18
19
Dari kantin,
Dari air untuk membersihkan lingkungan.
21
24
Pengurangan sumber
Recycle
Pengolahan
Penimbunan residu
25
Bahan
Usaha untuk
mendapatkan bahan
Recycle
Produk
Penggunaan bahan
Limbah
Reuse
Akumulasi limbah
Penyaluran
Recovery
Pembuangan
Penyaluran
Pembuangan
26
Alternatif minimisasi:
- Modifikasi proses
- Subtitusi bahan
- Recycle, reuse, recovery
Evaluasi ekonomi
Kriteria seleksi :
- Ekonomi
- Konservasi
- Regulasi
- Hubungan masyarakat
Prioritas alternatif
27
28
SISTEM PENGOLAHAN
Screening dan communition
Sedimentasi
Padatan
Flotasi
Tersuspensi
Filtrasi
Koagulasi/sedimentasi
Land treatment
Lumpur aktif
Trickling filters
Biodegradable
Rotating biological contactors
Organics
Aerated lagoons (kolam aerasi)
Saringan pasir
Land treatment
Khlorinasi
Pathogens
Ozonisasi
Land treatment
Suspended-growth nitrification and denitrification
Fixed-film nitrification and denitrification
Nitrogen
Ammonia stripping
Ion Exchange
Breakpoint khlorinasi
Land treatment
Koagulasi garam logam/sedimentasi
Koagulasi kapur/sedimentasi
Phospor
Biological/Chemical phosphorus removal
Land treatment
Adsorpsi karbon
Refractory
Tertiary ozonation
Organics
Sistem land treatment
Pengendapan kimia
Logam Berat
Ion Exchange
Land treatment
Padatan
Ion Exchange
Inorganik
Reverse Osmosis
Terlarut
Elektrodialisis
Keterangan : B = Biologi, K = Kimia, F = Fisika
29
KLASIFIKASI
F
F
F
F
K/F
F
B
B
B
B
F/B
B/K/F
K
K
F
B
B
K/F
K
K
B/K/F
K/F
K/F
B/K
K/F
F
K
F
K
K
F
K
F
K
30
Oleh karena itu proses pengolahannya harus dilakukan hatihati dengan kontrol kualitas yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Salah satu konsep pengolahan air limbah perkotaan untuk
dijadikan air bersih yakni menggunakan kombinasi proses
pengolahan primer, pengolahan sekunder dengan proses biologis
dilanjutkan proses pengolahan lanjut secara fisika-kimia misalnya
meliputi proses klarifikasi, penghilangan nutrien, recarbonasi,
filtrasi, adsorpsi dengan karbon aktif, proses ion exchange , serta
demeineralisasi dengan proses reverse osmosis serta ozonisasi
dan khlorinasi. Dengan kombinasi proses tersebut dapat
mengolah air limbah sampai menghasilkan air olahan dengan
kualitas sebagai air minum. Diagram pengolahannya dapat dilihat
seperti pada gambar di atas.
2.8.1.1. Proses Screening (Penyaringan)
Di dalam proses pengolahan air limbah, screening (saringan)
atau saringan dilakukan pada tahap yang paling awal. Saringan
untuk penggunaan umum (general porpose screen) dapat
digunakan untuk memisahkan bermacam-macam benda padat
yang ada di dalam air limbah, misalnya kertas, plastik, kain, kayu
dan benda dari metal serta lainnya. Benda-benda tersebut jika
tidak dipisahkan dapat menyebab-kan kerusakan pada sistem
pemompaan dan unit peralatan pemisah lumpur misalnya weir,
block valve, nozle, saluran serta perpipaan. Hal tersebut dapat
menimbulkan masalah yang serius terhadap operasional maupun
pemeliharaan peralatan. Saringan yang halus kadang-kadang
dapat juga digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi.
2.8.1.1.1. Tipe Screen
Screen atau saringan dapat dikelompokkan menjadi dua
yakni saringan kasar (coarse screen) dan saringan halus (fine
screen). Saringan kasar diletakkan pada awal proses. Tipe yang
umum digunakan antara lain : bar rack atau bar screen, coarse
woven wire screen dan comminutor. Saringan halus (fine
screen) mempunyai bukaan (opening screen) 2,3 6 mm, ada
juga yang mempunyai bukaan yang lebih kecil dari 2,3 mm.
Biasanya untuk saringan halus pembersihannya dilakukan secara
mekanis. Beberapa tipe screen yang sangat halus (micro screen)
juga telah banyak dikembangkan untuk dipakai pada pengolahan
sekunder.
31
Bar screen terdiri dari batang baja yang di las pada kedua
ujungnya terhadap dua batang baja horizontal. Penggolongan bar
screen yakni kasar, halus dan sedang tergantung dari jarak antar
batang (bar). Saringan halus jarak antar batang 1,5 13 mm,
saringan sedang jarak antar batang 13 25 mm, dan saringan
kasar (coarse scrre) jarak antar batang 32 100 mm. Saringan
halus (fine screen) terdidi dari fixed screen dan movable screen.
Fixed atau static screen dipasang permanen dengan posisi
vertikal, miring atau horizontal. Movable screen dibersihkan harus
secara berkala. Kedua tipe saringan halus tersebut juga dapat
menghilangkan padatan tersuspensi, lemak dan kadang dapat
meningkatkan oksigen terlarut (DO level) air limbah.
2.8.1.1.2. Kriteria Perencanaan Bar Screen
Bar screen biasanya digunakan untuk fasilitas pengolahan air
limbah dengan skala sedang atau skala besar. Pada umumnya
terdiri dari screen chamberdengan struktur inlet dan outlet, serta
peralatan saringan. Bentuknya dirancang sedemikian rupa agar
memudahkan untuk pembersihan serta pengambilan material
yang tersaring. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merencanakan bar screen antara lain yakni : kecepatan atau
kapasitas rencana, jarak antar bar, ukuran bar (batang), sudut
inclinasi, head loss yang diperbolehkan. Kriteria perencanaan bar
screen dapat dilihat pada berikut :
Tabel 2.2. Kriteria Desain Untuk Bar Screen
Kriteria Desain
Kecepatan aliran melalui
screen (m/det)
Ukuran Bar (batang)
Lebar (mm)
Tebal (mm)
Jarak antar bar (batang) (mm)
Slope dgn horizontal (derajat)
Head loss yang dibolehkan,
clogged screen (mm)
Maksimum head loss, clogged
screen (mm)
Pembersihan
Manual
0.3 0,6
Pembersihan
Mekanis
0,6 1,0
48
25 - 50
25 - 75
45 - 60
150
800
8 10
50 - 75
75 - 85
75 85
150
800
32
B. Traveling Screen
C. Drum Screen
D. Microstrainer
Besaran
(range value)
7,5 20
2,5 7,0
25
1:15:1
2,5 : 1 5 : 1
0,6 0,8
2-5
Keterangan
Lebar bak adalah terbatas untuk
memberikan aksi putaran aliran
dalam bak.
Suplai Udara
4,6 12,4
liter/det per
meter panjang
bak.
(3 8 cfm/ft)
Baffles
Geometri bak
37
38
41
8 Al(OH) 3 + 3 Na2SO4
2 Al(OH) 3 + 3 Na2CO3
2 Fe(OH)3
2 Fe(OH)3
42
2 FeCl3 + 3 Ca(OH)2
2 Fe(OH)3 + 3 CaCl2
Vv = Q x Rs x (100/C) x 10
dimana :
Vv
Q
Rs
C
A1
A2
45
48
2.8.1.7.2. Flokulator
Fungsi flokulator adalah untuk pembentukan flok-flok agar
menjadi besar dan stabil sehingga dapat diendapkan dengan
mudah atau disaring. Untuk proses pengendapan dan
penyaringan maka partikel-partikel kotoran halus maupun koloid
yang ada dalam air baku harus digumpalkan menjadi flok-flok
yang cukup besar dan kuat untuk dapat diendapkan atau disaring.
Flokulator pada hakekatnya adalah kombinasi antara
pencampuran dan pengadukan sehingga flok-flok halus yang
terbentuk pada bak pencampur cepat akan saling bertumbukan
dengan partikel-partikel kotoran atau flok-flok yang lain sehingga
terjadi gumpalan gumpalan flok yang besar dan stabil.
Proses pembentukan flok dimulai dari proses koagulasi
sehingga terbentuk flok-flok yang masih halus. Flok-flok tersebut
akan saling bertumbukan dengan sesama flok atau dengan
partikel kotoran yang ada dalam air baku sehingga akan
menggabung membentuk gumpalan flok yang besar sehingga
mudah mengendap.
2.8.1.7.3. Cara Pengadukan
Pengadukan dalam proses flokulasi ada dua cara yaitu
pengadukan berdasarkan energi yang ada dalam air itu sendiri
dan pengadukan berdasarkan energi mekanik dari luar.
A. Pengadukan Berdasarkan Energi Yang Ada Dalam Air Itu
Sendiri
Cara yang sering digunakan adalah dengan sistem saluran
atau bak dengan penyekat baik secara horizontal maupun
vertikal. Secara sederhana prosesnya dapat dilihat pada
Gambar 2.8.
B. Pengadukan Berdasarkan Energi Mekanik Dari Luar
Ada beberapa metode pengadukan yang banyak dipakai,
bentuk yang sering digunakan antara lain adalah bentuk
paddle yang digerakkan dengan motor, selain itu ada bentuk
flokulator tipe paddle dll. Beberapa tipe flokulator yang
banyak digunakan dapat dilihat seperti Gambar 2.9.
49
Harga (besaran)
Range
Tipikal
1,5 2,5
2,0
32 - 40
Aliran puncak
3
Weir Loading (m /m.hari)
Dimensi :
Bentuk Persegi Panjang
Panjang (m)
Lebar (m)
Kedalaman (m)
Kecepatan
pengeruk
lumpur
(m/menit)
Dimensi :
Bentuk bulat (circular)
Kedalaman (m)
Diameter (m)
Slope dasar (mm/m)
Kecepatan sludge scrapper
(r/menit)
80 - 120
125 - 500
100
250
15 - 90
3 - 24
3-5
0,6 1,2
25 - 40
6 - 10
3,6
1,0
3-5
3,6 - 60
60 - 160
0,02 0,05
4,5
12 - 45
80
0,03
52
Keterangan:
1. Inlet;
2. Inlet air yang bertekanan;
3. Lokasi pencampuran;
4. Oulet;
5. Pelimpah;
6.
7.
8.
9.
Pembuang lumpur;
Pembersih dasar bak;
Pembersih permukaan;
Air disirkulasi untuk diberi tekanan.
2.8.1.11. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penumpukan materi pada interface antara
dua fasa. Pada umumnya zat terlarut terkumpul pada interface.
Proses
adsorpsi
memanfaatkan
fenomena
ini
untuk
menghilangkan materi dari cairan. Banyak sekali adsorbent yang
digunakan di industri, namun karbon aktif merupakan bahan yang
sering digunakan karena harganya murah dan sifatnya nonpolar.
Adsorbent polar akan menarik air sehingga kerjanya kurang
efektif. Pori-pori pada karbon dapat mencapai ukuran 10
angstrom. Total luas permukaan umumnya antara 500 1500
2
3
m /gr. Berat jenis kering lebih kurang 500 kg/m .
2.8.1.12. Gas Stripping
Pada saat ini penggunaan gas stripping hanya terbatas pada
pengolahan air limbah. Zat-zat yang umum di stripping adalah
amonia, hidrogen sulfida, sulfur dioxide dan phenol. Pada proses
stripping air dialirkan ke bawah melalui media ring atau pada
permukaan yang beralur. Sementara udara bersih atau gas lain
dialirkan berlawanan arah. Sistem ini disebut teknik packed
column. Pada sistem ini, aliran gas ke atas (disebut stripping gas)
mengambil gas-gas terlarut yang akan dihilangkan dalam cairan.
Pada saat cairan turun di dalam kolom, cairan mengeluarkan
gas terlarut sementara gas pada phasa gas masuk ke dalam air.
Perpindahan gas terjadi karena adanya ketetapan hukum mass
transfer gas dan cairan. Efisiensi perpindahan tergantung pada :
Distribusi atau penyebaran air ke seluruh permukaan kolom
Luas area interface gas-cairan
Kemurnian dari stripping gas, untuk mencegah pengotoran air
yang diolah
Distribusi gas stripping dalam kolom.
2.8.1.13. Proses Membran
Padatan terlarut dapat dipisahkan dari air atau air limbah
melalui penggunaan membran semipermiable yang mempunyai
diameter pori berukuran 0,001 mikron. Apabila pemisahan
terjadi dengan melewatkan air melalui membran maka proses
disebut osmosis atau hyperfiltration. Proses sebaliknya yaitu
56
59
60
62
63
64
66
67
DAFTAR PUSTAKA
1. Kep. Men. Perindustrian dan Perdagangan RI. Nomor:
254/MPP/Kep/7/1997, tentang Kriteria Industri Kecil di
Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia
2. Setiyono, Teknologi IPAL Yang Efektif dan Efisien,
Disampaikan pada Semiloka Teknologi Pengolahan Limbah
Cair Yang Ekonomis dan Aplikatip. Diselenggarakan oleh
Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia Program Pasca Sarjana,
Universitas Sumatera Utara (USU). Medan 5 Agustus 2004
3. Setiyono, Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Pengelolaan
Bahan Organik Berbahaya disampaikan pada Inception
Workshop Initiating Implementation of The Stockholm
Convention on Persistent Organic Pollutants. Jakarta, 17-18
September 2002
4. -----, Gesuidou Shissetsu Sekkei Shisin to Kaisetsu , Nihon
Gesuidou Kyoukai, 1984.
5. -----, Pekerjaan Penentuan Standard Kualitas Air Limbah
Yang Boleh Masuk Ke Dalam Sistem Sewerage PD PAL
JAYA, Dwikarasa Envacotama-PD PAL JAYA, 1995.
6. Abel. P.D. 1989. "Water Pollution Biology", Ellis Horwood
Limited, Chichester, West Sussex, England.
7. Annonim, Ultra Filtration For Oily Wastewater Treatment,
Abcor.
8. Bansal.K.M., Produced Water Treatment Technologies ,
Conoco Inc, Huston, Texas, USA, 1992.
9. Berne, F., and Cordonnier, J. Industrial Water Treatment ,
Gulf Publishing Company, 1995.
10. Cheremisinoff, Paul N., Handbook of Water and Wastewater
Treatment Technology, Marcel Dekker, Inc., New York, 1995.
11. Design Criteria for Waterworks Facilities, Japan Water Works
Association, 1978.
12. Fair, Gordon Maskew Et.Al., " Eements Of Water Supply
And Waste Water Disposal, John Willey And Sons Inc., 1971.
13. Gabriel Bitton. 1994. "Wastewater Microbiology", A John
Wiley & Sons, INC., New York.
14. Gouda T., Suisitsu Kougaku - Ouyouben, Maruzen
kabushiki Kaisha, Tokyo, 1979.
68
69