KEGIATAN BELAJAR 2
B. Menyiapkan Petunjuk Penggunaan Peralatan Laboratorium Kimia
1.
Pendahuluan
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya
manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input
yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran, khususnya
pembelajaran kimia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari
segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana
pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses
pembelajaran kimia di sekolah/madrasah, terutama yang berhubungan
dengan kegiatan praktikum kimia adalah Laboratorium Kimia.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah
yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Hal tersebut
disebabkan oleh mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terlebih
untuk harga peralatan laboratorium sain merupakan faktor yang paling
banyak dikeluhkan oleh pihak sekolah (Iskandar Zulkarnain, 2007). Hasil
studi yang dilakukan oleh Mamat Supriatna (2008) terhadap 18 laboratorium
sains SMA Negeri binaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (P4TK) kimia yang tersebar pada 7 provinsi di Indonesia,
antara lain ditemukan bahwa: (1) 33,33% dari SMA Negeri binaan memiliki
sarana dan prasarana laboratorium yang memadai, (2) kualitas pengelolaan
laboratorium di SMA Negeri binaan masih tergolong rendah, dan (3) pengelolaan
laboratorium pada umumnya masih dilakukan oleh guru bidang studi dan
beberapa SMA Negeri binaan tidak memiliki teknisi laboratorium.
Laboratorium memiliki peranan penting dalam kurikulum dan
pendidikan sains, sebagaimana diungkapkan oleh Hofstein & Naaman
(2007: 105) bahwa "Laboratory activities have long had a distinctive and
central role in the science curriculum and science educators have
suggested that many benefits accrue from engaging students in science
laboratory activities'". Sementara itu, Tobin (Hofstein & Lunetta, 1993: 32)
mengemukakan "Laboratory activities appeal as a way of allowing
MODUL 14
students to learn with understanding and, at the same time, engage in a
process of constructing knowledge by doing science ".
Dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa komponen
fasilitas laboratorium kimia di sekolah/madrasah meliputi (1).Ruang
laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
(2). Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu
rombongan belajar. (3). Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4
m2/peserta didik. (4). Untuk rombongan belajar dengan peserta didik
kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk
luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. (5).Lebar ruang
laboratorium kimia minimum 5 m. (6). Ruang laboratorium kimia
memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk
membaca
buku
dan
mengamati
obyek
percobaan.
Serta
Ruang
sebagai fasilitas
sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua
faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses
pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Roehrich
& Patrick (2003: vii) bahwa:
School facility factors such as building age and condition, quality of
maintenance, temperature, lighting, noise, color, and air quality can
affect student health, safety, sense of self, and psychological state.
Research has also shown that the quality of facilities influences citizen
perceptions of schools and can serve as a point of community pride and
increased support for public education.
Setiap sekolah menengah harus mampu memanfaatkan dan mengatur
fasilitas yang ada untuk berbagai kegiatan laboratorium, sebagaimana
dikemukakan oleh Gardner (1991: 77) sebagai berikut.
Three general arrangements are used for these multipurpose
laboratories: (I) one-way facing tables with a demonstration desk a the
2|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010
MODUL 14
front of the room, with the entire room used for all activities; (2)
separate areas at opposite ends of the laboratory for demonstrationdiscussion and laboratory activities; and (3) a perimeter arrangement
tables and work counters along two or three walls, demonstration desk and
pupil tables along another watt, and research and related activities
grouped at other locations.
2. Uraian, Contoh dan Latihan
a. Cara Penggunaan Alat-alat Laboratorium Kimia
Setiap peralatan di laboratorium kimia memilki spesifikasi tertentu
terutama
peralatan
elektronik,
dan
selalu
disertai
petunjuk
penggunaan alat atau sering disebut manual alat. Manual alat ini
sangat penting karena dalam manual tersebut selain diuraikan
langkah-langkah
penggunaan
alat
juga
diuraikan
peringatan-
peringatan yang harus dipatuhi, petujuk keselamatan, dan tidakantindakan agar usia pemakaian alat tersebut dapat panjang (awet).
Untuk memahaminya, manual perlu dibaca dan dipahami dengan teliti
dan apabila terdapat bagian/istilah yang tidak dapat dimengerti dapat
ditanyakan atau dikonsultasikan dengan ahlinya. Untuk lebih detilnya
dijelaskan sebagai berikut;
1) Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)
Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal
dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai
metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi,
distilasi, atau dengan kromatografi.
Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan
senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi
dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi
cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam
campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga.
Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang
MODUL 14
memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda.
Alat yang digunakan adalah corong pisah.
Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu
komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet.
Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang
terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan
pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang
telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung
ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn
atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor
kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap,
terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk
pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas
kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada
labu (a). Begitu seterusnya.
2) Alat untuk distilasi (distiler)
Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan
titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran.
Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki
perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap
dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan
tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang
ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan
biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan
pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal
sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan
tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi
pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen
yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi
ditambah dengan kolom vigreux.
MODUL 14
3) Alat untuk reflux
Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu
di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan
pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk
reaksi-reaksi
yang
berlangsung
pada
suhu
tinggi
adalah
MODUL 14
6) Alat- alat dari gelas
Sebelum
mulai
melakukan
praktikum
di
laboratorium,
kondisi
panas.
Perhatikan
meniscus
pada
saat
pembacaan skala.
c) Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun
ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan
MODUL 14
dapat
juga
untuk
memanaskan
larutan
kimia.
Untuk
Kuvet
Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih
kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat
dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat.
MODUL 14
j) Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi.
k) Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat
memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.
l) Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada
saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas
saring atau benda lain pada kondisi panas.
m) Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu
mengambil bahan padat atau kristal.
n) Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran
kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang
berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl
orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur
atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
o) Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan
ditimbang.
p) Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan
dengan pemanasan.
q) Pipet Pasteur (Pipet Tetes)
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam
jumlah yang kecil.
r) Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.
8|KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010
MODUL 14
s) Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar
di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk
mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet
atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap
dengan mulut.
t) Pipet Gondok
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk
mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label
yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan.
u) Buret
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan
kran. Digunakan
MODUL 14
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
melakukan suatu kegiatan. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi
sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah
khususnya mata pelajaran kimia, terutama yang berhubungan dengan
kegiatan
praktikum
kimia
adalah
Laboratorium
kimia.
Pengertian
pembelajaran
bidang
kimia,
(3)
tempat
kerja
untuk
sebagai
tenaga
kependidikan
dalam
pelaksanaan
tugas
&
Spencer
(Scotia,
Catano,
&
Day,
2003:
7)
Keterampilan
teknis
berkaitan
dengan
kemampuan
MODUL 14
orang lain. Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan mental
untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit.
Dalam hubungannya dengan manajemen laboratorium terutama
laboratorium
kimia,
kompetensi
pengelola
laboratorium
adalah
yang
pokok
dalam
melakukan
inventarisasi
peralatan
MODUL 14
operasional yang akan dilakukan di Lab oleh setiap staf pengajar,
asisten maupun laboran akan berjalan dengan lancar. Dari data
inventarisasi yang ada kita dapat mengetahui dimana peralatan itu
berada, dan sekaligus dapat dilakukan pengecekan/ pemeriksaan.
Pengecekan
ulang
akan
sangat
membantu
pihak-pihak
yang
permintaan/penambahan
alat
dan
mencegah
12 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
KEGIATAN BELAJAR 3
C. Menyiapkan Penuntun Kegiatan Praktikum
1. Pendahuluan
Penuntun kegiatan praktikum untuk siswa biasanya di tuangkan
dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Secara umum Lembar Kerja Siswa
merupakan suatu lembar kertas yang berisi suatu kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mempelajari, menyelidiki, atau memahami
suatu konsep yang sedang dipelajari. Kegiatan siswa dapat bersifat
mandiri atau kelompok. Kegiatan siswa dapat juga dirancang dengan
bimbingan guru, hal ini bergantung pada tingkat kesulitan konsep yang
dipelajari.
Akhir-akhir ini penggunaan Lembar Kerja Siswa dianjurkan di banyak
sekolah dan tampaknya semakin populer di kalangan para guru, karena
manfaatnya memang cukup banyak. Dengan Lembar Kerja Siswa, kondisi
belajar yang "berpusat pada guru" dapat diubah menjadi "berpusat pada
siswa. Lembar Kerja dapat menuntun siswa menemukan sendiri konsepkonsep yang sedang dipelajari, mengembangkan ketrampilan kerja ilmiah
pada diri siswa, mengembangkan sikap ilmiah dan membangkitkan minat
terhadap alam sekitarnya. Lembar Kerja Siswa dapat memudahkan guru
untuk memantau keberhasilan siswa.
Tentu saja agar Lembar Kerja Siswa dapat mencapai tujuan belajar
yang optimal, Lembar Kerja tersebut harus baik dalam arti memenuhi
persyaratan atau kriteria Lembar Kerja yang baik. Persyaratan tersebut
meliputi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat
didaktik mengharuskan Lembar Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti
asas-asas pembelajaran yang efektif. Syarat konstruksi mengharuskan
Lembar Kerja Siswa dirancang dengan menggunakan kaidah bahasa yang
sesuai dengan pemakai. Sedangkan syarat teknis mengharuskan Lembar
Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti tata letak dan perwajahan yang
baik.
13 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
2.
mengikuti
asas-asas
pembelajaran
yang
efektif.
Asas-asas
Memiliki
variasi
stimulus
kegiatan,
misalnya
mengamati,
14 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Syarat teknis mengacu pada perwajahan atau format Lembar Kerja. Syarat
ini menghendaki agar LKS ditulis menggunakan huruf cetak dengan jenis
huruf yang mudah dibaca. Ukuran huruf berbeda untuk topik dan sub topik
lainnya. Setiap baris tidak lebih dari sepuluh kata. Terdapat keseimbangan
antara gambar dan kata-kata.
Selain tiga persyaratan seperti dikemukakan di atas, Lembar Kerja
Siswa perlu diuji coba untuk melihat kekurangan dan kelebihannya.
Berdasarkan uji coba dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Lembar Kerja
sebaiknya
dibuat
secara
bersama-sama
antara
guru
dan
teknisi
15 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Format: 1
LEMBAR KERJA SISWA
Judul Praktikum
Satuan Pendidikan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mata Pelajaran
:................................
Kelas/Semester
:................................
Pokok Bahasan
:................................
Alokasi Waktu
:................................
Kelompok
: .....................................
Anggota Kelompok
: 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal Kegiatan
: ...................................
Standar Kompetensi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kompetensi Dasar
: ....................................
Indikator
: ....................................
Materi Pokok
....................................
Pengalaman Belajar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan
: .....................................
16 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Format: 2
LEMBAR KERJA SISWA
Judul Praktikum
Kelompok
Anggota Kelompok
...................................
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
A. PERMASALAHAN
:....................................
B. TUJUAN
:...................................
C. HIPOTESIS
:.....................................
D. ALAT-ALAT
...................................
E. KEGIATAN
...................................
F. DATA PECOBAAN
...................................
G. ANALISIS DATA
..................................
H. KESIMPULAN
...................................
17 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Format: 1
LEMBAR KERJA SISWA
TITRASI LARUTAN ASAM-BASA
Satuan Pendidikan
................................
Mata Pelajaran
................................
Kelas/Semester
................................
Pokok Bahasan
................................
Alokasi Waktu
................................
Kelompok
.................................
Anggota Kelompok
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal Kegiatan
.................................
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Titrasi Asam-Basa
Pengalaman Belajar :
Tujuan
5. Corong
18 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
9. Larutan HCl,
MODUL 14
2. Statif
6. Pipet Gondok
3. Klem
7. Indikator PP
4. Erlenmeyer
8. Larutan NaOH
B. Cara Kerja
1. Dengan pipet ukur ambil 10 ml lrt HCl dan masukkan pada labu
erlenmeyer 125 ml,
2. tambahkan 5 tetes indikator fenolftalein,
3. sipakan buret seperti pada gambar berikut, buret telah berisi NaOH
yang telah diketahui molaritasnya, seperti gambar 2.
4. teteskan larutan NaOH setetes demi setetes, hingga larutan berubah
warna menjadi merah mudah seperti pada gambar 3,
5. ukur volume larutan NaOH yang diperlukan, lalu hitung berdasarkan
pada toeri titrasi asam basa, seperti gambar 4.
Figure 2 - Apparatus to
titrate the vinegar.
19 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
C. Kesimpulan :
KEGIATAN BELAJAR 4
D. Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium Kimia
1.
Pendahuluan
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat
di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut
berkaitan erat dengan keteraturan
terpelihara
20 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
dapat dipakai segera. Untuk itu alat-alat lab harus dalam keadaan baik.
Alat-alat ini disusun secara teratur, sesuai dengan fungsinya masingmasing.
Kelompokkanlah alat-alat ini dalam kelompok yang aman dan
terkendali. Setelah habis dipakai kembali dibersihkan dan disusun seperti
semula, semuanya alat-alat ini sebaiknya diberi penutup/cover (misal :
plastik
transparant),
terutama
bagi
alat-alat
yang
memang
penyimpanan, buret harus terpelihara. Agar krannya tidak macet, maka sumbat
kran harus diolesi dengan vaselin.
2. pH meter
Ada dua macam pH meter yaitu pH meter yang memiliki pembacaan skala
menggunakan jarum
menggunakan layar/panel
LCD (liquid
Crystal Display) yang dinamakan pH meter digital. Ada pH meter yang khusus
mengukur harga pH suatu zat ada juga yang mampu mengukur harga pH dan
potensial zat (mV). Kedua jenis pH meter ini harus dioperasikan dengan
menggunakan sumber listrik baterei atau listrik arus AC (Alternating Current),
juga perangkat elektrode gelas dan panel skala pH dalam keadaan terpisah. Tipe
21 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
pH meter lainnya dinamakan pH-meter stick, dimana pada alat ini elektrode gelas
dan panel pH digabung menjadi satu kesatuan. pH meter stick ini dioperasikan
dengan batu baterei dan hanya berfungsi untuk mengukur pH. Demikian
kerusakan yang terjadi pada pH meter seringkali terletak pada panel/jarum skala
pH akibat penggunaan voltase listrik terlalu besar, dan pecahnya elektrode gelas
yang permukaannya pipih membentur wadah zat saat pengukuran atau
menyenggol benda lain saat penyimpanan. Oleh karena itu pH meter hendaknya
disimpan pada wadah primer (dus bawaan dari pabrik) dan ditempatkan pada
cabinet sebagai wadah sekunder. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap
pH meter yaitu selalu menempatkan silika gel sebagai bahan penyerap uap air
pada wadah primer, juga elektrode gelas jangan sampai kering dari larutan KCl
jenuh. Demikian buku manual alat jangan sampai hilang, karena di dalamnya
berisi informasi tentang cara-cara mengoperasikan alat juga cara mengkalibrasi.
Untuk keperluan kalibrasi pH meter biasanya dari pabrik alat tersebut sudah
dikemas bahan kimia (serbuk) untuk membuat larutan buffer pH 4 dan pH 9 (pH
rendah dan pH tinggi).
3. Tabel Beberapa alat ukur
Demikian alat lab yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapat
perhatian
lebih
dalam
mempertimbangkan
penyimpanan,
penataan
dan
Neraca
Analitik
Gambar Alat
Fungsi
Mengukur
massa benda
Digital
22 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Penyimpanan
/Pemeliharaan
Di ruang
timbang dengan
meja beton
(meja tidak
terpengaruh
getaran) dan
terhindar suhu
tinggi
MODUL 14
Nama Alat
Gambar Alat
Fungsi
Penyimpanan
/Pemeliharaan
Mengukur pH
larutan
Cabinet, kering,
elektroda
terlindungi dan
tidak kering dari
larutan KCl
jenuh
Mengukur
Jumlah
Volume cairan
Lemari rak
dan
Neraca
Analitik
Ayun
pH
meter
digital
Gelas ukur
23 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
(shelves)
MODUL 14
Nama Alat
Fungsi
Penyimpanan
/Pemeliharaan
Menentukan
konsentrasi
larutan baku
Lemari rak
Gambar Alat
Labu ukur
Mengambil
volume cairan
Pipet ukur
(shelves)
Rak pipet
Magnetic
Resonance
Spectrophotometer (AAS),
(FT-IR),
Ultra
Spectrometer),
Atomic
Absorption
Violet-Visible
Chromatoghaphy-Mass
Spectrometer
Spectrometer
(GCMS),
(UV-Vis),
Gas
X-Ray Diffractometer
24 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
ditunjukkan pada
MODUL 14
Tabel-2
Beberapa Contoh Instrumen Kimia Canggih & Cara Penyimpanannya
Nama Alat
Gambar Alat
Fungsi
Penyimpanan
ruang khusus
FT-NMR
Menentukan
posisi atom
dalam
molekul
Raman
spectrometer
Menentukan
struktur dan
dinamika
senyawa
kompleks
logam
transisi
ruang khusus
GCMS
Menentukan
massa dan
pemisahan
senyawa
Menentukan
ruang khusus
vibrasi
molekul
dg bebas uap
air
FTIR
Analizer
Elektrokimia
25 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Menentukan
logam trace
dari
lingkungan
dan
mekanisme
reaksi
redoks
dg kondisi
tertentu
ruang khusus
dg kondisi
tertentu
dg kondisi
tertentu
ruang khusus
dg kondisi
tertentu
MODUL 14
Nama Alat
Gambar Alat
Student
Spectrophotometer
Fungsi
Penyimpanan
Menentukan
konsentrasi
larutan
berdasarkan
serapan
ruang
instrumen
Di
MODUL 14
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium :
1)
Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar
alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch
perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak
menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
2) Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan
bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada
setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3) Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya
disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat,
pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu
dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar halhal di atas, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
(1) Mikroskop
disimpan
dalam
lemari
terpisah
dengan
zat
27 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
(4) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat
yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
(5) Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan
disusun menurut abjad.
(6) Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan
terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di
ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian
alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada
tempat yang mudah diambil. Alat alat yang boleh diambil oleh siswa
dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada
meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang
menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di meja
demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi.
Penyimpanan
memperhitungkan
dan
sumber
pemeliharaan
kerusakan
alat
alat
dan
bahan
bahan.
harus
Sumber
kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal hal berikut:
(1) Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat
dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan
kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena
udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles,
memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak
dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.
Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti
timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta
dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
(2) Air dan asam - basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering
dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam
28 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
dan basa dapat
menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan
berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia
lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan
menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan
terjadinya ledakan.
(3) Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat
memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak
cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
(4) Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan
tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan alat / bahan.
(5) Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari
sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan
bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya
sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
(6) Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut
sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan
bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen.
Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium
harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan
kebakaran tersebut.
Cara menyimpan alat laboratorium kimia dengan memperhatikan
bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta
sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu
harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh
pengguna /praktikan.
29 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan
kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar
inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing.
Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris
laboratorium kimia.
c. Beberapa Tehnik Pendataan Bahan Kimia
Tehnik pendataan atau pengadministrasian bahan/zat kimia
dapat dilakukan secara manual atau secara komputerisasi (dalam
bentuk disket dsb) pada prinsipnya pengadministrasian ini ditujukan
untuk
memudahkan
cara
pemesanannya/order,
pemakaiannya,
MODUL 14
c. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam
lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh
cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol
berwarna bening.
d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan
terpisah dari bahan lainnya.
e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang
berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran.
Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja
sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan
praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan
pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan
dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah
rusak atau tidak murni lagi.
f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik
masing-masing bahan.
2. Macam-Macam Bahan Laboratorium Kimia
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia
dapat berupa bahan kimia, bahan alami (berupa benda dan
makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan
kimia berbahaya seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam
phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti aquadest,
amilum, yodium dan gula.
Sedangkan bahan di laboratorium kimia merupakan bahan
praktikum yang bersifat habis pakai Bahan kimia di laboratorium
kimia berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan simbolnya meliputi
kelompok:
1)
31 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
2)
3)
4)
32 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
KEGIATAN BELAJAR 4
E. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM
1.
Pendahuluan
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
pada tahu 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan
ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh
seluruh negara anggota, termasuk Indonesia.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehinggga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
efesiensi
dan
produkstifitas
kerja,
MODUL 14
keselamatannya. Bahkan, hal-hal yang paling sepele sekalipun
tidak boleh diabaikan untuk diperhatikan. Pengamatan terhadap
berbagai hal yang membahayakan dapat diperkirakan sebelum
dimulainya suatu kegiatan pratikum dengan cara melihat sifatsifat dari bahan kimia yang akan digunakan. Tidak menutup
kemungkinan
juga
membahayakan
pengetahuan
muncul
ketika
kita
terhadap
kegiatan
hal
praktikum
yang
sedang
berjalan.
Dengan
demikian
pengetahuan
akan
kesehatan
dan
dirusahakan untuk
sumber-sumber
yang
berpotensi
menimbulkan
cara
kerja
yang
baik
dalam
menggunakan
MODUL 14
Perhatian terhadap keselamatan kerja di laboratorium kimia
harus ditekankan pada segala aspek yang dapat mengakibatkan
cedera. Cedera dapat ditimbulkan oleh bahan kimia beracun yang
digunakan dalam proses tertentu. Akibat dari cedera mungkin saja
tidak muncul seketika itu juga, akan tetapi dapat muncul secara
perlahan setelab sekian lama (biasanya dalam hitungan tahun).
Pengalaman pada masa yang telah lampau menunjukkan bahwa
bahaya baru dapat dirasa-kan setelah sekian tahun melakukan
kontak dengan bahan beracun berbahaya. Bahaya juga dapat
muncul jika kita melakukan kontak dengan bahan kimia beracun
berbahaya dalam konsentrasi di atas ambang yang diizinkan.
Beberapa
bahan
kimia
yang
dahulunya
dianggap
tidak
MODUL 14
kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap keselamatan kerja
dan kesehatan.
Amati dan perhatikan juga bahan-bahan kimia yang akan digunakan dalam
praktikum, kemudian kenali sifat-sifat kimia dan sifat fisika bahan tersebut
serta potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya.
Bagaimana bahan kimia tersebut digunakan, bagaimana
jika bahan kimia tersebut mengenai kulit kita secara langsung,
dan bagaimana pula cara mencucinya perlu diperhatikan dengan
baik. Peralatan yarig akan digunakan juga harus diperhatikan,
karena potensi bahaya juga dapat datang dari peralatan yang
dipergunakan. Beberapa bahaya dapat juga ditimbulkan dari
adanya kombiiiasi antara cara kerja, bahan kimia, peralatan
yang digunakan, dan kngkungan di mana kita melakukan
praktikum.
Beberapa
hal
berikut
mungkin
dapat
diperhatikan
untuk
mereduksi/mengurangi
penggunaan
mengurangi
hindari penggunaan
bahan-bahan
MODUL 14
pelarut toluen,
3) Berada di lokasi yang jauh dari peralatan yang sedang
beroperasi atau dapat juga menggunakan
pengendali
jarak
jauh
(remote
peralatan
control).
beroperasi
secara
otomatis
jika
memang
pengganti
pengamatan
dengan
mata
secara
proses
tertentu
yang
mengandung
potensi
bahan-bahan
dan
proses
berbahaya
serta
MODUL 14
8) Kebersihan ruangan harus selalu dijaga dengan baik.
Kebersihan tempat kerja berpengaruh pada kehati-hatian
dalam bekerja dan menghindarkan terjadinya kecelakaan
yang membawa akibat cedera. Tempat kerja yang kotor
dengan bahan kimia berbahaya dapat menimbulkan
kontak langsung dengan kulit, sehingga dapat membahayakan kulit, terutama bahan kimia yang bersifat
9) Apabila kulit terkena bahan kimia, maka hendak-lah haru
segera dibersihkan agar tidak masuk ke dalam pori-pori
kulit.
Jika
bahan
kimia
tersebut
tidak
bereaksi
fan).
Apabila
dalam
praktikum
tersebut
di
jas
praktikum,
sepatu
(bukan
sandal),
praktikum
yang
melibatkan
radiasi
harus
rutin
kepada
dokter
yang
memang
khusus
vital
MODUL 14
seperti pernafasan, fungsi jantung, dan lain-lain akan
diperiksa
sesuai
standar
keselamatan
yang
telah
ditentukan.
13)Kampanyekan selalu program kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium. Jika memungkinkan tegakkan aturan
bahwa sebelum menggunakan fasilitas laboratorium maka
pengelola
wajib
memberikan
penerangan/penjelasan
dengan
sadar
telah
melakukan
pelanggaran
utama.
Pekerjaan
merancang
praktikum
yang
hal
pegangan
untuk
MODUL 14
mengganggu kerja dapat meng-akibatkan kecelakaan
yang dapat merusakkan peralatan tersebut dan juga
membahayakan diri sendiri.
2) Penataan lampu dan sumber cahaya sedemikian rupa
sehingga
seluruh
ruangan
berpotensi
men-dapat
gelap,
dapat
mengakibatkan
sese-orang
pada
meja,
jangan
dipasang
berdekatan
dapat
menyebabkan
peralat-an-peralatan
selalu
tersedia
peralatan
ke-selamatan
40 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
c. Peralatan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi
pekerja yang bekerja di dalamnya. Oleh karena itu setiap pekerja
haruslah mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda
bahaya dan teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja.
Yang disebut pekerja laboratorium adalah orang yang melakukan
pengujian di laboratorium untuk mengetahui karakteristik fisika dan
kimia, atau komposisi beragam material, bahkan menguji peralatan
laboratorium.
Laboratorium yang baik harus mempunyai peralatan keselamatan
kerja. Peralatan keselamatan kerja ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan dalam laboratorium masing-masing. Misalnya kebutuhan
laboratorium kimia yang menyimpan berbagai macam zat kimia,
dengan kebutuhan laboratorium biologi yang tidak begitu banyak
menggunakan zat kimia, tentu saja berbeda.
Macam-macam Peralatan Kerja
1) Jas Lab
Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus menggunakan
alat ini untuk mencegah bahaya kontaminasi atau menghindari
bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang
berbahaya. *Catatan :
Untuk
pekerjaan-pekerjaan
tertentu
perlu
"disposable
Gambar 6. Jaket
Keselamat di lab.
41 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
2) Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung
pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene;
karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya. Untuk melindungi
tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai
"insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis. Catatan :
Untuk menjamin keselamatan pekerja, pakailah selalu sarung
tangan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
42 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
*
Gambar 9.
Pencuci mata yang melekat
pada dinding laboratorium,
Pencuci mata Mandiri
43 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
ini
harus
diperiksa
secara
berkala
ten-tang
MODUL 14
dari
debu-debu,
serat
yang
kecil
yang
MODUL 14
Gambar
13.
Dry
powder
extinguiser
atau
tumpahnya
bahan-bahan
tinggi
untuk
46 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
bahan yang berbahaya. Tangga ini harus kuat dan tidak bergerak
waktu digunakan.
10)
Lemari Asam
Lemari asam merupakan bagian dari peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Peralatan ini
menyerupai lemari yang pintunya dapat dibuka dengan cara
digeser naik-turun. Bagian pintu depan terbuat dari kaca
sehingga pengguna dapat melihat langsung kedalam lemari
asam
ini.
Lemari
asam
digunakan
ketiak
pengguna
MODUL 14
1) Sebelum menggunakan lemari asam, pastikan bahwa
udara bebas dapat masuk ke dalam lemari asam dan
lemari asam dapat berfungsi dengan baik.
2) Jangan meletakkan sesuatu peralatan atau benda apapun
yang dapat mengganggu masuknya udara kedalam lemari
asam.
3) Melakukan pekerjaan paling tidak berjarak 15 cm dari
pinggir lemari asam,
4) jagalah kebersihan lemari asam, segera singkirkan jika
ada kotoran yang menempel pada bidang lemari asam.
12). Sepatu Pengaman
Sepatu merupakan peralatan keselamatan kerja
pada bagian kaki. Sering kali dalam bekerja menggunakan bahan kimia cair, akan beresiko terkena tumpahan
bahan kimia cair. Untuk itu dapat digunakan sepatu
sebagai alat pelindung kaki. Sepatu yang baik adalah
sepatu yang dapat menutup sampai bawah lutut. Atau
jika tidak memungkinkan, maka dapat juga digunakan
sepatu yang sampai di atas mata kaki. Sepatu pengaman
harus tertutup pada bagian atas telapak kaki, ini untuk
melindungi kaki jika ada tumpahan bahan kimia dari
atas meja.
Gambar 18 : Sepatu biasa dan sepatu boot yang aman dipakai ketika di
laboratorium.
48 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
13) Tanda Peringatan Keselamatan dan Bahaya
Tanda itu sangat penting untuk menghindari terjadinya
kecelakaan, seperti terlihat pada gambar 19,
pada
beberapa
tempat
dipasang
tanda-tanda
49 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Terbakar atau terkena ledakan ketika bekerja dengan bahanbahan padat, cair dan gas yang mudah terbakar/meledak
Physical hazards
Ionizing
radiation:
partikel-partikel Alpha,
beta,
sinar
50 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Chemical hazards
51 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
pada
beberapa
tempat
dipasang
tanda-tanda
52 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik,
dan lain-lain.
e) Explosive (mudah meledak)
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan
bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa
membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan
dengan logam/metal)
f) Oxidator (Pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran, sebab dapat
menghasilkan panas.
53 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
BAB III EVALUASI
3.1
3.2
2.
3.
3.3
54 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah & Cepi Triatna. (2005). Visionary leadership: Menuju sekolah
efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Ari Sudono. (2007). Laboratorium keliling: Win-win solution. Majalah Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LMPM) Sulawesi Tenggara, edisi: Ol/MP/2007.
Daft, R. L. (1991). Management (2nd ed). New York: Rinehart and Winston, Inc.
Gardner, D. E., (1991). Guide for planning educational facilities. Ohio:
Woodruff Avenue Publications, Inc.
Laboratory Safety Manual, WHO, Geneva, 1983..
Hill, J., & Houghton, P. (2001). A reflection on competency-based education:
Comments from Europe. Journal of Management Education, 25. 146-166.
Hofstein, A. & Lunetta, V. N. (2003). The laboratory in science education:
Foundations for the twenty-first century [Versi Elektronik].
Hofstein, A., & Naaman, R. M. (2007). The laboratory in science education: the
state of the art. Journal The Royal Society of Chemistry, 8 (2), 105-107.
Iskandar
Zulkarnain. (2007). Sarana sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Diambil pada tanggal 30 Agustus 2007, dari http://
www.hupelita.com.html.
Mamat Supriatna. (2008). Studi penelusuran pengelolaan laboratorium sains
SMA sebagai analisis kebutuhan untuk program diktat pengelola
laboratorium: Studi deskriptif analitik terhadap laboratorium sains SMA
di sekolah binaan PPPPTK KIMIA. Diambil pada tanggal 1 Juli 2008, dari
http://www.p4tkkimia.org/jurnal/index.html?
Mahn, J.W.: Fundamentals of Laboratory Safety - Physical Hazards in the
Academic Laboratory, VNR, 1991.
Permendiknas. (2007). Peraturan Mendiknas RI, Nomor 24, Tahun 2007,
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior (9th ed.). New Jersey: Prentice
Hall International, Inc.
55 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
Scotia, H. N., Catano, V. M., & Day, A. L. (2003). Leader competencies:
Proposing a research framework. Diambil pada tanggal 7 Agustus 2008,
dari http://www.cda-acd.forces.gc.ca/CFLI/engraph/research/pdl746.pdf.
Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R., Jr. (1995). Management (6th
ed.). New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Stricoff, R.S., and Walters, D.B.: Laboratory Health and Safety Handbook,
Wiley-Interscience, 1995.
Wita Sutrisno. (2007). Pemeliharaan fasilitas laboratorium fisika untukdiklat
teknisi laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan IP A.
56 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
LAMPIRAN:
a. Katalog Alat-alat Lab.
57 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
MODUL 14
b. Contoh Penulisan Spesifikasi Alat
pH-meter
Range : pH -2.00 to 16.00 mV, rel mV + 2000 mV
temp. -9.9 to 110 oC
Resolution : pH 0.1/ 0.001 mV, rel mV 0.1 to + 399.9 mV; 1mV
otherwise temp. 0.1 oC
Accuracy
: pH + 0.01 mV, rel mV + 0.2 to + 399.9 mV; 2 mV
otherwise temp. + 0.5 oC
Display
58 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0