Anda di halaman 1dari 11

4.

Pemeriksaan fisik :

a. Keadaan umum pasien lemah


b. TD 130/80 mmHg
c. BB turun 2,5 Kg
d. Pemeriksaan lain tidak menunjukkan adanya kelainan dan
tidak ditemukan kelainan-kelainan neurologis

a. Mengapa keadaan umum pasien lemah ?


b. Mengapa TD pasien menurun ?
c. Mengapa BB pasien menurun dari seminggu sebelumnya ?
d. Adakah hubungan ketiga hasil pemeriksaan diatas ? Jelaskan !
e. Jelaskan hubungan hasil pemeriksaan fisik dengan penatalaksanaan awal ? (HCT dan diet
rendah garam)
Nb: Dijelaskan dalam bentuk diagram di bawah, sudah mencakup semua jawaban

f. Apa saja yang menyebabkan kelainan neurologis ?

5. Pemeriksaan Laboratorium didapati

a. Ureum 20 mg/dl (9-25)


b. Creatinin 1,2 mg/dl (0,8-1,4)
c. Na+ 132 mE/l (136-142)
d. K+ 3,5 (3,5-5)
e. Cl- 90 mE/l (98-108)

Bagaimana interpretasi pada hasil pemeriksaan laboratorium ? (fungsi zat tersebut)

Kreatinin serum normal:


a. Perempuan
: 0.5-1.3 mg/dl
b. Laki-laki : 0.7-1.5 mg/dl

Kreatinin merupakan hasil metabolisme fosfokreatin dalam pembentukan ATP di otot yang
dibuang melalui ginjal (Scanlon & Sanders 2007). Jumlah kreatinin dieksresikan dari tubuh
tergantung dengan masa otot atau tingkat metabolisme. Pembentukan kreatinin harian umumnya
tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degenerative (penuaan) (Sudoyo
dkk 2009) yang menyebabkan kerusakan masif pada otot. Pada kadar kreatinin serum pasien,
tidak terdapat abnormalitas pada kadar kreatinin sehingga tidak ada kerusakan masif pada otot
akibat degenerative (penuaan)
Ureum serum normal : 0.8-1.4 mg/dl
Salah satu fungsi hati adalah memproses metabolisme protein setelah diserap dari saluran cerna.
Hasil dari metabolisme protein ini adalah ureum. Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan
intra sel dan ekstrasel. Zat ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan (Sherwood 2011).
Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Pada orang sehat
yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di atas rentang normal.
Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam
makanan atau ekspansi volume plasma. Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa
mengindikasikan penyakit hati berat. Pada Pemeriksaan laboratorium tidak terdapat adanya
indikasi abnormalitas pada kadar ureum sehingga bisa diidentifikasi tidak adanya kerusakan pada
sistem gastrointestinal.
Sumber:
Hall, John E. 2009. Buku Saku Fisiologi Kedokteran Ed. 11. EGC: Jakarta
Mader, Sylvia S. 2004. Understanding Human Anatomy & Physiology 5th Ed. The Mc-Graw Hill
Companies: New York
Scanlon, Valerie C & Tina Sanders. 2007. Essentials of Anatomy & Physiology 5th Ed. F.A Davis
Company: Philadelphia
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Ed. 6. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W dkk (editor). 2009. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. V. Jakarta: Interna
Publishing

LERNING ISSUE

DIET RENDAH GARAM

Diet rendah garam pola konsumsi garam pada asupan makanan sehari-hari dalam jumlah
yang sedikit (Dorland 1998). Garam yang dimaksud bukan hanya garam dapur (NaCl) yang
sering dikonsumsi sehari-hari, tetapi juga soda kue (NaHCO 3), baking powder, natrium benzoat,
dan vetsin (mono sodium glutamat). Garam yang mengandung natrium sangat berguna dalam
mengatur volume dan tekanan darah. Anjuran WHO pembatasan garam dapur hingga 6 gram
sehari (2400 mg natrium) (Anonim 2012).
Tujuan dari diet rendah garam dalam untuk mengurangi kadar garam di dalam cairan
ekstraseluler yang dapat memicu penyakit kardiovaskular (Mader 2004). Banyaknya konsumsi
makan yang mengandung garam akan memicu hipertensi karena timbunan garam di dalam tubuh
dapat menyebabkan arteriskleresis dan arterioskleresis, yaitu suatu keadaan dinding pembuluh
darah arteri atau arteriol yang menebal atau mengeras. Pengerasan dinding arteri salah satunya
dapat disebabkan oleh pengendapan garam-garam kalsium dalam dinding muscular arteri atau
disebut sclerosis Mnckeberg (Price 2005).
Kebanyakan penderita hipertensi memilih cara diet rendah garam untuk membatasi kadar
garam di dalam tubuh sebagai intervensi non-drug. Akan tetapi, masih terdapat pro-kontra
terhadap diet ini menurut sebuah hasil studi baru menunjukkan, mengurangi asupan garam
mungkin tidak ada manfaatnya bagi sistem kardiovaskular. Diet rendah garam memang
mengurangi tekanan darah, namun studi yang dimuat dalam American Journal of Hypertension
menemukan pola makan rendah sodium malah meningkatkan kadar kolesterol, trigliserida, dan
faktor risiko penyakit jantung lainnya. Menurut peneliti Dr. Niels Graudal, dari Copenhagen
University Hospital, Denmark seperti dilansir dari FoxNewsHealth, Kamis (10/11/2011), diet
rendah garam memiliki efek yang baik dan buruk yang menyebabkan diet tersebut tidak terlalu
berpengaruh. Sehingga diet tersebut memiliki efek yang relatif kecil terhadap perkembangan
penyakit (Ratnadita 2011).

Macam-macam Diet Rendah Garam


a. Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)

Diet tipe ini diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak ditambahkan lagi garam dapur. Hindari bahan makanan yang
tinggi kadar natriumnya.
b. Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)
Diet tipe ini diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipetensi tidak terlalu
berat. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan sendok the garam dapur (2
gram). Hindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)
Diet rendah garam tipe 3 diberikan pada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan.
Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok the garam dapur (4 gram).
Tata Cara dalam Diet Rendah Garam
Membatasi makanan yang mengandung garam dalam mengonsumsi makanan adalah teori
utama yang harus dipatuhi oleh orang-orang yang menjalani diet rendah garam. Pilihlah
makanan yang rendah akan kandungan natrium. Biasakanlah untuk tidak memakan makanan
instan seperti junk food dan telitilah dalam membeli makanan dalam kemasan. Baca petunjuk
gizi untuk setiap produk yang dibeli; kadar natrium rendah adalah sejumlah 140 mg/sajian dan
kadar natrium tinggi sejumlah 400 mg/sajian (Anonim 2012). Berikut beberapa makanan yang
dapat disajikan dalam diet rendah garam:

Sumber:
Anonim.

2012.

Guidelines

for

Low

Sodium

Diet.

http://www.ucsfhealth.org/education/guidelines_for_a_low_sodium_diet/index.html

(23

April 2012)
Anonim.

2012.

Low

Sodium

Diet

Guidelines.

http://my.clevelandclinic.org/healthy_living/nutrition/hic_lowsodium_diet_guidelines.aspx (24 April 2012)


Kumala, Poppy [et al]. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Ed. 25. EGC: Jakarta
Mader, Sylvia S. 2004. Understanding Human Anatomy & Physiology 5th Ed. The Mc-Graw
Hill Companies: New York
Ratnadita, Adelia. 2011. Diet Rendah Garam Tidak Terlalu Bermanfaat untuk Jantung.
http://health.detik.com/read/2011/11/10/140330/1764579/763/diet-rendah-garam-tidakterlalu-bermanfaat-untuk-jantung?browse=frommobile (23 April 2012)

Price, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Jilid 1 Ed. 6. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai