TINJAUAN PUSTAKA
A. Kejadian Demensia
1. Pengertian
Dimensia adalah sindrom gangguan daya ingat disertai dua atau
lebih domain kognitif lainnya (atensi, fungsi bahasa, fungsi visual spasial,
fungsi eksekutif, emosi) yang sudah mengganggu aktifitas kehidupan
sehari-hari dan tidak disebabkan oleh gangguan pada fisik. Dimensia atau
pikun bukanlah hal yang alamiah tapi merupakan suatu kondisi sakit
(medicall illness) yang disebabkan oleh kematian atau rusaknya sel-sel
otak. Dimensia adalah gangguan yang terdiri dari penurunan kemampuan
mengingat hal-hal baru terjadi maupun mempelajari hal-hal baru.
Demensia atau pikun adalah suatu sindroma penurunan kemampuan
intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktifitas
sehar-hari (Smeltzer, 2001).
2. Penyebab
Dimensia dapat disebabkan oleh penyakit alzheimer (60%) dan
gangguan pembuluh darah otak atau stroke. Dimensia yang masih
mungkin disembuhkan (reversible) adalah yang disebabkan oleh gangguan
kelebihan
atau
kekurangan
hormon
tiroid,
vitamin
B12,
B. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90
mmHg. Sementara itu diastolik lebih kecil dari 85 mmHg dianggap
tekanan darah normal, 85-89 mmHg normal tinggi, 90-104 mmHg
hipertensi ringan 105-114 mmHg hipertensi sedang, dan lebih dari 115
dianggap tekanan darah tinggi (Wiryowidagto, 2003).
10
2. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah tinggi banyak ragamnya, tetapi perlu
diketahui klasifikasi menurut etologinya. Adapun tekanan darah tinggi
dibagi menjadi 2 yaitu (Marsud, 1996) :
a. Hipertensi Esensial
Adalah suatu bentuk tekanan darah tinggi yang tidak diketahui
penyebabnya atau tanpa tanda-tanda kelainan alat didalam tubuh.
b. Hipertensi Sekunder
Adalah
tekanan
darah
tinggi
yang
penyebabnya
dapat
Kategori
Hipertensi
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Derajat 1(ringan)
140 159
90 99
Derajat 2 (sedang)
160 179
100 109
Derajat 3 (berat)
180 209
110 119
> 210
> 210
11
Terjadinya
peningkatan
tekanan
darah
menyebabkan
12
beban
akhir
jantung,
dan
terjadilah
gagal
jantung
13
C. Lansia
1.
Pengertian
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya
mengalami perubahan biologis, fisis, kejiwaan dan sosial (Undang-undang
No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan). Pengertian dan pengelolaan lansia
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998
tentang lansia adalah bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas, lansia usia potensial adalah lansia yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan
barang atau jasa serta lansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain.
2.
Batasan Lansia
Menurut dokumen Pelembagaan lansia dalam kehidupan bangsa
yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka perencanaan hari
lansia nasional tanggal 29 Mei oleh Presiden RI, batas umur lansia adalah
60 tahun atau lebih (Setiabudhi, 1999), dan menurut Pedoman Pembinaan
Kesehatan Lansia bagi petugas kesehatan yang diterbitkan oleh
Departemen Kesehatan RI tahun 1999, umur dibagi lansia 3 yaitu:
a. Usia pra senilis atau virilitas adalah seseorang yang berusia 45-49
tahun
b. Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Usia lanjut resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih atau dengan masalah kesehatan.
14
3.
Proses Menua
Menurut Constantinides (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan
bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara berlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses
menua merupakan proses yang terus menerus secara alamiah dimulai
sejak lahir dan setiap indvidu tidak sama cepatnya. Menua bukan status
penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.
4.
15
lisosom
berkurangnya
butir
yang
mengakibatkan
hoidrolisa
sel,
Nissil,
penggumpalkan
kromatin,
dan
kardiovaskuler,
gangguan
kelenjar
thyroid,
dan
16
17
peningkatan
curah
jantung.
Takikardi
adalah
18
obatan, rokok, luka, udara panas dan sakit, maupun tekanan psikis berupa
ujian, dan kematian orang dicintai, menyebabkan tubuh memberikan respons.
Respons yang diberikan tubuh terhadap tekanan tersebut terjadi melalui
serangkaian tahap fisiologis, menggunakan system saraf dan system hormonal
untuk mempertahankan setiap organ tubuh dari kerusakan yang ditimbulkan
tekanan tersebut (Kompas, 2007).
Demensia bukanlah hal yang alamiah tetapi merupakan suatu kondisi
yang disebabkan oleh kematian atau rusaknya sel-sel otak. Proses menua tidak
dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan menyebabkan
terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat. Pada
beberapa penderita tua terjadi penurunan daya ingat dan gangguan psikomotor
yang masih wajar. Keadaan ini tidak menyebabkan gangguan pada aktifitas
sehari-hari. Gejala demensia adalah penurunan kemampuan berbahasa,
ketidakmampuan
melakukan
ketrampilan
yang
dimilikinya,
dan
19
E. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi demensia:
1. Penyakit Alzaimer
2. Gangguan pembuluh
darah otak/stroke
a. hipertensi
b. stroke
c. trauma atas
3. Gangguan hormonal
(kekurangan hormon
tiroi, vitamin B 12, besi)
4. Degeneratif
Dimensia
Gambar 2.1. Kerangka Teori : Sumber : Lany (2001), Brunner dan Suddarth
(2001), Depkes (2001).
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Hipertensi
Variabel Dependen
Dimensia
pada lansia