Anda di halaman 1dari 10

STEROID

Asal Usul Steroid


Steroid yang terdapat di alam berasal dari triterpenoid.
Steroid dalam jaringan hewan berasal dari triterpenoid
lanosterol
Steroid dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid
sikloartenol.

Gambar 1. Lanosterol

Gambar 2. Sikloartenol
(Sumber : Chemspider.com)

Asal Usul Steroid

Secara umum telah dikenali bahwa semua steroid pada hewan


bersumber dari lanosterol, sedangkan sikloartenol adalah
precursor dari steroid-steroid yang terdapat pada tumbuhtumbuhan.

Hasil deduksi ini berdasarkan 3 fakta yaitu :


1. Sikloartenol digunakan dalam pembentukan steroid
tumbuhan (fitosterol)
2. Sikloartenol banyak ditemukan dalam tumbuhan
sedangkan lanosterol jarang.
3. Jaringan hati tidak dapat menggunakan sikloartenol
sebagai pengganti lanosterol dalam pembuatan kolesterol
dan setroid lainnya.

Biosintesis Steroid
Steroid-steroid
alam,
diturunkan
lewat
sederetan transformasi kimia dari dua
senyawa
induk
yaitu
lanosterol
dan
sikloartenol.
Tahap awal biosintesis adalah umum untuk
semua
senyawa
steroid
alam
yang
berlangsung
dari
asam
asetat
sampai
lanosterol
(sikloartenol)
melalui
asam
mevalonat dan skualen.

Biosintesis Steroid

Biosintesis steroid dimulai dari asam asetat menghasilkan


asam mevalonat melalui isopentenilpirofosfat (isoprena
aktif) dan skualen.
Skualen merupakan hasil antara biosintesis steroid,
siklisasi 2,3-epoksi skualena menghasilkan sikloartenol
yang merupakan prazat steroid ganggang. Lanosterol
merupakan isomer sikloartenol.

Biosintesis Steroid

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
Daun Gayam (Inocarpus fagiferus
Fosb), yang diperoleh dari daerah
Padang Sambian Klod Denpasar Barat.
Bahan
kimia
yang
digunakan
meliputi :
1) Etanol, kloroform dengan kemurnian
teknis dan pro analisis
2) Silika gel GF254 untuk kromatografi
lapis tipis dan silika gel 60 untuk uji
kromatografi kolom
3) DPPH (Difenilpikril hidrasil)
4) akuades
5) pereaksi
uji
fitokimia
steroid
Lieberman-Burchard (asam asetat
anhidrida dan H2SO4 pekat).

Gambar 4. Daun Gayam (Incarpus


fagiferus Fosb)

Sistem klasifikasi Tumbuhan gayam


(Lawrence, 1964)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Resales
Famili : Leguminosea
Genus : Inocarpus
Spesies : Inocarpus fagiferus Fosb

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
Pisau dan
Gunting

Blender

Pipet Mikro

Alat Gelas

Ayakan

Neraca Analitik

Kertas Saring

Aluminium Foil

Corong Pisah

Alat Kromatografi
KLT dan Kolom

Rotary vacum
evaporator

Spektrofotometer
UV-Vis dan IR

Cara Kerja
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid Kulit Batang Gayam
Ekstraksi 1 kg serbuk
kering daun gayam dengan
cara maserasi
menggunakan pelarut
etanol 96% selama 24
jam. Filtratnya disaring,
sedangkan ampasnya
dimaserasi kembali dengan
pelarut yang sama sampai
senyawa yang terdapat di
dalamnya terekstrak habis.

Filtrat yang diperoleh


dikumpulkan dan diuapkan
pada tekanan rendah dan
suhu 40oC dengan
penguap putar vacum
(rotary vacum evaporator)
sehingga diperoleh ekstrak
pekat etanol dan ekstrak
pekat etanol yang
diperoleh kemudian
ditimbang.

Ekstrak pekat etanol


dilarutkan dengan
campuran etanol-air (7:3)
kemudian etanolnya
diuapkan menggunakan
rotary vacum evaporator
sampai habis dan hanya
tersisa ekstrak air.

Ekstrak air ini kemudian


difraksinasi berturut turut
dengan n-heksana dan
klorofom sehingga
diperoleh tiga fraksi yaitu
fraksi n-heksana, kloroform
dan air.

Fraksinasi menggunakan nheksana dan klorofom


dilakukan berulang kali
sampai semua komponen
senyawa yang bersifat non
polar dan semi polar habis
terekstraksi.

Ketiga fraksi yang


diperoleh diuapkan,
ditimbang dan diuji steroid
dengan pereaksi
Lieberman-Burchard.

Fraksi yang mengandung


senyawa steroid paling
tinggi kemudian
dipisahkan dan dimurnikan
dengan kromatogafi kolom.

Isolat steroid relatif murni


yang diperoleh dari
pemisahan dan pemurnian
secara kromatografi,

Identifikasi sifat
fisikokimianya
menggunakan
spektrofotometer UV-vis
dan IR, serta diuji aktivitas
antioksidannya terhadap
DPPH.

Uji Aktivitas Antioksidan terhadap DPPH

Dibuat larutan induk


sampel 100 ppm
dengan menimbang 1
mg sampel yang
dimasukkan dalam labu
ukur 10 mL, kemudian
ditambahkan nheksana sampai tanda
batas

Larutan sampel dengan


konsentrasi 5, 8, 10
ppm dibuat dengan
mengambil larutan
induk sebanyak 50 L,
80 L, 100 L,
kemudian dimasukkan
ke dalam 4 labu ukur
10 mL

Ke dalam masing
masing labu ukur
ditambahkan 2 mL
larutan DPPH 1 mM dan
diencerkan dengan air
sampai tanda batas

Kemudian dikocok
sampai homogen, dan
didiamkan selama
kurang lebih 30 menit

Diukur serapannya
dengan
spektrofotometer UVvis pada panjang
gelombang 515 nm.

Ketiga fraksi yang


diperoleh diuapkan,
ditimbang dan diuji
steroid dengan
pereaksi LiebermanBurchard.

Anda mungkin juga menyukai