Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
Cedera mungkin sudah sangat akrab di telinga kita terutama bagi penggemar olahraga
sepakbola. Sering kita melihat dan mendengar di lapangan saat ada kejadian benturan antar
pemain, atau jatuhnya pemain yang kemudian pemain itu merintih atau berteriak kesakitan
sambil memegang bagian dari tubuhnya yang sakit, tidak lama kemudian pemain itu dihampiri
oleh rekan-rekannya, setelah melihat bagian mana yang sakit salah seorang rekan mengatakan
bahwa si dia mengalami cedera
Kata cedera tidak pernah jauh dari pemain sepakbola, mengingat permainan ini banyak
menggunakan kerja otot tubuh dan kemungkinan berbenturan tubuh antar pemain juga sangat
tinggi. Cedera dapat berdampak langsung terhadap masa depan karir dan kehidupan ekonomi
keluarga dari pemain sepakbola. Cedera yang dialami pemain sepakbola biasa terjadi saat latihan
maupun pertandingan, secara sengaja atau tidak sengaja, karena faktor lapangan, gerakan tubuh
yang salah, berbenturan dengan pemain lain dan sebagainya. Bagian tubuh dari kepala hingga
ujung kaki pemain sepakbola berpotensi mengalami cedera ringan atau berat.
Cedera yang sering terjadi pada atlet adalah sprain yaitu cedera pada sendi yang
mengakibatkan robekan pada ligament. Sprain terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan
dan mendadak pada sendi, atau karena penggunaan berlebihan yang berulang-ulang. Sprain
ringan biasanya disertai hematom dengan sebagian serabut ligament putus, sedangkan pada
sprain sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkan bengkak. Pada sprain berat, seluruh serabut
ligamen putus sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasa dengan rasa nyeri hebat,
pembengkakan dan adanya darah dalam sendi (Petersion, 1986)(1).
Cedera sprain yang menjadi momok bagi atlet sepakbola adalah cedera anterior cruitate
ligament (ACL) Rupture dimana cedera ini merupakan salah satu cedera yang paling ditakuti.
dalam sepak bola cukup sering dan cedera tersebut sangat serius mempengaruhi karir pemain
dengan jangka pendek maupun jangka panjang disertai konsekuensi . Cedera ACL Rupture
adalah peristiwa yang sangat mempengaruhi kompetisi yang membutuhkan perawatan intensif
dan operasi bedah. Oleh karena itu atlet tidak bisa aktif untuk waktu yang lama dalam melakukan

aktivitas mereka sehari-hari seperti melakukan latihan dan bertanding untuk bisa meraih prestasi
yang lebih bersama klub yang mereka bela.
Ada kalanya posisi yang mereka sudah raih dengan perjuangan bisa diambil alih oleh
rekan setimnya. Pada saat klub sedang latihan dengan keras untuk meraih prestasi yang baik sang
atlet yang terkena cedera ini hanya bisa melihat dan menonton saja. Dari cedera tersebut tidak
jarang banyak pemain sepakbola yang stress akibat mengalami cedera ini awalnya prestasi atlet
bagus tetapi setelah mengalami cedera atlet tersebut mengalami penurunan performa
penampilannya dilapangan yang berimbas pada penurunan prestasi pada atlet. Contoh atlet
sepakbola yang pernah mengalami cedera ACL ini adalah Michel Owen, Abou Diaby, dan
Hamka Hamzah. Perawatan dan rehabilitasinya membuat sebagian besar pemain sepak bola
memang harus menepi dari kompetisi setidaknya empat bulan sampai delapan bulan .

BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN
2.1 CONTOH KASUS
Seorang atlet sepakbola berumur 25 tahun sedang dalam puncak perkembangan dan
karirnya sedang melejit. Dia menjadi pemain kunci bagi tim yang dia bela dan sering membuat
goal atau umpan untuk rekan setimnya. Suatu ketika pada saat pertandingan melawan rival
sekota dia mendapatkan cedera pada lututnya. Ketika dibawa ke fisioterapi dia didiagnosa
mengalami cedera ACL Rupture atau ligament pada lutut bagian depannya ada yang robek
sehingga harus beristirahat dari kompetisi dan menjalani operasi. Setelah melakukan operasi dia
terlihat stress karena cedera yang dideritanya dan tidak bisa bermain untuk beberapa bulan.
Dokter pun memberitahu dia harus beristirahat dan melakukan proses rehabilitasi selama 8
bulan. Padahal dia sedang dalam performa yang bagus dalam klubnya dan timnya memasuki
final suatu kejuaraan dan dia tidak dapat bermain pada pertandingan itu.
2.1.1 Definisi ACL Rupture
Cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) atau rupture ACL adalah robekan di salah satu
ligamen lutut yang menghubungkan tulang kaki atas dengan tulang kaki bagian bawah. ACL
berfungsi untuk menjaga kestabilan lutut2. Bagian ini paling sering mengalami cedera selama
aktivitas, terutama pada pergerakan yang kompleks seperti gerakan mendarat dan berputar.
Cedera ACL ini biasanya diakibatkan oleh gerakan yang tiba-tiba berhenti dari kecepatan tinggi
yang mengakibatkan kontraksi kuat dari otot quadariisep atau otot paha bagian depan.
Mekanisme lain dari cedera ini dapat diakibatkan oleh stress valgus, hiperekstensi dan eksternal
rotasi seperti pada mendarat saat melompat, dan rotasi internal yang berlebihan pada lutut varus
atau hiperekstensi. Faktor resiko yang berhubungan dengan cedera ACL meliputi kelemahan
sendi secara umum, perbedaan anatomi pada laki-laki dan perempuan, dan variasi biomekanikal
pada saat melompat atau mendarat.

2.1.2 Gejala Cedera Ligamen Lutut(5)

Nyeri, sering mendadak dan berat


Sebuah suara keras krek atau jepret selama cedera
Pembengkakan
Perasaan kelonggaran pada sendi
Ketidakmampuan untuk meletakkan berat badan pada titik tanpa rasa sakit

2.1.3 Derajat keparahan cedera


Tingkat keparahan cedera ligamen dinilai sebagai:(3)

GRADE I- Sebuah hamparan ringan, dengan nyeri ringan dan bengkak tetapi tidak ada
perpanjangan permanen atau kerusakan pada ligamen.

GRADE II- Ligamentum tertarik keluar. Ada rasa sakit umumnya lebih dan bengkak, dan
sering memar. Ligamen biasanya akan sembuh tanpa operasi. ligamen akan memiliki
beberapa kelemahan dibandingkan dengan normal, tetapi sendi akan sembuh dan
biasanya dapat berfungsi hampir normal dengan sedikit ketidakstabilan.

Ligamentum tertarik jauh sehingga robek menjadi dua. Sering kali ada rasa sakit yang
relatif sedikit. Namun sendi sangat tidak stabil dan sulit menampung beban bahkan
dengan tongkat. Lutut akan terlepas atau buckle. Sering memar di sekitar lutut. Operasi
sering kali diperlukan untuk perbaikan.

2.1.4 Stress
Stress adalah suatu tekanan yang terasa menekan dalam diri seseorang atau atlet.
Perasaan tertekan ini timbul karena banyak faktor yang berasal dari dalam diri sendiri atau
dari luar (Saparinah, 1982). Kemudian Singer (1986) mengemukakan bahwa ketegangan telah
menjadi perhatian para ahli psikologi olahraga. Telah diakui bahwa ketegangan berkembang
sejalan dengan peristiwa keolahragaan dan tidak dapat dihindari. Dalam olahraga kompetitif
akan muncul situasi tegang yang potensial(4).

2.2 Pembahasan
Tujuan rehabilitasi pada atlet yang mengalami cedera ACL rupture ini adalah untuk
mengembalikan kondisi fisik menjadi optimal lagi, dan juga memotivasi atlet agar tidak tertekan
karena pengaruh cedera yang dialaminya. Agar bisa tercapai tujuan tersebut diperlukanlah suatu
program rehabilitasi yang baik dimana pada rehabilitasi tersebut terdiri dari beberapa tim medis
yang akan bekerjasama satu sama lain yaitu dokter multidisipliner, fisioterapis terapis, dan
psikolog.

2.2.1 Penanganan Fisioterapi


Adapun masalah-masalah yang akan terjadi pada penderita cedera ini atlet akan mengalami
immobilisasi yang cukup lama pada daerah lututnya, sehingga adanya pengurangan dari massa
otot, gerakan pada lutut yang terkena cedera terbatas, kesulitan untuk berjalan, kekakuan otot
pasca operasi dan nyeri pasca operasi.

Planning yang akan dilakukan adalah

Meningkatkan ROM

Normalisasi gait

Restorasi kekuatan dari kaki yang cedera sampai kira-kira 80-90% dari kaki yang tidak
cidera.

Meningkatkan power dan strength

Mengoptimalkan gerak dan fungsi knee dextra ( lutut kanan ) sebagai pemain sepakbola

Untuk intervensinya akan menggunakan modalitas seperti Ultrasound (US) dan MWD.
Penggunaan modalitas ini digunakan pada fase rehabilitasi setelah melakukan operasi yang
dimana. Ultrasound diberikan untuk meningkatkan sirkulasi darah ke daerah lutut, relaksasi
oto, mempercepat proses penyembuhan jaringan, dan mengurangi nyeri. Untuk MWD
diberikan karena daerah penetrasinya lebih dalam sampai jaringan capsuloligamenter
sehingga mengenai daripada ligament yang ada pada lutut. Manfaat dari pemberian MWD ini
adalah meningkatkan elastisitas jaringan ikat, meningkatkan nerve conduction / konduktivitas
syaraf & ambang rangsang, mengurangi nyeri dan spasme otot, meningkatkan proses reparasi
jaringan dengan peningkatan metabolisme.
Setelah pemberian modalitas fisioterapis memberikan massage dimana massage ini
berguna untuk merilekskan atlet serta melemaskan otot-ototnya yang kaku dan
menghancurkan jaringan yang pertumbuhannya tidak baik. Dan juga melakukan joint
mobilization untuk menambah dari pada luas pergerakan sendi lutut atlet sehingga nantinya
bisa menekuk lutut dan meluruskan lutut dengan baik dan tidak adanya kertebatasan pada
pergerakan lutut yang mengalami cedera. Setelah 6 minggu melakukan operasi atlet baru bisa
melakukan latihan untuk mengembalikan kondisi fisiknya. Latihan pada minggu-minggu ini
untuk meningkatkan kekuatan otot paha pada lutut yang mengalami cedera agar optimal
kembali dan menstabilkan lutut. Meningkatkan kapasitas fisik dengan latihan kardiovaskular
berupa lari atau latihan aerobic, melakukan latihan kelincahan yang bertujuan untuk melatih
kembali kegesitan dilapangan dan latihan untuk meningkatkan kecepatan.
2.2.2 Penanganan Psikologi
Pada kasus cedera ACL rupture ini tidak jarang atlet menjadi stress karena tidak bisa
bermain dengan waktu yang lama sehingga muncullah rasa kerinduan akan kembali
merumput dilapangan hijau baik itu berlatih atau tampil bermain bersama rekan setim. Ada
juga rasa takut tidak bisa kembali bermain ke kondisi sediakalanya. Tidak jarang atlet yang
mengalami cedera ini setelah berhasil sembuh mengalami penurunan prestasi dikarena stress
dan rasa takut tidak bisa kembali seperti sediakalanya.

Untuk penanganan psikis agar sang atlet tidak stress pada terapi psikis menggunakan
pendekatan teori person centered dimana salah satu teori nya mengatakan : formative
tendency (semua hal baik organis maupun non organis memiliki kecendrungan untuk
berkembang dari suatu bentuk sederhana menuju bentuk lebih kompleks) pengertian ini
menyangkut pada atlet yang cedera tersebut untuk ingin berubah dari hal sederhana menjadi
lebih kompleks terlihat bahwa keinginan yang besar untuk ingin memulai dan mencoba untuk
kembali berlatih dengan keadaan yang jauh dari keadaan normal. Ini merupakan salah satu
wujud sang atlet untuk berusaha maju untuk berubah menjadi hal yang kompleks atau lebih
baik dari sebelumnya. Actualizing tendency (kecenderungan manusia untuk bergerak menuju
pemenuhan potensi-potensinya) sang atlet yang cedera akan mulai merasakan menurunnya
kepercayaan diri akibat cedera, namun tuntutan profesi yang di jabat atlet merupakan tugas
yang harus diselesaikan secara tanggung jawab. akibat hal ini lah sang atlet akan berubah
untuk memenuhi kewajiban dengan potensi yang di miliki nya dengan cara mengembangkan
potensi yang ada di dalam diri nya.
Psikolog disini akan memulai dengan pendekatan psikoterapi dimana terapis membantu
klien melakukan reorganisir atau menyusun ulang kepribadiannya. ketika cedera, sang atlet
akan mengalami beberapa perubahan perilaku diantaranya : menurunnya kepercayaan diri,
minder karena merasa kemampuan sudah kurang optimal, merasa rendah diri. Sembari atlet
melakukan terapi dengan terapis, psikolog akan mulai untuk menyusun kembali atau menata
kembali perilaku yang akan menunjang untuk tidak membebani psikisnya. sehingga motivasi
dari psikolog akan membantu dalam hal psikis atlet yang sedang mengalami perubahan
menjadi lebih baik selain itu psikolog akan memberikan beberapa motivasi selama ia kembali
ke lapangan berupa , potensi yang dimiliki oleh atlet tersebut merupakan bakat alamiah yang
ditunggu-tunggu oleh penggemar nya, berikan penguatan dalam hal kepercayaan diri
sehingga sang atlet akan merasakan bahwa kembali ke lapangan bukan lah hal yang tidak
mungkin psikis atlet yang sedang mengalami penurunan dan terdapat stressor negatif dalam
dirinya sehingga diharapkan konseling pada psikolog dapat menghasilkan hasil yang
signifikan terhadap perilaku atlet untuk menjadi lebih baik.

BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Cedera ACL merupakan cedera yang memerlukan penanganan yang intensif dikarenakan
perawatannya yang tidak sebentar dan bisa berakibat pada keadaan psikis bagi yang terkena
cedera ini.
3.1.2 Untuk fisioterapis pada cedera ACL ini untuk bisa mengembalikan kondisi sang atlet agar
bisa optimal seperti pada saat sebelum terkena cedera dengan melakukan pelatihanpelatihan untuk membuat bagian yang cedera baik kembali dan agar terhindar dari cedera
yang sama lagi dengan memberikan edukasi.
3.1.3 Pada penanganan psikologi mengunakan pendekatan teori person centered tentang
formative tendency dimana ada keinginan yang kuat pada sang atlet untuk berubah dari
yang sederhana menjadi kompleks dan actualizing tendency yang kecenderungan manusia
untuk bergerak menuju pemenuhan potensi-potensinya. Setelah itu menyusun ulang
kepribadiannya yang berubah akibat dari cedera yang dideritanya dan memberikan
motivasi serta dukungan agar bisa kembali seperti sediakala lagi.
3.2 Saran
1. Atlet harus mengikuti prosedur yang diberikan fisioterapis dan tenaga medis lainnya agar bisa
pulih dengan cepat
2. Peran rekan-rekan setim dan keluarga sangat penting dimana untuk bisa memotivasi atau mensupport sang atlet tetap percaya diri menjalani perawatan dan bisa kembali seperti sediakalanya

DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Setiawan Faktor Timbulnya Cedera Olahraga Jurnal media ilmu keolahragaan
indonesia volume 1. Edisi 1. Juli 2011. Issn: 2088-6802
2. Maguire j., 2012. Anterior cruciate ligament pathology. Townsville orthopaedics and
sports

surgery,

australia.

Medscape.

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/307161-overview#showall (di akses pada tanggal


20 desember 2014)
3. Souryal t.o. Acl injury, acl rupture, acl surgery. Texas sports medicine and orthopaedic
group. Available from: http://www.txsportsmed.com/emedicineacl.php (di akses pada
tanggal 20 desember 2014)
4. Herman Psikologi Olahraga Jurnal ilara, volume i i, nomor 2, juli 2011, hlm. 1 7
5. Cedera
Lutut
Ligamen
ACL
Available
from:
http://rumahterapi2012.wordpress.com/tag/gejala-cedera-acl/ (di akses pada 20 desember
2014)

Anda mungkin juga menyukai