3. Gunakan lampu pemanas selam prosedur. Tutup penyebar hangat atau bayi
dengan penutup plastik atau kertas alumunium bil tepat. Objek pans dengan tubuh
bayi, seperti stetosko, linen, dan pakaian.
Rasional; menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yanng lebih dingin dari
ruangan.
4. Kurangi pemajanan pada aliran udara: hindari pembukaan pagar isolette yang
tidak semestinya.
Rasional : menurunkan kehilangan panas karena konveksi/konduksi. Membatasi
kehilangan panas melalui radiasi.
5. Ganti pakaian atau linen tempat bila basah. Pertahankan kepala bayi tetap
tertutup.
Rasional: menurunkan kehilangan melalui evaporasi.
6. Pantau system pengatur suhu, penyebar hangat, atau incubator. (pertahankan
batas atas pada bayi 98,6oF, tergantung pada ukuran atau usia bayi).
Rasional : hipertemie akibat pening katan pada laju metabolisme, kebutuhan
oksigen dan glukosa dan kehilangan air tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu
lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi.
7. Pertahankan kelembapan relatif 50-80%. Oksigen lembap hangat 88-93 F(3134C)
Rasional; mencegah evaporasi berlebihan , menurunkan kehilngan cairan tidak
kasat mata..
8. Perhatikan adanya takipnea atau apnea: sianosis umum, akrosianosis , atau
kulit belang: bradikardia , menangis buruk, atu latergi . evaluasi derajat dan lokasi
ikterik. (rujukan padaMK:Bayi baru lahir:hiperbiliribinemia.
Rasional: tanda-tanda ini menandakan stres dingin, yang meninkatkan konsumsi
oksigen dan kalori serta mebuat bayi cendrung pada asidosis berkenaan dengan
metabolisme anerobik. Hipoytmia meningkatkan reiko kernikterus, saat asam lemak
dilepasakan pada metabolisme lemak coklat bersaing dengan bilirubin untuk
bagian pada albumin. (catan : warna kulit mungkin merah terang pada perifer,
dengan sianosis terlihat pada bagian tengah sebagai akibat darike gagalan disoiasi
oksihemoglobin .
9. Berikan penghangatan bertahap untuk bayi yang stres dingin.
Rasional: Peningkatan suhu tubuh yang cepat dapat menyebabkan konsumsi
oksigen berlebihan dan apnea.
10. Kaji haluaran dan berat jenis urin.
Rasional: peningkatan haluaran dan peningkatan berat jenis urin di hubungkan
dengan penurunan perfusi ginjal selama periode stres dingin.
11. Pantau penambahan berat badan berturut-turut. Bila penambahan berat badan
tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkingan sesuai indikasi.
Rasional: ketidak adekuatan penambahan berat badan mesipunmasukan kalori
tidak adekuat dapat menandakan bahwa kalori di gunakan untuk mempertahankan
suhu tubuh , memerlukan penngkatan suhu lingkungan.
12. Perhatikan frekuensi dan jumlah masukan. Pantau dextrosix. Kaji bayi terhadp
muntah, distensi abdomen, atau apatis.
Rasional: pemberian makan buruk ketidak stabilan biasa terjadi pada bayi dengan
ketidak stabilan suhu kadar dextrosik kurang dari 45 mg/dl menadakan
hipoglekimia yang memrluksn intervensi segera.
13. Kaji kemjuan kemampuan bayi untuk berdaptasi tergadap suhu rendah di
dalam inkubator, atau pada suhu ruangann, saat mendemonstrasikan penambahan
berat badan yang tepat
Rasional: .alat buain dapat di gunakan bila bayi dapat memperthankan suhu tubuh
stabil 97,7 F dalam udra ruangan dan dapat meningkatkan berat badan.
14. Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkungan hangtat. Berikan informasi
termoregulasi kepada orangtua.
Rasional: kontak di luar tempat tidur , khusunya dengan orangtua , mungkin
singkat sak bila bilqa dimungkinkan untuk mencegah strexs dingi n. ( catatan:
hipertermia dapat terjdi bla bayi di gendong oleh orang tua.)
15. Perhatikan perkembangan takikardia, warna kemerahan , diaforesis,
letarge,apnea, koma atau aktifitas kejang .
Rassional:tanda-tanda hipertermia (suhu tubuh lebih besar dari 99 F( 37,2 C). Da
oat berkanjut pada kerusakan otak bil tidak teratasi.
16. Evaluiasi sumber eksternal ( miss., foto terapi, lampu pemanas , atau sinar
matahari). Batasi pakaian dan mandi di seka dengan spon menggunakabn air
hangat. Pastikan posisi yang tepat dari alat pengukur suhu bila digunakan.
Rasional: tindakan ini secra umum berhasil dalam memperbaiki hipertmia.
( ctatan: bila hipertermia menetap menetukan posisi yang tepat dan memfungsikan
alat pengukur suhu, kemungkinan status hipermetabolik seperti sepsis atau gejal a
putus satnarkotik harus dipertimbangkan).
Kolaborasi
17. Pantau pemeriksaan laboratorium,sesuai indikasi( mis., GDA, Glukosa, serum,
elektrolit, dan kadar bilirubin). (rujuk pada DK: petukaran gas .)
Rasional: stres dingin meningkatkan kebutuhann terhadap glukosa dan oksigen
serta dapat menyebabkan masalah asam basa bila bayi mengalami metabolisme
anerobik bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia peningkatan kadar bilirubin
inderek dapat terjadi karena pelepasan asam lemak dari metabolisme lemak
coklat, dengan asam lemak bersaig dengan bilirubin pada bagian ikatan di
alabumin. Asidosis metabolok dapat juga terjadi pada hipertermia.
18. Berikan D10 W dan ekspander volume secara intravena, bila diperlukan.
Rasional: pemberian dekstrosa mungkin perlu untuk meperbaiki hipoglikemia.
Hipotensi karena vasodilatasi perifer mungkin memerlukan tindakan pada bayi
yang mengalami stress panas. Hipertermia dapat menyebabkan peningkatan
dehidrasi tiga sampai empat kali lipat.
19. Berikan suplemen oksigen sesuai indikasi
Rasional : Bila oksigen tidak siap tersedia untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolik berkenaan dengan upaya untuk meningkatkan suhu tubuh, bayi akan
menggunakan metabolisme anaerobik, mengakibatkan asidosis karena
pembentukan asam laktat. Hipotermia menurunkan respons bayi praterm terhadap
hipoksia dan hiperkapnia, yang menyebabkan depresi pernapasan lanjut sebagai
ganti dari peningkatan frekuensi pernapasan, mengakibatkan apnea dan penurunan
ambilan oksigen. Hipertermia karena penghangatan terlalu cepat dihubungkan
dengan keadaan apnea, peningkatan kehilangan air yang tidak kasatmata dan
peningkatan frekuensi metabolik dengan peningkatan kebutuhan terhadap oksigen
dan glukosa.
20. Berikan obat-obatan, sesuai indikasi :
a. Fenobarbital.
Rasional : Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan fungsi SSP
yang disebabkan oleh hipertermia.
b. Natrium bikarbonat