Sistem rujukan merupakan suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi. Diharapkan dengan adanya sistem rujukan pasien dapat pertolongan
pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat
terselamatkan, selain itu dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.
Sistem rujukan di Indonesia dibedakan atas 2 jenis yaitu rujukan medis dan rujukan
kesehatan. Rujukan medis adalah upaya rujukan kesehatan yang dapat bersifat
vertikal, horizontal atau timbal balik yang terutama berkaitan dengan upaya
penyembuhan dan rehabilitasi serta upaya yang bertujuan mendukungnya. Rujukan
kesehatan adalah rujukan upaya kesehatan yang bersifat vertikal dan horisontal yang
terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta upaya yang
mendukungnya.
Sistem rujukan medis di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta mencakup 3 (tiga)
aspek pelayanan medis yaitu rujukan pasien, rujukan spesimen/penunjang diagnostik
lainnya dan rujukan pengetahuan. Sistem rujukan di puskesmas dapat dilaksanakan
secara horisontal, vertikal atau kedua-duanya dari tingkat bawah ke tingkat yang lebih
tinggi. Pelayanan kesehatan telah tersedia pada semua tingkatan mulai dari tingkat
dasar seperti klinik pratama / klinik utama, puskesmas pembantu, puskesmas dan
dokter praktek swasta / bidan praktek swasta sampai ke tingkat yang lebih tinggi
seperti rumah sakit. Apabila klinik pratama / klinik utama, puskesmas Kelurahan,
puskesmas, atau dokter praktek swasta/bidan praktek swasta menerima atau merawat
kasus gawat darurat atau non gawat darurat (penyakit kronis) dan tidak berwenang
atau tidak mampu memberikan penanganan medis tertentu atau pelayanan kesehatan
penunjang, maka harus merujuk pasien tersebut kepada fasilitas kesehatan yang lebih
mampu, misalnya rumah sakit pemerintah/swasta atau fasilitas kesehatan terdekat dan
merupakan faskes rujukan.
Pada tanggal satu Januari 2014 Sistem Jaminan Sosial Nasional mulai diberlakukan,
dan ditargetkan pada tahun 2019 seluruh penduduk sudah menjadi peserta SJSN,
tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dokter dimana dengan
diberlakukannya SJSN akan membuat dokter yang memberikan layanan primer
(termasuk dokter yang bekerja di Puskesmas) akan betugas sebagai "gatekeeper"
dimana dari sisi layanan tingkat lanjut ( RS ) juga akan memberikan manfaat berupa:
a.
b.
c.
1.
Petunjuk teknis yang terpadu bagi petugas kesehatan yang ada di lapangan,
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
1.
Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga
atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance
ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system).
Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan
dimana PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang
telah ditentukkan per periode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi
adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa
pelayanan kesehatan dengan pembayaran di muka sejumlah dana sebesar perkalian
anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.
Kelemahan
dari
system
Health
Insurance
adalah
dapat
terjadinyaunderutilization dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang
diberikan kepada pasien untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
PALIATIVE CARE
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliare,untuk jubah) adalah setiap
bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan
keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda,
atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan
menyembuhkan.
Tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan
yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya.
Maka timbullah pelayanan palliative care atau perawatan paliatif yang
mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis,
psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesilain yang diperlukan.
pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
kedokteran
keluarga
dalam
pelayanannya
yaitu:
Pelayanan
kontak
pertama
dan
kesinambungannya
Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak pertama dengan pasien,
tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan utamanya atau sistem organ yang
terganggu.
3.
Pelayanan
promotif
dan
preventif
Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan setiap pasien yang
menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter keluarga harus berupaya
menerapkan seluruh tingkat pencegahan.
4.
Pelayanan
koordinatif
dan
kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi spesialistis
atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan. Selain itu koordinasi pun
dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya guna meningkatkan efisiensi
pengobatan.
5.
Pelayanan
personal.
Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang individu sebagai bagian
integral dari keluarganya. Seorang individu, sekalipun menjadi bagian dari sebuah
keluarga, dibenarkan mempunyai DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama
dengan anggota keluarga yang lain.
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.
Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan bagian
integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit sangat dipengaruhi
lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat mempengaruhi lingkungannya
juga
7.
Sadar
etika
dan
hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam menghadapi
pasiennya tanda memandang status sosial, jenis kelamin, jenis penyakit, ataupun
sistem oragn ayng sakit. Semua dalah pasiennya dan harus dilayani secara profesional.
Prinsip pendekatan pelayanan DOKTER KELUARGA
Prinsip
1.
pendekatan
Memberikan
pelayanan
layanan
Dokter
komprehensif
dengan
Keluarga
pendekatan
yaitu:
holistik.
Mengutamakan
pencegahan
(empat
tingkat
pencegahan).
Sadar
etika,
moral
dan
hukum.
Menyelengarakan
pelayanan
kesehatan
yang
dapat
diaudit
dan
dipertanggungjawabkan.
Konflik etnis adalah konflik yang terkait dengan permasalahanpermasalahan mendesak mengenai politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teritorial di
antara dua komunitas etnis atau lebih