Anda di halaman 1dari 2

1.

Standarisasi AgNO3 terhadap NaCl (Cara Mohr)


Kelompok Vol. AgNO3(ml)
21
11
22
11,2
23
8,2
24
11
Vrata-rata = 10,35 ml

V AgNO3 . N AgNO3

= V NaCl . N NaCl

10,35 . N AgNO3

= 10. 0,1

N AgNO3

= 0,09 N

2. Penentuan kadar NaCl pada ikan asin/telur asin


kelompok
Vol. AgNO3
21
19 ml
22
19,5 ml
Vrata-rata= 19,25 ml

kadar NaClikan=
kadar ikanasin=

Vol AgN O 3 NAgN O3


BM NaCl Fp 100
berat sampel ( mg )

19,25 0,09
58 10 100 =20
500

3.1. Bahan yang Digunakan


Bahan yang digunakan adalah perak nitrat, natrium klorida, indikator, sampel K dan aquades.
3.2. Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan yaitu buret 50 ml, statif dan klem buret, corong, labu Erlenmeyer,
labu takar 100 ml, pipet volume 1 ml, pipet volume 25 ml, gelas kimia dan gelas ukur.
3.3. Metode Percobaan
3.3.1 Prosedur Pembuatan dan pembakuan AgNO3 0,1 N
Pembuatan : Sejumlah perak nitrat P larutkan dalam air secukupnya hingga tiap 1000 ml
larutan mengandung 16,99 g AgNO3.
Pembakuan: Sejumlah natrium klorida P keringkan pada suhu 100 120oC. Timbang
saksama lebih kurang 250 mg, larutkan dalam 50 ml air. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N
menggunakan indikator 1 ml kalium kromat 5%, hingga terbentuk warna coklat merah lemah

Metode Mohr; metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan

penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi


akan

terjadi

endapan

perak

klorida

dan

setelah

titik

ekuivalen,

maka

penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan


membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Analisis kadar garam Analisis kadar garam ini menggunakan metode Khoman. Lebih
kurang 5 gram ikan asin yang dihaluskan lalu diekstrak dengan menggunakan 15 ml
aquades panas (100 OC), dibiarkan selama 15 menit hingga semua garam NaCl larut dan
terpisah dengan sampel. Hal ini dilakukan selama 8 kali. Cairan hasil ektraksi ditampung
dalam wadah lalu tambahkan dengan 3 ml kalium khromat 5% dan dititrasi dengan
AgNO3 0,1 N secara perlahan-lahan sampai warnanya menjadi merah bata (Zulfiar,
2010). Persentase NaCl menggunakan persamaan: % NaCl= [(ml AgNO 3 x N AgNO3 x
58,46) / (gram bahan x 1000) x 100 %
Kadar garam Titrasi argentometri dipakai untuk menentukan besarnya kadar garam
pada sampel ikan tenggiri asal Kabupaten Sarmi. Penggunaan argentometri dalam
penentuan kadar suatu zat dalam larutan dengan mengacu kepada titrasi berdasarkan
pembentukan endapan dengan ion Ag+. Khusus dalam penelitian ini, setelah larutan
garam ditambahkan indikator kemudian dititrasi dengan larutan AgNO 3. Indikator yang
dipakai adalah K2CrO4 5% (3 ml) yang ditunjukan dengan adanya perubahan warna dari
kuning jernih ke merah keruh pada akhir titrasi.
Hasil penelitian setelah dititrasi dengan AgNO3 , pada awalnya terbentuk endapan putih
AgCl. NaCl bereaksi dengan AgNO3 , setelah NaCl habis, maka AgNO3 bereaksi dengan
indikator K2CrO4. Bentuk endapan yang dihasilkan dalam penelitian ini berwarna merah
bata.
2 Ag+ (aq) + CrO4 (aq) Ag2CrO4(s) (endapan merah bata)
Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan kadar garam pada ikan asin tidak lebih
dari 20% karena kadar garam yang tinggi dapat memicu timbulnya hipertensi. Di sisi lain
konsentrasi atau kadar garam yang tinggi juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dalam daging ikan karena garam yang terdapat di jaringan ikan akan mengurai atau
menghilangkan oksigen dan jaringan ikan, sehingga pertumbuhan jasad renik yang
membutuhkan oksigen akan terhambat, garam dapat pula terurai menjadi ion natrium
dan ion klorida yang bersifat racun terhadap jasad renik (Siregar, 2004).
Garam merupakan komponen kimia yang bersifat bakteriostatik maupun bakteriosidal.
Bakteri mampu dibunuh oleh garam oleh karena sifatnya higroskopis garam sehingga
mampu menyerap air (sitoplasma) bakteri pada akhirnya sel bakteri mengkerut dan mati.
Ion Na+ dan Cl- pada garam juga bersifat toksin bagi beberapa bakteri.
Daftar Pustaka

Siregar, D. 2004. Ikan asin. Kanisius, Yogyakarta.


Standar Nasional Indonesia (SNI). 2009. Batas maksimum cemaran mikroba dalam
pangan .Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
Yenni Y. Salosa. 2013. Uji kadar formalin, kadar garam dan total bakteri ikan asin
tenggiri asal Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Depik, 2(1): 10-15

Anda mungkin juga menyukai