Anda di halaman 1dari 10

LP KLIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN

DAN ELEKTROLIT DI RUANG MELATI


RSUD UNGARAN SEMARANG

Oleh :
Aldo Ardiansyah
NIM 1301002

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2014

1. PENGERTIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau
kekurangan. (Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006)

2.ETIOLOGI
Beberapa yang dapat menyebabkan kondisi deficit volume cairan yaitu
kehilangan cairan aktif dan kegagalan mekanisme regulasi. Kehilangan cairan aktiv
seperti demam dan laju peningkatan metabolic, drainase tidak normal, luka bakar,
menstruasi berlebih, diare, peritonitis (NANDA, 2011)

Infeksi :

1.

Internal (infeksi melalui anus)

2.

Virus

3.

Bakteri

4.

Tonsisilitas

5.

Alergi

6.

Efek samping obat

7.

Faktor psikis

Penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

1.

Kehilangan cairan yang berlebihan

2.

Berkeringat secara berlebihan

3.

Menurunnya intake secara oral

4.

Muntah yang berlebihan

5.

BAB yang berlebihan

6.

Diet

7.

Usia

3.TANDA DAN GEJALA/MANIFESTASI KLINIS


Beberapa tanda dan gejala pada kekurangan volume cairan menurut NANDA (2011):
1. Perubahan pada status mental
2. Penurunan tekanan darah
3. Penurunan tekanan nadi
4. Penurunan volume nadi
5. Penurunan turgor kulit
6. Penurunan turgor lidah
7. Penurunan halauan urin
8. Penurunan pengisian vena
9. Membrane mukosa kering
10. Kulit kering
11. Peningkatan hematokrit
12. Peningkatan suhu tubuh
13. Peningkatan frekuensi nadi
14. Peningkatan konsentrasi urin
15. Penurunan BB tiba-tiba
16. Haus
17. Kelemahan

4. PATOFISIOLOGI
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut
juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan
intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju
intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.
Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan
cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan
cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat).
Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti

pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu,
seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat
obstruksi saluran pencernaan (Faqih, 2011).
5. PATHWAY
Faktor infeksi

Faktor malabsorbsi

Gangguan peristaltik

Endotoksin
merusak mukosa
usus
bakteri

Tekanan osmotik

Hiperperistaltik

Hipoperistaltik

Pergeseran cairan

Makanan tidak

Pertumbuhan

dan elektrolit ke
lumen usus

sempat diserap
Endotoksin

berlebih
Hipersekresi
cairan
dan elektrolit
Isi lumen usus
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
Gangguan keseimbangan cairan

Gangguan keseimbangan elektrolit

Kurang volume cairan (dehidrasi)


Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia,
mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit
kurang, mukosa mulut kering, mata dan

Hiponatremia
Hipokalemia
Penurunan klorida serum
Hipotensi postural, kulit dingin,

tremor
ubun-ubun cekung, peningkatan suhu

kejang, peka rangsang, denyut

jantung
tubuh, penurunan berat badan

cepat dan lemah

Horne, Swearingen. (2002)

6.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah

Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit

Pemeriksaan Feses

Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula


Jika diduga ada intoleransi glukosa

Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal

7. PENATALAKSANAAN

Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/ berat

Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit

Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine penggunaan


super live stookings

Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan

Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon


kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan

Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi
odema dengan mencegah re absorbsi natrium dan air oleh ginjal. (Potter, P. A. &
Perry, A. G. (2006).

8. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


2. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
5

vili mukosa, usus halus.


6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
9.PENGKAJIAN
-

Memasukkan dan pengeluaran cairan elektrolit

Tanda kemunculan masalah elektrolit

Tanda kekurangan dan kelebihan cairan

Status perkembangan seperti situasi sosial

Pemeriksaan fisik
-

Integumen :

keadaan turgor kulit

oedema

kelebihan kelemahan otot, bekuan dan sensasi haus

Mata

Lekung

Air mata kering

Gastro Intestinal :

Keadaan mukosa mulut

Mulut dan lidah

Muntah-muntah

Bising usus

Pemeriksaan Penunjang :

Darah

Urine

Feses

10.DIAGNOSA
-

Gangguan cairan dan elektrolit (kurang dari kebutuhan tubuh). Berhubungan

dengan peningkatan output cairan yang berlebih ditandai dengan : muntah, poliksia,
BAB cair, keringat berlebihan.
-

Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal.


11.INTERVENSI
Diagnosa I
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan diharapkan

kebutuhan cairan pasien terpenuhi


Kriteria Hasil

Keadaan umum baik

Ekspresi wajah tampak lebih segar

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

TTV dalam batasan normal

Rencana Keperawatan :
1. Lakukan pendekatan dengan menggunakan komunikasi terepeutik
R/ menjalin komunikasi atau hubungan yang kooperatif antara petugas dan pasien
2. Observasi TTV dan tingkat dehidrasi
R/ menurunnya volume cairan tubuh akan manifestasi penurunan tekanan darah dan
peningkatan nadi
3.

Kolaborasi dengan Tim Medis (Dokter) dalam pemberian cairan IV


R/ memungkinkan terapi penggantian cairan

4. Kolaborasi dengan tim Analis untuk pemeriksaan kadar elektrolit darah, nitrogen
urea darah, urin dan serum. Osmolaritas

R/ untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi untuk memenuhi kebutuhan cairan


Diagnosa 2
Tujuan

: Dengan dilakuakan Asuhan Perawatan diharapkan cairan dalam tubuh

pasien dapat terkontrol sesuai kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil

Berat badan stabil

Tidak oedema jantung

Tidak terjadi komplikasi

Rencana Keperawatan :
1. Lakukan pendekatan dengan menggunakan komunikasi terapeutik
R/ menjalin komunikasi atau hubungan yang kooperatif antara petugas dan pasien
2.

Observasi TTV
R/ peningkatan volume cairan biasanya disertai dengan peningkatan nadi dan
tekanan darah

3. Observasi berat badan/ kondisi oedema setiap hari


R/ Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/ hari dapat diduga adanya retensi
cairan dalam tubuh
4. Anjurkan pasien untuk menghindaari penggunaan garaam dalam makanan
R/ Intake garam dapur akan meningkatkan kkonsentrasi natrium dalam darah
sehingga beresiko terjadi peningkatan retensi air.

12.DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html diakses pada Senin, 26
November 2012 pukul 15.00 WIB.
http://www.kapukonline.com/2012/09/Prosedur-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-danElektrolit.html diakses pada Senin, 26 November 2012 pukul 15.00 WIB.
http://informasitips.com/kebutuhan-air-minum-cairan-untuk-manusia-per-hari
diakses pada Senin, 26 November 2012 pukul 15.00 WIB.
Faqih , M.U. 2011. Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia,
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia
NANDA. (2011). Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC.
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta, EGC.
Horne, Swearingen. (2002). Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam-Basa, Edisi 2.
Jakarta, EGC.
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: teori dan
aplikasi dalam praktik. EGC: Jakarta

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta :
EGC.
McCloskey, J. & Gloria M. B.. (2005). Nursing Intervention Classificatian (NIC).
Second Ed. New York : Mosby.

10

Anda mungkin juga menyukai