Anda di halaman 1dari 33

Evaluasi Setting Rele Overall Differential

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak


GITET Grati pada Bus 500 kV

Hari Wisatawan
2209106057

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2012

Abstrak
Adanya gelombang transien akibat dari manuver bus di sisi GITET Grati seringkali mengakibatkan
bekerjanya Rele Diferensial Overall GT 1.1 (F01) yang mengamankan seluruh peralatan mulai dari titik
bintang generator sampai dengan sisi tegangan tinggi ransformator utama. Gelombang transien ini
identik dengan harmonisa ke-2 yang di deteksi oleh rele. Seharusnya harmonisa ke-2 yang di deteksi
adalah harmonisa ke-2 yang timbul karena adanya energize transformator utama. Selain gelombang
transien karena manuver bus, gelombang transien tersebut juga diakibatkan karena adanya gangguan
asimetris di sisi 150 kV. Dalam hal ini, yang seharusnya bekerja adalah Rele Diferensial IBT 500
kV/150 Kv. Bekerjanya Rele Diferensial karena gelombang transien ini jelas akan merugikan, baik di
sisi transmisi maupun di sisi pembangkitan. Selain itu salah satu fungsi selektifitas dari rele pengaman
tidak terpenuhi. Sedangkan untuk Rele Jarak di sisi transmisi 500 kV resetting juga diperlukan agar
rele tersebut lebih selektif dan apabila terjadi gangguan tidak menyebabkan bekerjanya Rele
Diferensial Overall (F01) GT 1.1.
Kata kunci: Rele Diferensial, Rele Jarak, Harmonisa ke-2

Latar Belakang dan Tujuan


LATAR BELAKANG

Sering lepasnya GT 1.1 PLTGU Grati akibat gangguan dari luar

Sistem transmisi akan mengalami kekurangan pasokan daya


Sisi pembangkit akan menimbulkan biaya tambahan pada proses startingnya.

Keandalan dari pembangkit akan menurun.

Lepasnya pembangkit karena bekerjanya rele yang tidak sesuai dengan jenis gangguan yang
terjadi di sisi transmisi.

Sebagai contoh adalah ketika terjadi manuver bus di GITET Grati, maka Rele Diferensial sisi pembangkit
akan bekerja karena adanya gelombang transien yang menyerupai gelombang harmonisa ke-2 yang
besarnya melebihi nilai seting. Padahal gelombang tersebut adalah gelombang transien dan bukan
merupakan gangguan.
Ketika terjadi gangguan asimetris di sisi 150 kV di GI Bangil, Rele Diferensial GT 1.1 juga bekerja akibat
gelombang transien dari gangguan tersebut. (Seharusnya yang bekerja adalah Rele Diferensial IBT)

Koordinasi antar Rele Diferensial antara sisi pembangkit dengan IBT harus sesuai baik dari seting
arus diferensialnya maupun seting harmonisanya.

TUJUAN

Dapat memberikan solusi agar kinerja pengaman lebih dapat diandalkan secara sensitifitas dan
selektifitasnya. Selain itu, kerugian yang timbul baik di sisi transmisi maupun di sisi pembangkit dapat
diminimalisasi

Dasar Teori
Rele Diferensial (Differential Relay)

Prinsip kerja rele ini berdasarkan hukum kirchhoff


yaitu membandingkan jumlah arus masuk ke primer
(Ip) sama dengan jumlah arus yang keluar dari
sekunder (Is).

Dimana:

Id

Ip/I1

Is/I2
Id
Idif

= I1 + I2> 0 Ampere
= I1 + I2> 0 Ampere.

= Arus Diferensial (A)


= Arus Sisi Masuk / Primer (A)
= Arus Sisi Keluar /Sekunder (A)

Dasar Teori
Koneksi Rele Diferensial dan CT

Agar tidak terjadi pergeseran phasa

Dasar Teori
Karakteristik Rele Diferensial

Slope 1
akan menentukan arus diferensial
dan arus penahan pada saat kondisi
normal dan memastikan sensitifitas
rele pada saat gangguan internal
dengan arus gangguan yang kecil.
Slope 2
berguna supaya rele tidak kerja oleh
gangguan eksternal yang berarus
sangat besar sehingga salah satu
CT mengalami saturasi (diset
dengan slope lebih dari 50%).

Dasar Teori
Rele Jarak (Distance Relay)

Rele Jarak merupakan proteksi yang paling utama


pada saluran transmisi.
Rele Jarak menggunakan pengukuran tegangan dan
arus untuk mendapatkan impedansi saluran yang
harus diamankan.
Rele Jarak tidak tergantung oleh besarnya arus
gangguan yang terjadi, tetapi tergantung pada jarak
gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi.
Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja
ataupun X saja, tergantung jenis rele yang dipakai.

Dasar Teori

Setting Rele Jarak (Distance Relay)

Zone I

Zone II

mengamankan saluran yang diproteksi (protected line) Settingnya adalah 80 persen impedansi
saluran yang diproteksi.
mengamankan saluran yang diproteksi (protected line) dan saluran sebelahnya (adjacent line)
Settingnya adalah 120 persen impedansi saluran yang diproteksi.

Zone III

mengamankan saluran sebelahnya (adjacent line) Settingnya adalah saluran yang diproteksi
ditambah 120 persen saluran sebelahnya (adjacent line)

Dasar Teori
Arus Infeed

Infeed adalah pengaruh penambahan atau pengurangan arus yang melalui titik terminal terhadap
arus yang melalui rele yang ditinjau.
Adanya pengaruh infeed ini akan membuat impedansi yang dilihat rele menjadi lebih besar
(overreaching) atau menjadi lebih kecil (underreaching)

Adanya pembangkit pada rel ujung saluran yang diamankan

Dan impedansi yang terukur oleh rele adalah:

Dasar Teori
Konfigurasi saluran transmisi ganda ke tunggal

Jadi faktor infeed

Dasar Teori
Konfigurasi saluran transmisi ganda ke ganda

Jadi faktor infeed

Untuk gangguan f dekat rel B (x 0), faktor infeed k = 2


Untuk gangguan f dekat rel C (x 0), faktor infeed k =1
Untuk gangguan diantara rel B dan C nilai infeed bervariasi antara 1 - 2

Dasar Teori
Konfigurasi saluran transmisi tunggal ke ganda

Jadi faktor infeed

Untuk gangguan f dekat rel B (x 0), faktor infeed k = 1


Untuk gangguan f dekat rel C (x 0), faktor infeed k = 0.5
Untuk gangguan diantara rel B dan C nilai infeed bervariasi antara 0.5 - 1

Dasar Teori
Arus Inrush (Inrush Current)

Terjadi karena arus lebih yang terjadi selama proses energize trafo
Arus transien yang besar yang disebabkan oleh kejenuhan magnetik inti trafo.
Untuk trafo daya, besarnya arus inrush biasanya 2 sampai 5 kali arus beban
Akibatnya, arus inrush terbaca sebagai arus gangguan oleh rele proteksi.
Perhitungan yang tepat untuk % minimum harmonisa ke-2 adalah sangat penting sebagai parameter
untuk diferensiasi

Penyebab Inrush Current


Setiap peningkatan tegangan yang mendadak pada trafo daya akan menghasilkan arus transien yang
lebih besar daripada arus normalnya. Lonjakan tegangan tersebut, biasanya disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:

Energize-nya trafo daya

Tegangan pemulihan setelah terjadi gangguan short circuit yang besar pada sistem interkoneksi
(recovery inrush)

Energize-nya trafo daya lain yang terparalel dengan interkoneksi (sumpathetic inrush)

Out-of-phase generator

Sistem Kelistrikan

Sistem Kelistrikan

Saluran

Type
Konduktor

Panjang
(Km)

Resistansi
(Ohm/km)

Reaktansi
(Ohm/km)

1-2

ACSR
Gannet 4 x
392 mm2

79,410

0,0251

0,2808

2-3

ACSR Dove
4 x 327 mm2

23

0,0293

0,2815

Sistem Kelistrikan

Sistem Kelistrikan

CT dan ACT

RELAY
DIFERENSIAL

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Jarak (Distance Relay)

Saluran

Type
Konduktor

Panjang
(Km)

Resistansi
(Ohm/km)

Reaktansi
(Ohm/km)

CT

PT

1-2

ACSR
Gannet 4 x
392 mm2

79,410

0,0251

0,2808

2000/1 A

500 / 0.1kV

2.3

ACSR Dove
4 x 327 mm2

23

0,0293

0,2815

2000/1 A

500 / 0.1kV

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Jarak (Distance Relay)


Impedansi Primer saluran GITET Grati GITET Krian

Impedansi Primer saluran GITET Krian GITET Gresik

Untuk mendapatkan Impedansi Sekunder


(besaran yang dirasakan oleh Rele Jarak), maka:

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Jarak (Distance Relay)


Setting untuk Zona 1

Setting di rele:

Setting untuk Zona 2

Setting untuk Zona 3

Setting di rele:

Setting di rele:

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Jarak (Distance Relay)

Matrikulasi Setting Rele Jarak

No

GI /
GITET

1 Grati

SUTT /
SUTET

Krian 1

Krian 2

Zone 1
Eksisting Resetting
Z

SETTING
Zone 2
Eksisting
Resetting
Z

Zone 3
Eksisting
Resetting
Z

85

7,61

85

16.393

85

11,737

85

21.739

85

12,92

85

85

7,61

85

16.393

85

11,737

85

21.739

85

12,92

85

85

7,61

85

16.393

85

11,737

85

21.739

85

12,92

85

85

7,61

85

16.393

85

11,737

85

21.739

85

12,92

85

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Diferensial


To 500 kV
SwitchGear

Sisi Low Voltage


30 VA 5P20
200 /
1A

11BAT01
153,75 MVA
512,5 2 x 2,5% / 10,5 kV
Ynd1
Uk = 12%

Sisi High Voltage

87
11MKA01
150 MVA
10,5 kV 5%
50 Hz

Y
G

10000 /
25 A

Y
30 VA 5P20
25 / 1 A

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Diferensial


Arus di Rele Diferensial pada saat beban penuh

Pada kondisi normal full load arus di rele adalah

Seting Rele Diferensial

Setting rele = 25% atau 0,25 I/InTr

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Diferensial


Arus Deferensial pda sisi High Voltage (512,5 kV)

Seting Slope

Analisa dan Pembahasan

Perhitungan Setting Rele Diferensial


1600 TRANSFORMER DIFFERENTIAL
PROTECTION DATA

AE06 87BRA
IBT

Lama

Baru

State of differential protection

on

on

on

Pick-up value of differential current

0.15 I/InTr

0.25 I/InTr

0.25 I/InTr

Pick-up value of high set trip

0.8 I/InTr

10.0 I/InTr

10.0 I/InTr

Slope 1 of tripping characteristic

0.25

0.30

Base point 2 for slope 2 of tripping charact.

2.5 I/InTr

2.5 I/InTr

Slope 2 of tripping characteristic

0.5

0.6

State of 2nd harmonic restraint

on

on

on

2nd harmonic contend in the different. current

45%

15%

48%

0 *1P

1 *1P

Time for cross-blocking with 2nd harmonic


Choice a further (n-th) harmonic restraint

5th harmonic

5th harmonic

5th harmonic

n-th harmonic contend in the differen. current

48%

48%

50%

Active time for cross-blocking with n-th harm.

0 *1P

1 *1P

Limit IDIFFmax of n-th harmonic restraint

1.5 I/InTr

1.5 I/InTr

Max. blocking time at CT saturation

+* *1P

+* *1P

Min. restr. current for blocking at CT satur.

15.00 I/InTr

15.00 I/InTr

Trip time delay of diff. current stage IDIFF>

0.00 s

0.00 s

0.00 s

Trip time delay of diff. current stage IDIFF>>

0.00 s

0.00 s

0.00 s

Reset delay after trip has been initiated

0.10 s

0.10 s

0.00 s

Analisa dan Pembahasan

Analisa Gangguan Exteral


Gangguan 17 Maret 2010 (Manuver di GITET GRATI)

Analisa dan Pembahasan

Analisa Gangguan Exteral


Gangguan 17 Maret 2010 (Manuver di GITET GRATI)
Sisi Low Voltage

Pada kondisi sebelum gangguan arus di rele adalah

Sisi High Voltage

Arus di Rele Diferensial pada kondisi sebelum gangguan

Analisa dan Pembahasan

Analisa Gangguan External


Gangguan 17 Maret 2010 (Manuver di GITET GRATI)

Analisa dan Pembahasan

Analisa Gangguan Exteral


Gangguan 17 Maret 2010 (Manuver di GITET GRATI)
Sisi Low Voltage

Sisi High Voltage

Arus di Rele Diferensial pada kondisi gangguan

Analisa dan Pembahasan

Analisa Gangguan Exteral


Gangguan 17 Maret 2010 (Manuver di GITET GRATI)
Pada kondisi gangguan arus di rele adalah

Pada saat gangguan terjadi,


Harmonisa ke-2 > Seting
38,7% > 15%
Pembacaan 0*1P atau 0*20ms
Rele Diferensial bekerja
GCB GT 1.1 trip.
Apabila nilai seting untuk harmonisa ke-2 diubah
15% ke 48%
Pembacaan 0*1P atau 0*20ms ke 1*1P atau 1*20ms
Rele Diferensial tidak akan bekerja
GCB GT 1.1 tidak trip

Penutup
Kesimpulan

Perubahan seting 2nd harmonic contend in the different. current dari 15% menjadi 48%.
Perubahan ini memperbaiki koordinasi dengan Rele Diferensial IBT dimana seting harmonisa
ke-2 sebesar 45%.
Perubahan seting Time for cross-blocking with 2nd harmonic dari 0 *1P menjadi 1 *1P.
Perubahan ini berpengaruh pada pembacaan harmonisa ke-2. Pada 0 *1P, rele membaca
harmonisa ke-2 tanpa menghabiskan satu periode gelombang dan langsung memerintahkan
rele untuk bekerja. Harmonisa ke-2 yang terbaca dianggap sebagai harmonisa ke-2 yang
permanen.
Sedangan pada 1 *1P, rele membaca harmonisa ke-2 selama satu periode gelombang dan
baru memerintahkan rele untuk bekerja. Sehingga apabila ada gelombang harmonisa ke-2
sebagai akibat dari manuver di GITET Grati (gelombang transien) tidak dianggap sebagai
gangguan.
Perubahan 5nd harmonic contend in the different. current dari 48% menjadi 50%. Perubahan
ini akan berpengaruh pada besarnya nilai harmonisa ke-5.
Perubahan Time for cross-blocking with 5th harmonic dari 0 *1P menjadi 1 *1P.

Penutup
Saran

Sebelum seting-seting rele tersebut diaplikasikan, dapat dilakukan perhitungan kembali dengan
melibatkan semua bagian yang ada, baik dari P3B sebagai penanggung jawab GITET dan PT.
Indonesia Power sebagai penanggung jawab pembangkit.
Seting-seting rele tersebut harus selalu di audit seiring dengan bertambahnya beban dan
pembangkit, karena nilai-nilai parameternya akan mengalami perubahan.

MEMAYU HAYUNING BAWONO

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai