PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi terhadap waktu ekstrak yang
didapatan dengan menggunakan proses ekstraksi batch
Mengetahui pegaruh suhu ekstraksi terhadap hasil ekstrak yang
1.2.
Ekstraktor semacarn ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel
yang tidak terlalu halus.
Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang
dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut.
Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi campuran
yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor
yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.Pelarut akan
dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran
yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit.Dengan operasi ini
pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak
lebih tinggi.
Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat
ayak
ke
sebuah
ketel
destilasi,
menguapkan
pelarut
di
situ,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-
proses/pelaksanaan-proses-ekstraksi/
BAB II
PERCOBAAN
2.1.
Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
:
- Jumlah bahan (bayam merah) : 70 gram
- Volume pelarut (air)
:2L
B. Variabel berubah :
- Waktu ekstraksi
: 10,20,30,40,50 menit
- Suhu pelarut
: 50 oC dan 70 oC
2.2. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan:
- Kolom ekstraktor
- Tangku penampung (pemanas)
- Pompa
- beakerglass
- neraca digital
- piknometer
- thermometer
- stopwatch
- corong
- spektrofotometer
B. Bahan-bahan yang digunakan:
bayam merah
aquadest (H2O)
2.3.
Prosedur Percobaan
A. Persiapan Bahan
Menyiapkan bayam merah dipotong kasar sebanyak 70 gram
Memasukkan pelarut air sebanyak 2L ke dalam tangki pemanas
B. Preparasi larutan
Buat larutan besi sulfat 2-10 ppm sebanyak 100 mL
C. Menentukan Panjang Gelombang Maksimum
Pipet larutan besi sulfat 2 ppm sebanyak 50 mL
- Mengukur nilai %T dan A dari larutan 2 ppm dengan spektrofotometer
-
gelombang.
Membuat kurva hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi
menit.
Dan mengulangi kembali pada waktu yang sama dengan suhu 70 oC.
G. Menghitung densitas larutan warna
Menimbang piknometer kosong dan mencatat berat serta volume
-
piknometer kosong.
Mengambil beberapa mL larutan warna dan memasukkannya ke dalam
mencatatnya.
Menghitung massa jenisnya dengan menggunakan rumus:
2.4.
Gambar Peralatan
Keterangan gambar:
1. Thermo Controler
2. Tombol pompa
3. Tombol Heater
4. Tombol motor penggerak
5. Box control
6. Gate valve
7. Baut penyambung
8. Sprayer
berat produk
x100%
9. Kolom ekstraktor
10. Keranjang (tempat bahan)
11. Globe valve
12. Pompa
13. Check valve
14. Tangki pemanas
15. Heater
16. Flowmeter
Keterangan gambar:
1. Tombol turn on-off
2. Insert blank (larutan blanko)
3. Insert Unknown (larutan limbah)
4. Set tempat sampel
5. Skala pembacaan panjang gelombang ()
6. Set panjang gelombang
7. Kabel listrik
8. Set zero
9. Skala pembacaan (%T )
10. Set mode
11. Set function
Konsentrasi Fe(ppm)
2
Absorbansi
0,20412
0,45593
0,49894
0,49894
10
0,49080
t (menit)
Piknometer
Piknometer isi
(gr/ml)
13,84
44,27
1,2172
13,84
44,27
1,2172
13,84
44,13
1,2116
13,84
44,13
1,2116
13,84
43,72
1,1952
13,84
43,72
1,1952
13,84
43,71
1,1948
13,84
43,71
1,1948
13,84
43,68
1,1936
13,84
43,68
1,1936
13,84
43,22
1,1752
13,84
43,22
1,1752
rata-rata
kosong
1
10
15
20
25
30
1,2172
1,2116
1,1952
1,1948
1,1936
1,1752
No
t (menit)
Piknometer
Piknometer isi
(gr/ml)
13,84
43,72
1,19520
13,84
43,74
1,19600
13,84
43,77
1,19720
13,84
43,78
1,19760
13,84
43,8
1,19840
13,84
43,8
1,19840
13,84
43,81
1,19880
13,84
43,81
1,19880
13,84
43,71
1,19480
13,84
43
1,16640
13,84
44,1
1,21040
13,84
44,2
1,21440
rata-rata
kosong
1
5
2
10
15
20
25
30
t (menit)
%T
Absorbansi
41,5
0,3820
41,9
0,3778
A rata-rata
0,3799
1,1956
1,1974
1,1984
1,1988
1,1806
1,2124
10
15
20
25
30
39,6
0,4023
39,9
0,3990
36,5
0,4377
36,3
0,4401
10,4
0,9830
10,7
0,9706
10,3
0,9872
10,2
0,9914
10
1,0000
10,1
0,9957
0,4007
0,4389
0,9768
0,9893
0,9978
t (menit)
5
10
15
20
%T
Absorbansi
23,6
0,6271
23,6
21
0,6271
0,6778
21,2
20,4
0,6737
0,6904
20,5
19,8
0,6882
0,7033
19,9
0,7011
A rata-rata
0,6271
0,6757
0,6893
0,7022
25
30
19,8
0,7033
18,8
18,5
0,7258
0,7328
18,6
0,7305
0,7146
0,7317
t (menit)
10
15
20
25
30
Piknometer
Piknometer
Volume
rata-
kosong
isi
piknometer
(gr/ml)
rata
13,84
44,27
(mL)
25
1,2172
13,84
44,27
13,84
44,13
13,84
44,13
13,84
43,72
13,84
43,72
13,84
43,71
13,84
43,71
13,84
43,68
13,84
43,68
13,84
43,22
1,2172
25
1,2116
1,2116
25
1,1952
1,1952
25
1,1948
1,1948
25
1,1936
1,1936
25
1,1752
1,2172
1,2116
1,1952
1,1948
1,1936
1,1752
13,84
43,22
1,1752
t (menit)
Piknometer
Piknometer
Volume
rata-
kosong
isi
piknometer
(gr/ml)
rata
43,72
(mL)
1,19520
1,1956
1,19600
0.98920
1,19720
1,1974
1,19760
0.99600
1,19840
1,1984
1,19840
0.99760
1,19880
1,1988
1,19880
0.99680
1,19480
1,1806
1,16640
0.99840
13,84
13,84
10
13,84
13,84
15
13,84
13,84
20
13,84
13,84
25
13,84
13,84
30
13,84
13,84
43,74
43,77
43,78
43,8
43,8
43,81
43,81
43,71
43
44,1
44,2
1,2124
1,21040
13,84
10
15
20
25
30
t (menit)
%T
Absorbansi
A rata-rata
Konsentrasi
Fe (ppm)
10
15
20
25
30
41,5
0,3820
41,9
0,3778
39,6
0,4023
39,9
0,3990
36,5
0,4377
36,3
0,4401
10,4
0,9830
10,7
0,9706
10,3
0,9872
10,2
0,9914
10
1,0000
10,1
0,9957
0,3799
91,7414
0,4007
97,5183
0,4389
108,1390
0,9768
257,5532
0,9893
261,0226
0,9978
263,3998
t (menit)
%T
Absorbansi
A rata-rata
Konsentrasi
Fe (ppm)
10
15
20
25
30
23,6
0,6271
23,6
0,6271
21
0,6778
21,2
0,6737
20,4
0,6904
20,5
0,6882
19,8
0,7033
19,9
0,7011
19,8
0,7033
18,8
0,7258
18,5
0,7328
18,6
0,7305
0,6271
160,4133
0,6757
173,9229
0,6893
177,6967
0,7022
181,2891
0,7146
184,7190
0,7317
189,4605
Tabel 2.6.5.Hasil perhitungan %yield pada larutan warna untuk waktu ekstraksi
5,10,15,20,25,30 menit pada suhu 50 oC
Waktu
(menit)
5
10
15
20
25
30
Suhu(oC)
50
50
50
50
50
50
Konsentrasi
Massa
Fe (ppm)
produk(g)
30,43
117,60%
30,43
117,60%
30,29
117,06%
30,29
117,06%
29,88
115,48%
29,88
115,48%
29,87
115,44%
29,87
115,44%
29,84
115,32%
29,84
115,32%
29,38
113,55%
29,38
113,55%
91,7414
97,5183
108,1390
257,5532
261,0226
263,3998
%yield
%yield
rata-rata
117,6039%
117,0628%
115,4783%
115,4396%
115,3237%
113,5459%
Tabel 2.6.6.Hasil perhitungan %yield pada larutan warna untuk waktu ekstraksi
5,10,15,20,25,30 menit pada suhu 50 oC
Waktu
(menit)
5
Suhu(oC)
50
Konsentrasi
Massa
Fe (ppm)
produk(g)
30,43
117,60%
30,43
117,60%
160,4133
%yield
%yield
rata-rata
117,6039%
10
15
20
25
30
50
173,9229
50
177,6967
50
181,2891
50
184,7190
50
189,4605
30,29
117,06%
30,29
117,06%
29,88
115,48%
29,88
115,48%
29,87
115,44%
29,87
115,44%
29,84
115,32%
29,84
115,32%
29,38
113,55%
29,38
113,55%
117,0628%
115,4783%
115,4396%
115,3237%
113,5459%
Tabel 2.6.7.Hasil perhitungan regresi pada kalibrasi untuk larutan standart dengan
menggunakan Spektrofotometer
No
Konsentrasi Fe (ppm)
Absorbansi
x2
Xy
(x)
2
(y)
1,69897
3,3979
1,39794
16
5,5918
1,22185
36
7,3311
1,09691
64
8,7753
10
1,00000
100
10,0000
30
6,415668776
220
35,0961
2.7.
Grafik
Grafik 2.7.1. Hubungan antara panjang gelombang () dan absorbansi (A) dalam
penentuan panjang gelombang maksimum
Grafik 2.7.2. Hubungan antara konsentrasi larutan (x) dan absorbansi (y) dalam
penentuan persamaan mencari konsentrasi Fe didalam larutan.
Grafik 2.7.3. Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu operasi 50 oC
Grafik 2.7.4. Hubungan antara waktu (t) dan % yield pada suhu operasi 50 oC
Grafik 2.7.5. Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu operasi 50 oC
Grafik 2.7.6. Hubungan antara waktu (t) dan % yield pada suhu operasi 70 oC
BAB III
PEMBAHASAN
1.
2. Hubungan antara konsentrasi larutan (x) dan absorbansi (y) dalam penentuan
persamaan mencari konsentrasi Fe didalam larutan.
Berdasarkan teori yang ada maka di dapatkan persamaan linier dengan metode
interpolasi.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
y = ax+b
Berdasarkan hasil percobaan, pada grafik 2.7.2. didapatkan grafik yang sesuai
dengan teori. Sehingga didapat persamaan linier yang tersaji didalam grafik
untuk menentukan berapa konsentrasi Fe didalam larutan ekstrak.
3. Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu operasi 50 dan 70 oC.
Berdasarkan teori Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu
operasi 50 dan 70 oC adalah berbanding lurus. Dimana semakin besar densitas
maka jumlah yield yang didapat semakin besar.
%yield =
(berat produk)
x 100%
berat bahan baku
(berat produk)
x 100%
berat bahan baku
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
semakin besar densitas maka semakin besar pula %yield yang di dapat karena
%yield sendiri untuk perhitungannya berbanding lurus dengan densitas larutan
5. Dari grafik untuk Hubungan antara waktu operasi (t) pada suhu operasi 50 oC
antara lain: 10, 20 30, 40, 50 menit dan variasi % yield yang didapat antara
lain: 96,31%; 96,27%; 96,39%; 95,96%; 96,15%; 96,58% ; 96,81% ; 96.70%;
99.40% ; 100.56% hasil ini membuktikan sesuai dengan teori dimana
semakin lama waktu operasi maka semakin besar pula %yield yang di dapat
karena %yield sendiri untuk perhitungannya berbanding lurus dengan naiknya
densitas karena lamanya waktu operasi.
6. Dari grafik untuk Hubungan antara waktu operasi (t) pada suhu operasi 70 oC
antara lain: 10, 20 30, 40, 50 menit dan variasi % yield yang didapat antara
lain: 96,5797% ; 95,5749% ; 96,0386% ; 96,2319% ; 96,2319% ; 96,3865% ;
96,6570% ; 96,3092% hasil ini membuktikan sesuai dengan teori dimana
semakin lama waktu operasi maka semakin besar pula %yield yang di dapat
karena %yield sendiri untuk perhitungannya berbanding lurus dengan naiknya
densitas karena lamanya waktu operasi.
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA