Etilogi Poliformis
Etilogi Poliformis
polymorphisms. Efek polimorfisme bentuk genetic ini masih belum jelas, misalnya kulit,
rambut, warna mata, bentuk tubuh, dan sebagainya. Bila kondisi ini terdapat dalam
kelompok penduduk tertentu, variasi polimorfisme genetic yang tertentu berkaitan
dengan karakteristik suatu ras penduduk. Pada keadaan lain polimorfisme ini tidak
tampak, misalnya golongan darah dan antigen HLA; keadaan ini baru tampak setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Polimorfisme yang mempunyai hubungan erat dengan kerentanan penyakit adalah:
1. Antigen HLA
Pengamatan klinis dan eksperimental pada transplantasi organ menghasilkan
penemuan gen yang dikenal sebagai major histocompability complex (MHC). Pada
manusia, gen MHC berada pada kromosom 6 dan ditandai dengan sebagai gen HLA
(human leukocyte antigen genes). Gen HLA terletak pada permukaan selm dengan
adanya substansi yang dikenal sebagai antigen. Hal ini bukan karena perannya
sebagai antigen pada host, melainkan karena keikutsertaannya dalam proses
penolakan cangkokan. Tubuh manusia secara normal tidak bereaksi terhadap
substansi ini, karena tubuh dapat menerimanya secara imunologik dan mereka dikenal
sebagai antigen sendiri.
Antigen HLA dikelompokkan dalam:
- antigen kelas I, yang terdapat pada permukaan sel yang berinti. Pada semua sel
diploid ditemukan sepasang gen alelik pada ketiga locus. Gen ini dikenal sebagai
A,B, dan C. Secara normal, peran antigen kelas I ialah memungkinkan limfosit T
sitotoksik mengenal dan mengeliminasi sel-sel yang terinfeksi virus.
- antigen kelas II, berada pada permukaan sel yang berinteraksi dengan limfosit T
secara kontak fisik, seperti sel pembawa antigen (misalnya sel Langerhans). Pasangan
gen alelik pada setiap lekuk tertentu dikenal sebagai DP, DQ, dan DR. Peran antigen
kelas II ialah memulai terjadinya respom imunologik.
Penyakit mungkin mempunyai hubungan dengan antigen HLA karena:
Perbedaan ras
Perbedaan ras mungkin pula merefleksikan respons penyesuaian terhadap bahaya
suatu penyakit. Contoh nya yaitu melanoma maligna. Beberapa gen abnormal lebih
prevalen pada ras tertentu. Misalnya gen sistik fibrosis ditemukan 1:20 kulit putih;
gen ini jarang ditemukan pada kulit hitam dan penduduk Asia. Sebaliknya gen
penyebab sickle cell lebih sering ditemukan pada kulit hitam dibandingkan dengan
dengan ras-ras yang lain.
Penyakit lain pada ras yang berbeda mungkin diakibatkan oleh faktor sosio-ekonomi.
Kematian perinatal dipercaya merupakan monitor yang akurat bagi kesejahteraan
sosio-ekonomi suatu masyarakat. Sayangnya, kematian perinatal ditemukan tinggi
pada kelompok penduduk tertentu, yang tingginya jumlah kematian hampir
seluruhnya disebabkan oleh kondisi sosial, yang secara teoritis keadaan tersebut dapat
diperbaiki.
KELAINAN genetik pada penyakit
Kerusakan gen pada germ-line (mempengaruhi seluruh sel) dan terpaparkan pada saat
lahir (karena diturunkan maupun kelainan yang didapat), memberikan berbagai
keadaan, seperti:
- defek metabolik (seperti sistik fibrosis, fenilketonuria)
- kelainan bentuk (seperti sindroma Down)
-
predisposisi
terjadinya
tumor
(seperti
poliposis
adenomatosa
familial,
Sumber : patologi
Isoniazid
Isoniazid, hidrazid dari asam isonikotinat, adalah suatu analog sintetik piridoksin.
Isoniazid adalah obat anti tuberkulosis yang paling poten, tetapi tidak pernah
diberikan sebagai obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis aktif.
1. mekanisme kerja
bekerja pada enzim yang berperan untuk penyusunan asam mikolat ke dalam
lapisan luar mikrobakteri suatu struktur yang unik untuk organisme ini. Asam
mikolat ini penting untuk sifat tahan asam dari mikrobakteri tersebut; sifat tahan
asam ini hilang setelah tercampur dengan isoniazid.
2. farmakokinetik
isoniazid diabsorpsi dengan mudah per oral. Absorbsi terganggu jika diminum
bersama makanan, terutama karbohidrat, atau antasida yang mengandung
aluminium. INH berdifusi ke dalam seluruh cairan tubuh, sel-sel tubuh dan bahan
kaseosa (jaringan nekrotik seperti keju); kadarnya dalam cairan kira-kira sama
dengan kadarnya dalam serum. Jaringan yang terinfeksi cenderung menahan obat
tersebut lebih lama. Obat tersebut mudah menembus sel-sel pejamu dan efektif
terhadap basil-basil yang sedang tumbuh dalam sel. INH mengalami N-asetilasi
dan hidrolisis, yang menghasilkan produk-produk tidak aktif. Asetilasi diatur
secara genetik: trait asetilator cepat bersifat autosomal dominan. Terdapat
distribusi bimodal dari asetilator cepat dan asetilator lambat. Penyakit hati kronik
akan mengurangi metabolisme dan dosis harus dikurangi. Oenyakit hati kronik
akan mengurangi metabolisme dan dosis harus dikurangi. Ekskresi melalui filtrasi
glomerular, terutama dalam bentuk metabolit. Asetilator lambat mengekskresikan
lebih banyak parent-compound nya. Fungsi ginjal yang sangat berkurang
menyebabkan akumulasi obat tersebut terutama pada asetilator lambat. INH juga
dieksresikan ke dalam air ludah, sputum, dan susu.
3. efek samping
a. Neuritis perifer
Neuritis perifer (dengan gejala parestesia) adalah efek samping yang
paling seering timbul karena defisiensi piridoksin yang relatif. Ini
Sebagian
besar reaksi
toksik
diperbaiki
dengan
Perbedaannya
melibatkan
berbagai
mekanisme
molekuler
yang
ciri-ciri
seperti
itu
akan
semakin
bermanfaat
untuk
Pengaruh lingkungan.
Aktivitas kebanyakan enzim pemetabolisme obat kemungkinan dimodulasi oleh
pemajanan terhadap senyawa eksogen tertentu. Pada beberapa kasus, ini
kemungkinan terjadi pada obat yang jika diberikan bersamaan dengan zat kedua
menyebabkan interaksi obat. Selain itu, diet mikronutrisi dan faktor lingkungan lain
dapat meningkatkan kerja enzim, yang disebut induksi atau menurunkan enzim, yang
disebut inhibisi (penghambatan). Modulasi tersebut dianggap sebagai suatu
penyumbang utama pada keragaman antarindividu dalam metabolisme kebanyakan
obat.
Penghambatan metabolisme obat. Akibat dari penghambatan metabolisme obat
oleh enzim adalah meningkatnya konsentrasi plasma obat induk dan berkurangnya
konsentrasi metabolit di dalam plasma, peningkatan dan perpanjangan efek
farmakologi, dan meningkatnya kemungkinan toksisitas yang diinduksi oleh obat.
Perubahan ini terjadi dengan cepat dan tanpa tanda-tanda, dan yang paling
dipengaruhi oleh obat yang banyak dimetabolisme dan memiliki indeks terapi yang
sempit.
Pengaruh usia dan jenis kelamin
Sejumlah contoh menunjukkan bahwa pemberian obat dan reaksinya pada wanita
dan pria dapat berbeda pada obat-obat tertentu. Beberapa perbedaan aktivitas
metabolisme obat, akibat perbedaan jenis kelamin, khususnya yang dikatalisis oleh
CYP3A, juga telah diketahui. Meskipun demikian, perbedaannya sedikit dan relatif
kurang penting terhadap faktor lain yang terlibat dalam keragaman antarindividu
dalam metabolisme.
Sumber : goodman & gilman.