi diletakkan lebih tinggi atau lebih rendah dari
ibu). Transfusi berlangsung paling cepat dalam menit pertama, yaitu 75% dari jumlah tansfusi
dan umumnya selesai dalam 3 menit. Penelitian pada bayi dengan penundaan pengikatan tali
pusat sampai pulsasi tali pusat berhenti, dan diletakkan pada perut ibunya menunjukkan bayibayi tersebut memiliki 32% volume darah lebih banyak dibandingkan dengan bayi-bayi dengan
pengikatan tali pusat dini.
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara
bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Jelly Wharton yang membentuk jaringan
nekrotik dapat berkolonisasi dengan organisme patogen, kemudian menyebar dan menyebabkan
infeksi kulit dan infeksi sistemik pada bayi. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum
merawat tali pusat.
Pelabelan
Label nama bayi atau nama ibu harus dilekatkan pada pergelangan tangan atau kaki sejak di
ruang bersalin. Pemasangan dilakukan dengan sesuai agar tidak terlalu ketat ataupun longgar
sehingga mudah lepas.
Profilaksis Mata
Konjungtivis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama bada bayi dengan ibu yang
menderita penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidiasis. Sebagian konjungtivitis
muncul pada 2 minggu pertama setelah kelahiran. Pemberian antibiotik profilaksis pada mata
terbukti dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering digunakan yaitu
tetes mata silver nitrat 1 %, salep mata eritromisin, dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini
efektif untuk mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes mata tidak dianjurkan
lagi karena sering terjadi efek samping berupa iritasi dan kerusakan mata.
Pemberian Vitamin K

Sampai saat ini, angka kematian bayi terutama di Negara berkembang masih cukup tinggi.
Di Indonesia 67% dari angka kematian bayi merupakan kematian neonatus dimana salah satu
penyebabnya

adalah

perdarahan

akibat

defisiensi

vitamin

K1

(PDVK).

Penyakit

hemoragik/perdarahan pada bayi baru lahir ini berpotensi untuk menjadi kondisi yang serius.
Dari data epidemologi, insiden terjadinya PDVK pada pasien baru lahir di Eropa dan Asia
adalah 4,4-7,2 per 100.000 kelahiran. Mortalitas pada bayi yang mengalami PDVK adalah 1015%, sedangkan kecacatan neurologik mencapai 40%. Menurut onset terjadinya, PDVK
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu PDVK dini (umur 1-2 hari), PDVK klasik (umur 2-7 hari), dan
PDVK lambat (2 minggu sampai 6 bulan).
Melihat bahaya dari PDVK, departemen kesehatan telah membuat kebijakan nasional yang
berisi semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1 (fetomenadion).

Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1. (Rekomendasi A)


Vitamin K1 diberikan intramuscular atau oral. (Rekomendasi A)
Dosis untuk semua bayi baru lahir:
Intramuskular, 1 mg dosis tunggal
Oral, 3 kali @ 2 mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3-4 hari, dan pada bayi

berumur 1-2 bulan. (Rekomendasi A)


Bayi ditolong dukun wajib diberikan vitamin K1 secara oral. (Rekomendasi C)
Penyedian vitamin K1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul, dosis oral 2mg/tablet yang dikemas

dalam bentuk strip 3 tablet atau kelipatannya. (Rekomendasi C)


Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai program nasional.
(Rekomendasi C)
Pemberian vitamin K1 baik secara intramuskular maupun oral terbukti menurunkan insiden

kejadian PDVK. Dari penelitian yang dilakukan oleh Isarangkura Pb dan Chuansumrit A di
Thailand tahun 1999, didapatkan insiden PDVK pada bayi tanpa pemberian profilaksis lambat
vitamin K1 mencapai 30 per 100.000 kelahiran, sedangkan pada pemberian profilaksis vitamin
K1 kurang dari 5 per 100.000 kelahiran.2
Pengukuran Berat dan Panjang Lahir
Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat lahirnya. Dua hal yang selalu ingin diketahui
orang tua tentang bayinya yang baru lahir adalah jenis kelamin dan beratnya. Pengukuran panjag
lahir tidak rutin dilakukan karena tidak banyak bermakna. Pengukuran dengan pita dengan
8

menggunakan pita pengukuran tidak akurat. Bila diperlukan mengenai panjang lahir, maka
sebaiknya dilakukan dengan stadiometer bayi dengan menjaga bayi dalam posisi lurus dan
ekstremitas dalam keadaan ekstensi. Berat badan yang normal adalah 2.500-3.500 gram, apabila
ditemukan berat badan kurang dari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan
lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bayi dengan berat badan lebih dari 3.500
gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia. Secara normal, panjang badan bayi
baru lahir adalah 45-50cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran
lingkar dada normalnya adalah 30-33cm. apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm
dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3
cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus.3
Memandikan bayi
Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi masih banyak kebiasaan
yang salah dalam memandikan bayi segera setaelah lahir dapat mengakibatkan hipotermia. Pada
beberap kondisi seperti bayi kurang sehat, bayi belum lepas dari tali pusat atau dalam perjalanan,
tidak perlu memaksakan untuk mandi berendam. Bayi cukup diseka dengan sabun dan air hangat
untuk bayi tetap segar dan bersih.2
Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah
persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan dasar untuk pemeriksaan
selanjutnya. Untuk persalinan beresiko tinggi, pemeriksaan ini harus dilakukan di kamar bersalin
dan difokuskan pada anomaly congenital dan masalah-masalah patofisiologinyang dapat
mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan ekstrauteri.
Anomali congenital mungkin terdapat pada 3-5% bayi. Sesudah perjalanan pemeriksaan di
kamar bersalin terlihat stabil, pemeriksaan kedua yang lebih rinci harus dilakuakan dalam 24 jam
setelah bayi lahir.
Pada bayi yang sehat, ibu harus hadir selama pemeriksaan ini dilakukan, walaupun kecil,
variasi anatomik yang agaknya tidak berarti harus dijelaskan, karena ia (ibu) bisa gelisah bila ia
atau keluarga yang lain menemukannya kemudian hari, atau ibu akan berpikir bahwa dokter
tidak memberikan penjelasan yang cukup. Namun penjelasan setiap masalah mempunyai potensi
9

untuk mengejutkan orang tua yangtidak kuatir, kecuali penjelasan ini dilakukan secara hati-hati
dan dengan keterampilan. Bayi tidak boleh keluar rumah sakit tanpa pemeriksaan akhir, karena
ada kelainan tertentu, terutama bising jantung, yang sering muncul atau hilang segera pada masa
neonatus, atau mungkin didapati bukti adanya penyakit yang baru saja didapat. Nadi (normal
120-160 denyut/menit), frekuensi pernapasan (normal 30-60 pernapasan/menit), suhu, berat
badan, panjang badan, lingkar kepala, dan ukuran-ukuran terhadap sesuatu yang dapat dilihat
atau kelainan structural yang dapat diraba harus dicatat. Tekanan darah diukur jika neonatus
tampak sakit.
Untuk pemeriksaan bayi baru lahir diperlukan kesabaran, kelembutan dan prosedur yang
fleksibel. Jadi, bila bayi sangat tenang dan rileks pada permulaan pemeriksaan, yang mula-mula
harus dilakukan adalah palpasi perut atau auskultasi jantung, sebelum manipulasi lain yang lebih
mengganggu dilakukan.4
Kesan Umum
Aktivitas fisik mungkin tidak dijumpai selama fase relaksasi tidur normal, atau berkurang
karena sakit atau pengaruh obat-obatan, bayi mungkin berbaring dengan tungkai yang tidak
bergerak untuk menghemat energi dalam upaya mengatasi pernapasan yang sukar, atau menangis
keras bersama-sama dengan aktivitas lengan dan kaki. Tonus otot yang aktif maupun pasif dan
setiap postur yang tidak biasa harus dicatat. Gerakan kasar, gerakan tremor, dengan pergelangan
kaki atau rahang yang mioklonus adalah lazim dan kurang berarti pada bayi baru lahir daripada
bila terjadi pada umur-umur lainnya. Gerakan demikian cendrung terjadi ketika bayi aktif,
sedangkan gerakan konvulsif berkejat-kejat biasanya terjadi pada keadaan diam.
Edema dapat menampakkan keadaan nutrisi yang baik. Cekungan (pitting) sesudah
penekanan bisa ada atau tidak ada, tetapi kulit pada jari-jari tangan dan kaki akan kehilangan
kerutan halus normalnya bila kulit itu dikembungkan dengan cairan. Edema pada kelopak mata
biasanya akibat iritasi yang disebabkan oleh pemberian perak nitrat. Edema menyeluruh dapat
terjadi pada prematuritas. Hipoproteinemia akibat eritroblastosis foetalis berat, hidropsnonimun,
nefrosis congenital, sindrom Hurler, atau penyebab yang belum diketahui. Edema local member
kesan malformasi congenital sistem limfe, jika terbatas pada satu atau lebih ekstemitas bayi
wanita, edema ini mungkin merupakan tanda sindrom Turner.

10

Kulit
Ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer ditampakkan oleh warna merah
tua atau biru keunguan pada bayi yang menangis, yang warnanya dapat sangat gelap bila
penitupan glottis mendahului tangisan

yang kuat dan oleh sianosis yang tidak berbahaya

(akrosianosis) pada tangan dan kaki, terutama bila tangan dan kaki dingin. Bintik-bintik, adalah
contoh ketidakstabilan sirkulasi umum,mungin berhubungan dengan penyakit yang serius atau
berhubungan dengan fluktuasi suhu kulit yang sifatnya sementara.
Sianosis yang punya arti, mungkin tertutup oleh kepucatan akibat kegagalan sirkulasi atau
anemia, sebaliknya, kadar hemoglobin yang relatif tinggi selama beberapa hari pertama dan kulit
yang tipis, mungkin secara bersama-sama akan menampakkan sianosis pada PaO 2 yang tinggi
daripada anak lain yang umurnya lebih tua. Sianosi lokal dibedakan dari ekimosis oleh adanya
pemucatan sementara (pada ekimosis) yang terjadi pasca penekanan. Maneuver yang sama juga
membantu dalam menunjukkan ikterus, mungkin mempunyai arti tetapi tidak terlihat jika kulit
tertutup dengan darah. Pucat mungkin menggambarkan asfiksia, anemia, syok, atau edema.
Tengkorak
Tengkorak mungin bertumpangan (molded), terutama jika bayi adalah anak pertama dan
kepala telah terfiksasi selama beberapa waktu. Tulang parietal cendrung menunpangi tulang
oksipital dan frontal. Kepala bayi yang lahir dengan seksio sesaria atau dengan presentasi
bokong ditandai dengan kepalanya yang bulat. Garis sutura dan ukuran serta tekanan fontanela
anterior dan posterior harus ditentukan secara digital. Fusi sutura prematur (cranial sinostosis)
menampakkan bahwa pada sutura terdapat rigi-rigi keras yang tidak dapat digerakkan dan bentuk
kepala bayi abnormal. Fontanela anterior (normal: 20 10mm) dan posterior yang besarnya
berlebihan serta menetap, dihubungkan dengan beberapa gangguan.
Daerah lunak pada oksipital memberi kesan kalsifikasi tidak teratur dan pembentukan
tulang wormian yang disertai dengan osteogenesis imperfekta, disostosis kleidokranial,
tengkorak lakuanar, kretinisme dan kadang-kadang sindrom Down. Kepala yang sangat besar
(megaensefali) member kesan hidrosefali, penyakit pada penyimpanan, akondroplasia,
gigantisme serebral, sindrom neurokutaneus, kesalahan metaboisme bawaan, atau mungin
familial. Tengkorak bayi premature mungkin member kesan hidrosefali karena tingkat
pertumbuhan otak relatif lebih besar disbanding dengan pertumbuhan organ lainnya. Depresi
11

tengkorak (lekukan, fraktur, deformitas bola ping-pong) biasanya terjadi pada masa prenatal
akibat tekanan setempat yang lama oleh tulang pelvis.
Muka
Kesan umum harus dicatat berkenaan dengan tanda-tanda dismorfik, seperti lipatan
epikantus, jarak mata yang lebar, mikroftalmia, filtrum yang panjang dan telinga yang letaknya
rendah, sering disertai dengan sindrom kongenital. Muka mungkin asimetris karena palsi saraf
VII, karena hipoplasia otot depresor pada sudut mulut, atau karena kelainan postur janin, bila
selama masa intrauterin mandibula tertahan oleh bahu atau tungkai, mandibula dapat sangat
menyimpang (berdeviasi) dari garis tengah. Palsi muka yang simetris memberi kesan akan tidak
adanya atau hipoplasia inti saraf VII (sindrom Mobius).
Mata
Apabila bayi diangkat dan dimiringkan secara perlahan ke depan dan ke belakang, matanya
sering membuka secara spontan. Maneuver ini terjadi akibat refleks labirin dan leher, usaha
untuk menginspeksi mata dengan cara demikian lebih berhasil daripada dengan paksa membuka
mata. Perdarahan konjungtiva dan retina tidak dengan sendirinya berarti serius. Refleks pupil
sesudah 20-30 minggu kehamilan. Iris harus diinspeksi untuk mencari koloboma dan
heterokromia. Kornea yang berdiameter lebih besar dari 1 cm pada bayi cukup bulan member
kesan glaukoma congenital dan memerlukan konsultasi oftalmologis yang segera. Adanya refleks
merah bilateral member kesan tidak adanya katarak atau kelainan intraokuler. Leukokoria
(refleks pupil putih) member kesan katarak, tumor, karioretinitis retininopati prematuritas, atau
korpus vitreum hiperplastik primer yang menetap, dan memerluakn konsultasi oftalmologis.
Telinga
Kadang-kadang ditemukan deformitas daun telinga. Kelainan, yaitu adanya ujung kulit
preaurikuler unilateral atau bilateral sering terjadi, jika bertangkai, ujung ini dapat diikat kuat
pada dasarnya, akan terjadi gangrene kering dan pengelupasan. Membrane timpani dapat dnegan
mudah dilihat dengan otoskopi melalui kanalis auditorius eksterna yang pendek dan lurus,
normalnya membran ini tampak abu-abu suram.

12

Hidung
Hidung merupakan jalur udara utama jalan napas dan harus diperiksa apakah ada tandatanda obstruksi. Hidung dapat sedikit tersumbat oleh mukus yang terkumpul dalam lubang
hidung yang sempit. Cupinng hidung seharusnya simetris.
Mulut
Seorang bayi biasanya akan membuka mulutnya jika tekanan lembut kearah bawah
dilakukan pada dagu. Palatum diperiksa apakah ada sumbing dan dipalpasi apakah ada belahan
submukosa. Rongga mulut harus diperiksa apakah apakah ada gigi, kista atau sariawan (infeksi
kandida).
Dada
Hipertrofi buah dada sering ditemukan, dan mungkin air susu sudah dapat dijumpai. Buah
dada yang asimetris, eritema, indurasi, dan lembek harus dicurigai sebagai abses buah dada.
Carilah putting tambahan atau putting yang melebar dengan dada bentuk-perisai, putting-lebar
dan dada-perisai ini member kesan sindrom turner. Cek apakah bayi berwarna kemerahan dan
tidak sesak napas.
Paru-Paru
Banyak yang dapat dipelajari dengan mengamati pernapasan. Adanya variasi frekuensindan
irama pada bayi yang khas, berfluktuasi sesuai dengan aktivitas fisik, keadaan terjaga, atau
menangis. Karena fluktuasi yang cepat maka frekuensi respirasi bayi harus dihitung selama satu
menit penuh dalam keadaan istirahat, lebih baik pada saat tidur. Pada keadaan tidur frekuensi
normal untuk bayi normal cukup bulan adalah 30-40/menit, untuk bayi prematur frekuensinya
lebih tinggi dan berfluktuasi lebih lebar. Frekuensi yang menetap lebih dari 60/menit pada
pernapasan yang teratur biasanya menunjukkan penyakit jantung atau paru-paru.
Pernapasan bayi baru lahir hampir seluruhnya diafragmatis, sehingga salama inspirasi
bagian depan dada yang lunak biasanya tertarik kedalam, sementara itu perutnya menggembung.
Jika bayi tenang, rileks dan warnyanya normal, gerakan paradoks ini tidak perlu diartikan
bahwa ventilasi tidak cukup. Sebaliknya, pernapasan yang lambat dan dalam merupakan bukti
penting adanya sindrom kegawatan pernapsan, pneumonia, anomali, atau gangguan mekanis
13

pada paru.tangisan merintih yang lemah, atau mendengkur selama ekspirasi berarti ada penyakit
kardiopulmonal potensial yang serius. Pelebaran cuping hidung dan retraksi otot interkostal dan
sternum merupakan tanda yang lazim adanya kelainan pada paru.
Pada keadaan normal, suara pernapasan bayi adalah bronkovesikuler. Adanya kelainan
pada paru yang dicurigai yaitu dengan suara pernapasan yang berkurang, ronki, atau perkusi
yang redup harus selalu ditindak-lanjuti dengan pemeriksaan roentgen dada.4
Jantung
Teliti bagian dada di mana apeks dapat diraba, dan detakan jantung terasa kuat. Murmur
jantung pada usia ini sangat sering terjadi dan terkait dengan proses transisi dari pola sirkulasi
janin ke pola sirkulasi dewasa. Ahli kardiologi yang berpengalaman pun akan merasa kesulitan
untuk membedakan murmur normal dan abnormal. Namun demikian, ini sangat penting dan
bukan untuk membuat cemas para orang tua. Beberapa hari kemudian, banyak murmur
transisional ini akan menghilang. Umumnya, murmur yang lembut, pada pertengahan atau awal
sistolik bukan merupakan hal yang signifikan sedangkan murmur pansistolik, diastolik atau
sangat nyaring harus menjadi perhatian.1
Abdomen
Bagian tepi hati biasanya dapat dipalpasi 1-2 cm di bawah tepi costa kanan dan limpa dapat
diraba dengan ujung jari pada sekitar 20% bayi normal. Bagian tepi bawah dari kedua ginjal
mungkin bisa dipalpasi.
Genitalia
Periksa apakah organ genitalia menunjukkan dengan jelas laki-laki atau perempuan. Jika
meragukan, jangan menulis jenis kelaminnya. Jika laki-laki periksalah apakah kedua testis
berada di dalam skrotum dan meatus uretra pada tempat yang seharusnya. Pada anak perempuan,
periksa genitalia dan ingat bahwa perdarahan kecil atau pengeluaran cairan merupakan hal yang
normal akibat pengaruh hormon maternal dan plasental.

14

Anus
Tanyakan apakah bayi telah mengeluarkan mekonium, biasanya terjadi dalam 12 jam
pertama sesudah lahir, 99% bayi cukup bulan dan 95% bayi prematur mengeluarkan mekonium
dalam 48 jam dari lahir. Dan periksa apakah anus ada dan berada pada tempat yang normal.
Tulang Belakang
Balikan bayi menjadi posisi tengkurap dan lihat apakah ada skoliosis. Seluruh garis tengah
dorsal harus diperiksa apakah ada pembengkakan atau gumpalan, nevi, jalur rambut, lubang, atau
sinus yang dapat menunjukkan adanya kelainan medulla spinal.1
Tungkai
Pada pemeriksaan tungkai, pengaruh postur tubuh janin harus diperhatikan sehingga
penyebab, dan sifat sementara yang bersifat alami, dapat dijelaskan pada ibunya. Hal ini penting
dilakukan terutama sesudah perentasi bokong. Kecurigaan fraktur atau jejas saraf yang berkaitan
dengan proses persalinan lebih lazim didapatkan dengan pengamatan tungkai pada waktu bayi
beraktivitas spontan atau dirangsang daripada dengan cara-cara lain apapun. Tangan dan kaki
harus diperiksa untuk melihat adanya polidaktili, sindaktili dan pola kelainan dermatoglifik
seperti lipatan simian.3
Nutrisi Bayi
Nutrisi bagi bayi dan anak adalah pondasi bagi pertumbuhan badan yang sehat yang pada
gilirannya akan mendukung perkembangan yang sehat. Nutrisi secara khusus penting dalam
tahun pertama kehidupan bayi. Saat itu ia benar-benar tergantung pada pengasuhnya untuk
memberi makan. Selama tahun pertama berat badan bayi meningkat 3 kali lipat disbanding berat
lahirnya. Lebih jauh lagi, 65% dari pertumbuhan otak setelah lahir terjadi selama tahun pertama
kehidupan bayi. Kelaparan dapat secara permanen menghambat pertumbuhan fisik dan mental.
Susu
Susu merupakan sumber yang kaya energi, protein, dan mineral. Susu merupakan satusatunya sumber nutrisi dalam satu bulan pertama dan menyediakan bagian yang penting dari
energi, protein dan kalsium untuk anak prasekolah. Susu sapi mengandung mineral dan
15

osmolaritas yang tinggi. Susu formula bayi dimodifikasi untuk menyerupai kandungan dalam
ASI. Susu sapi yang tidak dimodifikasi sebaiknya tidak diberikan sebelum berusia 6 bulan., dan
hampir semua merekomendasikan ASI atau susu formula hingga usia 12 bulan.
ASI
ASI memiliki kandungan nutrisi yang ideal bagi bayi atern. ASI tidak mahal, langsung
tersedia dan mudah dikonsumsi. Pemberian ASI, walau untuk 1 bulan, merupakan awal yang
sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya. Perelindungan dari infeksi merupakan hal
yang penting untuk bertahan hidup di Negara berkembang.
Bayi yang diberikan ASI biasanya tergantung jam (biasanya setiap 4 jam). Namun, laktasi
sebaiknya diberikan sesering mungkin sesuai dengan permintaan, setelah menyusui bayi dapat
beristirahat dan makan berikutnya diberikan ketika bayi terbangun dan terlihat lapar. Menangis
tidak selalu berarti lapar dan tidur tidak berarti kenyang.
Keunggulan menyusui: ideal bagi preterm, menurunnya infeksi pernapasan dan
gastrointestinal, menurunnya gejala atopi pada keluarga atopi, kadar polyunsaturates rantai
panjang yang tinggi lipid struktural di otak, menurunkan penyakit usia tua (misalnya diabetes)
dan di negara berkembang menurunkan tingkat kematian.
Makanan Campuran
Istilah menyapih secara beragam digunakan untuk tujuan melepaskan bayi dari ASI atau
memperkenalkan pada makanan padat. Usia di mana bayi diperkenalkan pada makanan selain
susu tergantung pada tren yang berlaku. Bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan normal
tidak akan mengalami defisiensi nutrisi dalam 4 bulan sejak kelahiran dan mayoritas bayi telah
mendapatkan makanan padat sejak usia 3 bulan. Memberikan makanan padat sebelum usia 3
bulan merupakan keputusan yang salah. Rekomendasi untuk memberikan makanan padat dan
susu (campuran) seharusnya setelah usia 4-6 bulan.

Berikan buah-buahan yang dihaluskan, sayuran, dan sereal sebagai makanan pertama.
Yakinkan bahwa makanan yang pertama kali diperkenalkan mengandung protein dan zat besi

yang sesuai.
Perkenalkan satu jenis makanan baru pada satu saat, dimulai dengan jumlah yang kecil.

16

Jika makanan baru yang diperkenalkan tidak disukai oleh bayi, coba sesuatu yang lain.
Kesulitan makan bisa merupakan akibat dari orang tua yang memaksakan untuk memberi

suatu makanan yang tidak disukai bayi.


Tingkatkan kepadatan makanan seiring bayi mulai mengunyah saat usia sekitar 6 bulan.
Pada usia 1 tahun, rata-rata bayi akan mendapatkan 3 kali makan besar dalam 1 hari, dengan
sedikit tambahan minuman atau camilan saat pagi menjelang siang, menjelang sore, dan saat
pergi tidur. Konsumsi susu sebanyak 20-30 ons per hari.1

Pemeriksaan Antenatal (Antenatal Care)


Antenatal care mempunyai kedudukan sangat penting dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan, agar pada setiap kehamilan, dilakukan antenatal care
secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang lazim berlaku.
Tujuan antenatal care ini ialah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil dan
perkemmbangan bayi intrauterine sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam
menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi, serta mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang persalinan bayinya.
Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dank ala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalian, dank ala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Jadwal antenatal care adalah sebagai berikut:
1. Trimester I dan II
Sebulan sekali
Pengambilan data hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ultrasonogafi
Nasehat diet
Empat sehat lima sempurna
Protein 0,5/kg BB, ditambah satu telur/hari
Observasi
Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan
17

Komplikasi kehamilan
Rencana
Mengobati penyakit
Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan I/II
2. Trimester III
Setiap dua minggu, kemudian seminggu sampai tanda kelahiran tiba.
Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
Diet empat sehat lima sempurna
Pemeriksaan ultrasonografi
Imunisasi tetanus II
Observasi
Penyakit yang menyertai kehamilan
Komplikasi hamil trimester III
Berbagai kelainan kehamilan trimester III
Rencana Pengobatan
Nasehat dan petunjuk tentang
Tanda inpartu
Kemana harus datang dan melahirkan.
Evaluasi keadaan dan kemajuan dalam inpartu menggunakan evaluasi menurut Friedmann dan/
atau Patogram menurut WHO sehingga pada saat mencapai garis waspada, penderita sudah
dapat direferal ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang cukup untuk melakukan
pertolongan adekuat sehingga Well Born Baby (WBB)dan Well Health Mother (WHM) dapat
tercapai. Dengan jalan demikian, diharapkan angka kematian ibu dan perinatal yang justru
sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama, dapat diturunkan secara bermakna.5

Persalinan Eutosia
Persalinan eutosia adalah persalinan yang berjalan dengan kekuatan sendiri (spontan dalam
bentuk belakang kepala, aterm, dan hidup). Persalian eutosia ini menunjukkan bahwa antara 3P,
yaitu power (tenaga), passage (janin), dan passanger (jalan lahir) telah terjalin kerja sama yang
baik.5
Nutrisi Saat Hamil
Kehamilan meningkatkan metabolisme oleh karena kebutuhan untuk dapat menjamin
tumbuh kembang janin dalam rahim secara optimal. Kecukupan nutrisi ibu hamil dapat
18

ditetapkan dengan jalan: ukuran hemoglobinnya dan konsentrasi albumin darahnya, dan
bertambahnya berat badan. Pola nutrisi masyarakat timur termasuk Indonesia, lebih berorientasi
pada vegetarian sedangkan masyarakat barat lebih banyak mengkonsumsi protein yang
bersumber dari hewan, ikan, dan susu.
Yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dalam susunan makanan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan kalori yang cukup, dan bersumber dari berbagai komponen yang penting.
Di samping itu perlu diperhatikan kebutuhan dari kehamilan untuk tumbuh kembang janin
dengan sempurna, yaitu vitamin yang dapat larut dalam lemak, air dan sebagian tidak dapat
dibentuk oleh tubuh sendiri.
Jumlah kalori yang diperlukan secara umum akan meningkat sebesar 20-25% dari
kebutuhan normal, sebanyak sekitar 2.200-2.500 kalori/hari sehingga kalori yang dibutuhkan
oleh ibu hamil adalah 2.700-3.500 kalori.
Dalam komposisi tersebut dijabarkan juga susunan sebagai berikut.
1. Kebutuhan protein
2. Kebutuhan lemak
3. Kebutuhan karbohidrat

1g/kg BB
1g/kg BB
1g/kg BB

Mineral
Asupan yang dianjurkan oleh Institute of Medicine (2008) untuk berbagai mineral disajikan
di tabel. Dengan pengecualian besi, hampir semua diet yang memasok kalori dalam jumlah
memadai untuk penambahan berat yang adekuat akan mengandung cukup mineral untuk
mencegah defisiensi jika wanita yang bersangkutan mengkonsumsi makanan beryodium.6
Tabel 2. Kebutuhan Mineral6
Elemen

Kebutuhan

Fungsi biologis

Sumber

Defisiensi

800-1200

Komponen utama tulang

Produk susu,

Osteoporosis,

mg/hari

dan gigi, susu ibu,

telur, daging

karies gigi,

pembekuan darah, fungsi

ikan, biji-bijian,

gangguan

harian (g
atau
mg/hari)
Kalsium

19

Besi

neuromuskular,

buah, kacang-

neuromuskular

15-20

kontraktilitas otot
Sintesis hemoglobin dan

kacangan
Daging sapi,

Anemia mikrositik

mg/hari

mioglobin, enzim

kuning telur,

oksidasi dan reduksi

buah persik,
kacang polong,

Iodium

Seng

150-200

Komponen tiroksin dan

buah prem
Seafood, garam

g/hari

triiodotironin

beriodium, tablet

Elemen renik, bagian

kelp
Sereal diet

Gangguan

integral pada banyak

(kepala gandum,

perkembangan

metaloenzim yang terlibat

kacang, produk

seksual dan

di dalam jalur-jalur

susu, daging dan

penyembuhan,

sintesis sehingga penting

ikan)

sirosis,

16-20 mg

Goiter

pada pertumbuhan sal dan

akrodermatitis,

penyembuhan luka,

enteropatika

produksi, dan reproduksi


Seleniu
m

60 g

hormon.
Antioksidan penting di

Sereal kasar,

Disfungsi jantung

jaringan, yang terutama

produk susu,

dan otot

melindungi membran sel,

daging

pembentukan sel darah


merah; metabolisme
vitamin E, sulfur dan
asam amino

Vitamin
Meningkatnya kebutuhan akan sebagian besar vitamin selama kehamilan yang
diperlihatkan di tabel biasanya dipenuhi oleh semua makanan umum yang member kalori dan
protein dalam jumlah adekuat. Pengecualiannya adalah asam folat pada masa-masa kebutuhan
yang tidak lazim, misalnya kehamilan dengan penyulit muntah berkepanjangan, anemia
20

hemolitik atau janin multiple. Karena itu, di Negara-negara miskin, suplementasi multivitamin
rutin mengurangi insiden berat badan lahir rendah dan hambatan pertumbuhan janin, tetapi tidak
mengubah angka persalinan kurang bulan atau kematian perinatal.
Tabel 3. Kebutuhan Vitamin6
Vitamin

Kebutuhan

Fungsi biologis

Sumber

Defisiensi

harian
1. Larut
dalam
lemak
A

750-1000

Pembentukan tulang Produk susu,

Gagal beradaptasi

mg/hari

dan gigi,

kuning telur,

terhadap gelap,

penglihatan,

daging, karoten,

gangguan jaringan

ketahanan terhadap

labu, wortel,

epitelial, khususnya

infeksi
Absorbs dan retensi

brokoli, bayam
Kegiatan sinar

mata
Rakitis dan

kalsium dan fosfor

matahari pada

osteomalasia

untuk pertumbuhan

kulit, sumber dari

dan pembentukan

makanan adalah

tulang dan gigi

dari keju, minyak

10 g

ikan, hati,
E

15-20

Metabolisme sel

mg/hari
K

30-40 g

margarine
Lemak dan

Hanya terlihat pada

minyak, hati, telur, bayi (biasanya


Pembentukan

biji-bijian
Sayur daun hijau,

prematur)
Perdarahan pada

faktor-faktor

sereal, buah

bayi baru lahir

pembekuan

(akibat kurangnya

(khususnya

produksi bakteri di

protrombin)

usus)

2. Larut
dalam air
B1

0,8-1,0

Koenzim pada

Biji-bijian utuh

Beri-beri (glositis,

21

(thiamin)

mg/hari

metabolisme

dan rot serta sereal keilosis, lesi mata)


yang diperkaya,
kacang, kentang,

B2

1,0-1,4

(riboflavin)

mg/hari

B5 (niacin)

15-18

Idem

Idem

mg/hari

Kemunduran

daging jeroan,

pertumbuhan,

sayur daun hijau

glositis, keilosis, lesi

Ikan, kacang,

mata
Pellagra (dermatitis),

daging ayam,

demensia, diare

sereal
Kacang panjang,

Gangguan epitel dan

B6

1,4-2,2

(piridoksin)

mg/hari

pisang, sereal,

SSP

3 g

daging jeroan
Daging, ikan,

Anemia

telur, susu

megaloblastik,

Buah

gangguan SSP
Skorbut

absorpsi besi
Koenzim pada

Sayuran daun

Anemia

metabolisme,

hijau, ikan, kacang megaloblastik,

khususnya sintesis

panjang, ragi

B12

Idem

jeruk
Produk susu

Idem

(kobalamin)
C

(as. 50-60

askorbat)

mg/hari

Pembentukan
matriks interseluler
dan kolagen,

Asam folat

300-400 g

heme

gangguan
gastrointestinal,
glositis

Masalah Khusus Nutrisi Ibu Hamil


Kenaikan berat badan ibu hamil rata-rata sekitar 8-16 kg, dari sebelum hamil. Kelebihan
berat badan sekitar 20 kg, dianggap terlalu berat atau berat badan ibu hamil krang dari 40 kg,
dianggap terlalu rendah dan dapat menimbulkan berbagai penyakit kehamilan.
Bentuk kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh:
22

1. Kelebihan makan dan kurangnya aktivitas


2. Hilangnya panas badan yang terlalu kecil
Sehingga keduanya dapat menimbulkan kelebihan nutrisi yang disimpan. Komplikasi kelebihan
berat badan atau kekurangan berat badan adalah sebagai berikut.
Kelebihan berat badan, komplikasi:

Hipertensi mudah menyebabkan:


Preeclampsia-eklamsia
Solusio plasenta
Kemungkinan diabetes melitus
Arthritis
Tromboflebitis interna
Tebalnya dinding abdomen sehingga:
Sulit melakukan palpasi
Memerlukan tambahan anesthesia
Risiko gagalnya persalinan normal sehingga perlu dilakukan induksi dan operasi
Meningkatkan tindakan intervensi medis dalam persalinan
Gangguan kontraksi otot rahim menimbulkan:
Gangguan inpartu, menjadi prolong labor sampai neglected labor
Dapat menimbulkan pendarahan postpartum
Mungkin dapat terjadi polihidramnion

Berat badan rendah, komplikasi:

Gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim:


Berat badan bayi lahir rendah
Bayi dengan anemia
Kelainan kongenital meningkat
Gangguan inpartu karena kekurangan tenaga sehingga menimbulkan prolong-neglected
labor.
Tindakan operasi persalinan bertambah
Komplikasi pascaoperasi makin bertambah
Kurang nutrisi dapat menimbulkan:
Kelainan kongenital bertambah6

KESIMPULAN
Pemerikasaan pada bayi baru lahir sangatlah penting untuk: (1) mendeteksi penyakit yang
menimbulkan kecacatan dengan tindakan pencegahan segera atau pengobatan (misalnya,
asfiksia), (2) mengantisipasi keadaan-keadaan yang nantinya mungkin penting (misalnya,
23

konjungtivis gonokokus), dan (3) menemukan kemungkinan faktor penyebab yang dapat
menjelaskan keadaan patologis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on paediatrics. Jakarta: Erlangga; 2003. h. 59-84.
2. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2008. h. 367-373.
3. Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika; 2008. h. 69.
4. Behrmen RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak nelson. Vol 1. Jakarta: EGC;
1999. h. 535-40.
5. Manuaba IBG. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi. Ed 2. Jakarta: EGC;
2003. h. 33-4.
6. Manuaba IBG. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2003. h. 154-7.

24

Anda mungkin juga menyukai