Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan


dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Sagala,
2014 : 1).
Pendidik memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas.Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan
baik.Hal tersebut bisa tercapai bila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat
pada waktunya dengan hasil belajar yang baik.Hasil belajar seseorang ditentukan
oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar
mahasiswa adalah pendidik profesional yang mampu mengelola pembelajaran
dengan metode-metode yang tepat, yang memberi bagi siswa untuk mempelajari
materi pelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih efektif (Sardiman,
2011 : 138).
Menetapkan prosedur, metode, dan tekhnik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif adalah metode atau tekhnik penyajian untuk
memotivikasi

anak

didik

agar

mampu

menerapkan

pengetahuan

dan

Pengalamannnya untuk memecahkan masalah berbeda dengan cara atau metode


supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian

untuk mengemukakan pendapatnya sendiri (Djamarah, 2006 : 7)


Faktor internal yaitu aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan aspek
psikologi (yang bersifat rohaniah).Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
lingkungan dan pertemanan. Berbicara masalah proses belajar mengajar di
perguruan tinggi, hubungan antara dosen dengan mahasiswa dalam berkomunikasi
sangat perlu. Apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa tidak harmonis,
dapat menciptakan komunikasi yang tidak baik. (priyanto, 2009 : 41)
Komunikasi turut menentukan untuk membuat manusia menjadi tahu dan
mendapatkan pengetahuan sebagai sumber ilmu.Pengetahuan pada mahasiswa
dapat dicerminkan oleh prestasi akademik dengan nilai indeks prestasi yang
didapat.Menciptakan komunikasi yang baik diperlukan kemampuan komunikasi
seperti menulis, membaca, berbicara, mendengarkan, dan berpikir (kemampuan
bernalar). Hal terpenting yang harus diperhatikan untuk mengukur keberhasilan
proses komunikasi, pada mahasiswa berupa prestasi akademik yang baik.
(priyanto, 2009 : 41)
Menciptakan hubungan yang harmonis, antara dosen dan mahasiswa tidak
hanya dilakukan di depan kelas, tetapi juga dilakukan melalui kegiatan belajar
mengajar

komunikasi

adalah

proses

yang

memungkinkan

seseorang

(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang verbal)


untuk mengubahperilaku orang lain (Communicate). Komunikasi tersebut dapat
menyebabkan hubungan timbal balik antara dosen dan mahasiswa, seperti dosen
dapat menanyakan keadaan mahasiswa dan mahasiswa juga dapat mengajukan

berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya.Menurut Belson dan Steiner.


( Mulyana : 2001)
Pada penerbitan Departement of Comunication University of Hawai
diberikan contoh-contoh untuk membuktikan communication as a social science.
Atas dasar itu, kepada mahasiswa diberikan mata kuliah mengenai asas-asas,
teori-teori, stuktur-struktur dan perkembangan strategi komunikasi untuk tujuan
sosial selanjutnya, Oleh sebab itu di Amerika Serikat muncul communicaton
science atau kadang-kadang dinamakan juga comuinicology yaitu ilmu yang
mempelajari gejala-gejala social sebagai akibat dari proses komunikasi massa,
komunikasi kelompok, dan komunikasi intarpersonal (Effendy, 2007: 4-6).
Perkembangan ilmu komunikasi di dataran Eropa menyebabkan
pentingnya mempelajari ilmu komunikasi. Jadi dalam rangka memperluas
wawasan ilmiah para mahasiswa, maka para mahasiswa wajib memahami ilmu
komunikasi (Effendy, 2007 : 72).
Komunikasi interpersonal yang efektif sudah lama dikenal sebagai salah
satu dasar untuk berhasilnya suatu organisasi. Perlu bagi seorang pemimpin untuk
mengetahui konsep-konsep dasar dari komunikasi agar dapat membantu dalam
mengelola organisasi dengan efektif (Muhammad, 2005 : 158).
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang
dapat langsung diketahui balikannya. Semakin bertambahnya orang yang terlibat
dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian

komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut (Muhammad,


2005 : 159).
Mata Kuliah Etikolegal kebidanan merupakan salah satu mata kuliah yang
terdapat dalam kurikulum di Diploma III Kebidanan, yang terdiri dari 2 SKS
(T=1, P=1) yang dipelajari pada semester III.
Dalam pekerjaan profesi sangat dihandalkan etik profesi dalam
memberikan pelayanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat
perilaku anggota profesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengalaman etika
membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral (Hanafiah, 2008 : 2).
Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan kebidanan adalah menjadikan
calon bidan lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan
emosional. Para pendidik masa lalu melihat perlu tersedia berbagai pedoman agar
anggotanya dapat menjalankan profesinya dengan benar dan baik. Para pendidik
dibidang kesehatan masa lalu melihat adanya rambu-rambu yang akan
mengingatkan para peserta didik yang dilepas di tengah-tengah masyarakat selalu
mengingat pedoman yang membatasi mereka untuk berbuat yang tidak layak
(Hanafiah, 2008 : 3).
Program Studi D-III Kebidanan Medica Bakti Persada Kota Subulussalam
merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan tingkat tinggi di bidang
Akademik dan profesional yang mengasuh mahasiswa yang kelak dapat menjadi
bidan yang bermutu dan profesional yang mengikuti etik profesi yang telah
ditetapkan guna menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB).

Dari hasil survey pendahuluan yang penulis dapatkan dari Program Studi
D-III Kebidanan Medica Bakti Persada Kota Subulussalam, hasil belajar mata
kuliah Etikolegal kebidananmasih ada yangmendapatkan hasil yang belum
maksimal selama 3 tahun terakhir. Data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1 :
Tabel. l
Data Hasil Nilai Mata Kuliah Etikolegal kebidanan 3 tahun terakhir
Akademi Kebidanan Medica Bakti Persada Kota Subulussalam
K Jumla Perse Kate Jumlah Perse Kate Jumlah PersKategJumla
Jumlah
Persen
at
h
gori
Mahasi
Ajaran
n gori Orang n
Orang en ori
h
2 0,3% B 3 orang % C
5
27 D
5 17% 15
2009/2010 eg
A Oran
Nilai
swa
12%
B
17%
10
47
28
2011/2012 A orang
2
8
C
8 24% orang
% D ooran
Tahun

2013/2014 A

11% B

42
19
6 29% orang
% D
Sumber : Bidang Evaluasi Akademi Kebidanan
Medica Bakti
%
orang
4

18% C

Persada Kota Subulussalam


Dari hasil survey awal tersebut maka di dapatkan pada tahun 2009/2010
terdapat 0,3 % mahasiswa yang mendapat nilai C dan 17% mahasiswa mendapat
nilai D, tahun 2008/2009 terdapat 47% mahasiswa mendapat nilai C dan 24%
mahasiswa mendapat nilai D ,dan tahun 2009/2010 terdapat 42% mahasiswa
mendapat nilai C dan 29% mahasiswa mendapat nilai D . Dari data tersebut dilihat
terjadinya peningkatan jumlah mahasiswa yang mendapat hasil yang belum
maksimal.

Hal ini disebabkan masih banyaknya dosen yang kurang

berkomunikasi dengan mahasiswa, dan pada kenyataannya dosen yang mengajar


kurang mampu untuk berkomunikasi dengan efektif dengan mahasiswa sehingga
menyebabkan mahasiswa kurang mengerti akan materi yang disampaikan oleh

dosen, media yang digunakan oleh dosen kurang bervariasi, dan mahasiswa segan
bertanya ataupun menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh dosen karena takut
salah sehingga mahasiswa kurang berpartisipasi aktif di dalam kelas dalam proses
belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana hubungan komunikasi interpersonal dosen dengan mahasiswa terhadap
prestasi belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan Medica Bakti Persada
Kota Subulussalam Tahun 2015?
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah

Apakah ada hubungan komunikasi interpersonal dosen

dengan mahasiswa terhadap hasil belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan


Medica Bakti Persada Kota Subulussalam Tahun 2015?
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


a. Seberapa besar kontribusi komununiksai interpersonal dosen dengan
mahasiswa terhadap hasil belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan
Medica Bakti Persada Kota Subulussalam Tahun 2015?
b. Untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal dosen dengan
mahasiswa terhadap hasil belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan
Medica Bakti Persada Kota Subulussalam Tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk :


a. Untuk mengetahui kecenderungan komunikasi interpersonal dosen dengan
mahasiswa terhadap hasil belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan Medica
Bakti Persada Kota Subulussalam Tahun 2015.
b. Untuk mengidentifikasi hasil belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan
Medica Bakti Persada Kota Subulussalam Tahun 2015.
c. Untuk mengetahui kuatnya hubungan komunikasi interpersonal dosen dengan
mahasiswa terhadap hasil belajar Etikolegal kebidanan di D-III Kebidanan Medica
Bakti Persada Kota Subulussalam Tahun 2015.
1.4.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan adalah:

1.4.1. Manfaat Secara Teoritis


a.

Menambah khasanah pengetahuan tentang pola yang menunjukkan hubungan


komunikasi interpersonal dosen dengan mahasiswa terhadap hasil belajar
Etikolegal kebidanan di Medica Bakti Persada Kota Subulussalam.

b.

Sebagai bahan acuan bagi peneliti yang akan meneliti selanjutnya hasil
belajar Etikolegal kebidanan di D-III Medica Bakti Persada Kota Subulussalam.
1.4.2. Manfaat Secara Praktis

a.

Sebagai masukan bagi mahasiswa agar lebih meningkatkan hasil belajar


khususnya Etikolegal kebidanan.

b.

Sebagai masukan bagi tenaga pengajar, pengelola pendidikan agar lebih


memperhatikan faktor yang bisa meningkatkan hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai