Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA

UJIAN MID SEMESTER MANAJEMEN DASAR

PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA

OLEH :
JULYANI WIJAYA
POO 331 012 054
1 B
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
2013

Dalam
kabupaten

wilayah

Kerajaan

kerja

Badu,A.MG

Langit,terdapat

yaitu

masalah

di
yang

Puskesmas
akan

Atas

diatasi

Angin

ataupun

dikurangi . Berdasarkan data yang diambil dari hasil evaluasi kegiatan tahun
lalu diperoleh berbagai gambaran tentang masalah pelayanan maupun keadaan
kesehatan masyarakat. Saya sebagai konsultan akan membantu Badu dalam
masalah MALARIA yang angka kesakitannya relative tidak terlalu tinggi
karena berada diurutan 4 pada kasus angka kesakitan.

PROGRAM KERJA PENANGGULANGAN ANGKA KESAKITAN KARENA


MALARIA
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan
(gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki endemisitas tinggi.
Beberapa

pengertian

malaria

baik

secara

klinik

maupun

secara

Laboratorium menurut beberapa ahli yaitu :


1.

Penyakit malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik,
disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai demam, anemia dan
spenomegali (Nadesul Hendrawan,1996).

2. Malaria adalah suatu penyakit yang akut maupun kronis yang disebabkan
parasit plasmodium yang ditandai dengan gejala demam berkala, menggigil dan
sakit kepala yang disertai dengan anemia dan limpha yang membesar (Pampana,
1969).

3. Malaria klinis adalah penderita dengan gejala demam secara berkala, menggigil
dan sakit kepala dan juga disertai dengan gejala khas daerah (diare pada
balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa) (Dirjen P2MPL, 2003).
4. Malaria Positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit
Plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis (Dirjen P2MPL, 2003).
5.

Penderita malaria meninggal adalah apabila penderita yang meninggal karena


malaria bila dalam darahnya ditemukan parasit malaria dari hasil konfirmasi
laboratorium (Dirjen P2MPL, 2003)
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk
untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan
menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain
hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu
faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah
penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat
rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat
berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan
musuh-musuh

alami

nyamuk

sehingga

kepadatan

nyamuk

menjadi

tidak

terkontrol.
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria)
menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke
dalam

darah

dan

jaringan

hati.

Dalam

siklus

hidupnya

parasit

malaria

membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer).


Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke
erotrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu

mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah
dan keluar merozoit.
Gejala demam pada malaria biasanya penderita akan merasa menggigil (1560 menit) seperti orang yang kedinginan namun suhu tubuh sangat tinggi.
Kejadian menggigil disertai dengan demam tinggi ini bisa berlangsung beberapa
jam kemudian penderita akan berkeringat selama 2-4 jam timbul setelah
demam terjadi akibat gangguan metabolism dan suhu tubuh akan turun kembali
normal. Kejadian ini bisa berlangsung tiap hari, atau tiap 2 hari atau tiap 3
hari atau tidak tentu tergantung jenis malarianya. Sekali terinfeksi malaria
seumur hidup akan mengalami serangan demam menggigil itu jika kekebalan
tubuh menurun. sedang demam biasa adalah demam yang hanya bersifat
situasinoal dan bisa sembuh total dan biasanya karena penyakit infeksi akut non
Plasmodium.
Ciri - ciri penderita malaria secara klinis adalah sebagai berikut :

Demam menggigil secara berkala yang disertai sakit kepala

Pucat karena kurang darah serta kondisi badan lemah

Pada penderita berat disertai kejang kejang, diare hinggga koma


Gejala Klasik malaria suatu parokisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang
berurutan yaitu Dingin, Demam, Berkeringat dan Apireksi / Tidak apa apa
(DIDERITA) (Depkes RI, 1995).

Cara penularan malaria


Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:
a. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan
nyamuk anopheles.

b. Penularan yang tidak alamiah.


1. Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria,
penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.
2. Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik.
Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah
dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada
penderita

yang

dirawat

dan

mendapatkan

suntikan

intra

vena

dengan

menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien,


dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).
3. Secara oral (Melalui Mulut).
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium)
burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).
Pemeriksaan

laboratorium

merupakan

diagnosis

pasti

yang

dapat

menentukan jenis plasmodium yang ada dalam sel darah, Jika ditemukan adanya
plasmodium dalam sel darah maka berdasarkan klasifikasinya dapat dibedakan
atas 4 hal yaitu :
a) Plasmodium Falciparum (Malaria Tropikana)
yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang tinggi.
Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih
cepat dibandingkan spesies lain dan merozitnya menginfeksi sel darah merah
dari segala umur (baik muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50%
malaria di seluruh dunia.
b) Plasmodium Vivax (Malaria Tertiana)
spesies ini cenderung menginfeksi sel sel darah merah yang muda.
(retilkulosit) kira kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan
oleh plasmodium vivax.

c) Plasmodium Malariae (Malaria Quartana)


mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel sel darah merah yang tua.
d) Plasmodium Ovale
Prediksinya terhadap sel sel darah merah mirip dengan plasmodium vivax
(menginfeksi sel sel darah muda) (Sutisna, 2004)
Faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria
Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan
oleh faktor faktor berikut :
a) Faktor penyebab ( Parasit malaria)
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria, genus plasmodium. Ciri
utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu :
Fase seksual
Siklus dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan
memasukan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam aliran darah
manusia. Memasuki sel parenkim hati dan berkembang biak membentuk skizon
hati yang mengandung ribuan merozoit, disebut fase skizogoni eksoeritrosit
karena parasit belum masuk ke dalam sel darah merah.lama fase ini berbeda
untuk setiap spesies plasmodium.pada akhir akhir fase ini, hati pecah, merozoit
keluar lalu masuk ke dalam aliran darah. Fase eritrosit dimulai saat merozoit
dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoit. Proses
berlanjut menjadi trofozoit skizon- merozoit. Setelah dua sampai tiga
generasi merozoit terbentuk lalu sebagian berubah menjadi bentuk seksual
Fase aseksual

Saat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung


parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk.
Selanjutnya

menjadi

mikrogametosit

dan

makrogametosit

dan

terjadilah

pembuahan yang disebut zigot (ookinet) yang kemudian menembus dinding


lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah ribuan sporozoit
dilepaskan dan mencapaikelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk
menggigit tubuh manusia (Prabowo. 2004 )
b) Faktor inang
Penyakit malaria mempunyai dua inang antara lain :
Manusia (intermediate host)
Faktor yang mempengaruhi antara lain : jenis kelamin (pada ibu hamil
akan menyebabkan anemia yang lebih berat) imunitas, penghasilan, perumahan,
pemakaian kelambu, dan obat anti nyamuk.
Nyamuk anopheles (defenitife host)
Nyamuk anopheles betina sebagai vektor penyebab menularnya penyakit
malaria. Nyamuk ini membutuhkan genangan air yang tidak mengalir atau yang
mengalir perlahan untuk meletakkan telur telur nya, sebaga tempat untuk
berkembang biak. Biasanya aktif mencari darah pada malam hari , ada yang
mulai senja sampai tengah malam, ada juga yang mulai tengah malam sampai
menjelang pagi hari (Depkes, 1999). Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5 3
Km dari tempat perindukan. Umur nyamuk anopheles dewasa di alam bebas
belum diketahui tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 5 minggu. (Prabowo.
2004 )
c) Faktor lingkungan ( Enviroment )
Fisik

Suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau masa inkubasi


ekstrinsik. Makin tinggi suhu, makin panjang masa ekstrinsiknya. Hujan yang
berselang dengan panas berhubungan langsung dengan perkembangan larva
nyamuk (Depkes, 1999) Air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan
tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya
tempat perindukan , populasi nyamuk malaria bertambah sehinggah bertambah
pula jumlah penularannya. (Prabowo. 2004 )
Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, meskipun
tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembapan 60 % merupakan batas
paling rendah yang memungkinkan untuk nyamuk hidup. Pada kelembapan yang
lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit sehingga
meningkatkan penularan malaria ( Harijanto, 2000 )
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda
beda. Ada yang menyukai tempat terbuka dan ada yang hidup di tempat yang
teduh maupun di tempat yang terang.

Biologi
Tumbuhan semak, sawah yang berteras, pohon bakau, lumut, ganggang
merupakan tempat perindukan dan tempat tempat peristirahatan nyamuk yang
baik. Adanya belbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah,
gambus, nila, mujair mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah (Depkes,
1999)
Sosial budaya

Tingkat

kesadaran

masyarakat

tentang

bahaya

malaria

akan

mempengaruhi kesadaran masyarakat memberantas malaria

RANCANGAN KERJA
A. Misi
a. Meningkatkan kewaspadaan dini dan kesadaran masyarakat/warga setempat
mengenai hidup bersih dan sehat.
b. Untuk mencapai masyarakat yang sehat, sejahtera dari penyakit dan terbebas
dari penyakit menular malaria.
B. Visi
a. Memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam hal peningkatan kesejahterahan
dan penanggulangan penyakit malaria.
b. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan serta perhatian pemerintah untuk
memberantas vector/penyakit malaria.
C.
a.
b.
c.

Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Menjaga masyarakat dari serangan penyakit malaria
Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya

malaria
Menyadarkan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
1. Tahap perencanaan
Berikut adalah hal-hal yang direncanakan untuk membantu mengurangi angka
kesakitan karena malaria :
1. Pelatihan petugas/sukarelawan

2. Penyuluhan kepada masyarakat umum


3. Pemeriksaan penderita dengan gejala malaria
4. Pengobatan penderita yang positip malaria
5.

Pemberian kelambu anti nyamuk bagi keluarga-keluarga yang tinggal didaerah


endemisitas tinggi

6. Memberantas vector
7.

Lingkungan warga

2. Implementasi
Berikut adalah tahap implementasi yang dapat membantu mengurangi angka
kesakitan karena malaria :
1. Pelatihan
Pelatihan tentang penyakit malaria: gejala malaria, cara pencegahan, metode
pemeriksaan, metode pengobatan,akan diberikan kepada para tenaga kesehatan
maupun tenaga non kesehatan (petugas lapangan) dengan intensitas dan fokus
yang sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dan terhadap penanganan malaria
dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan
mengobati penderita malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara
dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.
2. Penyuluhan
Diharapkan tenaga-tenaga yang sudah dilatih tersebut dapat memberikan penyuluhan
kepada kelompok masyarakat, sesuai dengan lingkup tugasnya sehari-hari. Sarana akan
diberikan kepada para tenaga yang memberi penyuluhan tersebut.

3. Pemeriksaan
Para tenaga
pemeriksaan

yang
darah

sudah

dilatih

orang-orang

tersebut

yang

diharapkan

mempunyai

gelaja

dapat

melakukan

malaria

(demam

menggigil), dengan menggunakan alat test yang sesuai dengan kemampuannya.

Petugas kesehatan menggunakan mikroskop, sedang tenaga non kesehatan


dengan menggunalan kertas test (RDT=Rapid Diagnostic Test).
4. Pengobatan
Para tenaga kesehatan yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat memberikan
pengobatan kepada penderita yang tes darahnya positif, dengan menggunakan obat
yang paling ampuh (yaitu ACT tablet) dan dengan dosis yang tepat/cukup, sehingga
penderita segera terbebas dari parasit malaria.

5. Pemberian kelambu untuk keluarga


Diharapkan bisa memberikan kelambu anti nyamuk (kelambu yang sudah dicelup dengan
obat anti nyamuk) kepada para keluarga yang tinggal didaerah endemis tinggi, yaitu 2
kelambu per keluarga dan bisa lebih jika dalam keluarga terdapat lebih dari 5 orang
yang tinggal bersama dalam satu rumah.Jika jumlah anggota keluarga ada lebih dari 5
orang, dapat diberi tambahan kelambu lagi sebanyak 1 kelambu per 2 orang.

6. Memberantas vektor

( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta


masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan
kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang
berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria,
dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru
sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.

7. Lingkungan warga
Dinas kesehatan

dan

petugas

kesehatan

diharapkan

gencar

melakukan

pengasapan dan pemberian abate di tempat penampungan genangan air, area

persawahan tetapi kalau tidak diikuti kesadaran masyarakat dalam menjaga


lingkungannya, upaya akan sulit tercapai.
3. Program pengendalian
Proses pengendalian dalam kinerja mengatasi angka kesakitan karena
malaria diperlukan kerja sama dan campur tangan perangkat pemerintah desa
yang

berfungsi

masyarakat,dan

sebagai
Kinerja

pusat

controlling

pengendalian

ini

dan

diharapkan

monitoring
adanya

kegiatan
partisipasi

masyarakat yaitu untuk memelihara kebersihan lingkungan dan kebersihan diri


sendiri,serta antara tenaga kesehatan medis maupun non medis untuk dapat
menjalankan program ini

dengan baik dan benar sehingga dapat dijalankan

secara terus menerus dan mampu mengurangi angka kesakitan karena malaria.

Demikian hasil rancangan program kerja penanggulangan angka kesakitan


karena malaria untuk wilayah kerja Badu . Semoga dapat membantu mengatasi
masalah malaria didesa wilayah kerja Badu sehingga terwujud masyarakat yang
sehat sesuai dengan tujuan.

Kendari,18 Mei 2013


KONSULTAN
JULYANI WIJAYA

Anda mungkin juga menyukai