Visi
Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan
mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional agar
peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik
dan atau profesi atau vokasi yang berkualitas dan berkepribadian
serta berjiwa dan atau berkemampuan enterpreneur.
2. Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu
pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya budaya nasional.
Makna Lambang
1. Warna Biru, memiliki arti lambang Sifat universal Universitas Brawijaya
2. Warna Kuning Emas, memiliki arti lambang Universitas Brawijaya
menjunjung tinggi falsafah Pancasila
3. Bentuk Mahkota Candra Kepala, memiliki arti lambang Berani
membongkar segala sesuatu yang tidak wajar atau tidak benar
4. Bentuk Senjata Cakra, memiliki arti lambang Berani meratakan segala
sesuatu yang dianggap kurang wajar atau kurang benar
Rancangan Usaha
IKAN SEBAGAI MAKANAN
KAYA PROTEIN
Latar Belakang
usaha ini bergerak di bidang pengolahan daging ikan menjadi makanan
ringan (snack), sementara limbah produksi yang berupa tulang akan diolah
kembali menjadi bahan baku kerupuk dan kepala ikan sebagai bahan baku pakan
ternak unggas.
Deskripsi Usaha
Mengingat usaha ini merupakan usaha yang baru, maka kegiatan promosi
harus dilakukan meliputi:
1. Personal Selling
Mempromosikan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) pada target pasar
konsumen.
2. Pameran dan Bazzar
Mengikutsertakan dalam event pameran atau bazzar.
3. Alat Promosi
Pamflet, leaflet, brosur, dan media on-line guna mempromosikan
kita
membuat
Ikan
Krispy,
langkah
awal
adalah
Alat yang digunakan: (1) Kompor Gas + Gas, (2) Wajan Penggorengan,
(3) Spatula, (4) Pisau, (5) Sendok, dan (6) Kemasan.
ii.
Bahan yang digunakan: (1) Ikan lele, (2) Garam, (3) Tepung, (4) Cabai, (5)
Telur, dan (6) Minyak goreng.
iii.
Proses Pembuatan
a. Cuci dan bersihkan ikan lele dari kotoran yang menempel serta
jeroan ikan yang tidak dimanfaatkan semua hingga bersih.
Fillet/belah daging ikan mengikuti garis punggu menjadi 2 bagian
dan pisahkan antara daging dengan tulang punggung serta kepala.
b. Buat bumbu adonan dari campuran tepung, cabai, garam, telur dan
sedikit minyak goreng.
c. Masukkan daging ikan lele yang telah diiris kecil-kecil kedalam
adonan. Lalu goreng hingga berwarna keemasan.
iv.
Pengemasan
Ikan krispy yang sudah jadi lalu dikemas dan siap dipasarkan.
2. Kerupuk tulang
i.
a. Bahan yang digunakan: (1) Tulang Ikan lele, (2) Garam, (3) Tapioka, (4)
Cabai, dan (5) Telur.
ii.
Proses Pembuatan
a. Cuci dan bersihkan tulang ikan lele dari kotoran yang menempel serta
pisahkan antara tulang dengan ikan, sirip dan ekor.
b. Masukkan tulang ikan lele ke dalam presto selama 20 menit. Buat
bumbu adonan dari campuran tapioka, cabai, garam, telur dan sedikit
minyak goreng.
c. Masukkan tulang ikan lele ke dalam blender hingga halus. Dan
kemudian masukkan dalam adonan. Bentuk campuran tulang dengan
adonan menjadi bulat pipih memanjang kemudian kukus selama 1 jam.
Setelah itu iris tipis-tipis dan jemur hingga kering
iii.
Pengemasan
Kerupuk tulang yang sudah kering lalu dikemas dan siap dipasarkan.
3. Tepung kepala ikan
Untuk Alat yang digunakan hanya panci presto dan tumbukan batu
dalam proses pembuatan tepung kepala ikan
i.
ii.
Proses Pembuatan
1.Cuci dan bersihkan kepala, sirip dan ekor ikan lele. Masukkan
kepala, sirip dan ekor ikan lele ke dalam presto selama 20 menit.
2.Kemudian tumbuk hingga halus dan jemur hingga kering
iii.
Pengemasan
Tepung Kepala ikan lele yang sudah kering lalu dikemas dan siap
dipasarkan.
Pemasaran dan Distribusi
Pemasaran dan distribusi menerapkan pola direct selling, bazzar, melalui
Setiap bulan usaha di jual rata-rata 300 bungkus untuk ikan krispy, 300
bungkus untuk kerupuk tulang dan 100 bungkus untuk tepung kepala ikan.
Sehingga dalam hitungan 1 bulan di hitung sebagai hasil usaha dimana Jumlah
Produksi x Harga Jual = (300 bungkus x Rp 5.000) + (300 bungkus x Rp 7.000)
+ (100 bungkus x Rp 7.000) = Rp 4.300.000
Keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan merupakan selisih antara
pendapatan dan total biaya per bulan = Rp 10.500.000 : 3 = Rp 3.500.000.
Keuntungan selama 1 bulan adalah Hasil Usaha Biaya Produksi = Rp 4.300.000
Rp 3.500.000 = Rp 800.000
Analisa Pesaing
1. Merupakan produk baru yang sarat akan inovasi kreatif, belum ada perusahaan
yang menyamainya,
2. Mengedepankan kesehatan dan bernilai gizi tinggi,
Keungulan Produk
Usaha ini merupakan produk yang diciptakan dengan mengangkat kekhasan dan
keunggulan dalam tampilan dan metode yang lebih praktis.
Kata Kunci : Usaha, Ikan, Protein
darah gratis, mengadakan cek golongan darah gratis, dan sebagainya. Tidak
hanya itu saja, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam berbagai ajang baik di
tingkat fakultas, misalnya dengan mengikuti berbagai lembaga-lembaga di
tingkat fakultas maupun lembaga di tingkat Universitas bahkan lembaga
eksternal. Dengan menjadi agen-agen di berbagai event yang diadakan oleh
Universitas itu juga merupakan sedikit contoh kontribusi mahasiswa yang
inspiratif.
Mahasiswa juga nantinya diharapkan akan menjadi penyangga
keberlangsungan hidup masyarakatnya. Setelah menjadi sarjana, mahasiswa
dituntut untuk terus meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakatnya,
khususnya dalam membangun bangsa ini. Mahasiswa di harapkan dapat
menyalurkan ilmunya agar bermanfaat bagi orang lain.
Dewasa ini peran mahasiswa tentu berbeda dengan peran mahasiswa
sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. Dahulu mereka menjadi ujung
tombak dalam melawan penjajahan kolonial Belanda dan Jepang. Saat itu
mereka berperan dalam bidang pemikiran dan negosiasi. Jika pada masa dahulu
peran mahasiswa adalah sebagai motor penggerak perlawanan terhadap
penjajahan kolonial, maka sekarang peran mereka berganti menjadi salah satu
pelaku pembangunan bangsa. Untuk mewujudkan semua itu berarti mahasiswa
harus memiliki impian, berani bermimpi besar dan menjadi inspirasi dalam
pembangunan bangsa. Ini berarti bahwa mahasiswa tidak hanya sebagai
masyarakat biasa atau objek pembangunan bangsa, namun juga turut terlibat
aktif sebagai pelaku pembangunan bangsa.
Berbicara Impian dari waktu ke waktu memang setiap orang memiliki
impiannya masing-masing. Persepsi mengenai impian sendiri tergantung pada
aspek apa yang seseorang impikan dan sesuai bidang masing-masing. Banyak
sekali definisi-definisi tentang impian yang jika dikumpulkan, saya yakin bisa
menjadi sebuah buku. Namun, bagi saya impian adalah ketika saya memaknai
dengan segenap jiwa, raga, dan perbuatan untuk mencintai Indonesia. Mengapa
saya menggunakan kata cinta? Karena menurut saya banyak cara yang bisa saya
lakukan untuk mengungkapkan rasa cinta saya kepada bangsa Indonesia. Mulai
ketika saya cinta dengan ilmu sehingga saya belajar. Ketika saya cinta dengan
belajar sehingga saya bisa melakukan sesuatu. Ketika saya bisa melakukan
sesuatu saya bisa membuktikan. Ketika saya bisa membuktikan saya bisa menjadi
diri sendiri untuk menggapai mimpi-mimpi saya dan menginspirasi orang lain.
Bagi saya, mahasiswa harus memiliki impian, karena mahasiswa adalah
sebagai calon pembaharu, calon penerus keberlangsungan tegaknya negara
Indonesia. Inilah persepsi saya tentang 1000 mimpi. Saya sadar saudara-saudara
pembaca memiliki persepsi masing-masing tentang 1000 mimpi. Saya percaya
saudara menginginkan negara Indonesia ini tetap berdiri tegak merdeka. Hanya
saja mungkin cara kita mengimplementasikan impian yang berbeda. Semoga kita
sebagai mahasiswa selalu memiliki mimpi dan memberikan inspirasi demi
terciptanya tatanan hidup yang sejahtera. Sekali lagi, Itulah mengapa, saya
sebagai mahasiswa patut memberikan aspirasi dan opini melalui tulisan ini
sebagai cerminan bahwa mahasiswa harus memiliki impian yang besar dan
menjadi inspirasi dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Kepedulian Sosial
Sosial Control
Sebagai seorang mahasiswa yang berada di kalangan akademis, banyak
sekali yang dapat kita berikan kepada masyarakat, contoh sederhana saja kita bisa
melakukan bakti sosial, mengajari anak-anak kecil belajar membaca dan menulis,
penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sekitar, mengadakan donor
darah gratis, mengadakan cek golongan darah gratis, dan sebagainya. Tidak
hanya itu saja, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam berbagai ajang baik di
tingkat fakultas, misalnya dengan mengikuti berbagai lembaga-lembaga di
tingkat fakultas maupun lembaga di tingkat Universitas bahkan lembaga
eksternal. Dengan menjadi agen-agen di berbagai event yang diadakan oleh
Universitas itu juga merupakan sedikit contoh kontribusi mahasiswa yang dengan
kepedulian sosialnya. Peranan sosial kami mahasiswa selain tanggung jawab
individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan
segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga
harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya
Kekuatan Moral
Moral Force
Moral mahasiswa dewasa ini mulai luntur. Hal ini betapa memalukan
ketika beberapa hari yang lalu saya membaca berita bahwasanya mahasiswa (red:
UB) melakukan hal yang jauh dari moral yang baik. Untuk itu saya berjanji
sebagai mahasiswa baru akan menjaga nama baik UB dan almamater. Saya akan
membuat prestasi yang sesuai dengan minat dan bakat saya baik itu di bidang
akademik, kepenulisan, karya ilmiah, maupun olahraga dan seni. Peranan moral
kami di dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas
memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab
moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam
masyarakat.
Agen Perubahan
Agent of Change
Mahasiswa memiliki peran sebagai calon pembaharu atau agent of change,
artinya seorang mahasiswa adalah orang-orang yang dapat melakukan
pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan. Memperbaiki kesalahan dan
memunculkan ide-ide kreatif untuk membangun peradaban bangsa yang lebih
baik. Tentu saja sebagai seorang calon pembaharu ini sangat erat kaitannya
dengan seorang cendekiawan.
darah gratis, mengadakan cek golongan darah gratis, dan sebagainya. Tidak
hanya itu saja, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam berbagai ajang baik di
tingkat fakultas, misalnya dengan mengikuti berbagai lembaga-lembaga di
tingkat fakultas maupun lembaga di tingkat Universitas bahkan lembaga
eksternal. Dengan menjadi agen-agen di berbagai event yang diadakan oleh
Universitas itu juga merupakan sedikit contoh kontribusi mahasiswa yang
inspiratif.
Kisah Inspiratif
Kisah ini saya alami waktu itu ketika saya beberapa pekan yang lalu
melihat seorang kakek berjualan tape. Kakek ini menggunakan sepeda pancal saat
berjualan. Saya penasaran dengan kaek ini karena di usia yang begitu senja masih
kuat dan bahagia menjalani kehidupannya yang seharusnya dia sudah istirahat
dan meluangkan waktu pensiunnya. Kakek ini selalu terlihat bahagia saat
berjualan tape. Dia selalu tersenyum dan menceritakan kepada orang orang
bahwa dia telah sering bertemu dengan orang orang hebat yang membeli tapenya.
Dengan senang hati kakek ini bercerita kepada saya.
Hampir setiap hari ia lewat di depan rumah. Bahkan kakek tua ini sering berhenti
berlama-lama di depan rumah kontrakan, sampai saya keluar dan membeli
tapenya.
Jika musim hujan, selalu tiris, air masuk ke dalam rumahnya, dan membuat lantai
rumahnya
ditumbuhi
rumput
karena
kerap
tersiram
air
hujan.
Di rumahnya tidak ada motor. Hanya ada satu sepeda kayuh yang ia gunakan.
Yang sangat mengagumkan bagi saya, ia lebih sering bercerita tentang
kebahagiaan hidupnya sebagai penjual tape. Mungkin karena kegetiran itu sudah
dirasakan setiap hari, maka menjadi tidak berasa lagi baginya. Yang lebih ia
rasakan
adalah
kegembiraan,
maka
itu
yang
selalu
diceritakan.
Ia selalu antusias menceritakan kegembiraan yang dirasakan ketika ada orangorang penting membeli tape singkongnya, bahkan selalu mengulang cerita
tentang
seorang
dokter
yang
berlangganan
membeli
tapenya.
Yang membeli tape saya itu orangnya bermobil. Mobil mereka bagus-bagus,
cerita
sang
kakek
dengan
wajah
berbinar-binar
saking
bahagianya.
Saya bayangkan, mereka yang punya mobil belum tentu sebahagia kakek itu.
Namun kakek yang tidak punya mobil, justru merasakan kebahagiaan yang tidak
didapatkan. Begitulah cara ia menikmati hidup. Barangkali ia ingin berpesan,
hidup itu terlalu indah untuk dikesali. Nikmati saja semua problematika dalam
kehidupan, agar kita selalu bahagia walau penuh dengan keterbatasan.