Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM DRAINASE
Dosen :
Ir. Ussy Andawayanti, MS.

JUDUL:

LAPORAN HASIL SURVEY


DRAINASE LAHAN PERTANIAN
Di susun oleh :
Fauziah R. Anggraini
Ratu Anita Rachmawati
Elfira Dyah Setyowati
Maylita Widi Astari

135060400111013
135060401111071
135060407111003
135060407111029

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2014
LAPORAN HASIL SURVEY
DRAINASE LAHAN PERTANIAN

1. Landasan Teori
Menurut Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase adalah mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan
irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan
untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
Drainase lahan pertanian didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu lahan yang sudah tidak
diperlukan tanah dan tanaman, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasaldari hujan lokal maupun air
kiriman dalam tempo yang sesingkat - singkatnya,sistem ini juga dimanfaatkan pada musim
kering untuk meningkatkan kondisi tanah (salinitas) di daerah yang bersangkutan.
Faktor drainase dalam suatu kawasan atau wilayah atau kota merupakan harga mati
yang harus dikaji dengan serius. Buruknya system drainase suatu lahan pertanian bisa
dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang akandating, kasus genangan air, banjir
adalah beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan.
a.
1)

Jenis jenis drainase


Menurut sejarah terbentuknya:

a)

Drainase alamiah (natural drainage)

Terbentuk secara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.


b)

Drainase buatan (artificial drainage)

Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.


2)

Menurut letak bangunan:


a)

Drainase permukaan tanah (surface drainage)

Suatu sistem pembuangan air untuk menyalurkan air di permukaan tanah. Hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.
b)

Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)

Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.


3)

Menurut fungsi :
a)

Single purpose

Suatu jenis air buangan: air hujan, limbah domestik, limbah industri, dan sebagainya.
b)

Multi purpose

Beberapa jenis air buangan tercampur.


4)

Menurut konstruksi :
a)

Saluran terbuka

b)

Saluran tertutup

b.
1)

2)

Sistem dan permasalahan drainase


Sistem drainase dibagi menjadi:
a)

tersier drainage

b)

secondary drainage

c)

main drainage

d)

sea drainage

Permasalahan drainase:
Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang

mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :

a)

Peningkatan debit

Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan


pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase
menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan
terjadilah genangan.
b)

Peningkatan jumlah penduduk

Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari


pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh
penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatan penduduk juga selalu diikuti
oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
c)

Amblesan tanah

disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian
kota berada dibawah muka air laut pasang.
d)

Penyempitan dan pendangkalan saluran

e)

Reklamasi

f)

Limbah sampah dan pasang surut

c.

Bangunan Penunjang Sistem Drainase

Untuk menjamin berfunsinya saluran drainase secara baik maka diperlukan bangunanbangunan pelengkap ditempat-tempat tertentu. Jenis bangunan pelengkap yang dimaksud
meliputi:
1.

Bangunan silang, seperti gorong-gorong

2.

Bangunan pemecah energi, seperti bangunan terjun dan saluran curam

3.

Bangunan pengaman erosi, seperti ground sill/leveling structure

4.

Bangunan inlet, seperti grill samping/datar

5.

Bangunan outlet, seperi kolam loncat air

6.

Bangunan pintu air, seperti pintu geser, pinta atomatis

7.

Bangunan rumah pompa

8.

Bangunan kolam tandum/pengumpul

9.

Bangunan lobang control

10. Bangunan instalasi pengolahan limbah


11. Peralatan penunjang, berupa AWLR, ORR, Stasiun meteorologi, detektor kualitas air

12. Dan lain sebagainya.


Semua bangunan tersebut tidak harus ada pada setiap jaringan drainase. Keberadaannya
tergantung pada kebutuha setempat yang biasanya dipengaruhi oleh fungsi saluran, kondisi
lingkungan dan tuntutan akan kesempurnaan jaringannya.
2. Hasil Survey 1
2.1 Keterangan Lokasi :

Lokasi
Watu Survey
Ukuran petak sawah
Tanaman

: Jalan Sudimoro, Malang


: 30 September 2014, pukul 16:00
: 21 x 10 meter
: Padi

Gambar 2.1 Petak Sawah

Dimensi Saluran Irigas


Kedalaman air saluran irigasi

: Lebar 0,6 m, tinggi 0,15 m


: 8 10 cm

Gambar 2.2 Saluran Irigasi

Dimensi saluran drainase


Kedalaman air saluran drainase

: Lebar 0,75 m, tinggi 0,26 m


: 8 17 cm

Gambar 2.3 Saluran Drainase


2.2 Keadaan Sistem Irigasi Petak Sawah
Petak sawah yang dijadikan objek dekat dengan jalan raya sekitar pemukiman dengan
ketinggian yang cenderung lebih rendah dibanding petak lainnya. Keadaan sistem irigasi pada
petak sawah yang didapati adalah saluran yang ukurannya relatif lebih kecil dari pada saluran
drainase petak sawah tersebut, selain itu salurannya lebih landai dari saluran drainasenya,
alirannya cenderung lebih stabil. Salurannya terlihat kotor meskipun sampah yang ada tidak
sebanyak saluran drainasenya karena letaknya lebih tinggi dibanding saluran drainase
sehingga sampah banyak yang mengalir dan tersendat di saluran di sal drainasenya,namun
diketahui bahwa saluran irigasi cenderung landai dan adanya sampah ini menghambat aliran
untuk menyebar luaskannya ke areal sawah.
Pada sistem irigasi untuk petak sawah ini tidak ditemukan bangunan pembagi, dan
pengukur seperti pintu air, air terlihat mengalir begitu saja apalagi sepanjang salurannya tidak
terawat, dengan adanya sampah air terlihat cenderung tergenang.

2.3 Keadaaan Sistem Drainase Petak Sawah


Pada sawah yang telah diamati kami mendapatkan bahwa saluran drainase berupa
saluran terbuka untuk petak sawah tersebut kurang baik. Terdapat bangunan penangkap atau
terjunan pada saluran drainase yang bertujuan untuk membendung air pada ketinggian
tertentu karena ketinggian lahan dan saluran drainanse untuk petak sawah tersebut cenderung
sama sehigga untuk mengalirkan air yang berlebih ke sungai harus di naikan dahulu muka
airnya, namun bangunan tersebut juga terlihaat kotor.
Pada saluran drainase terdapat gorong-gorong karena terdapat jalan atau jembatan
diatas saluran. selain itu aliran juga tersendat dan tergenang karena terdapat sampah yang
menutupi saluran. Keadaan saluran drainase yang kurang baik ini mengahawatirkan akan
terjadi banjir diarea sekitar lahan ketika musim hujan tiba.
Jadi dari hasi survey yang kami lakukan didapatkan beberapa poin tentang
permasalahan sistm saluran Drainase pada sawah tersebut diantaranya :
a. Penyempitan dan pendangkalan saluran air. Air yang berlebih dari lahan tidak terlihat
mengalir dengan baik, dibeberapa titik banyak yang terlihat tergenang, dan kotor.
b. Manajemen pengelolaan dan pemeliharaan serta perkembangan sistem drainase yang
ada kurang baik, dan belum efektif.
c. Masalah sampah dan kebersihan, terlihat banyak tumpukan sampah dipinggiran
aliran.
d. Sistem drainase tidak dilengkapi dengan bangunan pelengkap yang menunjang seperti
pompa air bangunan pembagi dan pintu air. Padahal adanya bangunan ini sangat
pentingg untuk mencegah gengangan, dan mengontrol dbit air yang ada, sehingga
diperkiraan akan ada banjir saat musim hujan.
Sistem drainase yang buruk ini dipengaruhin oleh beberapa faktor diantara :
a. Lokasi sawah terletak di sekitar daerah pemukiman penduduk sebelah jalan raya, dan
sungai dekat sawah tersebut tidak bersih
b. Oknum masyarakat yang kurang tanggap dengan keberadaan sawah tersebut dan
lingkungan sekitar
c. Kurangnya perhatian pemerintah yang berwenang tentang pentingnya drainase bagi
masyarakat sekitar, sehingga sistem drainase yang ada di lokasi besar tetap berjalan
dengan baik namun di lingkungan kecil seperti sawah-sawah masayarakat sekitarnya
masih sangat mengkhawatirkan.
3. Kesimpulan dan saran

Dengan didasari pada teori yang ada dan hasil survey yang kami dapati, dapat
disimpulkan bahwa :

Keadaan sistem irigasi dan drainase pada suatu lahan/ sawah saling berkaitan

dan penting keberadaannya.


Keadaan sistem drainase/irigasi pada objek petak sawah termasuk kurang baik,

ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lokasi dan keadaan masyarakatnya
Sistem drainase dan irigasi jika tidak dimanfaatkan dengan seba.ik mungkin

maka malah akan menghasilkan bencana dikemudian hari.


Maka haruslah dilakukan pengelolaan, pemeliharaan dan evaluasi terhadap
adanya sistem irigasi dan irigasi pada suatu lahan yang ada, dengan meakukan
pengecekan rutin tentang keadaannya buruk/baik, kelayakan bangunan
penunjangnya, perbaikan yang dibutuhkan, sudah efektif atau belumkah sistem
irigasi dan drainase tersebut, sehingga sistem drainase/irigasi yang seharusnya
menghasilkan manfaat bagi tanaman dan tanah, tidak akan menyebabakna
genangan yang merugikan serta menurunkan kualitas tanaman dan tanah
tesebut.

Anda mungkin juga menyukai