Anda di halaman 1dari 7

RHEOLOGI

Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan
logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair
dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan
suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas,
semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol .
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim,
suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi
digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)sebagai penjaminan
kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari
bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari
suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat,
bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti
dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem Newtonian dan
Sistem Non Newtonian. Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing
stress adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau

A.

Sistem Newton

koefisien viskositas. Tipe alir ini umumnya dimiliki oleh zat cair tunggal serta larutan dengan
struktur molekul sederhana dengan volume molekul kecil. Tipe aliran yang mengikuti Sistem
Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada
kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.

B.

Sistem Non Newton

Pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak memiliki hubungan linear,
viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan. Tipe aliran
non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan dengan padatan seperti pada koloid,
emulsi, dan suspense cair,salep. Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non Newton, yaitu :
PLASTIS, PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN.

Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau
auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada
suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di
bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke
keadaan semula, tidak mengalir).
U=(Ff)/G
U adalah viskositas plastis,
f adalah yield value
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam suspensi
pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang
berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran
dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin
banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar
partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di
atas yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem newton
Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis
seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium
karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam
larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel
tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada
yield value, dan bukan suatu harga tunggal
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram
lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap
molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan meningkatnya
shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu
yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan
tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress
berikutnya.

FN = G

Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika N=1
aliran tersebut sama dengan aliran newton.
Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan
konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan
meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke
keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume antar
partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk
mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak dari
suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress
meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan
volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup
memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena
partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa.
Akhirnya suspense menjadi pasta yang kaku

1 Sifat Rheologi Dalam Suspensi


Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari partikel-partikel
zat terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila wadahnya dikocok dan
bila produk tersebut dituang dari botol, dan kualitas penyebaran dari cairan ( lotio ) bila
digunakan untuk suatu bagian permukaan yang akan diobati. Pertimbangan rheologi juga
penting dalam pembuatan suspensi.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah lantaran
pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi; Gaya ini diabaikan dan bisa dibuang.
Tetapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol, terdapat laju shearing yang tinggi.
Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi pada shear yang dapat
diabaikan, yakni selama penyimpanan; dan zat pensuspensi itu harus mempunyai viskositas
yang rendah pada laju shearing yang tinggi, yakni ia harus bebas mengalir selama

pengocokan, penuangan, dan penyebarannya ini. Gliserin yang merupakan cairan Newton
termasuk dalam grafik untuk pembanding. Viskositasnya sesuai untuk partikel-partikel yang
mensuspensi, tapi terlalu tingii untuk dituangkan dengan mudah dan untuk disebarkan pada
kulit. Lebih-lebih lagi, gliserin menunjukkan sifat melekat (tackiness stickiness) yang tidak
diinginkan dan ia terlalu higroskopik untuk digunakn dalam bentuk tidak diencerkan. Kurva
dalam gambar 1 diperoleh menggunakan viskometer Stormer yang sudah dimodifikasi .
Suatu zat pensuspensi yang tiksotropik seperti juga pseudoplastik harus terbukti berguna
karena ia membentuk gel pada pendiaman dan menjadi cair jika digoyangkan. Gambar 2
menunjukkan kurva konsistensi untuk bentonit, veegum, dan suatu kombinasi dari bentonit
dan natrium karboksimetil selulosa ( CMC ). Bentuk histeresis dari bentonit sangat terkenal.
Veegum juga menunjukkan tiksotropi yang dapat dipertimbangkan, baik jika dites dengan
membalikkan suatu bejana yang mengandung dispersi maupun jika dianalisis dalam suatu
viskometer putar. Jika dispersi bentonit dan CMC dicampur, kurva yang dihasilkan
menunjukkan karakteristik tiksotropik maupun pseudoplastik. Kombinasi seperti ini harus
menghasilkan suatu medium pensuspensi yang sangat baik.

2. Sifat Rheologi Dalam Semisolid


Pembuat salep farmasetis dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton.
Insrumen yang paling baik untuk menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di bidang
farmasi adalah viskometer putar (rotational viscometer). Untuk analisis semisolid yang
berbentuk emusi dan suspensi digunakan cone-plate viscometer. Viscometer Stormer terdiri
dari cup yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga baik untuk semisolid.
Kurva konsistensi untu basis salep yang dapat mengemulsi, petrolatum hidrofilik dan
petrolatum hidrofilik yang telah dicampur dengan air, terlihat pada gambar 3. Akan terlihat
bahwa penambahan air ke dalam petrolatum hidrifilik menunrunkan yielpoint (perpotongan
antara ekstrapolasikurva menurun dan sumbu horizontal, muatan dalam gram). Dari 520
sampai 340 gram. Viskositas plastis (kebalikan dari kemiringan kurva yang menurun ke
bawah) dan tiksotropi ( dareah lengkung histeresis) ditingkatkan dengan penambahan air ke
dalam Petrolatum Hidrifilik.

Efek temperatur terhadap konsistensi dari suatu basis salep dapat dianalisis
menggunakan suatu viskometer putar yang didesain dengan tepat. Gambar 4 dan gambar 5
menunjukkan perubahan viskositas plastis dan tiksotropi dari petrolatum dan plastibase
sebagai fungsi dari temperatur. Viskometer Stormer yang dimodifikasi digunakan untuk
memperoleh kurva-kurva ini. Seperti terlihat pada gambar 4, kedua basis menunjukkan
koefisien temperatur dari viskositas plastis yang sama. Hasil ini merupakan suatu kenyataan
bahwa basis tersebut mempunyai derajat kelembutan (sofness) yang hampir sama jika diraba
diantara dua jari. Kurva Yield Value terhadap temperatur ternyata mengikuti pola hubungan
yang hampir sama. Kurva pada gambar 5 memperlihatkan dengan jelas perubahan tiksotropi
terhadap temperatur yang membedakan kedua basis tersebut ( Petrolatum dan Plastibase).
Karena merupakan suatu akibat dari struktur gel, gambar 5 menunjukkan bahwa matriks
malam (wax) dari Petrolatum kemungkinan besar pecah dengan naiknya temperatur,
sedangkan struktur resin dari Plastibase tahan terhadap perubahan temperatur pada percobaan
tersebut.

Berdasarkan data dan kurva seperti ini, ahli farmasi dalam laboratorium pengembangan dapat
memformulasi salep dengan karekteristik konsistensi yang lebih diinginkan, para pekerja
pada bagian produksi dapat mengontrol keseragaman dari produk akhir yang lebih baik, dan
ahli dermatologi dan pasien dapat mengandalkan adanya suatu basis yang menyebar secara
merata dan halus pada berbagai iklim, tapi melekat baik pada daerah dimana obat itu bekerja
dan tidak sulit untuk dihilangkan sesudah obat tersebut digunakan.
3. Sifat Aliran Pada Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton, menunjukkan aliran plastik dan kadangkadang dilatansi, partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai derajat yang
bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat.
Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan kehalusan
permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan besarnya interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10m), aliran partikel
melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya
gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan
pangkat tiga, gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkan

dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah aliran berkurang apabila
ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika suatu serbuk mengandung sejumlah
partikel-partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan fines
atau mengadsorbsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang
jelek bisa diakibatkan karena adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikelpartikel akan mengurangi lekatnya partikel-partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan sangat
longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi. Partikel-partikel
dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung untuk mempunyai sifat-sifat
bebas mengalir. Ini dapat dikurangi dengan kasarnya permukaan, yang cenderung
mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
Serbuk bebas mengalir berciri khas menyerupai debu, yang disebut dustibility, suatu batasan
yang berarti kebalikan dari kelekatan (stickiness). Likopodium menunjukkan derajat
dustibility yang terbesar, jika likopodium diberi angka dustibility (sebarang) 100%, serbuk
talk mempunya harga 57%, tepung kentang 27%, arang halus 23%, kalomel yang ditumbuk
halus mempunyai dustibility 0,7%. Harga-harga ini harus berhubungan dengan keseragaman
menyebarnya serbuk yang ditaburkan bila digunakan ke kulit, dan daya lekat, suatu ukuran
kekohesifan partikel dari suatu serbuk yang dikeraskan (compacted powder), adalah penting
dalam aliran serbuk melalui mesin pengisi dan dalam pelaksanaan mesin kapsul otomatis.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada industri
farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada beberapa sifat
granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet pun berkurang. Variasi berat
minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah 400 sampai 800 m. Jika ukuran
granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas dan variasi berat granul meningkat.
Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu granulat.
Aliran dalam dan granule demixing (yakni kecendrungan serbuk untuk memisah menjadi
lapisan-lapisan dengan ukuran berbeda) selama mengalir melalui corong (hopper) membantu
penurunan berat teblet selama bagian terakhir dari periode kompresi. Laju alirann dari suatu
granulat tablet meningkat denagan meningkatnya jumlah fines yang di tambahkan. Kenaikan
jumlah pelincir juga menaikkan laju aliran, dan kombinasi dari pelincir serta penghalus
(fines) tampak mempunyai aksi sinergistik.

Gaya gesekan pada serbuk renggang dapat diukur dengan sudut istirahat (angle of repose), .
Ini adalah sudut maksimum yang mungkin terdapat antara permukaan dari setumpuk serbuk
dan bidang horizontal. Jika ditambahkan bahan lebih banyakketumpukan tersebut, maka
serbuk tersebut akan tuyrun ke berbagai sisi sampai gesekan timbal balik dari partikelpartikel tersebut yang menghasilkan suatu permukaan pada sudut ada dalam keseimbangan
denagn gaya gravitasi. Tangen sudut istirahat sama dengan koefisien gesekan antara partikelpartikel tersebut.
Tan =
Jadi, makin kasar dan makin tidak beraturan permukaan dari partrikel, akan makin
tinggi sudut istirahatnya. Sudut istirahat terutama merupakan suatu fungsi dari kekasaran
permukaan. Dengan menggunakan batch-batch pasir dengan ukuran yang berdekatan, yang
dipisahkan ke dalam ukuran yang berbeda, dibuktikan bahwa dengan meningkatkan bentuk
yang semakin jauh dari bentuk bola, sudut istirahat meningkat sedang kerapatan bulk dan
kemampuan alir (flowability) berkurang.
Untuk memperbaiki karakteristik aliran, seringkali ditambahkan pelincir (glidant) pada
serbuk granular. Contoh glidant yang umum digunakn adalah magnesium stearat, amilum dan
talk. Dengan menggunakan suatu pencatat pengukuran aliran serbuk, yang mengukur berat
serbuk yang mengalir per satuan waktu melalui lubang corong (hopper), konsentrasi pelincir
optimum adalah 1% atau kurang. Di atas kadar ini, biasanya teramati penurunan dalam laju
aliran. Ditemukan tidak shear cel dan tensile tester.
Sudut istirahat dari granulat sulfhatiazol sebagai suatu fungsi ukuran partikel rata-rata,
adanya pelumas, dan penambahan penghalus (fines) ke dalam campuran. Pada umumnya
sudut istirahat meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel. Penambahan talk dalam
konsentrasi rendah mengurangi sudut istirahat, tapi pada konsentrasi yang lebih tinggi talk
akan menaikkan sudut tersebut. Penambahan fines yakni : partikel-partikel yang lebih kecil
dari mesh 100 ke dalam granul kasar menghasilkan kenaikan sudut istirahat yang nyata.
Kemampuan serbuk untuk mengalir merupakan satu diantara faktor-faktor yang
termasuk dalam pencampuran bahan-bahan yang berbeda untuk membentuk suatu campuran
serbuk. Pencampuran, dan pencegahan ketidakcampuran, merupakan suatu pekerjaan
farmasetis yang penting dalam pembuatan bentuk-bentuk sediaan umumnya, termasuk tablet
dan kapsul.

Anda mungkin juga menyukai