Anda di halaman 1dari 12

NAMA

: SYIFA NURHALIZAH
KELAS
: 6 [ enam ]
SEKOLAH
: SDN TIKUKUR 1
PR PELAJARAN : BAHASA SUNDA

Artikel-artikel na kategori "Kaulinan budak Sunda"


A
Ambil-Ambilan
Anjang-anjangan
Ayang-ayang Gung

B
Boy-boyan
Bbntngan
Bklen

C
Caca Buran
Cacaburang
Cing Ciripit
Cingcangkeling
Cok Cang (Cokcangan)
Congklak

D
Damdaman

E
Empt-emptan
Endog-endogan

Eundeuk-eundeuk Cang

G
Galah asin
Gatrik
G (samb.)
Gugunungan

H
Hahayaman
Hompilah

J
Jajangkungan

K
Kalong King
Kawih Kaulinan

L
Luncat tali

M
Meuncit Reungit

N
Ngadu kalci

O
Ol-ol Ogong
Oray-Orayan

Paciwit-ciwit lutung
Paciwit-ciwit Lutung
Pacublak-cublak Uang
Pelak cau
Pim-pom Pilem
Prang-pring
Prpt jngkol
P (samb.)
Prpt Jngkol

S
Sasalimpetan
Sondah
Sorodot gaplok
Suten
Srmen

T
Tokcang
Tong Tong Papatong
Trang-trang Kolntrang
Tungtung Kalintungan
Tutunjukan

U
Ucang-Ucang Angg
Ucing sumput

Ucing-ucingan

ncrak
ngkl
Kategori: Unak-anik budaya sunda
NAMA
: SYIFA NURHALIZAH
KELAS
: 6 [ enam ]
SEKOLAH
: SDN TIKUKUR 1
PR PELAJARAN : PLH

Tanaman obat keluarga


Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat.[1] Taman obat keluarga pada
hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun
ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
[1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan
kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.[1]
Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil
dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara
individual.[1] Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara
mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian
dalam pengobatan keluarga.[1]
Mesir kuno
Pada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi
ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam
dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[2] Sejak itulah catatan
pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah
dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno.[2] Sejumlah besar resep
penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejalagejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers).[3] Pada
saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan
pengobatan herbal.[2]

Yunani kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan
tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus
(Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum
Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman
obat dalam De Materia Medica.[3] Orang-orang Yunani kuno juga telah
melakukan pengobatan herbal.[2] Mereka menemukan berbagai tanaman
obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan
ke berbagai daratan lain.[2]
Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika
muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu.[4] Pada waktu itu,
penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut
dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu.
[4] Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di
China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk
menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra.[4] Gulungan sutra
berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam
menyembuhkan penyakit.[4]
Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan
didirikannya biara-biara di seluruh negeri.[2] Setiap biara memiliki tamanan
obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun
para penduduk setempat.[2] Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan
Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan
obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka.[2] Pengetahuan
tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada
abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat
dilakukan.[2]
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman
obat dari berbagai tanaman.[2] Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan
karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English
Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[2] Pada tahun 1812, Henry
Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan
berdagang lintah.[2] Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional
dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris,

Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk
menulis kembali bukunya Potters Encyclopaedia of Botanical Drug and
Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.[2] Tahun 1864,
National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan
mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta
mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.
Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah
berlangsung ribuan tahun yang lalu.[3] Pada pertengahan abad ke XVII
seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 1631) mengumumkan
khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et
Medica.[3] Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi
buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A.
van Rheede tot Draakestein (1637 1691) dalam bukunya Hortus Indicus
Malabaricus.[3] Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch
Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan
menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuhtumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.[3] Selanjutnya
penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin
berkembang.[3]

Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)


Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit
batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.[5]
Daun

No
Nama Tanaman
.
1. Daun dewa (Gynura Segetum)
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Seledri
Belimbing
Kelor
Daun bayam duri
Kangkung
Saga (Abrus precatorius)

Khasiat dan Manfaat


Mengobati muntah darah
dan payudara bengkak
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengobati panas dalam dan demam
Mengobati kurang darah
Mengobati insomnia
Mengobati batuk dan sariawan

8.
9.
10
.
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.
22
.

Pacar cina (Aglaiae ordorota


Lour)
Landep (Barleriae prionitis L.)
Miana (Coleus atropurpureus
Bentham)
Pepaya (Carica papaya L.)

Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit


kelamin)
Mengobati rematik
Mengobati wasir

Jintan (Trachyspermum
roxburghianum syn. Carum
roxburghianum)
Pegagan (Cantella asiatica
Urban)
Blustru (Luffa cylindrice Roem)

Mengobati batuk, mules, dan sariawan

Kemuning (Murrayae paniculata


Jack)
Murbei (Morus indica Rumph)

Mengobati penyakit gonorrhoe

Kumis kucing (Orthosiphon


stamineus Benth)
Sirih (Chavica betle L.)

Bersifat diuretik

Mengobati demam dan disentri

Mengobati sariawan dan bersifat


astringensia (mampu membasmi bakteri)
Bersifat diuretik (peluruh air seni)

Bersifat diuretik

Randu (Ceiba pentandra Gaerth)

Mengobati batuk, antiseptika (membunuh


mikroorganisme berbahaya), dan obat
kumur
Sebagai obat mencret dan kumur

Salam (Eugenia polyantha Wight)

Bersifat astringensia

Jambu biji (Psidium guajava L.)

Mengobati mencret

Sukun (Arthocarpus communis)

Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit


gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol,
asam urat

Batang

No
.

1.

Nama Tanaman

Kayu manis (Cinnamomum


burmanii)

2. Dadap ayam (Erythrina

Khasiat dan Manfaat

Mengobati penyakit batuk dan sesak napas,


nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan
menghangatkan lambung

Mengobati asma

varigata Linn.Var.orientalis)

3.

4.

Pulasari (Alyxia stellata


Roem)

Brotawali (Tonospora

Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan

rumphii Boerl)

diabetes

5. Kemukus (Piper cubeba L.)

6.

7.

Obat perut kembung

Jeruk nipis (Citrus


aurantifolia)

Delima (Punice granatum


L.)

Obat radang selaput lendir saluran kemih

Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur

Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)

Buah

No
.

Nama Tanaman

Khasiat dan Manfaat

Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang


1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

darah, menghentikan kebiasaan merokok,


menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan
memperlancar buang air kecil

2. Cabai merah (Capsicum annuum L.)

Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin

3. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)

Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan

mencairkan dahak

Mengobati penyakit radang usus, susah buang air


4. Mengkudu (Morinda citrifolia)

kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan


darah tinggi, dan sembelit

5. Kemukus (Piper cubeba L.)

Obat radang selaput lendir saluran kemih

Kapulaga (Elettaria cardamomum


6. Maton) danketumbar (Coriandrum

Obat antikembung

sativum L.)

Biji
No
.

Nama Tanaman

1. Kecubung (Datura metel)

2.

Kapur barus (Dryobalanops


aromatica Gaertn.)

3. Pinang (Areca catecha L.)

4.

Khasiat dan Manfaat

Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun

Mengobati gangguan pencernaan

Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika,


terutama terhadap cacing pita

Kedawung (Parkia

Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan

biglobosa Bentham)

bersifat astringensia

5. Pala (Myristica)

Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat


terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius,

menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan

6.

Jamblang (Eugenia cumini

Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing

Merr)

manis (diabetes)

Akar

No

Nama Tanaman

Khasiat dan Manfaat

1. Pepaya (Carica papaya L.)

Obat cacing

2. Aren (Arenga pinnata Merril)

Obat diuretik

3.

Pule pandak (Rauwolfia

Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik, seperti

serpentina Benth)

tekanan darah tinggi

Umbi atau rimpang

No

Nama Tanaman

1.

Khasiat dan Manfaat

Bangle (Zingiber purpureum

Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada

Roxb.)

perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh

2. Jahe (Zingiber officinale

Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma,

Rosc.)

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

muntah, dan nyeri otot

Kencur (Kaempferia galanga Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan
L.)

Kunyit (Curcuma domestica


Val.)

Lempuyang (Zingiber
zerumbet)

Lengkuas (Languas galanga


L.Stunzt)

Temu giring (Curcuma


heynaena Val.)

Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)

mengeluarkan dahak

Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang

Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare

Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri

Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh

Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat


sekresi empedu, asam urat, kolesterol, kadar gula darah, maag,
mencret

Temu hitam (Curcuma

obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar

aeroginosa Roxb.)

peredaran darah

Alang-alang (Imperata
cylindrica Beav.)

Obat untuk memperlancar air seni (diuretik

Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat

Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh


beberapa faktor, yaitu: Pada umumnya, harga obatobatan buatan pabrik
yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan
yang lebih murah.Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional
sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrikKandungan unsur kimia
yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar
pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obatobatan pabrik
menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan
alami ramuan tradisional.
Perawatan tanaman obat
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan
khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat.[7] Perlakuan khusus
dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan
untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.[7] Kegiatan
pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.[7]
Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi
yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.[7] Pemakaian bahan kimiawi
dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling
berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman
yang dihasilkan.[7] Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang
tidak tergantung pada bahan-bahan kimia.[7] Sistem ini dikenal dengan
istilah pertanian organik.[7] Dalam budi daya tanaman obat dapat
dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang
dibutuhkan tanaman.[7] Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah
pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun.
[7] Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat
dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti
tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun
tembakau.[7]
NAMA
: SYIFA NURHALIZAH
KELAS
: 6 [ enam ]
SEKOLAH
: SDN TIKUKUR 1
PR PELAJARAN : MATEMATIKA

Anda mungkin juga menyukai