Lain-Lain
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Kirim Artikel
Search...
Tweet
A.
Pengertian
Pelabuhan
Perikanan
Apa yang disebut pelabuhan perikanan sebelum mengetahui pelabuhan perikanan anda harus tau
apa itu pelabuhan? Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempat kapal dapat bertambat
untuk melakukan bongkar muat barang dan sebagai tempat penyimpanan untuk menunggu
keberangkatan berikutnya.
Sedangkan Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perikanan yang berfungsi sebagai tempat
labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran, tempat pelaksanaan
pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan
penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar
operasional kapal perikanan (Alam Ikan 1).
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16/Men/2006 tentang
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan
yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar-muat ikan
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.
Menurut (Alam Ikan 2)
Pelabuhan perikanan merupakan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan petani
nelayan sekaligus mendorong investasi dalam bidang perikanan. Fungsi pelabuhan perikanan
dalam arti luas adalah sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan dalam bidang produksi,
pengolahan dan pemasaran.
TPI/PPI dan Pelabuhan Perikanan merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi perikanan,
karena di tempat itulah terjadi transaksi dari berbagai produk yang berkaitan dengan kegiatan
perikanan. Produk-produk tersebut di antaranya adalah barang-barang yang digunakan untuk
pembuatan / perbaikan kapal; pembuatan/perbaikan alat tangkap; perbaikan mesin; perbekalan ke
laut seperti solar, oli, garam, es, bahan makan; dan berbagai kebutuhan masyarakat nelayan
seperti pakaian, rokok, makanan/minuman dan lain sebagainya. Dengan demikian TPI/PPI dan
Pelabuhan Perikanan memiliki peranan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (growth pole)
di daerah-daerah pantai dan diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitarnya
(spread
effect).
Jenis
Pelabuhan (Berdasarkan
PP
N.69
Tahun
2001)
a. Pelabuhan dilihat dari Alamnya
Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya
berupa pelabuhan yang bersifat tradisional.
Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di
Liverpool, Inggris dan terusan Panama.
b. Pelabuhan dilihat dari Pelayanannya
Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis
dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu,
baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha
swasta seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat
tepung terigu.
c. Pelabuhan dilihat dari Lingkup Pelayaran
Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional
dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional
dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.
Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam
jumlah menengah.
Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah
kecil.
Bagikan :
C. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/ atau bongkar muat
yang dilengkapi dengan fasilitas Dasar, Fungsional dan Penunjang. Pelabuhan perikanan
selanjutnya dapat dibedakan lagi menurut kelas yaitu:
Memiliki minimum panjang dermaga 300 m dan minimum kedalaman kolam 3m.
Bisa menampung kapal berukuran lebih dari 60 GT sebanyak 100 unit kapal sekaligus
Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 200 ton / hari untuk pemasaran DN
maupun LN (Eksport).
Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan
Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman kolam 3m.
Jumlah ikan yang didaratkan minimum 50 ton / hari untuk pemasaran dalam negeri dan
memproduksi ikan berkomoditas eksport.
Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan
Pelabuhan Perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal kapal perikanan yang beroperasi
di perairan pantai serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan
sesuai dengan kapasitasnya.
Ciri cirinya
Mempunyai cadangan lahan darat seluas 10-30 Ha
Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan,
laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Memiliki fasilitas berlabuh bagi kapal-kapal perikanan < 50 GT sebanyak 25 unit kapal
sekaligus
Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 20 ton /hari untuk pemasaran daerah
sekitar atau untuk dikumpulkan dan dikirimkan ke pelabuhan perikanan yang lebih besar
Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan
Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan
b. Fasilitas fungsional:
Terdiri atas berbagai fasilitas pelayanan kebutuhan lain di areal pelabuhan seperti bantuan
navigasi, layanan transportasi, persediaan kebutuhan bahan bakar, penanganan dan pengolahan
ikan, perbaikan jaring, bengkel, komunikasi, dan sejenisnya.
c. Fasilitas penunjang:
Terdiri atas penunjang kegiatan seperti mess operator, pos jaga, pos pelayanan terpadu,
peribadatan, MCK, kos, dan fungsi pemerintahan.
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan
yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar-muat ikan
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.
Menurut (Alam Ikan 2)
Pelabuhan perikanan merupakan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan petani
nelayan sekaligus mendorong investasi dalam bidang perikanan. Fungsi pelabuhan perikanan
dalam arti luas adalah sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan dalam bidang produksi,
pengolahan dan pemasaran.
TPI/PPI dan Pelabuhan Perikanan merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi perikanan,
karena di tempat itulah terjadi transaksi dari berbagai produk yang berkaitan dengan kegiatan
perikanan. Produk-produk tersebut di antaranya adalah barang-barang yang digunakan untuk
Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam
jumlah menengah.
Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah
kecil.
Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas diluar pengawasan bea cukai.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan
dan Perikanan dibidang prasarana pelabuhan perikanan berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan merupakan pelabuhan perikanan yang diusahakan
karena sebagian sarana dan prasarana yang produktif dan ekonomis dikelola oleh Perum
Prasarana Perikanan SamuderaCab. Pekalongan. Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Th. 2004
fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah sebagai sarana penunjang kegiatan
perikanan, selanjutnya dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
PER.06/MEN/2007 disebutkan fungsi pelabuhan perikanan sbb:
Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan pengawasan dan
pengendalian serta pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan;
Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan;
Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi, dan pemasaran hasil perikanan di
wilayahnya;
Landasan Hukum :
1. Undang-undang R.I. No. 31 Th. 2004 tentang Perikanan;
2. Peraturan Pemerintah R.I. No. 11 Tahun 1983 tentang pembinaan kepelabuhanan;
3. SK. Menhub R.I. No.KM.35/AL.106/Phb.85 tentang : Pelabuhan Perikanan;
4. SK. Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.l0/MEN/2004 tentang Pelabuhan
Perikanan;
5. SK. Menteri Pertanian No. 1082/Kpts/OT-210/10/99 tentang : Tata Hubungan Kerja UPT
Pelabuhan Perikanan dengan instansi terkait dalam pengelolaan Pelabuhan Perikanan;
6. Peraturan Pemerintah R.I. No. 19 Tahun 2006 tentang Tarip PNBP;
PenerbitanSIB.
b.
c.
d.
Jenis Ikan :
Layang,Lemuru, Banyar, Bentong, Tongkol dan Tembang serta jenis ikan lainnya.
e.
f.
: Oktober-Nopember
g.
Musim terendah
: Januari - Pebruari.
Alur Pelayaran.
Sarana Navigasi.
Pelaksanaan kesyahbandaran
Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap merupakan fishing ground khususnya udang, cakalang
dan tuna. Pelabuhan PerikananSamudera mempunyai fasilitas sbb ;
Berkapasitas 370 kapal > 10 GT
Kolam utama seluas 7,74 ha, kedalaman- 3 LWS
Lahan/kavling industri seluas 127.304 m2 telah terpakai 48.669,7 m2 dan siap jual
78.634,3 m2 dengan sistem sewa maupun KSO
Potensi produksi pertahun sebesar 2.5 ton per km2 Usaha penangkapan ikan dan kegiatan
ekonomi perikanan 1ebih banyak dilakukan di daerah Ternate karena telah merupakan daerah
maju. Selain itu fishing ground cukup dekat dan potensi produksi masih tinggL Nelihat hal ini
ma..1ta pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan.
Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate ter1etak di Desa Bastiong, Kecamatan Pulau Ternate
Kabupaten Haluku Utara, Halulru dengan posisi pada 1270 22' 06" Bujur Timur dan 00 45' 53"
Lintang Utara.
Baca Juga : Sistem nerverum Struktur Anatomi Tubuh Ikan
Kabupaten Haluku Utara merupakan daerah kepulauw~ yang terdiri dari 320 pulau dengan luas
lautan 107 381 km2 atau 78% dari luas seluruh wilayah. Potensi produksi pertahun sebesar 2.5
ton per km2 Usaha penangkapan ikan dan kegiatan ekonomi perikanan 1ebih banyak
dila..1rukan di daerah Ternate karena te1ah merupakan daerah maju. Selain itu fishing ground
cukup dekat danpotensi produksi masih tinggL Nelihat hal ini ma..1ta pembangunan Pangkalan
Pendaratan Ikan ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan.
Fasilitas-fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate meliputi fasilitas pokok,
fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan. Fasilitas pokok meliputi dermaga, daratan pelabuhan,
jalan dan drainase. Fasilitas fungsional meliputi gedung pelelangan ikan, slipway, pabrik es, fish
storage, cool box, instalasi bahan bakar minyak, instalasi air bersih, instalasi listrik,
telekomunikasi, perbengkelan, tempat pengolahan, Balai Pertemuan Nelayan, kantor
administrasi, pos penjagaan, pagar keliling, tempat parkir dan wc umum.
Fasilitas tambahan meliputi perumahan dan fasilitas olahraga. Fasilitas-fasilitas yang tidak
terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate adalah break water, alur pelayaran, kolam
pelabuhan, rambu-rambu pelayaran, menara pengawas, kantin poliklinik, penginapan nelayan,
musholla dan perkantoran pengusaha perikanan. Sistem penjualan yang biasanya berlaku adalah
melalui pelaksana penjualan. Sistem ini cenderung merugikan nelayan, tetapi nelayan sanget
tergantung pada pelaksana.Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang
sekali waktu ada salahnya pula.
Oleh karena itu sektor ini menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Rembang. Untuk
mendukung perkembangan di sektor perikanan, di Kabupaten Rembang sendiri
terdapat 14 TPI (Tempat Pelelangan Ikan), dimana yang secara aktif beroperasi ada
11 TPI yang tersebar di 6 kecamatan di sekitar kawasan pesisir kabupaten
Rembang, yaitu Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke, Kragan, dan Sarang. Hampir 60%
hasil perikanan di Kabupaten Rembang berasal dari Kecamatan Rembang.
Keadaan pada saat ini PPP Tasik Agung memiliki 2 TPI, dan kedua TPI tersebut dapat
menampung banyaknya produksi ikan yang dilelang, tetapi pada 1015 tahun
mendatang prasarana tersebut tidak dapat menampung dan memberikan
pelayanan yang maksimal. Sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai, fasilitas yang ada
sekarang ini dirasa belum memadai. Masih cukup banyak fasilitas yang belum
tersedia di Pelabuhan Tasik Agung baik fasilitas pokok, fasilitas fungsional, maupun
fasilitas penunjang.
Ada beberapa fasilitas yang belum tersedia dan ada beberapa fasilitas yang sudah
tersedia tetapi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa bangunan sudah
tidak mendukung, bangunan yang ada sudah tua, rapuh, dan kotor. Kurang
tersedianya fasilitas di pelabuhan perikanan pantai Tasik Agung ini dikhawatirkan
akan mengurangi jumlah kapal yang mendaratkan kapalnya di PPP Tasik Agung
sehingga secara tidak langsung mengurangi jumlah Pendapatan Daerah. Dari
fenomena yang ada, maka perlu adanya perencanaan kawasan Pelabuhan, agar
untuk tahun kedepan Pelabuhan Rembang diharapkan memiliki fasilitas yang
memadai bagi nelayan dan produksi ikan dengan tujuan menjadi kawasan
Pelabuhan Perikanan Pantai yang representatif baik secara kualitas maupun
kuantitas. Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
yang merupakan kerjasama antara pemerintah republik indonesia dengan asian development
bank (adb) tertuang dalam naskah perjanjian luar negeri loan nos. 1570/1571 (sf) ino tanggal 2
februari 1998.
Pembangunan fisik dimulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Pada tanggal 4 juli 2004
dilakukan peresmian operasional penuh ppp tegalsari oleh presiden republik indonesia, dengan
pengelolaan sementara masih dikendalikan proyek cofish yang merupakan co-manajemen antara
departemen kelautan dan perikanan, dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa tengah dan
pemerintah kota tegal.
Perkembangan selanjutnya turun perda provinsi jawa tengah no. 5 tahun 2006, tentang perubahan
atas perda no. 1 tahun 2002, yang menetapkan bahwa ppp tegalsari menjadi unit pelaksana teknis
pada dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa tengah.
Ppp tegalsari merupakan unit pelaksana teknis pada dinas kelautan dan perikanan provinsi jawa
tengah yang dipimpin oleh seorang kepala ppp yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
Ppp tegalsari mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang dinas di bidang kepelabuhanan perikanan pantai. Untuk
melaksanakan tugas, ppp menyelenggarakan fungsi :
Penyusunan rencana teknis operasional tata pengusahaan, tata pelayanan dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan pantai;
Pelaksanaan kebijakan teknis operasional tata pengusahaan, tata pelayanan dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan pantai;
Pengelolaan ketatausahaan;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
D.
E.
1.
2.
3.
4.
Pada tahun 1978 pelabuhan perikanan pantai banjarmasin secara formal resmi
sebagai salah satu unit pelaksana teknis (upt) dibidang prasarana perikanan
dengan tingkatan status type c (pantai) dalam lingkup direktorat jenderal perikanan
departemen pertanian.
Selama kurun waktu maret 2001 sampai dengan juli 2003 adalah merupakan masa
proses transisi yang cukup lama sehingga terjadi kevakuman pejabat struktural
dengan biaya operasional yang sangat terbatas dan mengakibatkan sebagian
Posisi berada diantara 03o - 19' - 29" ls dan 114o - 33' -32" bt dengan batas-batas
wilayah sebelah utara : kab. Barito kuala; sebelah timur : kab. Banjar; sebelah
selatan : kab. Tanah laut; dan sebelah barat : sungai barito.
Areal tanah yang dipergunakan seluas 10.824 m2 dengan status hak guna pakai
dari pemda cq. Pemko banjarmasin, dengan pemanfaatan sebagai berikut : 6.317
m2 atau 58,36% untuk prasarana dan fasilitas pelabuhan; 753 m2 atau 6,93%
untuk lppmhp (terbakar 1996) dan jalan komplek seluas 2.500 m2 atau 23,09%.
Untuk luas lahan yang masih tetsedia adalah 1.524 m2
Pada alat tangkap purse seine, pengoperasiannya membutuhkan biaya yang mahal terutama jika
pengoperasiannya menggunakan dua kapal. Jika hasil tangkapan hanya sedikit, maka jumlah hari
dalam operasi penangkapan ditambah, dari 3-4 hari menjadi 5-6 hari hal ini dilakukan untuk
menghemat biaya dan meminimalkan kerugian dalam pengoperasian purse seine.
Alat tangkap pancing memiliki waktu pengoperasian yang lebih lama sehingga dapat
memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak.
Musim penangkapan di perairan pacitan berlangsung antara bulan mei hingga november. Pada
bulan desember hingga bulan april nelayan banyak yang berhenti melaut karena pada bulan ini
terjadi angin barat / paceklik.
Pada musim paceklik, nelayan tradisional yang melaut hanya 80%, dengan penghasilan turun
drastis yaitu hanya 20%-25% dari biasanya dengan daerah penangkapan di dalam teluk pacitan.
A.Tugas pokok dan fungsi Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Sesuai dengan surat keputusan kepala dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa timur nomor :
061.1 / 568 / 118.4 / 2008 tentang pembentukan organisasi balai pengelola pelabuhan perikanan
pantai tamperan kabupaten pacitan, maka balai pengelola pelabuhan perikanan pantai tamperan
mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Kedudukan balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp) tamperan adalah sebagai
lembaga / unit pelaksana teknis (upt) pada dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa
timur.
2. Tugas pokok balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp) tamperan adalah
melaksanakan sebagian tugas teknis tertentu di bidang pengelolaan pelabuhan perikanan
pantai, pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan.
3. Dalam melaksanakan tugas pokok, balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp)
tamperan mempunyai fungsi:
Tempat pelelangan ikan merupakan fasilitas fungsional di dalam pelabuhan perikanan yang
berfungsi meningkatkan nilai ekonomis atau nilai guna dari fasilitas pokok yang dapat
menunjang aktivitas di pelabuhan. Tempat pelelangan ikan adalah tempat dimana para penjual
dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan dengan cara pelelangan.
Fungsi TPI Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Fungsi dari tpi adalah:
1. Mendapatkan kepastian pasar dan mengusahakan stabilitas harga ikan yang layak bagi
nelayan / petani ikan maupun konsumen.
2. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan.
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah.
4. Memberdayakan koperasi nelayan / petani ikan.
5. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan nelayan / petani ikan.
6. Sebagai sarana pengumpulan data statistik perikanan.
7. Pusat pembinaan nelayan / petani ikan.
Teknis Pelelangan Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Adapun teknis pelelangan ikan di tpi tampran adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran peserta lelang (yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan).
2. Semua kapal diharuskan membongkar ikan di tpi tamperan untuk dilelang.
3. Pengelompokan menurut jenis ikan yang akan dilelang dalam keranjang lelang yang telah
disediakan.
4. Penimbangan ikan dan data timbang (karcis ikan) di masing-masing keranjang.
5. Penataan ikan di lantai tpi.
6. Pengecekan kualitas ikan dengan teliti oleh calon pembeli / bakul / pengambeg ikan yang
dilelang.
7. Sistem lelang yang berlaku (lelang dibuka dengan harga standar yang berlaku).
8. Penawar yang tertinggi dinyatakan sebagai pemenang lelang.
9. Sebelum diputuskan, juru lelang wajib mengulang sekali lagi harga tertinggi dan
menyebut nama penawar tertinggi.
Administrasi Pelelangan Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Administrasi pelelangan ikan antara lain:
karcis timbang dan karcis lelang
nota penjualan
nota pembelian
buku piutang
pembukuan (retribusi)
16. Bagi pembeli / pemenang lelang yang pembayarannya melebihi waktu yang ditentukan,
diberikan sanksi tidak boleh ikut lelang, selama belum melunasi tanggungannya.m.untuk
menghindari kerugian pemilik ikan atau nelayan, maka pekerja jasa yaitu bongkar-muat,
manol, penguras yang membongkar dan mengangkut ikan dari kapal ke tpi ataupun dari
tpi ke tempat pengolahan ikan, harus memiliki wadah organisasi untuk mempermudah
koordinasi dan pengaturan serta langkah pembinaan yang ditempuh dalam upaya-upaya
penertiban.
17. Ongkos pekerja / jasa angkut diberikan sesuai dengan kesepakatan yang telah berlaku dan
menghilangkan ongkos kerja secara cawukan / natura.
18. Untuk menghindarkan adanya petugas lelang, pekerja / jasa angkut atau petugas
keamanan yang berbuat kurang baik, maka perlu diberikan identitas khusus maupun
seragam agar mudah dikenal / diawasi.
19. Untuk ikan hasil tangkapan komoditi khusus (misalnya lobster) lelang dilakukan atas
kesepakatan nelayan, penyelenggara lelang dengan calon pembeli (tidak harus dilelang).
20. Peserta lelang harus meneliti kondisi ikan dengan cermat dan seksama (yang meliputi:
jenis ikan, keragaman size, kualitas ikan) sebelum dilakukan lelang.
21. Peserta lelang diharapkan mempunyai perwakilan khusus (checker) yang bertugas
menyaksikan proses pembongkaran dan pengelompokan ikan serta meneliti kondisi ikan
yang akan dilelang.
Ketertiban dan Keamanan di TPI Pelabuhan perikanan pantai pacitan
1. Penyelenggara lelang wajib mengusahakan suasana aman dan tertib.
2. Penyelenggara lelang dapat menunjuk petugas keamanan dalam jumlah yang cukup (yang
meliputi keamanan bongkar dan satpam tpi).
3. Penyelenggara lelang dapat bekerja sama dengan aparat keamanan di wilayahnya
(kamladu kabupaten pacitan).
4. Segala bentuk pelanggaran maupun tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan
penyelenggaraan lelang dikarenakan sanksi yang tegas
Tarif Retribusi Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Besarnya tarif retribusi berdasarkan peraturan daerah kabupaten pacitan nomor 5 tahun 2002
tentang retribusi tempat pelelangan ikan.
Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebesar 5% dari harga transaksi penjualan ikan hasil
lelang dengan ketentuan:
A. sebesar 2% dipungut dari nelayan / petani ikan / penjual.
B. sebesar 3% dipungut dari pedagang / bakul / pembeli.
Retribusi pelelangan ikan dimaksud pada ayat (1) harus dibayar tunai.
Rincian penggunaan retribusi pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:
A. sebesar 2% untuk pemerintah daerah
B. sebesar 0,5% untuk biaya operasional dan pemeliharaan tpi
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 19 Tahun 2006, tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak pada Departemen Kelautan dan Perikanan