Anda di halaman 1dari 5

POLA PENAPASAN, TIDAK EFEKTIF

Dapat berhubungan dengan : imatiritas pusat pernafasan, keterbatasan


perkembangan otot, penurunan energi. Depresi berhubungan dengan obat dan
ketidak seimbangan metabolik.
Kemungkinan di buktikan oleh : dispnea, takipneaa, periode aonea, pernafasan
cuping hidung , penggunaan bantuan otot, sianosis , GDA abnormal, takikardia.
HASIL YANG DI HARAPKAN NEONATAL AKAN: Mempertahankan pola pernafasan
periodik ( periode apenik berakhir 5-10 dtk diikuti dengan periode pendek ventilasi
cepat). Dengan membran mukosa merah muda dan frekuensi jantung DBN.
TINDAKAN/ INTERVENSI
Mandiri
1. Kaji frekuensi pernafasan dan pola pernafasan. Perhatikan adanya apnea dan
perubahan frekuensi jantung , tonus jantung, tonus otot, dan warna kulit berkenaan
dengan prosedur atau perawatan. Lakukan pemantauan jantung dan pernafasan
yang kontinu.
Rasional : membantu dalam memberikan periode perpytaran pernfasan normal
dari serangan apneik sejati, yang terutama sering terjadi seblum gestasi mingu ke30.
2. Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
Rasional : Menghilangkan mucus yang menyumbat jalan napas.
3. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat-obatan yang dapat memperberat
depresi pernapasan pada bayi.
Rasional : madnesium sulfat dan narkotik menekan pusat pernafasan aktifitas SSP.
Ikan
4. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan pokok di
bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperektensi .
Rasional: posisi ini dapat memoermudah pernafasan dan menurunkan episode
apneik, khususnya pada adanya hipoksia, asidosis metabolik, atau hiperkapnia.
5. Pertahankan suhu tubuh optimal.(rujuk pada DK: termoregulasi , tidak efektif,
resiko tinggi terhadap).
Rasional: bahkan adanya sedikit peningkatan atau penurunn suhu lingkungan
dapat menimbulkan apnea.
6. Berikan rangsangan taktil yang segera.( mis, gosokan punggung bayi) bila
terjadi apnea. Pergatikan adanya sianosis, bradikardi, atau hipotonia. Anjurakan
kontak orang tua.
Rasional: merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan kembalinya
pernafasan spontan. Kadang-kadang, bayi mengalami kejadian apnea lebih sedikit
atau tidak ada , atau bradikardia bila orangtua menyentuh dan bicara pada mereka.
7. Tempatkan bayi pada matras bergelombang.
Rasional: gerakan memberikann rangsangan, yang dapat menurunkan kejadian
apnneik.
Kaloborasi
8. Pantau pemeriksaan laboratorium (Mis,. GDA, glikosa serum, elekrolit,
kultur,mdan kadar obat) sesuai indikasi.
Rasional: hipoksia, asidosis metabolik, hiperkapnia, hipoglekimia,
hipokalsemia,dan sepsis dapat memperberat serangan apneik. Toksisitas obat, yang
menekan fungsi pernafasan dapat terjadi karena pernafasan dapat terjadi karena
keterbatasan ekskresi dan waktu paruh obat yang lama.

9. Berikan oksigen sesuai indikasi.(rujukan pada DK: pertukaran gas, kerusakan).


Rasional: perbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat meningkatka n
pernfasan.
10. Berikan obat-obatan, sesuai indikasi:
Natrium bikarbonat.
Rasional : memperbaiki asidosis.
Antibiotik.
Rasional; mengatasi infeksi pernapasan atau sepsis.
Kalsium glikonat.
Rasional: hipokalsemia mempredisposisikan bayi pada apnea.
Aminoflin.
Rasional: dapat meningkat aktifitas pusat pernafasan dan menurunkan sensitifitas
terhadap karbondiosida, menurunkan frekuensi apnea.
Pankuronium bromida (pavulon).
Rasional: mengakibatkan relaksasi otot rangka yang mungkin perlu bila bayi scra
mekanis terventilasi.
Larutan glukosa.
Rasional: mencegah hipoglikemia. (Rujuk pada DK: nutrisi, perubahan, kurang dari
kebutuhan tubuh, resikotinggi terhadap).
TERMOLEGULASI, TIDAK EFEKTIF, RESIKO TINGGI TERHADAP.
Faktor resiko dapat meliputi: perkembangan SSP imatur( pusat regulasi suhu).
Penurunan rasio masa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak
subkutan . keterbtasan simpanan lemak coklat , ketidak mampuan merasakan
dingin atau berkeringat. Cadangan metabolik buruk, respons mati terhadap
hipotermia. Danmanipulasi dan intervensi medis/ keperawatan yang sering.
Kemungkinan di buktikan oleh: {tidak dapat di terapkan: adanyha tanda/gejala
untuk mendiagnosa aktual}
HASIL YANG DI HARAPKAN NEONATAL AKAN: Mempertahankan suhu kilt /aksila
dalam 95,9-99,1 F(35,5-37,3F) bebas dari tanda-tanda stres dimgin.
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
1. Kaji suhu dengan sering. Periksa suhu rektal pada awalnya; selanjutnya, periksa
suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebar
hangat. Ulangi setiap 15 mnt selama penghangatan ulang,
Rasional: hipotermia mebuat bayi cendrung pada stres dingin, penggunaan
simpanan lemak coklat yang tidak dapat diperbarui bila ada, dan menurunkan
sensitifitas untuk meningkatkan kadar karbon dioksida ( hiperkapnia) atau
penurunan kadat oksigen( hipoksia). (catatan: penghangatan ulang terlalu cepat
berkenaan dengan kondisi apneik, ini dapat menyebabkan depessi pernafasan
lanjut sebagai pengganti pernapasan. Mengakibatkan apnea dan penurunan
ambilan oksigen.)
2. Tempatkan bayi pada penghangat ,tempat tidur terbuka dengan penyebar
hangat , tau tempat tidur bayi terbuka dengan pakaian tpat untuk bayi yang lebih
besar tau lebih tua.gunakan bantal pemanas di bawah bayi bila perlu, dalam
hubunganya dengan tempat tiidur isolet atau tebuka .
Rasional ; mempertahankan lngkungan termonal membantu mencegah stres
dingin.

3. Gunakan lampu pemanas selam prosedur. Tutup penyebar hangat atau bayi
dengan penutup plastik atau kertas alumunium bil tepat. Objek pans dengan tubuh
bayi, seperti stetosko, linen, dan pakaian.
Rasional; menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yanng lebih dingin dari
ruangan.
4. Kurangi pemajanan pada aliran udara: hindari pembukaan pagar isolette yang
tidak semestinya.
Rasional : menurunkan kehilangan panas karena konveksi/konduksi. Membatasi
kehilangan panas melalui radiasi.
5. Ganti pakaian atau linen tempat bila basah. Pertahankan kepala bayi tetap
tertutup.
Rasional: menurunkan kehilangan melalui evaporasi.
6. Pantau system pengatur suhu, penyebar hangat, atau incubator. (pertahankan
batas atas pada bayi 98,6oF, tergantung pada ukuran atau usia bayi).
Rasional : hipertemie akibat pening katan pada laju metabolisme, kebutuhan
oksigen dan glukosa dan kehilangan air tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu
lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi.
7. Pertahankan kelembapan relatif 50-80%. Oksigen lembap hangat 88-93 F(3134C)
Rasional; mencegah evaporasi berlebihan , menurunkan kehilngan cairan tidak
kasat mata..
8. Perhatikan adanya takipnea atau apnea: sianosis umum, akrosianosis , atau
kulit belang: bradikardia , menangis buruk, atu latergi . evaluasi derajat dan lokasi
ikterik. (rujukan padaMK:Bayi baru lahir:hiperbiliribinemia.
Rasional: tanda-tanda ini menandakan stres dingin, yang meninkatkan konsumsi
oksigen dan kalori serta mebuat bayi cendrung pada asidosis berkenaan dengan
metabolisme anerobik. Hipoytmia meningkatkan reiko kernikterus, saat asam lemak
dilepasakan pada metabolisme lemak coklat bersaing dengan bilirubin untuk
bagian pada albumin. (catan : warna kulit mungkin merah terang pada perifer,
dengan sianosis terlihat pada bagian tengah sebagai akibat darike gagalan disoiasi
oksihemoglobin .
9. Berikan penghangatan bertahap untuk bayi yang stres dingin.
Rasional: Peningkatan suhu tubuh yang cepat dapat menyebabkan konsumsi
oksigen berlebihan dan apnea.
10. Kaji haluaran dan berat jenis urin.
Rasional: peningkatan haluaran dan peningkatan berat jenis urin di hubungkan
dengan penurunan perfusi ginjal selama periode stres dingin.
11. Pantau penambahan berat badan berturut-turut. Bila penambahan berat badan
tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkingan sesuai indikasi.
Rasional: ketidak adekuatan penambahan berat badan mesipunmasukan kalori
tidak adekuat dapat menandakan bahwa kalori di gunakan untuk mempertahankan
suhu tubuh , memerlukan penngkatan suhu lingkungan.
12. Perhatikan frekuensi dan jumlah masukan. Pantau dextrosix. Kaji bayi terhadp
muntah, distensi abdomen, atau apatis.
Rasional: pemberian makan buruk ketidak stabilan biasa terjadi pada bayi dengan
ketidak stabilan suhu kadar dextrosik kurang dari 45 mg/dl menadakan
hipoglekimia yang memrluksn intervensi segera.
13. Kaji kemjuan kemampuan bayi untuk berdaptasi tergadap suhu rendah di
dalam inkubator, atau pada suhu ruangann, saat mendemonstrasikan penambahan
berat badan yang tepat

Rasional: .alat buain dapat di gunakan bila bayi dapat memperthankan suhu tubuh
stabil 97,7 F dalam udra ruangan dan dapat meningkatkan berat badan.
14. Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkungan hangtat. Berikan informasi
termoregulasi kepada orangtua.
Rasional: kontak di luar tempat tidur , khusunya dengan orangtua , mungkin
singkat sak bila bilqa dimungkinkan untuk mencegah strexs dingi n. ( catatan:
hipertermia dapat terjdi bla bayi di gendong oleh orang tua.)
15. Perhatikan perkembangan takikardia, warna kemerahan , diaforesis,
letarge,apnea, koma atau aktifitas kejang .
Rassional:tanda-tanda hipertermia (suhu tubuh lebih besar dari 99 F( 37,2 C). Da
oat berkanjut pada kerusakan otak bil tidak teratasi.
16. Evaluiasi sumber eksternal ( miss., foto terapi, lampu pemanas , atau sinar
matahari). Batasi pakaian dan mandi di seka dengan spon menggunakabn air
hangat. Pastikan posisi yang tepat dari alat pengukur suhu bila digunakan.
Rasional: tindakan ini secra umum berhasil dalam memperbaiki hipertmia.
( ctatan: bila hipertermia menetap menetukan posisi yang tepat dan memfungsikan
alat pengukur suhu, kemungkinan status hipermetabolik seperti sepsis atau gejal a
putus satnarkotik harus dipertimbangkan).
Kolaborasi
17. Pantau pemeriksaan laboratorium,sesuai indikasi( mis., GDA, Glukosa, serum,
elektrolit, dan kadar bilirubin). (rujuk pada DK: petukaran gas .)
Rasional: stres dingin meningkatkan kebutuhann terhadap glukosa dan oksigen
serta dapat menyebabkan masalah asam basa bila bayi mengalami metabolisme
anerobik bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia peningkatan kadar bilirubin
inderek dapat terjadi karena pelepasan asam lemak dari metabolisme lemak
coklat, dengan asam lemak bersaig dengan bilirubin pada bagian ikatan di
alabumin. Asidosis metabolok dapat juga terjadi pada hipertermia.
18. Berikan D10 W dan ekspander volume secara intravena, bila diperlukan.
Rasional: pemberian dekstrosa mungkin perlu untuk meperbaiki hipoglikemia.
Hipotensi karena vasodilatasi perifer mungkin memerlukan tindakan pada bayi
yang mengalami stress panas. Hipertermia dapat menyebabkan peningkatan
dehidrasi tiga sampai empat kali lipat.
19. Berikan suplemen oksigen sesuai indikasi
Rasional : Bila oksigen tidak siap tersedia untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolik berkenaan dengan upaya untuk meningkatkan suhu tubuh, bayi akan
menggunakan metabolisme anaerobik, mengakibatkan asidosis karena
pembentukan asam laktat. Hipotermia menurunkan respons bayi praterm terhadap
hipoksia dan hiperkapnia, yang menyebabkan depresi pernapasan lanjut sebagai
ganti dari peningkatan frekuensi pernapasan, mengakibatkan apnea dan penurunan
ambilan oksigen. Hipertermia karena penghangatan terlalu cepat dihubungkan
dengan keadaan apnea, peningkatan kehilangan air yang tidak kasatmata dan
peningkatan frekuensi metabolik dengan peningkatan kebutuhan terhadap oksigen
dan glukosa.
20. Berikan obat-obatan, sesuai indikasi :
a. Fenobarbital.
Rasional : Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan fungsi SSP
yang disebabkan oleh hipertermia.
b. Natrium bikarbonat

Rasional: Memperbaiki asidosis, yang dapat terjadi pada hipotermia dan


hipertermia.

Anda mungkin juga menyukai