Anda di halaman 1dari 43

o

Lain-Lain
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Kirim Artikel

Search...

Beranda Pelabuhan Perikanan Perikanan Mengetahui Tentang Pelabuhan Perikanan

Mengetahui Tentang Pelabuhan Perikanan


Bagikan :

Tweet
A.
Pengertian
Pelabuhan
Perikanan
Apa yang disebut pelabuhan perikanan sebelum mengetahui pelabuhan perikanan anda harus tau
apa itu pelabuhan? Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempat kapal dapat bertambat
untuk melakukan bongkar muat barang dan sebagai tempat penyimpanan untuk menunggu
keberangkatan berikutnya.
Sedangkan Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perikanan yang berfungsi sebagai tempat
labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran, tempat pelaksanaan
pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan
penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar
operasional kapal perikanan (Alam Ikan 1).
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16/Men/2006 tentang
Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan
yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar-muat ikan
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.
Menurut (Alam Ikan 2)
Pelabuhan perikanan merupakan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan petani
nelayan sekaligus mendorong investasi dalam bidang perikanan. Fungsi pelabuhan perikanan
dalam arti luas adalah sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan dalam bidang produksi,
pengolahan dan pemasaran.
TPI/PPI dan Pelabuhan Perikanan merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi perikanan,
karena di tempat itulah terjadi transaksi dari berbagai produk yang berkaitan dengan kegiatan
perikanan. Produk-produk tersebut di antaranya adalah barang-barang yang digunakan untuk
pembuatan / perbaikan kapal; pembuatan/perbaikan alat tangkap; perbaikan mesin; perbekalan ke
laut seperti solar, oli, garam, es, bahan makan; dan berbagai kebutuhan masyarakat nelayan

seperti pakaian, rokok, makanan/minuman dan lain sebagainya. Dengan demikian TPI/PPI dan
Pelabuhan Perikanan memiliki peranan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (growth pole)
di daerah-daerah pantai dan diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitarnya
(spread
effect).
Jenis
Pelabuhan (Berdasarkan
PP
N.69
Tahun
2001)
a. Pelabuhan dilihat dari Alamnya
Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya
berupa pelabuhan yang bersifat tradisional.
Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di
Liverpool, Inggris dan terusan Panama.
b. Pelabuhan dilihat dari Pelayanannya
Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis
dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu,
baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha
swasta seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat
tepung terigu.
c. Pelabuhan dilihat dari Lingkup Pelayaran
Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional
dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional
dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.

Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam
jumlah menengah.

Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani


secara nasional.

Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah
kecil.

d. Pelabuhan dilihat dari Perdagangan Luar Negeri


Pelabuhan Ekspor
Pelabuhan Impor
e. Pelabuhan dilihat dari Kapal yang Diperbolehkan Singgah
Pelabuhan Laut, Pelabuhan yang boleh dikunjungi kapal negara-negara sahabat.
Pelabuhan Pantai, pelabuhan yang hanya boleh dikunjungi kapal nasional.
f. Pelabuhan dilihat dari Wilayah Pengawasan Bea Cukai
Custom port, adalah wilayah dalam pengawasan bea cukai.
Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas diluar pengawasan bea cukai.

g. Pelabuhan dilihat dari Kegiatan Pelayarannya


Pelabuhan Samudra, contoh: Pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Nusantara, contoh: Pelabuhan Banjarmasin.

Pelabuhan Pelayaran Rakyat, contoh: Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

h. Pelabuhan dilihat dari Peranannya


Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo, seperti Pelabuhan
Singapura.
Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti Pelabuhan Merak.
Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan
perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan
serta
menjadi
tempat
distribusi
maupun
pasar
ikan.
Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan
Nusantara,
dan
Pelabuhan
Perikanan
Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:
Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
Perlindungan dari angin, ombak, dan petir

Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk

Karakteristik Pelabuhan Perikanan Ideal


Bagikan :
B. Karakteristik Pelabuhan Perikanan
Karakteristik Pelabuhan Perikanan yang ideal harus mempunyai sifat dan fasilitas-fasilitas
sehingga pelabuhan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Beberapa sifat alami harus dimiliki
agar pembangunan pelabuhan dapat dilakukan dengan biaya yang relatif kecil. Menurut (Alam
Ikan 3),
pelabuhan perikanan yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Jarak tidak terlalu jauh dari fishing ground


2. Lokasi berhubungan dengan daerah pemasaran ikan
3. Memiliki daerah yang luas untuk pendaratan ikan dan industri penunjang lainnya
4. Tempatnya menarik untuk tempat tinggal nelayan, penjual ikan dan pengusaha ikan
5. Aman dalam segala cuaca,
6. Aman secara alami dan buatan bagi kapal yang berlabuh dari segala cuaca waktu
7. Biaya masuk akal untuk mendapatkan kedalaman air yang memadai pada alur pelabuhan
dan pangkalan pelabuhan
8. Biaya untuk pengerukan pelabuhan murah
9. Daerah cocok untuk membangun pemecah gelombang, pangkalan pelabuhan, dan sarana
di pantai menjadi satu unit yang disesuaikan dengan perencanaan terpadu
10. Daerah luas sehingga tidak menyulitkan pengembangan pelabuhan.Fasilitas/Sarana
Pelabuhan Perikanan.

Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Bagikan :
C. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/ atau bongkar muat
yang dilengkapi dengan fasilitas Dasar, Fungsional dan Penunjang. Pelabuhan perikanan
selanjutnya dapat dibedakan lagi menurut kelas yaitu:

a. Pelabuhan Perikanan Samudra


Pelabuhan perikanan samudera mempunyai tugas melaksanakan tata operasional dan
pengelolaan sarana pelabuhan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, pelabuhan perikanan samudera mempunyai fungsi:
1. Melakukan tugas tata operasional
2. Melakukan penataan pemanfaatan, perencanaan dan rehabilitasi pembangunan serta
pengembangan daerah pelabuhan
3. Melakukan pengelolaan sarana pelabuhan dan pelayanan keperluan nelayan yang tidak
ditangani oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera;
4. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga pelabuhan
Pelabuhan Perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal- kapal perikanan yang beroperasi
di perairan samudera yang lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak jauh sampai ke
perairan ZEEI (Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia) dan perairan Internasional, mempunyai
perlengkapan untuk menangani (handling) dan mengolah sumberdaya ikan sesuai kapasitasnya
yaitu jumlah hasil ikan yang didaratkan.
Ciri cirinya :
Mempunyai cadangan lahan untuk pengembangan seluas 50 Ha
Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah laut territorial, Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia dan wilayah perairan Internasional.

Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin minimum 60 GT.

Memiliki minimum panjang dermaga 300 m dan minimum kedalaman kolam 3m.

Bisa menampung kapal berukuran lebih dari 60 GT sebanyak 100 unit kapal sekaligus

Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 200 ton / hari untuk pemasaran DN
maupun LN (Eksport).

Mempunyai sekurang-kurangnya 1 industri perikanan.

Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan

b. Pelabuhan Perikanan Nusantara


Pelabuhan perikanan nusantara mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan tata
operasional, pengelolaan dan pemeliharaan sarana pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, pelabuhan
perikanan nusantara mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan, penataan dan pemanfaatan, pembangunan serta pengembangan pelabuhan
2. Penataan operasional pelabuhan, koordinasi instansi terkait, keamanan dan ketertiban
3. Pelayanan kapal perikanan, masyarakat dan industri perikanan di lingkungan pelabuhan
4. Pemeliharaan dan perawatan sarana pelabuhan dan
5. Pengelolaan unsur tata usaha pelabuhan
Pelabuhan Perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal kapal perikanan yang beroperasi
di perairan Nusantara yang lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak sedang sampai
ke perairan ZEEI, serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan
sesuai dengan kapasitasnya yaitu jumlah ikan yang didaratkan.
Ciri cirinya :
Mempunyai cadangan lahan darat seluas 30-40 Ha
Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah laut teritorial dan wilayah Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia.

Dapat menampung kapal berukuran sampai dengan 60 GT sebanyak 50 unit kapal


sekaligus.

Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman kolam 3m.

Jumlah ikan yang didaratkan minimum 50 ton / hari untuk pemasaran dalam negeri dan
memproduksi ikan berkomoditas eksport.

Mempunyai sekurang-kurangnya 1 industri perikanan.

Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan

c. Pelabuhan Perikanan Pantai

Pelabuhan Perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal kapal perikanan yang beroperasi
di perairan pantai serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan
sesuai dengan kapasitasnya.
Ciri cirinya
Mempunyai cadangan lahan darat seluas 10-30 Ha
Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan,
laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

Memiliki fasilitas berlabuh bagi kapal-kapal perikanan < 50 GT sebanyak 25 unit kapal
sekaligus

Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 20 ton /hari untuk pemasaran daerah
sekitar atau untuk dikumpulkan dan dikirimkan ke pelabuhan perikanan yang lebih besar

Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan

d. Pangkalan Pendaratan Ikan


Pangkalan untuk pendaratan ikan hasil tangkapan yang berskala lebih kecil dari Pelabuhan
Perikanan Pantai ditinjau dari segi kapasitas penanganan jumlah produksi ikan, maupun fasilitas
dasar dan perlengkapanya
Ciri ciri :
Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan perairan
kepulauan.
Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT sejumlah 15 unit.

Jumlah Ikan yang didaratkan minimum sampai dengan 5 ton/hari

Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan industri
perikanan

Dekat dengan pemukiman nelayan

Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan


Bagikan :
D. Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan
Fungsi dan peranan pelabuhan perikanan mengacu pada Keputusan Menteri Perikanan dan
perundangan yang berlaku. Selain harus mengacu pada peraturan yang berlaku fungsi pelabuhan
perikanan juga harus disesuaikan dengan keadaan pelabuhan serta potensi yang ada.

a. Fungsi Pelabuhan Perikanan


Menurut (Alam Ikan 4) fungsi pelabuhan perikanan dapat dikelompokkan berdasarkan
pendekatan kepentingan, sebagai berikut:
1. fungsi maritim (tempat kontak nelayan dengan pemilik kapal)
2. fungsi komersial (menjadi tempat awal untuk mempersiapkan distribusi produksi
perikanan melalui transaksi pelelangan ikan), dan
3. fungsi jasa (jasa pendaratan ikan, jasa kapal penangkap ikan, jasa penanganan mutu
ikan).
b. Peranan Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan berperan sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan usaha di luat dan
di darat ke dalam suatu sistem usaha dan berdaya guna tinggi (Alam Ikan 5). Sedangkan menurut
pendapat (Alam Ikan 5) peranan pelabuhan perikanan meliputi beberapa aktivitas, antara lain:
1. pusat aktivitas produksi
2. pusat aktivitas distribusi, dan
3. pusat kegiatan masyarakat nelayan.

Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan


Bagikan :
D. Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan
Fungsi dan peranan pelabuhan perikanan mengacu pada Keputusan Menteri Perikanan dan
perundangan yang berlaku. Selain harus mengacu pada peraturan yang berlaku fungsi pelabuhan
perikanan juga harus disesuaikan dengan keadaan pelabuhan serta potensi yang ada.

a. Fungsi Pelabuhan Perikanan


Menurut (Alam Ikan 4) fungsi pelabuhan perikanan dapat dikelompokkan berdasarkan
pendekatan kepentingan, sebagai berikut:
1. fungsi maritim (tempat kontak nelayan dengan pemilik kapal)
2. fungsi komersial (menjadi tempat awal untuk mempersiapkan distribusi produksi
perikanan melalui transaksi pelelangan ikan), dan
3. fungsi jasa (jasa pendaratan ikan, jasa kapal penangkap ikan, jasa penanganan mutu
ikan).
b. Peranan Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan berperan sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan usaha di luat dan
di darat ke dalam suatu sistem usaha dan berdaya guna tinggi (Alam Ikan 5). Sedangkan menurut
pendapat (Alam Ikan 5) peranan pelabuhan perikanan meliputi beberapa aktivitas, antara lain:
1. pusat aktivitas produksi
2. pusat aktivitas distribusi, dan
3. pusat kegiatan masyarakat nelayan.

Fasilitas Pelabuhan Pelabuhan Perikanan


Bagikan :
E. Fasilitas Pelabuhan Pelabuhan Perikanan
Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 16/MEN/2006 menyatakan bahwa pelabuhan harus
dapat berfungsi dengan baik, yaitu dapat melindungi kapal yang berlabuh dan beraktivitas di
dalam areal pelabuhan. Agar dapat memenuhi fungsinya maka pelabuhan perlu dilengkapi
dengan berbagai fasilitas. Fasilitas pada pelabuhan perikanan dapat kita kelompokkan menjadi
sebagai berikut:
a. Fasilitas pokok:
Terdiri atas fasilitas perlindungan seperti breakwater, reventment, dan groin, dalam hal secara
teknis diperlukan, fasilitas tambat seperti dermaga dan jetty, dan fasilitas perairan pelabuhan
seperti kolam dan alur pelayaran, penghubung seperti jalan, drainase, gorong-gorong, dan
jembatan, serta lahan pelabuhan perikanan.

b. Fasilitas fungsional:
Terdiri atas berbagai fasilitas pelayanan kebutuhan lain di areal pelabuhan seperti bantuan
navigasi, layanan transportasi, persediaan kebutuhan bahan bakar, penanganan dan pengolahan
ikan, perbaikan jaring, bengkel, komunikasi, dan sejenisnya.
c. Fasilitas penunjang:
Terdiri atas penunjang kegiatan seperti mess operator, pos jaga, pos pelayanan terpadu,
peribadatan, MCK, kos, dan fungsi pemerintahan.

Ada tiga alternatif untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan perikanan, diantaranya:


1. Memperluas fasilitas yang ada.
2. Menambah jenis fasilitas yang ada.
3. Menambah jenis dan memperluas fasilitas yang ada
Sedangkan potensi pelabuhan perikanan pada suatu kawasan pusat pertumbuhan ditentukan oleh:
Potensi sumberdaya alam, manusia dan buatan yang
mendukung perkembangannya (potensi suplai).

Aspek lokasi (locational rent).

Aksesibilitas ke pasar (potensi permintaan).

PROFIL PELABUHAN PERIKANAN


Pelabuhan di indonesia mempunyai karakteristik berbeda-beda, antara lain contohnya sebagai
berikut:
1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
2. Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
3. Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
4. Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan
5. Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
6. Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
7. Pelabuhan Perikanan Pantai Rembang
8. Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
9. Pelabuhan Perikanan Pantai banjarmasin
10. Pelabuhan Perikanan Pantai Pacitan
11. Pelabuhan Perikanan Pantai Paotere
12. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu
13. Dan masih banyak pelabuhan lainnya

Mengetahui Tentang Pelabuhan Perikanan


Bagikan :
A.
Pengertian
Pelabuhan
Perikanan
Apa yang disebut pelabuhan perikanan sebelum mengetahui pelabuhan perikanan anda harus tau
apa itu pelabuhan? Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempat kapal dapat bertambat
untuk melakukan bongkar muat barang dan sebagai tempat penyimpanan untuk menunggu
keberangkatan berikutnya.
Sedangkan Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perikanan yang berfungsi sebagai tempat
labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran, tempat pelaksanaan
pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan
penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar
operasional kapal perikanan (Alam Ikan 1).
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16/Men/2006 tentang
Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan
yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar-muat ikan
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.
Menurut (Alam Ikan 2)
Pelabuhan perikanan merupakan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan petani
nelayan sekaligus mendorong investasi dalam bidang perikanan. Fungsi pelabuhan perikanan
dalam arti luas adalah sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan dalam bidang produksi,
pengolahan dan pemasaran.
TPI/PPI dan Pelabuhan Perikanan merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi perikanan,
karena di tempat itulah terjadi transaksi dari berbagai produk yang berkaitan dengan kegiatan
perikanan. Produk-produk tersebut di antaranya adalah barang-barang yang digunakan untuk

pembuatan / perbaikan kapal; pembuatan/perbaikan alat tangkap; perbaikan mesin; perbekalan ke


laut seperti solar, oli, garam, es, bahan makan; dan berbagai kebutuhan masyarakat nelayan
seperti pakaian, rokok, makanan/minuman dan lain sebagainya. Dengan demikian TPI/PPI dan
Pelabuhan Perikanan memiliki peranan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (growth pole)
di daerah-daerah pantai dan diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitarnya
(spread
effect).
Jenis
Pelabuhan (Berdasarkan
PP
N.69
Tahun
2001)
a. Pelabuhan dilihat dari Alamnya
Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya
berupa pelabuhan yang bersifat tradisional.
Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di
Liverpool, Inggris dan terusan Panama.
b. Pelabuhan dilihat dari Pelayanannya
Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis
dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu,
baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha
swasta seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat
tepung terigu.
c. Pelabuhan dilihat dari Lingkup Pelayaran
Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional
dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional
dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.

Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam
jumlah menengah.

Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani


secara nasional.

Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah
kecil.

d. Pelabuhan dilihat dari Perdagangan Luar Negeri


Pelabuhan Ekspor
Pelabuhan Impor
e. Pelabuhan dilihat dari Kapal yang Diperbolehkan Singgah
Pelabuhan Laut, Pelabuhan yang boleh dikunjungi kapal negara-negara sahabat.
Pelabuhan Pantai, pelabuhan yang hanya boleh dikunjungi kapal nasional.
f. Pelabuhan dilihat dari Wilayah Pengawasan Bea Cukai
Custom port, adalah wilayah dalam pengawasan bea cukai.

Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas diluar pengawasan bea cukai.

g. Pelabuhan dilihat dari Kegiatan Pelayarannya


Pelabuhan Samudra, contoh: Pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Nusantara, contoh: Pelabuhan Banjarmasin.

Pelabuhan Pelayaran Rakyat, contoh: Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

h. Pelabuhan dilihat dari Peranannya


Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo, seperti Pelabuhan
Singapura.
Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti Pelabuhan Merak.
Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan
perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan
serta
menjadi
tempat
distribusi
maupun
pasar
ikan.
Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan
Nusantara,
dan
Pelabuhan
Perikanan
Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:
Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
Perlindungan dari angin, ombak, dan petir

Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.

Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara


Pekalongan
Bagikan :
Tweet
Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas
tertentu, pelabuhan perikanan dibagi menjadi 4 yaitu Pelabuhan Perikanan Samudra, Pelabuhan
Perikanan Nusantara, Pelabuhan Perikanan Pantai dan Pangkalan Pendaratan Ikan. Berikut salah
satu contoh profil pelabuhan perikanan di indonesia :
Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Kedudukan dan Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan

Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan
dan Perikanan dibidang prasarana pelabuhan perikanan berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan merupakan pelabuhan perikanan yang diusahakan
karena sebagian sarana dan prasarana yang produktif dan ekonomis dikelola oleh Perum
Prasarana Perikanan SamuderaCab. Pekalongan. Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Th. 2004
fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah sebagai sarana penunjang kegiatan
perikanan, selanjutnya dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
PER.06/MEN/2007 disebutkan fungsi pelabuhan perikanan sbb:
Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan pengawasan dan
pengendalian serta pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan;
Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan;

Pelayananjasa dan fasilitasi usaha perikanan;

Pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan masyarakat perikanan;

Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produksi,


distribusi, dan pemasaran hasil perikanan;

Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi, dan pemasaran hasil perikanan di
wilayahnya;

Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari;

Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumber daya ikan, dan penanganan, pengolahan,


pemasaran, serta pengendalian mutu hasil perikanan;

Pelaksanaan pengumpulan,pengolahan,dan penyajian data perikanan serta pengelolaan


sistem informasi;

Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan kebersihan kawasan


pelabuhan perikanan;

Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Landasan Hukum :
1. Undang-undang R.I. No. 31 Th. 2004 tentang Perikanan;
2. Peraturan Pemerintah R.I. No. 11 Tahun 1983 tentang pembinaan kepelabuhanan;
3. SK. Menhub R.I. No.KM.35/AL.106/Phb.85 tentang : Pelabuhan Perikanan;
4. SK. Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.l0/MEN/2004 tentang Pelabuhan
Perikanan;
5. SK. Menteri Pertanian No. 1082/Kpts/OT-210/10/99 tentang : Tata Hubungan Kerja UPT
Pelabuhan Perikanan dengan instansi terkait dalam pengelolaan Pelabuhan Perikanan;
6. Peraturan Pemerintah R.I. No. 19 Tahun 2006 tentang Tarip PNBP;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.PER.06/MEN/2007


tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan;
8. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2003 tentang: Tempat Pelelangan
Ikan.
Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Visi PPN Pekalongan adalah terwujudnya PPN Pekalongan sebagai pusat pertumbuhan dan
pengembangan ekonomi perikanan terpadu,Misi yang diemban dalam mencapai Visi tersebut
adalah :
1. Meningkatkan kualitaspelayanan kepada penggunajasa pelabuhan;
2. Menciptakan system usaha yang kondusif;
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan perikanan;
4. Meningkatkan mutu, jaminan keamanan pangan hasil perikanan;
5. Meningkatkan pengendalian, pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan perikanan;
6. Meningkatkan Ketertiban, Keamanan dan Kebersihan (K3) di lingkungan pelabuhan
perikanan;
7. Meningkatkan PendapatanNegaraBukan Pajak (PNBP)
Pelayanan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Jenis pelayanan yang diberikan oleh PPN Pekalongan bagi pengguna jasa / masyarakat antara
lain :
1. Pelayanan Kapal Perikanan
a. Dilaksanakan oleh Perum :
Tambat dan labuh kapal perikanan
Pembongkaran hasil tangkapan.

Perbaikan kapal / docking dan alat tangkap

Pengisian bahan perbekalan (BBM, air, es, garam dll.)

b. Dilaksanakan oleh PPNP


Informasi peta fishing ground dari data satelit
Pelayanan perij inan kapal.

Kegiatan keluar masuk kapal perikanan.

PenerbitanSIB.

Implementasi LogBook perikanan.

2. Pelayanan Pemasaran dan distribusi ikan


a. Dilaksanakan oleh
Perum Pengadaan sewa Tempat Pelelangan Ikan
b.

Dilaksanakan oleh PPNP


Sanitasi dan higienis lingkungan
Distribusi air cuci ikan

Penyediaan air cuci ikan

Penyediaan TPI Higienis

Penyajian data-data statistic

Pengendalian mutu ikan

3. Pelayanan Masyarakat dan Industri Perikanan


a. Dilaksanakan oleh Perum
Penyediaan areal industri perikanan dengan fasilitas
penunjang (air, listrik, jalan lingkungan)
b. Dilaksanakan oleh PPNP
- Fasilitas WisataBahari
- Kios Iptek dan informasi hasil riset.
- Koordinasi pembinaan nelayan.
- Fasilitasi riset perikanan.
- Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan.
- Penyediaan Depo Logistik.
- Penyediaan alatberat.
- Kondisi Perikanan Tangkap
a.

Armada Perikanan Tangkap Perikanan Nusantara Pekalongan

b.

Produksi Perikanan Tangkap Perikanan Nusantara Pekalongan

c.

d.

Penyerapan Tenaga Kerja Perikanan Nusantara Pekalongan

Jenis Ikan :
Layang,Lemuru, Banyar, Bentong, Tongkol dan Tembang serta jenis ikan lainnya.

e.
f.

Alat penangkapan ikan:


Purse seine, Gillnet, Purse seine mini
Musim ikan:
Puncak musim ikan

: Oktober-Nopember

g.

Musim terendah

: Januari - Pebruari.

Daerah penangkapan ikan:


Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, Selat Makasar, Laut Utara NTB.

h. Usaha perikanan yang berkembang di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.


Fasilitas Pokok (Basic Facilities) :
Penahan Gelombang (Break Water) sebelah Timur 275 m
Penahan Gelombang ( Break Water) sebelah Barat 320 m

Dermaga (Quay ) sebelah Barat 345 m

Dermaga (Quay) sebelah Timur 220 m

Alur Pelayaran.

Sarana Navigasi.

Fasilitas Fungsional Yang Dimiliki Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan :


1. Tanah seluas 13.050 m2
2. Tempat Parkir.
3. Menara Air Bersih dan Jaringan Instalasi air 2 unit
4. Tempat Peristirahatan Nelayan seluas 131 m2.
5. Pasar Pengecer Ikan 135 m2.
6. Rumah Genset dan Genset 1 unit.
7. Kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan 376 m2.
8. BalaiPertemuanPPNPseluas214m2.
9. Unit Pengolah Limbah 2 unit.
10. Pagar Keliling sepanjang 600 m
11. Pos Pemeriksaan Terpadu 132 m2.
12. Drainase sepanjang 1.000 m
13. Pos Keamanan seluas 18 m2.
14. Jalan komplek pelabuhan sepanjang 1.150 m
15. Tempat Pelelangan Ikan Higienis 400 m2.
16. Talud sebelah Timur Sungai 70 m
17. Depo Logistik.
18. Kantor Syahbandar.

19. Laboratorium Mini.


20. Timbangan digital.
Fasilitas Fungsional Yang Dimiliki Perum PPS :
1. Tanah areal industri sebelah Timur sungai seluas 308.560 m2
2. Tanah sebelah Barat sungai seluas 45.280 m2
3. Perbengkelan 1 unit.
4. Slip Way ( Docking) 1 unit.
5. Tempat Perbaikan/penjemuran jaring.
6. Menara Air Bersih dan Jaringan Instalasi air 2 unit.
7. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebelah Selatan seluas 1.930 m2.
8. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebelah Utara seluas 3.704 m2.
9. Rumah Genset dan Genset 1 unit.
10. Kantor Perum Prasarana Perikanan Samudera Cab. Pekalongan.
11. Gudang Perlengkapan seluas 180 m2.
12. Bangunan Penyaluran BBM seluas 342,73 m2.
13. Gudang Keranjang Ikan seluas 243 m2.
Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
Fasilitas Pendukung Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan :
1. Waserda seluas 120 m2.
2. Rumah Dinas seluas 60 m2.
3. Kawasan Wisata Bahari seluas 1 Ha.
4. Mushola.
5. Aquarium.
6. Anjungan.
7. Gedung Pertemuan.
8. Kantin.

Profil Pelabuhan Perikanan Samudera


Cilacap
Bagikan :
Tweet
Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
Gagasan pembangunan Pelabuhan Perikanan Cilacap diawali sejak dekade tahun 1980-an oleh
Direktorat Jenderal Perikanan dengan mengembangkan PPI Sentolokawat, namun rencana
tersebut menemui hambatan karena lokasinya berdekatan dengan dermaga dan lalulintas kapal
tanker Pertamina.
Dari hasil rapat koordinasi pada tanggal 14 Agustus 1989 diputuskan, bahwa pembangunan
pelabuhan perikanan segera dilaksanakan dan Bappenas ditunjuk sebagai koordinator tim
pelaksana serta Pertamina sebagai penyandang dana. Pembangunan Pelabuhan Perikanan
Cilacap, sesuai SK Menko Ekuin dan Wasbang Nomor Kep.09/M.EKUIN/1990 tanggal 24 Maret
1990 beranggotakan 11 instansi/Departemen terkait.
Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) dimulai tahun 1991/1992 dan
selesai pada tahun 1994. Uji coba operasional dilakukan pada tanggal 20 Mei 1994 sampai
dengan 24 Mei 1995. Pada tanggal 18 Nopember 1996 PPSC diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia. Pada awalnya status Pelabuhan Perikanan Cilacap ditetapkan sebagai Pelabuhan
Perikanan type B (Nusantara) sesuai dengan Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara tanggal 16 Agustus 1995. Dalam perkembangan selanjutnya meningkat menjadi
Pelabuhan Perikanan type A (Samudera) sesuai persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No 86/M/PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001.
Letak Geografis Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap berlokasi di Kelurahan Tegal Kamulyan, Kecamatan
Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, tepatnya pada posisi 109 01'18,4 '' BT dan 07
43' 31,2 ''LS.
Lokasi pelabuhan perikanan ini sangatlah strategis karena berhadapan langsung dengan
Samudera Indonesia (WPP IX) yang merupakan fishing ground, khususnya udang, cakalang dan
tuna.

Baca Juga : Produktivitas Primer Perairan


Landasan Hukum Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
1. Peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum operasional untuk pengelolaan
pelabuhan 2. Perikanan Samudera Cilacap adalah:
2. UU. No.21 Th. 1992, tentang pelayaran.

3. UU. No.31 Th. 2004, tentang perikanan


4. PP. No.11 Th. 1985 tentang pembinaan kepelabuhanan.
5. PP No.62 Th. 2002, tentang tarif atas jenis PNBP pada Departemen Kelautan dan
Perikanan.
6. Kep. Men. Kelautan dan Perikanan No: Kep.26.I/ MEN/ 2001 tanggal 01 Mei 2001,
tentang organisasi dan tata kerja pelabuhan perikanan.
7. Kep. Men Kelautan dan Perikanan No : Kep/05/MEN/2003, tentang organisasi dan tata
kerja Departemen Kelautan dan Perikanan.
8. Kep. Men Kelautan dan Perikanan No : Kep/10/MEN/2004, tentang pelabuhan
perikanan.
9. SK Menteri Pertanian No. 1082/ Kpts /OT.210/10/1999, tentang koordinasi antar instansi
terkait.
VISI Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
Terwujudnya Pelabuhan Perikanan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi
perikanan terpadu untuk kesejahteraan rakyat.
MISI Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
1. Memberdayakan masyarakat perikanan.
2. Mengembangkan dan memelihara sarana dan prasarana pelabuhan
3. Menyediakan data dan informasi perikanan.
4. Meningkatkan mutu keamanan pangan dan nilai tambah produk perikanan.
5. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan.
Tugas Pokok Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
Tugas pokok Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap adalah melakukan fasilitasi produksi dan
pemasaran hasil perikanan tangkap di wilayahnya dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya
penangkapan untuk pelestariannya
Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
Fungsi Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16/MEN/ 2006, Pelabuhan
Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut :
Pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan
Pelayanan bongkar muat kapal

Pelaksannaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan

Pemasaran dan distribusi ikan

Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan

Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan

Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan

Pelaksanaan kesyahbandaran

Pelaksanaan fungsi karantinan ikan

Publikasi hasil riset kelautan dan perikanan

Pemantauan wilayah pesisir danwisata bahari

Pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, dan ketertiban (K3),kebakaran, dan


pencemaran)

Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap merupakan fishing ground khususnya udang, cakalang
dan tuna. Pelabuhan PerikananSamudera mempunyai fasilitas sbb ;
Berkapasitas 370 kapal > 10 GT
Kolam utama seluas 7,74 ha, kedalaman- 3 LWS

Kolam Kalijasa 5,5 ha, kedalaman - 2 LWS

TPI 2 buah seluas 1.684 m2

Dermaga 11 unit ( 1.212,8 m2 )

SPBU 4 buah ( 3 bh milik KUD )

Perbaikan dan Penjemuran jaring 1.000 m2

Lahan/kavling industri seluas 127.304 m2 telah terpakai 48.669,7 m2 dan siap jual
78.634,3 m2 dengan sistem sewa maupun KSO

Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara


Ternate
Bagikan :
Tweet
Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate ter1etak di Desa Bastiong, Kecamatan Pulau Ternate
Kabupaten Haluku Utara, Halulru dengan posisi pada 1270 22' 06" Bujur Timur dan 00 45' 53"
Lintang Utara. Kabupaten Haluku Utara merupakan daerah kepulauw~ yang terdiri dari 320
pu1au dengan 1uas 1autan 107 381 km2 atau 78% dari luas seluruh wiLayah.

Potensi produksi pertahun sebesar 2.5 ton per km2 Usaha penangkapan ikan dan kegiatan
ekonomi perikanan 1ebih banyak dilakukan di daerah Ternate karena telah merupakan daerah
maju. Selain itu fishing ground cukup dekat dan potensi produksi masih tinggL Nelihat hal ini
ma..1ta pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan.
Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate ter1etak di Desa Bastiong, Kecamatan Pulau Ternate
Kabupaten Haluku Utara, Halulru dengan posisi pada 1270 22' 06" Bujur Timur dan 00 45' 53"
Lintang Utara.
Baca Juga : Sistem nerverum Struktur Anatomi Tubuh Ikan
Kabupaten Haluku Utara merupakan daerah kepulauw~ yang terdiri dari 320 pulau dengan luas
lautan 107 381 km2 atau 78% dari luas seluruh wilayah. Potensi produksi pertahun sebesar 2.5
ton per km2 Usaha penangkapan ikan dan kegiatan ekonomi perikanan 1ebih banyak
dila..1rukan di daerah Ternate karena te1ah merupakan daerah maju. Selain itu fishing ground
cukup dekat danpotensi produksi masih tinggL Nelihat hal ini ma..1ta pembangunan Pangkalan
Pendaratan Ikan ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan.
Fasilitas-fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate meliputi fasilitas pokok,
fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan. Fasilitas pokok meliputi dermaga, daratan pelabuhan,
jalan dan drainase. Fasilitas fungsional meliputi gedung pelelangan ikan, slipway, pabrik es, fish
storage, cool box, instalasi bahan bakar minyak, instalasi air bersih, instalasi listrik,
telekomunikasi, perbengkelan, tempat pengolahan, Balai Pertemuan Nelayan, kantor
administrasi, pos penjagaan, pagar keliling, tempat parkir dan wc umum.
Fasilitas tambahan meliputi perumahan dan fasilitas olahraga. Fasilitas-fasilitas yang tidak
terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate adalah break water, alur pelayaran, kolam
pelabuhan, rambu-rambu pelayaran, menara pengawas, kantin poliklinik, penginapan nelayan,
musholla dan perkantoran pengusaha perikanan. Sistem penjualan yang biasanya berlaku adalah
melalui pelaksana penjualan. Sistem ini cenderung merugikan nelayan, tetapi nelayan sanget
tergantung pada pelaksana.Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan

Contoh lain daftar Pelabuhan Perikanan indonesia


1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
2. Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
3. Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
4. Pelabuhan Perikanan Pantai Rembang
5. Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
6. Pelabuhan Perikanan Pantai banjarmasin
7. Pelabuhan Perikanan Pantai Pacitan
8. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu
9.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan

Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang
sekali waktu ada salahnya pula.

Profil Pelabuhan Perikanan Pantai Rembang


Bagikan :
Tweet
Profil Pelabuhan Perikanan Pantai Rembang

Latar Belakang Kabupaten Rembang merupakan Kabupaten yang terletak di Pantai


Utara Propinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah sekitar 1.014 km2 dengan panjang
garis pantai 63 km. 35% dari luas wilayah kabupaten Rembang merupakan kawasan
pesisir seluas 355,95 km2. Dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Rembang, 6
diantaranya berada di tepi laut. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya
adalah sebagai nelayan.

Kabupaten Rembang mempunyai sektor-sektor yang memiliki potensi untuk dapat


dikembangkan, di antaranya perikanan, pariwisata, pertanian, perindustrian /
perdagangan, kehutanan dan juga pertambangan. Dari sektor-sektor tersebut,
perikanan mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap Kabupaten Rembang
terutama dalam mendapatkan Pendapatan Daerah untuk mengelola daerah sebagai
implementasi dari UU No 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Oleh karena itu sektor ini menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Rembang. Untuk
mendukung perkembangan di sektor perikanan, di Kabupaten Rembang sendiri
terdapat 14 TPI (Tempat Pelelangan Ikan), dimana yang secara aktif beroperasi ada
11 TPI yang tersebar di 6 kecamatan di sekitar kawasan pesisir kabupaten
Rembang, yaitu Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke, Kragan, dan Sarang. Hampir 60%
hasil perikanan di Kabupaten Rembang berasal dari Kecamatan Rembang.

Baca Juga : Cara Menghitung Debit Air Kolam Budidaya

Pelabuhan Rembang yang terletak di desa Tasik Agung, merupakan satu-satunya


pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Rembang. Kegiatan utamanya
melayani kegiatan perikanan dari mendaratkan kapal di dermaga, bongkar-muat
kapal, ikan diangkut untuk dilelang di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Melihat potensi
PPP Tasiuk Agung yang selalu ramai dan aktif dalam kegiatan lelang,
memperlihatkan bahwa sektor perikanan semakin meningkat. Produksi ikan pada
Tahun 2008 yaitu 18.824.167 kg dengan 4260 kapal yang masuk di PPP Tasik
Agung.

Keadaan pada saat ini PPP Tasik Agung memiliki 2 TPI, dan kedua TPI tersebut dapat
menampung banyaknya produksi ikan yang dilelang, tetapi pada 1015 tahun
mendatang prasarana tersebut tidak dapat menampung dan memberikan
pelayanan yang maksimal. Sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai, fasilitas yang ada
sekarang ini dirasa belum memadai. Masih cukup banyak fasilitas yang belum
tersedia di Pelabuhan Tasik Agung baik fasilitas pokok, fasilitas fungsional, maupun
fasilitas penunjang.

Ada beberapa fasilitas yang belum tersedia dan ada beberapa fasilitas yang sudah
tersedia tetapi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa bangunan sudah
tidak mendukung, bangunan yang ada sudah tua, rapuh, dan kotor. Kurang
tersedianya fasilitas di pelabuhan perikanan pantai Tasik Agung ini dikhawatirkan
akan mengurangi jumlah kapal yang mendaratkan kapalnya di PPP Tasik Agung
sehingga secara tidak langsung mengurangi jumlah Pendapatan Daerah. Dari
fenomena yang ada, maka perlu adanya perencanaan kawasan Pelabuhan, agar
untuk tahun kedepan Pelabuhan Rembang diharapkan memiliki fasilitas yang
memadai bagi nelayan dan produksi ikan dengan tujuan menjadi kawasan
Pelabuhan Perikanan Pantai yang representatif baik secara kualitas maupun
kuantitas. Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan

Profil Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari


Bagikan :
Tweet
Profil Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Latar belakang Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Sejarah dibangunnya pelabuhan perikanan pantai tegalsari (ppp tegalsari) dimulai dari proyek
pembangunan masyarakat pantai dan pengelolaan sumberdaya perikanan atau yang disebut
community development and fisheries resources management project (cofish project). Proyek

yang merupakan kerjasama antara pemerintah republik indonesia dengan asian development
bank (adb) tertuang dalam naskah perjanjian luar negeri loan nos. 1570/1571 (sf) ino tanggal 2
februari 1998.
Pembangunan fisik dimulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Pada tanggal 4 juli 2004
dilakukan peresmian operasional penuh ppp tegalsari oleh presiden republik indonesia, dengan
pengelolaan sementara masih dikendalikan proyek cofish yang merupakan co-manajemen antara
departemen kelautan dan perikanan, dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa tengah dan
pemerintah kota tegal.
Perkembangan selanjutnya turun perda provinsi jawa tengah no. 5 tahun 2006, tentang perubahan
atas perda no. 1 tahun 2002, yang menetapkan bahwa ppp tegalsari menjadi unit pelaksana teknis
pada dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa tengah.

Baca Juga : Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan


Letak geografis Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Ppp tegalsari berlokasi di pesisir pantai utara laut jawa tepatnya di kelurahan tegalsari,
kecamatan tegal barat, kota tegal, provinsi jawa tengah, pada posisi 109 100 bt dan 07 010
ls.
Landasan hukum Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum operasional untuk pengelolaan ppp
tegalsari adalah :
1. Peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor : per.16/men/2006 tentang pelabuhan
perikanan;
2. Peraturan pemerintah nomor : 19 tahun 2006 tentang perubahan atas peraturan
pemerintah nomor : 62 tahun 2002 tentang
3. tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di departemen kelautan dan
perikanan;
4. Kesepakatan bersama gubernur jawa tengah & walikota tegal no.: 523.4/470/2006 no.:
523.4/041/2006 tentang pengelolaan
5. pelabuhan perikanan pantai tegalsari kota tegal;
6. Perda provinsi jawa tengah nomor : 6 tahun 2008 tentang organisasi tata kerja dinas
daerah provinsi jawa tengah tahun 2008
7. nomor : 6 seri d nomor 12;
8. Peraturan gubernur jawa tengah nomor : 38 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja
unit pelaksana teknis pada dinas kelautan dan perikanan provinsi jawa tengah.
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari

Ppp tegalsari merupakan unit pelaksana teknis pada dinas kelautan dan perikanan provinsi jawa
tengah yang dipimpin oleh seorang kepala ppp yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
Ppp tegalsari mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang dinas di bidang kepelabuhanan perikanan pantai. Untuk
melaksanakan tugas, ppp menyelenggarakan fungsi :
Penyusunan rencana teknis operasional tata pengusahaan, tata pelayanan dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan pantai;
Pelaksanaan kebijakan teknis operasional tata pengusahaan, tata pelayanan dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan pantai;

Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelabuhan perikanan pantai;

Pengelolaan ketatausahaan;

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Struktur organisasi, visi & misi Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari


Struktur organisasi ppp tegalsari adalah:

Visi Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari: terwujudnya pelabuhan perikanan terpadu


sebagai pusat pengembangan ekonomi masyarakat dan pusat industry perikanan yang aman dan
nyaman.
Misi Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
1. Menyediakan fasilitas dan jasa yang berorientasi pada tingkat pertumbuhan usaha
perikanan;
2. Meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan;
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah (pad);

4. Menciptakan iklim usaha yang kondusif;


5. Meningkatkan pengelolaan pemantauan dan pengawasan penangkapan sumberdaya
kelautan dan perikanan;
6. Meningkatkan koordinasi pelayanan dan pelaksanaan tugas operasional;
7. Memperlancar kegiatan produksi kapal, pengelolaan dan pemasaran hasil perikanan;
8. Meningkatkan pelayanan logistik kapal perikanan;
9. Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan ketertiban pelabuhan.
Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
Fasilitas & operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
A. Alat tangkap Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Cantrang/dogol: 264 unit; gill net: 6 unit dan mini purse seine: 6 unit.
B.

Komoditas dominan dan Tujuan pemasaran Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari

D.

Fasilitas dan Tingkat operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari

E.
1.
2.
3.
4.

Peluang investasi Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari


Dukungan sumberdaya ikan masih cukup tinggi;
Kebutuhan bahan baku ikan untuk industry pengolahan cukup besar;
Potensi armada penangkapan dan tenaga kerja/nelayan cukup banyak;
Dukungan kavling industry siap bangun;

5. Rencana pembangunan tpi dan dermaga baru;


6. Kebutuhan bahan baku air bersih cukup besar;
7. Peminat/permintaan kios pedagang masih banyak.
F. Sumber-sumber PAD yang telah dipungut Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
1. Restribusi kebersihan;
2. Tambat labuh;
3. Jasa listrik;
4. Pas masuk;
5. Sewa lahan dan bangunan.
H. Permasalahan Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Faktor internal :
Terbatasnya biaya operasional dan pemeliharaan fasilitass yang tersedia;
Kebersihan dan keindahan kawasan belu tertata dengan baik dan layak;
Fungsi pelelangan belum maksimal;
Masih kurangnya fasilitas pendukung seperti kios, mck dan ipal;
Air tawar sulit didapat, sehingga ice flat plant 8 ton/hari belum dapat berproduksi.
Faktor eksternal :
Belum ada peraturan daerah mengenai pelabuhan perikanan di jawa tengah;
Masih banyak pelaku usaha yang belum sadar akan arti kebersihan, ketertiban dan keamanan;
Biaya produksi terlalu tinggi di ppp tegalsari.

Profil Pelabuhan Perikanan Pantai


Banjarmasin
Bagikan :
Profil Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin
Berdirinya pelabuhan perikanan pantai banjarmasin
Pelabuhan perikanan pantai banjarmasin dibangun tahun 1975/1976 dan diresmikan
tangga1 27 april 1977. Kedudukan dan peran pelabuhan perikanan semakin jelas
dengan dikeluarkannya uu no. 9 tahun 1985 bahwa pemerintah membangun dan
membina prasarana perikanan tersebut antara lain dalam bentuk pelabuhan.

Pada tahun 1978 pelabuhan perikanan pantai banjarmasin secara formal resmi
sebagai salah satu unit pelaksana teknis (upt) dibidang prasarana perikanan

dengan tingkatan status type c (pantai) dalam lingkup direktorat jenderal perikanan
departemen pertanian.

Selanjutnya tahun 1990 dilakukan konsolidasi pelabuhan perikanan sebanyak 9


buah. Pada tahun 1992 dilakukan pemisahan aset upt dengan perum prasarana
perikanan samudera, penerimaan aset dan ketetapan modal awal perum. Pada
tahun 1993 dibentuk perum perwakilan di pelabuhan perikanan pantai banjarmasin
dengan nama perum prasarana perikanan samudera cabang banjarmasin.

Baca Juga : Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan


Pelabuhan

Masa transisi (vakum) dan berdirinya pelabuhan perikanan & pangkalanan


pendaratan ikan banjarmasin
Berdasarkan sk menteri kelautan dan perikanan no. Kep. 18/men/sj/2001 tanggal 12
maret 2001 tentang pengalihan status pelabuhan perikanan banjarmasin sebagai
upt pusat yang diserahkan ke pemerintah provinsi kalimantan selatan, sedangkan
perum-nya tidak termasuk. Dengan hanya diserahkan upt saja ke daerah (tidak
termasuk perum) maka pemerintah provinsi belum bisa menerima sepenuhnya,
sehingga pemerintah provinsi pada bulan juli 2001 dan september 2001
mengeluarkan surat tentang kejelasan status pelabuhan perikanan pantai dari
perum prasarana perikanan samudera cabang banjarmasin yang belum dapat
diserahkan ke daerah.

Selanjutnya pemerintah provinsi kalimantan selatan mengeluarkan perda no. 10


tahun 2002 tanggal 30 juli 2002 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata
kerja upt dilingkungan dinas perikanan dan kelautan provinsi kalimantan selatan.

Akhirnya pada tanggal 15 juli 2003 resmilah pelabuhan perikanan pantai


banjarmasin menjadi unit pelaksana teknis daerah (uptd) dinas perikanan dan
kelautan provinsi kalimantan selatan dengan nama pelabuhan perikanan dan
pangkalan pendaratan lkan banjarmasin yang ditandai dengan dilantiknya pejabat
struktural dengan tugas melaksanakan pengelolaan pelabuhan perikanan dan
pangkalan pendaratan ikan, pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis
kapal perikanan.

Selama kurun waktu maret 2001 sampai dengan juli 2003 adalah merupakan masa
proses transisi yang cukup lama sehingga terjadi kevakuman pejabat struktural
dengan biaya operasional yang sangat terbatas dan mengakibatkan sebagian

fasilitas pokok, fungsional dan penunjang mengalami kerusakan bahkan tidak


berfungsi lagi.
Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
Lokasi dan posisi Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin
Pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan banjarmasin terletak di tepi
sungai barito 25 mil dari muara dan 40 mil dari pemukiman nelayan, secara
administrasi berlokasi di kel. Pelambuan, kec. Banjarmasin barat, kota banjarmasin,
kalimantan selatan.

Posisi berada diantara 03o - 19' - 29" ls dan 114o - 33' -32" bt dengan batas-batas
wilayah sebelah utara : kab. Barito kuala; sebelah timur : kab. Banjar; sebelah
selatan : kab. Tanah laut; dan sebelah barat : sungai barito.

Areal tanah yang dipergunakan seluas 10.824 m2 dengan status hak guna pakai
dari pemda cq. Pemko banjarmasin, dengan pemanfaatan sebagai berikut : 6.317
m2 atau 58,36% untuk prasarana dan fasilitas pelabuhan; 753 m2 atau 6,93%
untuk lppmhp (terbakar 1996) dan jalan komplek seluas 2.500 m2 atau 23,09%.
Untuk luas lahan yang masih tetsedia adalah 1.524 m2

Profil Pelabuhan Perikanan Pantai Pacitan


Bagikan :
Profil Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Letak Geografis Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Kabupaten pacitan terletak di sebelah barat daya provinsi jawa timur yang terletak 276 km dari
kota surabaya, berbatasan dengan provinsi jawa tengah dan 140 km dari daerah istimewa
yogyakarta. Kabupaten pacitan termasuk wilayah pesisir pantai selatan pulau jawa, dengan
panjang pantai 70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut sebesar 523,82 km.
Secara geografis kabupaten pacitan berada diantara 07,550 08,170 lintang selatan dan 110,550
111,250 bujur timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : kabupaten ponorogo
Sebelah timur : kabupaten trenggalek
Sebelah selatan : samudera indonesia
Sebelah barat : kabupaten wonogiri (jawa tengah)

Kondisi Perairan Pelabuhan perikanan pantai pacitan


Perairan pacitan berbatasan langsung dengan samudera indonesia memiliki dasar perairan yang
berkarang dengan ombak yang besar. Namun perairan ini memiliki potensi perikanan yang
sangat besar dan melimpah. Panjang pantai 70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan
laut sebesar 523,82 km
Gugusan karang yang ada di sekitar perairan teluk pacitan berguna sebagai tempat tinggal ikan,
tempat berlindung, berkembang biak, tempat mencari makan dan lain-lain. Ini menjadikan
perairan pacitan menjadi fishing ground yang baik. Daerah penangkapan merupakan area yang
mempunyai stok ikan yang melimpah. Keadaan daerah penangkapan ini dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor antara lain suhu dan salinitas.
Kondisi dasar pantai adalah berpasir dan berkarang, dengan perairan pantai berwarna jernih.
Arus di pantai selatan jawa dikenal dengan sebutan arus katulistiwa selatan (south equatorial
current) yang sepanjang tahun bergerak menuju arah barat.
Keadaan Perikanan
Kabupaten pacitan termasuk wilayah pesisir pantai selatan pulau jawa, dengan panjang pantai
70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut sebesar 523,82 km. Potensi lestari
sumberdaya perikanan laut kabupaten pacitan sebesar 34.483 ton per tahun dengan jenis
sumberdaya perikanan terdiri dari :
Sumberdaya perikanan demersal, yaitu : ikan layur, kerapu, kakap, bawal, sebelah,
bambangan, udang lobster, dll.
Sumberdaya perikanan pelagis besar, yaitu : ikan tuna, cakalang, tongkol, tengiri,
marlin.sumberdaya perikanan pelagis kecil, yaitu : selar, layang, dll.
Profil Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan perikanan pantai pacitan <<
Jenis Alat Tangkap Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Jenis alat tangkap yang beroperasi di perairan pacitan adalah jaring senar (parel), payang,
krendet, purse seine, pancing tonda, rawai dasar, gill net, dan hand line.
Jaring senar (parel) digunakan untuk menangkap cakalang/tongkol,
Payang digunakan untuk menangkap selar,

Krendet digunakan untuk menangkap lobster,

Purse seine digunakan untuk menangkap cakalang/tongkol,

Pancing tonda digunakan untuk menangkap tuna/cakalang,

Rawai dasar digunakan untuk menangkap manyung,

Gill net digunakan untuk menangkap cakalang/tongkol,

Hand line digunakan untuk menangkap tuna/cakalang,

Pada alat tangkap purse seine, pengoperasiannya membutuhkan biaya yang mahal terutama jika
pengoperasiannya menggunakan dua kapal. Jika hasil tangkapan hanya sedikit, maka jumlah hari
dalam operasi penangkapan ditambah, dari 3-4 hari menjadi 5-6 hari hal ini dilakukan untuk
menghemat biaya dan meminimalkan kerugian dalam pengoperasian purse seine.
Alat tangkap pancing memiliki waktu pengoperasian yang lebih lama sehingga dapat
memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak.
Musim penangkapan di perairan pacitan berlangsung antara bulan mei hingga november. Pada
bulan desember hingga bulan april nelayan banyak yang berhenti melaut karena pada bulan ini
terjadi angin barat / paceklik.
Pada musim paceklik, nelayan tradisional yang melaut hanya 80%, dengan penghasilan turun
drastis yaitu hanya 20%-25% dari biasanya dengan daerah penangkapan di dalam teluk pacitan.
A.Tugas pokok dan fungsi Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Sesuai dengan surat keputusan kepala dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa timur nomor :
061.1 / 568 / 118.4 / 2008 tentang pembentukan organisasi balai pengelola pelabuhan perikanan
pantai tamperan kabupaten pacitan, maka balai pengelola pelabuhan perikanan pantai tamperan
mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Kedudukan balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp) tamperan adalah sebagai
lembaga / unit pelaksana teknis (upt) pada dinas perikanan dan kelautan provinsi jawa
timur.
2. Tugas pokok balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp) tamperan adalah
melaksanakan sebagian tugas teknis tertentu di bidang pengelolaan pelabuhan perikanan
pantai, pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan.
3. Dalam melaksanakan tugas pokok, balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp)
tamperan mempunyai fungsi:

Pengumpulan dan penyiapan bahan serta perumusan rencana pengelolaan pelabuhan


perikanan pantai.

Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran.

Penyusunan rencana program penyelenggaraan pengawasan penangkapan ikan serta


pengujian penerapan standar penangkapan ikan.

Penyusunan rencana pelaksanaan dan penyelenggaraan serta pembinaan pelayanan teknis


kapal perikan pantai.

Pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi, analisa terhadap pengelolaan dan


pengembangan pelabuhan perikanan dan pemasaran hasil perikanan.

Pelaksanaan koordinasi urusan keamanan ketertiban dan kebersihan kawasan pelabuhan


pantai.

Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan sarana / prasarana serta pelayanan teknis


kapal perikanan.

Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

B. Susunan organisasi Pelabuhan perikanan pantai pacitan


Susunan organisasi balai pengelola pelabuhan perikanan pantai (bpppp) tamperan terdiri dari :
1) Koordinator balai, mempunyai tugas memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan tugas-tugas
balai.
2) Sub koordinator tata usaha, mempunyai tugas:
Melaksanakan pengelolaan surat menyurat, urusan rumah tangga dan kearsipan.
Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh koordinator balai.

3) Sub koordinator pelayanan teknis, mempunyai tugas:


Melaksanakan pengumpulan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan
perencanaan pengembangan dan pelayanan jasa serta pemeliharaannya.
Melaksanakan penyusunan dan penyiapan rencana program pelaksanaan
penyelenggaraan keamanan serta koordinasi pemanfaatan sarana pelabuhan.

Melaksanakan penyusunan rencana pelaksanaan dan penyelenggaraan ketertiban dan


kebersihan lingkungan kawasan pelabuhan perikanan.

Menyusun penyusunan dan penyiapan rencana program pelaksanaan koordinasi


pengawasan mutu hasil perikanan.

Melaksanakan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap


penggunaan jasa pelabuhan perikanan.

Melaksanakan penyusunan laporan hasil penyelenggaraan pelayanan teknis

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh koordinator balai.

4) sub koordinator kesyahbandaran, mempunyai tugas:


Melaksanakan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana keselamatan pelayaran.
Melaksanakan pengawasan penggunaan sarana dan prasarana keselamatan pelayaran.

Melaksanakan pelayanan keselamatan pelayaran.

Melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap pelayanan keselamatan pelayaran.

Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan serta penyajian data kesyahbandaran.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh koordinator balai.

Sarana dan prasarana pelabuhan perikanan pantai tamperan


kegiatan operasional pelabuhan perikanan pantai (ppp) tamperan ditunjang pembangunan sarana
dan prasarana berupa:

Tempat pelelangan ikan merupakan fasilitas fungsional di dalam pelabuhan perikanan yang
berfungsi meningkatkan nilai ekonomis atau nilai guna dari fasilitas pokok yang dapat
menunjang aktivitas di pelabuhan. Tempat pelelangan ikan adalah tempat dimana para penjual
dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan dengan cara pelelangan.
Fungsi TPI Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Fungsi dari tpi adalah:
1. Mendapatkan kepastian pasar dan mengusahakan stabilitas harga ikan yang layak bagi
nelayan / petani ikan maupun konsumen.
2. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan.
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah.
4. Memberdayakan koperasi nelayan / petani ikan.
5. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan nelayan / petani ikan.
6. Sebagai sarana pengumpulan data statistik perikanan.
7. Pusat pembinaan nelayan / petani ikan.
Teknis Pelelangan Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Adapun teknis pelelangan ikan di tpi tampran adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran peserta lelang (yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan).
2. Semua kapal diharuskan membongkar ikan di tpi tamperan untuk dilelang.
3. Pengelompokan menurut jenis ikan yang akan dilelang dalam keranjang lelang yang telah
disediakan.
4. Penimbangan ikan dan data timbang (karcis ikan) di masing-masing keranjang.
5. Penataan ikan di lantai tpi.
6. Pengecekan kualitas ikan dengan teliti oleh calon pembeli / bakul / pengambeg ikan yang
dilelang.
7. Sistem lelang yang berlaku (lelang dibuka dengan harga standar yang berlaku).
8. Penawar yang tertinggi dinyatakan sebagai pemenang lelang.
9. Sebelum diputuskan, juru lelang wajib mengulang sekali lagi harga tertinggi dan
menyebut nama penawar tertinggi.
Administrasi Pelelangan Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Administrasi pelelangan ikan antara lain:
karcis timbang dan karcis lelang
nota penjualan

nota pembelian

buku piutang

buku rekap bakul

pembukuan (retribusi)

penutupan buku kas

bukti sah kepemilikan ikan pemenang lelang

Tata Tertib Peserta Lelang Pelabuhan perikanan pantai pacitan


Tata tertib peserta lelang adalah:
1. Lelang dilaksanakan setiap hari di tpi ppp tamperan pada pukul 07.00-16.00 wib kecuali
ikan hasil kapal tradisional dan komoditi khusus.
2. Semua pembeli atau bakul, pengurus kapal, harus melakukan permohonan kepada
penyelenggara lelang / tpi sebagai peserta lelang.
3. Calon peserta lelang tidak memiliki tanggungan / tunggakan retribusi di tpi
4. sebelumnya.
5. Peserta lelang harus mengisi dan melengkapi surat permohonan lelang dan surat
pernyataan yang mencantumkan keterangan jaminan dengan kriteria sebagai
berikut:tanpa jaminan pembelian untuk ikan lokal / tradisional yang nilainya kurang dari
rp 1.000.000,00.jaminan pembelian antara rp 1.000.000,00 rp 5.000.000,00 untuk ikan
hasil
6. tangkapan kapal lokal.jaminan pembelian > rp 50.000.000,00 untuk ikan hasil tangkapan
sekoci dan purse seine (slerek).yang disahkan oleh upt kecamatan pacitan, dinas kelautan
dan perikanan pacitan dan kepala upt ppp tamperan pacitan yang telah diserahkan kepada
petugas / juru lelang / bendahara tpi.
7. Pembeli / bakul dari luar daerah juga harus mendaftarkan diri apabila mengikuti
8. lelang serta harus menaruh jaminan uang tunai dan atau uang sebesar nilai pembelian
ikan hasil lelang yang telah diserahkan kepada petugas juru lelang / bendahara tpi.
9. Lelang dilakukan oleh panitia lelang / penyelenggara lelang tpi tamperan dan dipimpin
oleh petugas lelang (juru lelang).
10. Peserta lelang harus menempati posisinya sesuai tempat / kursi yang telah
11. disediakan, agar juru lelang mudah mengetahui peserta lelang serta jelas suara
penawarannya.
12. Bagi peserta lelang yang mewakilkan harus melapor pada petugas dan membuat surat
kuasa untuk yang diberi kuasa dan diserahkan kepada tpi, agar juru lelang dapat mencatat
pemenangnya secara jelas yang memberi kuasa.
13. Pada saat lelang, peserta lelang harus duduk pada kursi yang telah disediakan dan
siapapun tidak diperkenankan berjalan / bergerombol di sekitar ikan yang dilelang
sebelum jelas peserta lelangnya, agar tidak terjadi kesalahan ambil ikan yang bukan
pemiliknya.
14. Pemenang lelang harus menandatangani karcis lelang, agar jelas pemenangnya.
15. Pembayaran lelang adalah 1 x 24 jam secara tunai, terhitung sejak lelang dilakukan.

16. Bagi pembeli / pemenang lelang yang pembayarannya melebihi waktu yang ditentukan,
diberikan sanksi tidak boleh ikut lelang, selama belum melunasi tanggungannya.m.untuk
menghindari kerugian pemilik ikan atau nelayan, maka pekerja jasa yaitu bongkar-muat,
manol, penguras yang membongkar dan mengangkut ikan dari kapal ke tpi ataupun dari
tpi ke tempat pengolahan ikan, harus memiliki wadah organisasi untuk mempermudah
koordinasi dan pengaturan serta langkah pembinaan yang ditempuh dalam upaya-upaya
penertiban.
17. Ongkos pekerja / jasa angkut diberikan sesuai dengan kesepakatan yang telah berlaku dan
menghilangkan ongkos kerja secara cawukan / natura.
18. Untuk menghindarkan adanya petugas lelang, pekerja / jasa angkut atau petugas
keamanan yang berbuat kurang baik, maka perlu diberikan identitas khusus maupun
seragam agar mudah dikenal / diawasi.
19. Untuk ikan hasil tangkapan komoditi khusus (misalnya lobster) lelang dilakukan atas
kesepakatan nelayan, penyelenggara lelang dengan calon pembeli (tidak harus dilelang).
20. Peserta lelang harus meneliti kondisi ikan dengan cermat dan seksama (yang meliputi:
jenis ikan, keragaman size, kualitas ikan) sebelum dilakukan lelang.
21. Peserta lelang diharapkan mempunyai perwakilan khusus (checker) yang bertugas
menyaksikan proses pembongkaran dan pengelompokan ikan serta meneliti kondisi ikan
yang akan dilelang.
Ketertiban dan Keamanan di TPI Pelabuhan perikanan pantai pacitan
1. Penyelenggara lelang wajib mengusahakan suasana aman dan tertib.
2. Penyelenggara lelang dapat menunjuk petugas keamanan dalam jumlah yang cukup (yang
meliputi keamanan bongkar dan satpam tpi).
3. Penyelenggara lelang dapat bekerja sama dengan aparat keamanan di wilayahnya
(kamladu kabupaten pacitan).
4. Segala bentuk pelanggaran maupun tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan
penyelenggaraan lelang dikarenakan sanksi yang tegas
Tarif Retribusi Pelabuhan perikanan pantai pacitan
Besarnya tarif retribusi berdasarkan peraturan daerah kabupaten pacitan nomor 5 tahun 2002
tentang retribusi tempat pelelangan ikan.
Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebesar 5% dari harga transaksi penjualan ikan hasil
lelang dengan ketentuan:
A. sebesar 2% dipungut dari nelayan / petani ikan / penjual.
B. sebesar 3% dipungut dari pedagang / bakul / pembeli.
Retribusi pelelangan ikan dimaksud pada ayat (1) harus dibayar tunai.
Rincian penggunaan retribusi pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:
A. sebesar 2% untuk pemerintah daerah
B. sebesar 0,5% untuk biaya operasional dan pemeliharaan tpi

C. sebesar 2,5% untuk penyelenggara pelelangan ikan.


Dibawah ini adalah keterangan pemanfaatan / penggunaan dana retribusi.
huruf (a) 2% untuk pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah.
huruf (b) 0,5% dirinci sebagai berikut:
Sebesar 0,15% digunakan untuk biaya operasional desa / kelurahan.
Sebesar 0,10% digunakan untuk biaya operasional tingkat kecamatan
Sebesar 0,25% digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan tpi.
huruf (c) 2,5% dirinci sebagai berikut:
Sebesar 0,16% untuk gaji dan administrasi pelelangan.
Sebesar 0,8 % untuk tabungan nelayan dan bakul.
Sebesar 0,5% untuk pembiayaan pembinaan teknis.
Sebesar 0,04% untuk hnsi
Pelaksanaan Pengamanan TPI Pelabuhan perikanan pantai pacitan
petugas keamanan diperlukan untuk mendukung kegiatan pembongkaran dan penyelenggaraan
pelelangan ikan di tpi berjalan dengan tertib dan dapat terlaksana dengan baik. Adapun tata tertib
pengamanan di tpi adalah sebagai berikut:
1. Menertibkan / mengatur kapal yang akan melakukan bongkar ikan.
2. Mengatur kapal yang tidak ada / sudah melakukan kegiatan bongkar supaya dipindahakan
/ memberi kesempatan pada kapal yang bongkar.Perhitungan Kolam dan Tempat
Pelelangan Ikan Pelabuhan
3. Siapapun tidak boleh mendekati dermaga dan kapal pada saat terjadi kegiatan bongkar,
kecuali pengurus kapal dan orang yang ditunjuk sebagai tenaga bongkar.
4. Pada saat ikan ditimbang, petugas keamanan wajib mengamankan daerah penimbangan
hingga selesai dilakukan penimbangan.
5. Semua kendaraan tidak diperbolehkan melintas / berada di daerah pembongkaran dan
pelelangan (wilayah dermaga dan area depan tpi) dengan alasan apapun.
6. Kendaraan yang melakukan kegiatan muat perbekalan ke kapal yang akan berangkat,
dilakukan di dermaga sisi yang lain.
7. Kendaraan angkut ikan setelah pelelangan diparkir di area parkir tpi yang
8. disediakan dengan arah membelakangi dermaga.
9. Mengawasi dan mengamankan loket pembayaran (setiap orang tidak diperbolehkan
memasuki ruang loket pembayaran, selain petugas yang berkepentingan.
10. Mengamankan sarana pelelangan (timbangan, meja, dll).
11. Bila terjadi gangguan ketertiban yang dipandang tidak dapat diselesaikan, maka
persoalan tersebut dapat dikoordinasi (di kantor tpi, pos kamladu).

Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara


Kejawanan
Bagikan :
Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Pembangunan PPN Kejawanan dirintis pada tahun 1976 tetapi baru intensif pelaksanaannya
mulai tahun anggaran 1994/1995. Pembangunannya dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
anggaran yang tersedia, di mana sumber anggaran berasal dari APBN, APBD, ZEEI dan OECF.
Dalam pelaksanaan pembangunannya diprioritaskan pada fasilitas pokok seperti penahan
gelombang, dermaga, kolam dan alur pelayaran, rambu navigasi, jalan masuk dan jalan komplek,
TPI dan lain lainya. Setelah melalui 3 tahun anggaran yaitu tahun anggaran 1994/1995,
1995/1996 dan 1996/1997 PPN Kejawanan pada bulan Mei 1997 dioperasionalkan dengan status
Uji Coba yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Bapak R. Nuryana, walaupun dengan
fasilitas yang masih minim.
Tujuan Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
PPN Kejawanan Cirebon mempunyai tujuan antara lain untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan nelayan/petani ikan. Salah satu untuk menciptakan kondisi tersebut, PPN
Kejawanan telah bekerja sama dengan beberapa investor swasta yang bergerak dibidang
perikanan, tahun 2007 telah tercatat 12 investor swasta yang menanamkan modalnya di lahan
PPN Kejawanan Cirebon ini.
Letak Geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan terletak di Kelurahan Pegambiran Kecamatan
Lemahwungkuk Kota Cirebon, tepatnya pada posisi 06- 44- 14 LS/108- 34- 54 BT,
dilengkapi dengan berbagai sarana seperti sarana pokok, sarana fungsional dan sarana
tambahan/penunjang. PPN Kejawanan yang berada di bagian Timur Jawa Barat secara geografis
sangat strategis karena merupakan pintu gerbang Jawa Barat bagian Timur dan dengan mudah
menghubungkan daerah pemasaran potensial yaitu Bandung dan Jakarta.
Landasan Hukum Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum operasional untuk pengelolaan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Cirebon adalah :
Undang-undang RI Nomor : 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 11 Tahun 1985 tentang Pembinaan Kepelabuhan.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 19 Tahun 2006, tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak pada Departemen Kelautan dan Perikanan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.06/MEN/2007, tentang


Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.16/MEN/2006 tentang


Pelabuhan Perikanan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.05/MEN/2008 tentang Usaha


Perikanan Tangkap

Surat Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor : KEP.02/MEN/2002 tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan.

Surat Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor : KEP.03/MEN/2002 tentang


Log Book Penangkapan dan Penganggkutan Ikan.

Surat Keputusan Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Cirebon Nomor :


35/PPNK/Ot.210/I/2008 tentang Personalia Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Cirebon.

Visi Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan


Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Cirebon sebagai Pusat Pengembangan
dan pertumbuhan Ekonomi Perikanan Terpadu.
Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
1. Revitalisasi Pelabuhan Perikanan
2. Pelabuhan sebagai kluster perikanan (pusat pasar ikan)
3. Peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan mutu
4. Pelabuhan perikanan sebagai pusat informasi dan data statistik perikanann
5. Menciptakan lingkungan Pelabuhan Perikanan yang bersih dan hygienis
6. Pelabuhan Perikanan sebagai fasilitasi wisata bahari.
7. Penyerapan tenaga kerja yang diharapkan oleh bangsa dan negara
8. Pelabuhan Perikanan sebagai tempat pemantauan dan pengawasan (monitoring &
control) sumberdaya ikan
Perhitungan Kolam dan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
Tugas Pokok Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Melaksanakan fasilitasi produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan dan
pemanfaatn sumberdaya ikan untuk pelestariannya, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan,
serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan.
Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 16/MEN/2006, Pelabuhan
Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan
2. Pelayanan bongkar muat kapal
3. Pelaksanaan mutu dan pengolahan hasil perikanan

4. pemasaran dan distribusi ikan


5. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan
6. Pelaksanaan Penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan
7. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan
8. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan
9. Pelaksanaan kesyahbandaran
10. Pelaksanaan fungsi karantina ikan
11. Publikasi hasil riset kelautan dan perikanan
12. Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari
13. Pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, dan ketertiban (K3), kebakaran dan
pencemaran)
Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut berbagai fasilitas dan penunjang yang non komersial
telah dibangun oleh pemerintah. Sedangkan fasilitas lain yang sifatnya komersial dapat dibangun
dan diusahakan oleh investor, peluang usaha yang kami tawarkan kepada anda antara lain : Dock
& Perbengkelan, unit-unit pengolahan ikan modern dan tradisional, toko bahan alat perikanan
serta wisata bahari.

Anda mungkin juga menyukai