Anda di halaman 1dari 7

1

PARTISIPASI SUAMI DALAM MEMILIH KONTRASEPSI IMPLANT


(Studi di Desa Brangkal Kecamatan Bandar Kedungmulyo Kabupaten Jombang)
PARTICIPATION HUSBAND IN CHOICE IMPLANT CONTRACEPTION
(in the Brangkal village District Of Bandar Kedungmulyo Sub-Province of Jombang)
Citra Indah Purnama*, Muarrofah**, Dwi Arin***
*Mahasiswa DIII Kebidanan ** Dosen SI Keperawatan *** Dosen DIII Kebidanan
ABSTRAK

Rendahnya partisipasi pasangan suami istri akan mempengaruhi persepsi pasangan suami istri tentang
penggunaan alat kontrasepsi. Dari studi pendahuluan di Desa Brangkal Kecamatan Bandar Kedung
Mulyo Kabupaten Jombang pada 10 suami yang mempunyai istri yang menggunakan KB implant, 7
(70%) suami tidak berpartisipasi dalam memilih kontrasepsi implant dan 3 (30%) orang suami yang
berpartisipasi dalam memilih kontrasepsi implant. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
partisipasi suami dalam memilih kontrasepsi implant di Desa Brangkal Kecamatan Bandar Kedung
Mulyo Kabupaten Jombang.
Metode yang digunakakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi di ambil dari semua suami
yang mempunyai istri yang menggunakan KB implant sejumlah 35 orang. Teknik sampling
menggunakan total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi suami dalam memilih
kontrasepsi implant.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan dan analisa data menggunakan
Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 35 responden
sebagian besar memiliki partisipasi sedang sejumlah 21 orang (60,00%) dan yang dan yang
berpartisipasi aktif sejumlah 14 oang (40,00%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa partisipasi suami dalam memilih kontrasepsi
implant di Desa Brangkal Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Kabupaten Jombang sebagian besar
menunjukan partisipasi sedang.
Diharapkan bagi bidan untuk meningkatkan KIE terutama pada suami yang mempunyai istri yang
menggunakan KB implant agar ikut serta dalam memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan oleh
istrinya.
Kata kunci : Partisipasi, Suami, KB implant

ABSTRACT
Lowing husband/wife spouse participation him will influence perception of husband/wife spouse
about usage of intrauterine device. Of antecedent study in the Brangkal village District Of
Bandarkedungmulyo Sub-Province of Jombang at 10 husband having wife using implant
contraception, 7 (70%) husband not participate in choice implant contraception and 3 (30%)
husband people participating in choice implant contraception. Intention of this research is to know
husband participation in choice implant contraception in the Brangkal village District Of
Bandarkedungmulyo Sub-Province of Jombang.
this Research type is descriptive. Population in taking away from all husband having wife using
implant contraception a number of 35 people. Its of him is 35 husband people owning wife using KB
Technique sampling implant use totally sampling.Variabel in this research is Participation husband in
chosening contraception of implant. Data collecting use kuesioner. Processing technique and data
analysis use Editing, Coding, Scoring, and Tabulating. This Research executed in the Brangkal
village district of Bandarkedungmulyo Sub-Province of Jombang started by Month March until June
2014.

2
Result of this research of menunjukan that from 35 responder most owning participation is a number
of 21 people ( 60,00%) and which and participating active a number of 14 oang ( 40,00%).
Pursuant to result of research earn in concluding that husband participation in choice implant
contraception in the Brangkal village District Of Bandarkedungmulyo Sub-Province of Jombang most
participation guided. Expecting to midwife to increase KIE especially at husband having wife using
contraception besides implant to be joining in in chosening contraception type to be used by its wife
Keyword : Participation, Husband, Contraception Implant

PENDAHULUAN
Susuk kontrasepsi (Norplant atau Implant) yang
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1982 dapat
diterima dapat diterima oleh masyarakat sehingga
indonesia merupakan negara terbesar pemakai
Norplant. Susuk kontrasepsi disebut alat
kontrasepsi bawah kulit (Samekto, 2008).
Masyarakat masih menganggap bahwa pengguna
kontrasepsi adalah urusan perempuan, masih
rendahnya partisipasi atau kepedulian suami dalam
pelaksanaan program keluarga berencana baik
praktiknya, mendukung istri dalam penggunaan
kontrasepsi, serta sebagai motivator atau promotor

dan merencanakan jumlah anak (BKKBN, 2005).


Program keluarga berencana masih terhalang oleh
rendahnya partisipasi pasangan suami istri yang
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap atau
perilaku. Rendahnya partisipasi pasangan suami
istri akan mempengaruhi persepsi pasangan suami
istri tentang penggunaan alat kontrasepsi.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan
mempengaruhi terhadap persepsi, karena seseorang
yang mempunyai pengetahuan baik tentang sesuatu
akan memiliki persepsi yang positif terhadap hal
tersebut (BKKBN, 2004).

Total peserta KB aktif di Jawa Timur sejumlah


6.150.153 orang atau 126,46 % dengan prevalensi
76,95 % terhadap jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) 7.992.674 peserta. Dari 6.150.153 peserta
KB aktif, pengguna KB implant 10,31% (Dinas
kesehatan jatim, 2011). Tahun 2011 mencatat
Jumlah pasangan usia subur (PUS) sebesar 245.250
sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar
182.956 orang atau 74,6%, dan peserta KB baru
sebesar 23.447 orang (99%). Tahun 2011 alat
kontrasepsi diminati oleh peserta KB aktif
yaituimplant sebanyak 5,7% (Dinas Kesehatan
Jombang tahun 2011). Berdasarkan data dari Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional
(BKKBN) di Provinsi Jawa Timur tahun 2012,
jumlah pasangan usia subur (PUS) tercatat
sebanyak 7.845.282, dan yang memakai
kontrasepsi implant (9,85%). Sedangkan data
DINKES Jombang tahun 2012 jumlah pasangan
usia subur (PUS) tercatat sebanyak 259,820 dan
yang memakai kontrasepsi implant mencapai
10,05%. Dilihat dari data DINKES Jombang
pengguna
kontrasepsi
Implant
mengalami
peningkatan dari 5,7% naik hingga 10,05%.

Akseptor KB baru beranggapan bahwa implant


sebagai alat kontrasepsi jangka panjang yang
efektif untuk digunakan.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti
lakukan di Desa Brangkal Kec. Bandar Kedung
Mulyo Kab. Jombang tahun 2014, terdapat 37
orang suami mempunyai istri yang KB implant, dan
diperoleh data dari 10 suami yang mempunyai istri
yang menggunakan KB implant, sebanyak 7 suami
yang mengatakan bahwa urusan KB adalah urusan
istri, sedangkan 3 diantaranya ikut andil dalam
pamilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan
yaitu KB implant.
Partisipasi suami adalah sokongan, penunjang,
bantuan suami yang diberikan oleh seorang suami
sebagai pasangan hidup dari akseptor dalam
menentukan keputusan pilihan terhadap tindakan
yang akan dilakukan yaitu pilihan kontrasepsi yang
digunakan. Partisipasi adalah suatu proses aktif,
yang bermakna bahwa orang ataupun kelompok
terkait mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya
untuk
melakukan
sesuatu
(Mikkelsen, 1999).

3
Dengan mengetahui permasalahan tersebut tenaga
kesehatan khususnya bidan memberikan KIE
tentang pentingnya partisipasi suami dalam
memilih kontrasepsi, karena penggunaan alat
kontrasepsi terlebih bagi pasutri (pasangan suami
istri) adalah tanggung jawab bersama antara pria
dan wanita, sehingga metode yang dipilih
mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami
istri tanpa mengesampingkan hak reproduksi
masing-masing. Partisipasi suami yang diberikan
akan membuat penerima dukungan merasa
disayang, disenangi, dan dihargai (Effendi, 2008).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
partisipasi suami dalam memilih kontrasepsi
implant di Desa. Brangkal Kec. Bandar Kedung
Mulyo Kab. Jombang.
BAHAN DAN METODE
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk
memperoleh kebenaran dan pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah pada dasarnya
menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian dilakukan di Desa Brangkal kecamatan
bandarkedungmulyo kabupaten jombang.
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam
penelitian yang memungkinkan memaksimalkan
suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset
sebagai petunjuk peneliti dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam,
2008).
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi didalam masyarakat
(Notoadmodjo, 2010).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Alimul, 2009). Pada penelitian ini
populasinya adalah seluruh suami yang mempunyai
istri yang menggunakan alat kontrasepsi implant di
Desa Brangkal Kec.Bandar Kedung Mulyo
Kab.Jombang sejumlah 35 orang.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Alimul, 2009).
Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh suami
yang mempunyai istri yang menggunakan alat
kontrasepsi implant di Desa Brangkal Kec.Bandar
Kedung Mulyo Kab. Jombang sejumlah 35 orang.
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari
populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam,
2009).

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi


sampel yang digunakan dalam penelitian dari
populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada
(Alimulaziz, 2009). Dan sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalahTotal Sampling.

4
Tabel 1 Definisi Operasional
VARIA
BEL
Partisi
pasi
suami
dalam
memili
h
kontra
sepsi
implan
t

DEFINIS PARAME ALAT SKAL KATEGO


UKU
I
TER
A
RI
OPRASI
R
ONAL
Suatu
Suami
K
O
Ya : 1
keadaan
mamp
Tidak: 0
U
R
dimana
u
suami
memb
Partisipasi
E
D
mau
erikan:
:
memberi
S
I
kan
1 Su
a. Aktif
bantuan
mb
(skor 14I
N
berupa
an
20)
ga
informasi
b.
Sedang
O
A
n
,
atau
(skor
7fin
nasihat,
an
13)
N
L
bantuan
sial
c. Pasif
nyata
2
Su
E
(skor 1-6)
atau
mb
(Nursala
indakan
an
R
m,2008)
yang
ga
dapat
n
kek
berpeng
uat
aruh
an
padasika
fisi
p
k
penerim
3
Su
anya.
mb
an
ga
n
me
teri
al
4 Su
mb
an
ga
n
mo
No Partisipasi
ril

suami

Variabel dan Definisi Oprasional, Variabel adalah


perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lainlain). (soeparto, dkk.200:54) Variabel dalam
penelitian ini adalah partisipasi suami dalam
memilih kontrasepsi implant. Definisi Operasional
adalah definisi berdasarkan karakteristik (variabel)
yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan
tersebut (Nursalam, 2008).
Tabel 4.5 Definisi Operasional Partisipasi Suami
Dalam Memilih Kontrasepsi Implant di Desa
Brangkal
Kecamatan
Bandakedungmulyo
Kabupaten Jombang

HASIL
5.3
Data Khusus
5.3.1
Distribusi
frekuensi
responden
berdasarkan partisipasi suami kepada istri dalam
memilih kontrasepsi implant.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
partisipasi suami kepada istri dalam memilih
kontrasepsi implant dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu dukungan aktif, sedang, dan pasif
dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan partisipasi suami kepada istri dalam
memilih kontrasepsi di Desa Brangkal Kecamatan
Bandar Kedung Mulyo Kabupaten Jombang pada
bulan Juni 2014.

Aktif

14

Sedang

2
1
35

Total

Persentase
Sumber: Data primer, 2013
(%)
40,
Berdasarkan
tabel
2
00
menunjukan bahwa dari 35
60,
responden sebagian besar
00
menunjukan partisipasi sedang
100
yaitu sebanyak 21 responden
(60,00%). Hasil penelitian yang sudah dilakukan di
Desa Brangkal Kecamatan Bandarkedungmulyo
Kabupaten
Jombang
menunjukkan
bahwa
partisipasi didesa tersebut adalah partisipasi
sedang, dapat dilihat dari tabel 2 yang menunjukan
bahwa partisipasi suami dalam memilih kontrasepsi
implant adalah partisipasi sedang. Penyebabnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor
umur, pendidikan, pekerjaan, pernah atau tidaknya
mendapatkan informasi, dan sumber informasi.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi suami
kepada istri dalam memilih kontrasepsi implant
salah satunya yaitu umur menunjukan bahwa
hampir setengah responden berumur 30 35 tahun.
Menurut peneliti, usia 30-35 tahun masih giatgiatnya bekerja sehingga mereka berpandangan

Jumlah

5
bahwa KB adalah urusan perempuan, namun suami
tetap dapat memberikan partisipasinya berupa
partisipasi finansial. Menurut Huclok, makin cukup
umur tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan, 2010).
Faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam
memilih kontrasepsi implant adalah pendidikan
dimana hampir setengah dari responden
berpendidikan terakhir SLTP/SMP yaitu 15 orang.
Menurut peneliti pendidikan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan suami dalam
memberikan partisipasinya kepada istri dalam
memilih kontrasepsi implant karena biasanya orang
yang berpendidikan rendah akan bertindak masa
bodoh dalam berpartisipasi untuk memilih
kontrasepsi implant dan menganggap hal itu adalah
urusan perempuan sedangkan tugas suami hanya
mencarikan nafkah untuk istrinya. Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah
cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan
dan
kebahagiaan.
Pendidikan
diperlukan
untuk
mendapatkan
informasi.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk prilaku seseorang. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin mudah menerima
informasi (Notoatmojo, 2007). Menurut teori
Koentjoroningrat yang dikutip oleh Nursalam
(2003), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin baik pula kemampuan
seseorang dalam berfikir dan menerima informasi
sehingga semakin baik pula pengetahuan yang
didapat. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh
dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang
datang baik dari luar maupun dari dalam. Orang
yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dibanding
mereka yang tidak berpendidikan.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam
memilih kontrasepsi implant adalah pekerjaan.
Menurut Mubarok (2011) lingkungan pekerjaan
dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pekerjaan adalah kebutuhan yang
harus dilakukan untuk menunjang kehidupan
keluarganya.
Pekerjaan
bukanlah
sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan
mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan
banyak tantangan (Nursalam, 2001).
Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi suami
dalam memilih kontasepsi implant adalah informasi
tentang pentingnya partisipasi. Menurut peneliti
informasi yang baik adalah informasi yang dapat
diserap oleh suami serta dapat di aplikasikan pada
saat yang tepat. Dengan informasi yang diperoleh
suami, maka informasi yang diterima akan
mendorong suami untuk melakukannya dalam

kehidupannya. Informasi merupakan hal yang


paling penting dalam faktor pengetahuan, dimana
semakin banyak informasi yang didapat tentang
kelebihan-kelebihan KB implant akan mampu
mengarahkan
keinginan
seseorang
untuk
berpartisipasi dalam memilih kontrasepsi implant
karena dalam penerimaan informasi tersebut
seseorang akan mendapatkan pengetahuanpengetahuan baru tentang KB implant sehingga
mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam
memilih kontrasepsi implant. Hal ini sesuai dengan
teori Mubarok (2011)
Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi suami
dalam memilih kontrasepsi implant adalah sumber
informasi tentang pentingnya partisipasi suami
dalam memilih kontrasepsi implant. Menurut
peneliti tenaga kesehatan adalah orang yang tepat
dalam memberikan saran dan masukan pada suami
mengenai kontrasepsi implant dan pentingnya
partisipasi suami dalam memilih kontrasepsi
implant peran tenaga kesehatan dalam masyarakat
memiliki suatu pengaruh penting terhadap suatu
keputusan seseorang yang berkaitan dengan
memberikan dukungan pada istri dalam
menentukan jenis kontrasepsi. Sebagai pelayan
medis dan penyampai informasi yang menjadi
tugas pokoknya, para tenaga kesehatan harus
mengenalkan tujuan, manfaat, dan waktu dalam
memberikan partisipasinya kepada istri. Informasi
secara adekuat adalah informasi yang diberikan
oleh ahlinya. Kepercayaan untuk konseling
mengenai hal yang dialami saat ini pada sumber
yang tepat yang mewujudkan sebuah kepercayaan
yang besar (ilham, 2013) Sedangkan menurut
Azwar (2007) media massa atau sumber informasi
merupakan sarana komunikasi yang membawa
pesan-pesan yang mengarahkan opini seseorang
terhadap suatu masalah atau kejadian. Informasi
juga merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam
membentuk
pemahaman
seseorang.
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang juga
dipengaruhi oleh informasi. Semakin banyak orang
menggali informasi baik dari media cetak maupun
media elektronik maka pengetahuan yang dimiliki
semakin meningkat (Notoatmojo, 2003). Informasi
memberikan pengaruh pada seseorang meskipun
seseorang mempunyai pendidikan yang rendah.
Tetapi jika dia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media, maka hal ini akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Dengan
memberikan informasi tentang mencapai cara-cara
hidup sehat dan sebagainya akan meningkatkan
pengetahuan
masyarakat.
Selanjutnya
pengetahuannya akan menumbuhkan kesadaran dan
pada akhirnya akan menyebabkan orang berprilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil
atau perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
karena didasari pada kesadaran mereka sendiri dan
bukan paksaan (Notoamojo, 2007).
.

6
Hidayat,
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa partisipasi suami dalam
memilih kontrasepsi implant di Desa Brangkal
Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Kabupaten
Jombang sebagian besar menunjukan partisipasi
sedang.
Bagi Bidan Desa hasil penelitian ini di harapkan
dapat dijadikan acuan bagi bidan untuk
meningkatkan KIE (Konseling, Informasi, dan
Edukasi) tentang KB implant terutama pada suami
agar ikut serta dalam memilih jenis kontrasepsi
yang akan digunakan oleh istrinya. Bagi dosen
diharapkan bagi Dosen STIkes Icme melakukan
pengabdian dimasyarakat bersosialisasi dengan
cara membagikan liftlet dengan mengajak
mahasiswa kebidanan, karena dosen tidak hanya
sebagai pengajar tapi juga sebagai peneliti. Bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dan pedoman dalam
pelaksanaan penelitian yang akan datang.
Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tentang
pengalaman suami dalam berpartisipasi dalam
memilih kontrasepsi implant atau hubungan
partisipasi suami dengan partisipasi dalam memilih
kontrasepsi implant.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta
Budiarto, E.(2002). Biostatiska untuk Kedokteran
dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Chusnah.
(2008).
Tingkatan
Partisipasi.
Yogyakarta: Fitramaya.
Dinkes Jatim. (2013). Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Alimul. (2007). Metode Penelitian


Kebidanan dan Tehnik Analisis. Jakarta:
Salemba Medika
Irine, Siti. (2011). Inovasi partisipasi. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Manuaba, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC
Mansjoer, A. (2011) . kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuha Medika
Nasir, (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo, Soekidjo.2(010). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilakau. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Purwanto, H. (2007). Pengantar Perilaku Manusia.
Jakarta: EGC
Rusmi, Hidayatun. (2008). Teori Motivasi. Jakarta:
PT Graha Laka off set
Saifudin. (2008). Partisipasi. Jakarta: JNPKKRPOGI
Sastropoetro. (2010). Partisipasi masyarakat.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
SKDI. (2013). Survey Demografi & Kesehatan
Indonesia. Jakarta: EGC
Widiastuti, (2008). Prinsip partisipasi. Jakarta: CV.
Sagung Seto
Winkjosastro, Hanifa. (2007). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBPSP

Anda mungkin juga menyukai