Evaluasi Setting Relay Differential Overall PDF
Evaluasi Setting Relay Differential Overall PDF
Hari Wisatawan
2209106057
Abstrak
Adanya gelombang transien akibat dari manuver bus di sisi GITET Grati seringkali mengakibatkan
bekerjanya Rele Diferensial Overall GT 1.1 (F01) yang mengamankan seluruh peralatan mulai dari titik
bintang generator sampai dengan sisi tegangan tinggi ransformator utama. Gelombang transien ini
identik dengan harmonisa ke-2 yang di deteksi oleh rele. Seharusnya harmonisa ke-2 yang di deteksi
adalah harmonisa ke-2 yang timbul karena adanya energize transformator utama. Selain gelombang
transien karena manuver bus, gelombang transien tersebut juga diakibatkan karena adanya gangguan
asimetris di sisi 150 kV. Dalam hal ini, yang seharusnya bekerja adalah Rele Diferensial IBT 500
kV/150 Kv. Bekerjanya Rele Diferensial karena gelombang transien ini jelas akan merugikan, baik di
sisi transmisi maupun di sisi pembangkitan. Selain itu salah satu fungsi selektifitas dari rele pengaman
tidak terpenuhi. Sedangkan untuk Rele Jarak di sisi transmisi 500 kV resetting juga diperlukan agar
rele tersebut lebih selektif dan apabila terjadi gangguan tidak menyebabkan bekerjanya Rele
Diferensial Overall (F01) GT 1.1.
Kata kunci: Rele Diferensial, Rele Jarak, Harmonisa ke-2
Lepasnya pembangkit karena bekerjanya rele yang tidak sesuai dengan jenis gangguan yang
terjadi di sisi transmisi.
Sebagai contoh adalah ketika terjadi manuver bus di GITET Grati, maka Rele Diferensial sisi pembangkit
akan bekerja karena adanya gelombang transien yang menyerupai gelombang harmonisa ke-2 yang
besarnya melebihi nilai seting. Padahal gelombang tersebut adalah gelombang transien dan bukan
merupakan gangguan.
Ketika terjadi gangguan asimetris di sisi 150 kV di GI Bangil, Rele Diferensial GT 1.1 juga bekerja akibat
gelombang transien dari gangguan tersebut. (Seharusnya yang bekerja adalah Rele Diferensial IBT)
Koordinasi antar Rele Diferensial antara sisi pembangkit dengan IBT harus sesuai baik dari seting
arus diferensialnya maupun seting harmonisanya.
TUJUAN
Dapat memberikan solusi agar kinerja pengaman lebih dapat diandalkan secara sensitifitas dan
selektifitasnya. Selain itu, kerugian yang timbul baik di sisi transmisi maupun di sisi pembangkit dapat
diminimalisasi
Dasar Teori
Rele Diferensial (Differential Relay)
Dimana:
Id
Ip/I1
Is/I2
Id
Idif
= I1 + I2> 0 Ampere
= I1 + I2> 0 Ampere.
Dasar Teori
Koneksi Rele Diferensial dan CT
Dasar Teori
Karakteristik Rele Diferensial
Slope 1
akan menentukan arus diferensial
dan arus penahan pada saat kondisi
normal dan memastikan sensitifitas
rele pada saat gangguan internal
dengan arus gangguan yang kecil.
Slope 2
berguna supaya rele tidak kerja oleh
gangguan eksternal yang berarus
sangat besar sehingga salah satu
CT mengalami saturasi (diset
dengan slope lebih dari 50%).
Dasar Teori
Rele Jarak (Distance Relay)
Dasar Teori
Zone I
Zone II
mengamankan saluran yang diproteksi (protected line) Settingnya adalah 80 persen impedansi
saluran yang diproteksi.
mengamankan saluran yang diproteksi (protected line) dan saluran sebelahnya (adjacent line)
Settingnya adalah 120 persen impedansi saluran yang diproteksi.
Zone III
mengamankan saluran sebelahnya (adjacent line) Settingnya adalah saluran yang diproteksi
ditambah 120 persen saluran sebelahnya (adjacent line)
Dasar Teori
Arus Infeed
Infeed adalah pengaruh penambahan atau pengurangan arus yang melalui titik terminal terhadap
arus yang melalui rele yang ditinjau.
Adanya pengaruh infeed ini akan membuat impedansi yang dilihat rele menjadi lebih besar
(overreaching) atau menjadi lebih kecil (underreaching)
Dasar Teori
Konfigurasi saluran transmisi ganda ke tunggal
Dasar Teori
Konfigurasi saluran transmisi ganda ke ganda
Dasar Teori
Konfigurasi saluran transmisi tunggal ke ganda
Dasar Teori
Arus Inrush (Inrush Current)
Terjadi karena arus lebih yang terjadi selama proses energize trafo
Arus transien yang besar yang disebabkan oleh kejenuhan magnetik inti trafo.
Untuk trafo daya, besarnya arus inrush biasanya 2 sampai 5 kali arus beban
Akibatnya, arus inrush terbaca sebagai arus gangguan oleh rele proteksi.
Perhitungan yang tepat untuk % minimum harmonisa ke-2 adalah sangat penting sebagai parameter
untuk diferensiasi
Tegangan pemulihan setelah terjadi gangguan short circuit yang besar pada sistem interkoneksi
(recovery inrush)
Energize-nya trafo daya lain yang terparalel dengan interkoneksi (sumpathetic inrush)
Out-of-phase generator
Sistem Kelistrikan
Sistem Kelistrikan
Saluran
Type
Konduktor
Panjang
(Km)
Resistansi
(Ohm/km)
Reaktansi
(Ohm/km)
1-2
ACSR
Gannet 4 x
392 mm2
79,410
0,0251
0,2808
2-3
ACSR Dove
4 x 327 mm2
23
0,0293
0,2815
Sistem Kelistrikan
Sistem Kelistrikan
CT dan ACT
RELAY
DIFERENSIAL
Saluran
Type
Konduktor
Panjang
(Km)
Resistansi
(Ohm/km)
Reaktansi
(Ohm/km)
CT
PT
1-2
ACSR
Gannet 4 x
392 mm2
79,410
0,0251
0,2808
2000/1 A
500 / 0.1kV
2.3
ACSR Dove
4 x 327 mm2
23
0,0293
0,2815
2000/1 A
500 / 0.1kV
Setting di rele:
Setting di rele:
Setting di rele:
No
GI /
GITET
1 Grati
SUTT /
SUTET
Krian 1
Krian 2
Zone 1
Eksisting Resetting
Z
SETTING
Zone 2
Eksisting
Resetting
Z
Zone 3
Eksisting
Resetting
Z
85
7,61
85
16.393
85
11,737
85
21.739
85
12,92
85
85
7,61
85
16.393
85
11,737
85
21.739
85
12,92
85
85
7,61
85
16.393
85
11,737
85
21.739
85
12,92
85
85
7,61
85
16.393
85
11,737
85
21.739
85
12,92
85
11BAT01
153,75 MVA
512,5 2 x 2,5% / 10,5 kV
Ynd1
Uk = 12%
87
11MKA01
150 MVA
10,5 kV 5%
50 Hz
Y
G
10000 /
25 A
Y
30 VA 5P20
25 / 1 A
Seting Slope
AE06 87BRA
IBT
Lama
Baru
on
on
on
0.15 I/InTr
0.25 I/InTr
0.25 I/InTr
0.8 I/InTr
10.0 I/InTr
10.0 I/InTr
0.25
0.30
2.5 I/InTr
2.5 I/InTr
0.5
0.6
on
on
on
45%
15%
48%
0 *1P
1 *1P
5th harmonic
5th harmonic
5th harmonic
48%
48%
50%
0 *1P
1 *1P
1.5 I/InTr
1.5 I/InTr
+* *1P
+* *1P
15.00 I/InTr
15.00 I/InTr
0.00 s
0.00 s
0.00 s
0.00 s
0.00 s
0.00 s
0.10 s
0.10 s
0.00 s
Penutup
Kesimpulan
Perubahan seting 2nd harmonic contend in the different. current dari 15% menjadi 48%.
Perubahan ini memperbaiki koordinasi dengan Rele Diferensial IBT dimana seting harmonisa
ke-2 sebesar 45%.
Perubahan seting Time for cross-blocking with 2nd harmonic dari 0 *1P menjadi 1 *1P.
Perubahan ini berpengaruh pada pembacaan harmonisa ke-2. Pada 0 *1P, rele membaca
harmonisa ke-2 tanpa menghabiskan satu periode gelombang dan langsung memerintahkan
rele untuk bekerja. Harmonisa ke-2 yang terbaca dianggap sebagai harmonisa ke-2 yang
permanen.
Sedangan pada 1 *1P, rele membaca harmonisa ke-2 selama satu periode gelombang dan
baru memerintahkan rele untuk bekerja. Sehingga apabila ada gelombang harmonisa ke-2
sebagai akibat dari manuver di GITET Grati (gelombang transien) tidak dianggap sebagai
gangguan.
Perubahan 5nd harmonic contend in the different. current dari 48% menjadi 50%. Perubahan
ini akan berpengaruh pada besarnya nilai harmonisa ke-5.
Perubahan Time for cross-blocking with 5th harmonic dari 0 *1P menjadi 1 *1P.
Penutup
Saran
Sebelum seting-seting rele tersebut diaplikasikan, dapat dilakukan perhitungan kembali dengan
melibatkan semua bagian yang ada, baik dari P3B sebagai penanggung jawab GITET dan PT.
Indonesia Power sebagai penanggung jawab pembangkit.
Seting-seting rele tersebut harus selalu di audit seiring dengan bertambahnya beban dan
pembangkit, karena nilai-nilai parameternya akan mengalami perubahan.
TERIMA KASIH