BAB I
PENDAHULUAN
Page 1
BIOMEDIK-BIOLOGI
Menurut model ini, orang tua membeikan unit unit warisan yang memiliki cirri sendiri
gen yang tetap mempertahankan cirri khusus ini pada keturunan. Kumpulan gen suatu
organisme lebih menyerupai sekumpulan kelereng dibandingkan seember cat. Seperti
kelereng, gen dapat dipilah dan diteruskan dari generasi ke generasi, dalam bentuk yang
tidak terbatas. Asal genetika modern, dimulai di taman sebuah biara, dimana seorang
biarawan yang bernama Gregor Mendel mencatat sebuah mekanisme penurunan sifat
partikulat. Mendel menemukan prinsipdasar hereditas dengan membudidayakan kacang
ercisdalam suatu percobaan yang terencana dan teliti. Prinsip dasar hereditas yang
ditemukan oleh Mendel dirumuskannya dalam 2 hukum, yaitu Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel Mendel II.
I.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hukum 1 dan 2 Mendel
2. Mengetahui penyimpangan semu Hukum Mendel
3. Mengetahui kelainan pewarisan sifat atau kelainan genetika pada manusia
BAB II
KELOMPOK IX
Page 2
BIOMEDIK-BIOLOGI
PEMBAHASAN
II.1
Hukum Mendell
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang
biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell
melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum
sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan
alasan:
-
mudah disilangkan
Inilah tiga langkah eksperimen yang dilakukan Mendell. Perhatikan dengan cermat
perbandingannya berdasar warna bunga.
KELOMPOK IX
Page 3
BIOMEDIK-BIOLOGI
Dari hasil penelitiannya tersebut Mendell menemukan prinsip dasar genetika yang lebih
dikenal dengan Hukum Mendell.
KELOMPOK IX
Page 4
BIOMEDIK-BIOLOGI
2.
KELOMPOK IX
Page 5
BIOMEDIK-BIOLOGI
II.2
yang ganjil, seakan-akan tidak mengikuti hukum Mendel. Misalnya pada perkawinan
antara 2 individu dg 2 sifat beda, ternyata ratio fenotip F2 tidak selalu 9:3:3:1. Tetapi
sering dijumpai perbandingan-perbandingan 9:7, 12:3:1, 15:1, 9:3:4 dll. Bila diteliti betulbetul angka-angka perbandingan di atas, ternyata juga merupakan penggabungan angkaangka perbandingan Mendel. 9:7 = 9:(3+3+1), 12:3:1 = (9+3):3:1, 15:1 = (9+3+3):1, 9:3:4
= 9:3:(3+1). Oleh sebab itu disebut penyimpangan semu, karena masih mengikuti hukum
Mendel.
Penyimpangan semu hukum Mendel : terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat
yang memberikan fenotip berlainan namun masih mengikuti hukum-hukum perbandingan
genotip dari Mendel.
1. Modifikasi Perbandingan 3 : 1
Ada tiga peristiwa yang menyebabkan terjadinya modifikasi perbandingan 3 : 1,
yaitu semi dominansi, kodominansi, dan gen letal.
Semi dominansi
Peristiwa semi dominansi terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi
pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot
akan muncul sifat antara (intermedier). Dengan demikian, individu heterozigot
akan memiliki fenotipe yang berbeda dengan fenotipe individu homozigot
dominan. Akibatnya, pada generasi F2 tidak didapatkan perbandingan fenotipe 3 :
1, tetapi menjadi 1 : 2 : 1 seperti halnya perbandingan genotipe.
Contoh peristiwa semi dominansi dapat dilihat pada pewarisan warna bunga
pada tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Gen yang mengatur warna
bunga pada tanaman ini adalah M, yang menyebabkan bunga berwarna merah, dan
gen m, yang menyebabkan bunga berwarna putih. Gen M tidak dominan sempurna
terhadap gen m, sehingga warna bunga pada individu Mm bukannya merah,
melainkan merah muda. Oleh karena itu, hasil persilangan sesama genotipe Mm
akan menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan fenotipe merah : merah muda
: putih = 1 : 2 : 1.
KELOMPOK IX
Page 6
BIOMEDIK-BIOLOGI
Kodominansi
Seperti halnya semi dominansi, peristiwa kodominansi akan menghasilkan
perbandingan fenotipe 1 : 2 : 1 pada generasi F2. Bedanya, kodominansi tidak
memunculkan sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang
merupakan hasil ekspresi masing-masing alel. Dengan perkataan lain, kedua alel
akan sama-sama diekspresikan dan tidak saling menutupi. Peristiwa kodominansi
dapat dilihat misalnya pada pewarisan golongan darah sistem ABO pada manusia
(lihat juga bagian pada bab ini tentang beberapa contoh alel ganda). Gen IA dan IB
masing-masing menyebabkan terbentuknya antigen A dan antigen B di dalam
eritrosit individu yang memilikinya. Pada individu dengan golongan darah AB
(bergenotipe IAIB) akan terdapat baik antigen A maupun antigen B di dalam
eritrositnya. Artinya, gen IA dan IB sama-sama diekspresikan pada individu
heterozigot tersebut. Perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang masingmasing memiliki golongan darah AB dapat digambarkan seperti pada diagram
berikut ini.
IAIB
IAIB
Gen letal
Gen letal ialah gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu
homozigot. Kematian ini dapat terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah
kelahiran. Akan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan
kematian pada waktu individu yang bersangkutan menjelang dewasa. Ada dua
macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal dominan
dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan
fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada
individu heterozigot. Peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam
KELOMPOK IX
Page 7
BIOMEDIK-BIOLOGI
redep (creeper), yaitu ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai
genotipe heterozigot (Cpcp). Ayam dengan genotipe CpCp mengalami kematian
pada masa embrio. Apabila sesama ayam redep dikawinkan, akan diperoleh
keturunan dengan perbandingan fenotipe ayam redep (Cpcp) : ayam normal (cpcp)
= 2 : 1. Hal ini karena ayam dengan genotipe CpCp tidak pernah ada. Sementara
itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada tanaman jagung.
Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami kematian setelah cadangan
makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu melakukan
fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. Tanaman Gg memiliki
warna hijau kekuningan, sedang tanaman GG adalah hijau normal. Persilangan
antara sesama tanaman Gg akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan
fenotipe normal (GG) : kekuningan (Gg) = 1 : 2.
2. Modifikasi Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1
Penyimpangan semu ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling
mempengaruhi dalam memberikan fenotipe pada suatu individu. Peristiwa pengaruh
mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih disebut Interaksi Gen. Interaksi Gen
Interaksi gen ada 3 macam :
1. Epistasis Hipostasis
Modifikasi perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 disebabkan oleh peristiwa yang
dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen nonalelik. Jadi, dalam hal
ini suatu gen bersifat dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya. Ada beberapa
macam epistasis, masing-masing menghasilkan perbandingan fenotipe yang berbeda
pada generasi F2. Epistasis dan Hipostasis Adalah peristiwa dimana 2 faktor yang
bukan pasangan alelanya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu
organisme. Epistasis = sifat yang menutupi
Epistasis dominan
Epistasis resesif
KELOMPOK IX
Page 8
BIOMEDIK-BIOLOGI
Hipostasis = sifat yang ditutupi Epistasis resesif Peristiwa epistasis resesif terjadi
apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya.
Contoh epistasis-hipostatis pada tanaman gandum :
Induk (P)
: HHkk
><
(hitam)
hhKK
(kuning)
Gamet
: Hk dan hK
F1
: HhKk (Hitam)
F1 X F1
Gamet
F2
Gamet
HK
Hk
hK
Hk
HK
HHKK
HHKk
HhKK
HhKk
Perbandingan fenotipe :
Hk
HHKk
HHkk
HhKk
Hhkk
12
hK
HhKK
HhKk
hhKK
hhKk
(Hitam)
hk
HhKk
Hhkk
hhKk
hhkk
4
(Kuning) ( Putih )
Ada dua gen sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang berbeda, sifat
yang ditentukan itu adalah warna kulit biji gandum
Gen yang satu bersifat epistasis sedangkan yang lain bersifat hipostasis
Kehadiran dua gen dominan tersebut akan memunculkan fenotipe dari gen yang
epistasis biasa ( fenotipe ysng muncul adalah hitam )
Kehadiran gen yang hipostasis akan memunculkan fenootipe dari gen hipostasis
( fenotipe yang muncul adalah kuning )
2. Kriptomeri
Ketika bunga Linaria Maroccana merah disilangkan dengan yang
putih,semua F1 berwarna ungu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak biasa
karena warna ungu merupakan fenotipe baru. Dari hasil F1 sulit ditentukan
KELOMPOK IX
Page 9
BIOMEDIK-BIOLOGI
(putih)
Gamet
: Ab dan aB
F1
: AaBb (Ungu)
F1 X F1
Gamet
F2
Gamet
AB
Ab
aB
ab
AB
AABB
AABb
AaBB
AaBb
Perbandingan fenotipe :
Ab
AABb
Aabb
AaBb
Aabb
9
(Ungu )
aB
AaBB
AaBb
aaBB
aaBb
3
(merah)
ab
AaBb
Aabb
aaBb
aabb
4
(putih)
Jadi fenotipe tersembunyi ( warna ungu ) muncul apabila dua faktor dominan
bertemu.Terbukti, jika antosianin ( dominan ) hadir dalam sel yang basa,maka
warna yang muncu adalah warna ungu.
3. Polimeri
Ketika dilakukan persilangan gandum berkulit merah dengan putih ternyata
dihasilkan keturunan kedua ( F2) dengan perbandingan 15 :1 dengan perbandingan
merah : putih = 15 : 1. Sifat merah mencapai 15 menunjukkan bahwa faktor merah
bersifat dominan dan ditentukan oleh dua gen yang saling berpasangan. Sedangkan
faktor putih bersifat resesif dan ditentukan oleh dua gen yang saling berpasangan.
Perhatikan persilangan berikut ini,
Induk (P)
(putih)
Gamet
F1
: M1m1M2m2( merah)
F1 X F1
KELOMPOK IX
Page 10
BIOMEDIK-BIOLOGI
Gamet
: M1M2,M1m2,m1M2,m1m2
F2
Gamet
M1M2
M1m2
m1M2
m1m2
M1M2
M1M1M2M2
M1M1M2m2
M1m1M2M2
M1m2
m1M2
m1m2
M1M1M2m2
M1m1M2M2
M1m1M2m2
M1M1m2m2
M1m1M2m2
M1m1m2m2
M1m1M2m2
m1m1M2M2
m1m1M2m2
M1m1M2m
2
M1m1m2m2
m1m1M2m2
m1m1m2m2
Perbandingan fenotipe =
II.3.
15
(merah)
: (Putih)
KELOMPOK IX
Page 11
BIOMEDIK-BIOLOGI
Page 12
BIOMEDIK-BIOLOGI
Page 13
BIOMEDIK-BIOLOGI
KELOMPOK IX
Page 14
BIOMEDIK-BIOLOGI
normal namun dia hanya berperan sebagai pembawa/carier. Seorang lakilaki penderita hanya mempunyai satu genotif yaitu ( XbY ).
b. Buta warna
Penderita tidak dapat membedakan warna hijau dan merah atau
semua warna. Individu yang buta terhadap zat warna hijau (type deutan) dan
merah type (protan) dikarenkan individu tersebut tidak mempunyai reseptor
yang dapat mendeteksi cahaya pada panjang gelombang hijau atau merah.
Buta warna merupakan penyakit yang disebabkan oleh gen resesif c (colour
blind) yang terdapat pada kromosom X.
Perempuan normal mempunyai genotip homozigotik dominan (CC)
dan heterozigotik (Cc) , sedangkan yang buta warna adalah homozigotik
resesif (cc). Laki-laki hanya mempunyai sebuah kromosom X , sehingga
hanya dapat normal XY atau buta warna XcY
c. Distrofi otot
d. Sindrom Fragile X
e. Sindrom Lesch Nyhan
4. Kelainan Genetik Karena Tertaut Kromosom Y
Gen tertaut kromosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna ,
artinya kelainannya hanya terjadi pada laki-laki.
a. Hypertrichosis
b. Weebed Toes
c. Hystrixgravier
KELOMPOK IX
Page 15
BIOMEDIK-BIOLOGI
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Hukum Mendell I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan:
pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan
dalam dua sel anak. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid
(persilangan dengan satu sifat beda).
Page 16
BIOMEDIK-BIOLOGI
Kelainan dan penyakit genetic adalah penyimpangan dari sifat umum atau
sifat rata-rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak
berfungsinya factor-faktor genetic yang mengtur struktur dan fungsi fisiologi
manusia.Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetic dapat
digolongkan sebagai berikut :
Kelainan dan penyakit genetic yang disebabkan factor alel dominan autosomal
Kelainan dan penyakit genetic yang disebabkan factor alel resesif autosomal
Kelainan dan penyakit genetic yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom
seks/kelamin
III.2
Saran
Diharapkan semua elemen civitas akademik lebih membantu lagi dalam
pembuatan makalah ini. Diharapkan untuk para peserta didik lebih aktif dan
berpartisipasi langsung dalam setiap kegiatan akademik.
KELOMPOK IX
Page 17