Abstract
Rosela is a plant that is rich in benefits, fiber can be used as the stem as a raw material for
making ropes and gunny, seeds can be used instead of the distance and the sheath, especially in the
interest antosianin there is a substance that can be used as a food coloring is useful for health care
because of the womb nutrition and active substances that can cure various diseases.
This study aims to optimize the sheath antosianin of interest rosela with the influence of the
condition, treatment and weight of the sample solvent aquadest and ethanol to produce the best
antosianin. Antosianin obtained with the method of extraction, obtained with the oven dry condition
smalling partikel treatment and weight 25 gr unutk the most well produced antosianin ptimal% yield
of 74.790% with the use of ethanol solvent concentration 96%.
Keywords: rosela, antosianin, extraction
11
I. PENDAHULUAN
Tanaman rosela merupakan tanaman hias luar
ruangan yang merupakan jenis dari tanaman sepatu.
Tanaman rosella (sabdariffa hibiscus linn) merupakan
tanaman yang sangat dikenal saat ini karena pada
kelopak bunga rosella dapat digunakan sebagai
minuman kesehatan yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit. Selain itu, bagian dari tanaman ini
memiliki manfaat lain, pada serat batang dapat
dimanfaatkan sebagai sebagai bahan baku pembuatan
tali dan karung goni dan buahnya memiliki kandungan
yang sama dengan biji jarak. Kelopak bunga rosela
mengandung zat warna antosianin dengan kadar yang
relatif tinggi, sehingga kelopak bunga rosela
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber
zat warna alami pada bahan pangan yang bermanfaat
bagi kesehatan.
Penelitian ini menggali potensi dan manfaat lain
dari bunga rosela, terutama kelopak bunga rosela yang
memiliki antosianin yang dapat digunakan sebagai
pewarna alami pada bahan pangan yang memiliki
bermanfaat bagi kesehatan. Antosianin adalah
kelompok pigmen yang menyebabkan warna kemerahmerahan, letaknya di dalam cairan sel yang bersifat
larut dalam larutan polar. Larutan pengekstrak yang
digunakan pada penelitian ini adalah aquadest dan
etanol. Dipilihnya etanol sebagai pelarut dalam
mengekstrak karena antosianin adalah pigmen yang
sifatnya polar dan akan larut dengan baik dalam
pelarut-pelarut polar, sementara aquadest digunakan
sebagai pelarut pembanding dalam memperoleh
antosianin yang terbaik.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Mengetahui pengaruh jenis pelarut untuk
memperoleh % yield antosianin yang terbaik.
2) Mengetahui pengaruh kondisi (basah, kering dan
kering oven) terhadap jenis pelarut yang dipakai
untuk menghasilkan % yield antosianin yang
terbaik.
3) Mengetahui pengaruh perlakuan (langsung dan
gerus) dan berat (15 gr, 20 gr dan 25 gr) terhadap
pelarut yang dipakai untuk menghasilkan % yield
antosianin yang terbaik.
100 gr
Kelopak Segar
44 kal
86,2%
1,6 gr
0,1 gr
12
100 gr
Kelopak Segar
11,1 gr
2,5 gr
1,0 gr
60 mg
3,8 mg
285 ig
14 mg
0,04 mg
0,6 mg
0,5 mg
2.2.1 Antosianin
Antosianin memiliki rumus struktur sebagai berikut
:
pengontakkan
terjadi,
mekanisme
yang
berlangsung adalah peristiwa pelarutan dan difusi.
Pelarutan merupakan peristiwa penguraian suatu
molekul zat menjadi komponennya, baik berupa
molekul molekul atom atom maupun ion
ion, karena pengaruh pelarut cair yang
melingkupinya. Partikel partikel yang
terlarutkan ini berkumpul di permukaan antara
(interface) padatan dan terlarut. Bila peristiwa
pelarutan masih berlangsung, maka terjadi difusi
partikel partikel zat terlarut dari lapisan antara
fase menembus lapisan permukaan pelarut dan
masuk ke dalam badan pelarut dimana zat
terdistribusikan merata. Jadi difusi terjadi di fase
padat diikuti difusi fase cair. Peristiwa ini terus
berlangsung sehingga keadaan setimbang tercapai
(Bird et,al 1980).
2.4
Metode Evaporasi
Ekstraksi
merupakan
dilakuan
dengan
mengontakkan padatan dengan pelarut sehingga
diperoleh larutan yang diinginkan yang kemudian
dipisahkan dari padatan sisanya. Pada saat
13
3.3.2
Persiapan Pelarut
Pelarut yang digunakan adalah aquadest dan etanol
(96%) dengan volume yang sama yaitu 200 ml.
Aquadest dan etanol merupakan pelarut organik yang
bersifat tidak bersifat beracun sehingga aman
digunakan sebagai pelarut bahan pangan.
3.3.3
Tahap Ekstraksi
Pada tahap ini, ekstraksi dilakukan didalam alat
sokhlet. Kelopak bunga rosella yang telah dibedakan
berdasarkan variable kondisi, perlakuan dan berat dari
sampel dibungkus dengan menggunakan kertas saring
dan diekstraksi selama 4 jam dengan pelarut aquadest
dan etanol (96%)
3.3.4
Sentrifuse
Hasil ekstraksi yang didapatkan merupakan ekstrak
yang belum murni karena masih bercampur dengan
pelarut (aquadest dan etanol) dan partikel-partikel kecil
oleh karena itu dilakukan sentrifuse. Sentrifuse
bertujuan untuk memisahkan partikel-partikel padat
yang berukuran kecil yang terikut dalam hasil ekstraksi
sehingga partikel-partikel tersebut mengendap didasar
tabung. Sentrifuse dilakukan selama kurang lebih 5
menit dengan kecepatan 6000 rpm.
3.3.5 Penyaringan Filtrat
Penyaringan hasil ekstraksi dilakukan setelah ekstrak
disentrifuse, penyaringan dirangkai dengan pompa
vakum dan kertas saring sebagai penyaring padatan
yang sangat kecil. Ambil sample yang lolos dari kertas
saring, lalu didapat filtrat pigmen.
3.3.6 Evaporasi
Evaporasi dilakukan berdasarkan titik didih pelarut
pada aquadest dengan temperatur 1000C dan etanol
dengan temperatur 80 0C. Evaporasi bertujuan untuk
menguapkan dan mengambil pelarut yang masih
bercampur dengan antosianin sehingga larutan menjadi
pekat.
3.4 Proses Analisa
14
Pelarut
Kondisi
Sampel
Perlakuan
Sampel
Langsung
Basah
Gerus
Langsung
Aquad
est
Kering
Gerus
Langsung
Kering
Oven
Gerus
Langsung
Basah
Gerus
Langsung
Etanol
Kering
Gerus
Langsung
Kering
Oven
Gerus
Berat
Sampel
(gr)
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
15 gr
20 gr
25 gr
% Yield
Antosianin
3,493
4,102
4,975
5,498
7,598
8,097
37,480
38,031
38,996
40,079
41,742
42,745
48,246
49,274
51,278
53,157
53,981
55,385
6,106
7,515
7,841
8,037
9,473
10,589
52,573
53,912
55,205
56,719
58,301
60,184
67,653
68,397
69,113
71,642
73,075
74,970
Antosianin+NaOH0,1M Antosianin+NaOH0,1 M
+ HCl Pekat
4.3 Penentuan Daya Absorbansi Antosianin
N
o
Kode Sampel
Kondisi kering
Perlakuan sampel
gerus
Berat sampel 25
gr
Pelarut aquadest
Kondisi kering
oven
Perlakuan sampel
langsung
Berat sampel 25
gr
Pelarut etanol
Kondisi kering
oven
Perlakuan sampel
gerus
Berat sampel 25
gr
Pelarut etanol
4.3.1
%Yield
(nm)
Absorba
nsi
Konse
ntrasi
42,475
450
599
550
600
1,310
1,340
1,815
0,327
2,763
2,549
2,116
0,785
69,113
450
500
550
600
1,982
1,817
1,495
1.053
3,541
3,067
2,493
1,301
74,970
450
500
550
600
2,301
2,098
1,709
1,526
3,906
3,574
3,362
2,839
Pembahasan
15
% Yield Antosianin
Basah, Perlakuan
Langsung
Basah, Perlakuan
Gerus
Kering, Langsung
50
40
30
20
Kering, Gerus
10
0
Kering Oven,
Langsung
Kering Oven, Gerus
10
20
30
16
% Yield Antosianin
Basah, Perlakuan
Langsung
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Basah, Perlakuan
Gerus
Kering, Langsung
Kering, Gerus
Kering Oven,
Langsung
10
20
30
Kering Oven, Gerus
% Yield Antosianin
80
Pelarut Etanol,
Kondisi Basah
70
Pelarut Aquadest,
Kondisi Basah
60
50
Pelarut Etanol,
Kondisi Kering
40
30
Pelarut Aquadest,
Kondisi Kering
20
10
Pelarut Etanol,
Kondisi Kering Oven
0
10
20
Berat Sampel (gr)
30
Pelarut Aquadest,
Kondisi Kering Oven
Mengetahui
Antosianin
Antosianin
Pengaruh
Terhadap
% Yield
Absorbansi
%Yiel
d
(nm)
Absorban
si
42,475
450
599
550
600
1,310
1,340
1,815
0,327
69,113
450
500
550
600
1,982
1,817
1,495
1.053
74,970
450
500
550
600
2,301
2,098
1,709
1,526
Konsentrasi
2,763
2,549
2,116
0,785
3,541
3,067
2,493
1,301
3,906
3,574
3,362
2,839
17
80
70
50
2.5
Absorbansi
anin
60
2
1.5
1
0.5
0
400
500
600
700
Panjang Gelombang
(nm)
Kering, gerus,
25 gr,
Aquadest
Kering oven,
langsung, 25
gr, etanol
Kering oven,
gerus, 25 gr,
etanol
18
V. KESIMPULAN