Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN TURUNAN PARSIAL DALAM FISIKA

YOLANDA BIDARI DWI SELANI (4143121067)


FISIKA DIK D 2014

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil alamin, rasa syukur saya ucapkan telah terselesaikannya tugas


pembuatan makalah ini dengan judul Penerapan Turunan Parsial dalam Fisika dalam mata
kuliah Fisika Matematika I.
Saya menyadari bahwa banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah
ini baik kata-kata maupun dalam penulisannya, karena dalam hal ini saya masih dalam tahap
belajar, mungkin masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Maka dari itu saran maupun
kritik dari pembaca sangat saya harapkan untuk membangun saya dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan saya
mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang sesuai.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
Medan, 01 Mei 2015
Penulis,

Yolanda Bidari Dwi Selani

DAFTAR ISI

10

Kata Pengantar.........................................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................................2
Pendahuluan...........................................................................................................................3
Pembahasan
1. Turunan Parsial Fungsi Banyak Variabel
a. Defenisi Turunan Parsial...........................................................................................4
2. Penerapan Turunan Parsial Dalam Fisiska
a. Hubungan Maxwell Dalam Terodinamika...............................................................5
b. Perubahan Variabel..7
Kesimpulan.............................................................................................................................9
Daftar Pustaka........................................................................................................................10

PENDAHULUAN

Konsep mengenai diferensiasi parsial terhadap fungsi-fungsi dari beberapa variabel


bebas sering dijumpai penggunaannya dalam Fisika ketika berkaitan dengan suatu gejala
10

yang melibatkan beberapa buah besaran. Contohnya, seperti ketika membahas perilaku suatu
gas, kita dapat mengkajinya lewat persamaan keadaan gas tersebut yang biasanya merupakan
fungsi dari besaran volume, tekanan dan temperatur.
Di dalam kalkulus, turunan parsial merupakan perangkat analisa yang dibutuhkan
untuk mengkaji suatu dinamika dari suatu sistem fisis yang melibatkan beberapa besaran
seperti dalam kasus perilaku gas di atas karena ia merupakan bagian dari Matematika yang
berhubungan dengan laju perubahan suatu fungsi terhadap variabelnya

PEMBAHASAN

10

1. Turunan Parsial Fungsi Banyak Variabel


a. Defenisi Turunan Parsial
Sebuah fungsi (Ax), dimana A merupakan sebuah besaran turunan yang merupakan
fungsi dari besaran pokok x laju perubahan A terhadap x didefinisikan sebagai :
A
x

A x x A x
x

Dengan x yang diambil relatif cukup besar dari turunan atau diferensial dari fungsi (Ax)
dA x
dx
terhadap x yang dituliskan sebagai A(x) =
diperoleh jika kita mengambil x 0
sehingga:
dA
A
A
lim
dx x 0 x
Berdasarkan persamaan diatas, dapat ditulis dengan :

dA Adx
f f ( x, y )

Untuk fungsi dengan variabel banyak, misalkan


f
x

dapat didefinisikan dengan


f
y

konsep turunan parsial,


, yaitu turunan
terhadap x dengan menganggap y konstan,
yaitu turunan f terhadap y dengan menganggap x konstan, untuk turunan parsial tidak
d
menggunakan notasi , tetapi menggunakan notasi (dibaca: do) yang menyatakan
f
turunan dari fungsi
terhadap salah satu variabel dengan menganggap variabel lain konstan
Untuk turunan parsial dengan orde lebih tinggi berlaku:

d df
d 2 f d df
d2 f d d2 f
,
,



dx dx
dydx dy dx 2
dx 2 dy dx

10

d3 f
dydx 2

2. Penerapan Turunan Parsial Dalam Fisika


a. Hubungan Maxwell Dalam Termodinamika
Termodinamika merupakan cabang fisika yang paling banyak menggunakan
perumusan turunan dan diferensial parsial. Misalnya, hukum Termodinamika I yang dapat
dituliskan dalam bentuk diferensial berikut :
d Q dU dW

dQ
Dengan menyatakan

sejumlah kecil kalor yang keluar/masuk sistem, dU

menyatakan selisih infinitesimal energi dalam sistem dan

dW

menyatakan sejumlah kecil

dQ
kerja yang diterima/dilakukan sistem. Perlu dicatat bahwa
selisih, sehingga operator diferensialnya dituliskan sebagai d .

dan

dW

bukan menyatakan

Untuk sistem yang bersifat reversibel atau prosesnya dapat dibalik arahnya, maka
berlaku hubungan:
d Q TdS
Dengan T adalah temperatur dan dS adalah selisih infinitesimal entropi (S) sistem.
Sementara itu, sejumlah kecil usaha dapat dituliskan sebagai:
d W PdV

Dengan P adalah tekanan dan dV adalah selisih infinitesimal volume (V) sistem.
Berdasarkan hubungan pada persamaan dapat dituliskan kembali sebagai:

dU TdS PdV
Dari perumusan ini jelas terlihat bahwa energi dalam merupakan fungsi dari entropi
dan volume,U=U(S,V).
Tinjau kembali definisi diferensiasi total yang diberikan yang ditulis ulang sebagai
berikut:
10

f
f
dy
dx
x y
y x

df

Dengan
menyatakan turunan parsial f terhadap x dengan y konstan dan
menyatakan turunan parsial f terhadap y dengan x konstan,selanjutnyadi asumsikan bahwa
berhubungan dengan fungsi f yang bersifat konservatif sehingga memenuhi kondisi berikut:

2 f
2 f

xy yx
Maka dari sini kita dapatkan diferensial total dari fungsi U=U(S,V) adalah:

U
U
dS
dV
S V
V S

dU

Setelah itu didapat lagi persamaan :


U

T
P

Selanjutnya berdasarkan kondisi dan turunan parsial di dapat :


U
2U T

V S
VS V
U
U
P

S V
SV
S

Diperoleh hubungan berikut :

S
10

Yang dikenal sebagai salah satu dari empat buah Hubungan Maxwell (Maxwell
Relations) dalam Termodinamika.
Pada hubungan ini diperlihatkan bahwa pada proses reversibel, perubahan temperatur
terhadap volume pada entropi tetap sama dengan negatif perubahan tekanan terhadap entropi
pada volume tetap.
b. Perubahan Variabel
Hampir semua fenomena-fenomena di dalam Fisika harus digambarkan melalui
persamaan diferensial. Jika fenomena tersebut melibatkan beberapa variabel, baik berupa
besaran pokok ataupun besaran turunan, maka persamaan diferensial yang terkait akan
berbentuk persamaan diferensial parsial.
Salah satu kegunaan diferensial parsial adalah dalam melakukan pengubahan variabel
(sebagai contoh dari koordinat Cartesan menjadi koordinat kutub). Pengubahan variabel akan
memberikan ungkapan yang lebih sederhana atau persamaan diferensial yang lebih sederhana
terhadap suatu sistem fisis yang sedang ditinjau. Sebagai contoh, pada getaran selaput
berbentuk lingkaran atau aliran panas dalam silinder tegak, lebih baik digunakan koordinat
polar, sedangkan pada persoalan gelombang suara dalam suatu ruangan, koordinat Cartesan
yang lebih cocok digunakan.
Persamaan diferensial terkait tersebut kadang-kadang akan lebih mudah dicari
solusinya jika kita menyatakan dalam bentuk variabel- variabel baru yang merupakan fungsi
dari variabel lama. Untuk jelasnya, tinjau sebagai contoh persamaan gelombang berikut:
r = x + vt
s = x vt
Sekarag kita misalkan= (r,s), dengan r = r (x,t) dan s = s (x,t) seperti yang
diberikan diferensial total , r dan s adalah

dr
ds
r
s

r
r
dx dt
x
t
s
s
ds
dx dt
x
t
dr

Dari ketiga diferensial total kita dapatkan :


r s
r s
d

dx

dt
r x s t
r x s t

10

Yang sekarang merupakan diferensial total terhadap x dan t, sehingga dengan


demikian kita peroleh :
r

x
r x s
r

t
r t s

s
x
s
t

Berdasarkan persamaan diatas didapat :


r
r
s
s
1, v,
1, v
x
t
x
t

Sehingga persamaan memiliki bentuk seperti ini :



x r s


v

t
r s

Maka didapat persamaan sebagai berikut :

x r s


v

t
r s
Untuk mencari turunan parsial kedua dari fungsi terhadap x dan t, kita dapat
menggunakan penulisan operator sebagai berikut:
2


2
2 2


2 2
s
rs s 2
x 2 r x r s r
r
2
2


2 2
2

r 2
r t r s r
s
rs s 2
t 2

Selanjutnya substitusikan ke dalam persamaan gelombang diperoleh bentuk


persamaan diferensial untuk gelombang dalam variabel r dan s sebagai berikut:
2
0
rs
10

Persamaan diatas jelas lebih sederhana dari persamaan ya pertama pemecahan dari
persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

x vt x vt
Yang tidak lain menggambarkan gelombang yang merambat ke arah x negatif (diwakili oleh
fungsi ) dan gelombang yang merambat ke arah x positif (diwakili oleh fungsi + )

KESIMPULAN

Penerapan dari turunan parsial sangat berpengaruh pada penyelesian masalah fisika
terutama pada Termodinamika,turunan parsial banya digunakan untuk mengubah variabel,
agar lebih mudah dan sederhana untuk di kerjakan Termodinamika merupakan cabang fisika
yang paling banyak menggunakan perumusan turunan dan diferensial parsial, misalnya
hukum Termodinamika I.
Salah satu kegunaan diferensial parsial adalah dalam melakukan pengubahan variabel
(sebagai contoh dari koordinat Cartesan menjadi koordinat kutub). Pengubahan variabel akan
memberikan ungkapan yang lebih sederhana atau persamaan diferensial yang lebih sederhana
terhadap suatu sistem fisis yang sedang ditinjau. Sebagai contoh, pada getaran selaput
berbentuk lingkaran atau aliran panas dalam silinder tegak, lebih baik digunakan koordinat
polar, sedangkan pada persoalan gelombang suara dalam suatu ruangan, koordinat Cartesan
yang lebih cocok digunakan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Alatas,husein.2010. Fisika Matematika Edisi I. Bogor : IPB


Anugraha, Rinto. 2011. Pengantar Fisika Matematika. Yogyakarta: UGM
Mudjiarto, Roswati.2004. Matematika Fisika I. Bandung : UPI

10

10

Anda mungkin juga menyukai