Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam karya ilmiah harus mengikuti
kaidah tata bahasa Indonesia dan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Karya Ilmiah ini berjudul Kesalahan Penggunaan Ejaan
dan Tanda Baca pada artikel yang berjudul Persepsi Fakta dan Bukti Hukum
Koruptor dan dalam artikel ini menunjukkan bahwa masih terdapat penggunaan
ejaan dan tanda baca yang tidak sesuai dengan standar aturan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Karya ilmiah ini disusun penulis berdasarkan kaidah tata Bahasa Indonesia
dari materi yang terdapat pada buku-buku pegangan penulis. Karya ilmiah ini juga
disusun berdasarkan ilmu yang penulis peroleh tentang penggunaan ejaan dan tanda
baca yang diajarkan kepada penulis.
Dalam menyusun karya ilmiah penulis dibantu oleh dosen pengasuh Bahasa
Indonesia Ibu Peraturen Sukapiring. Beliau telah mengarahkan penulis dengan baik
dan benar sehingga penulis dapat menulis dan menyelesaikan karya ilmiah dengan
baik dan benar.
Sebagai umat beragama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini, serta tidak lupa pula ucapan terimakasih kepada ibu peraturen
sukapiring selaku dosen pengasuh mata kuliah bahasa indonesia dan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna, baik dari segi
teknik maupun segi materi. Oleh sebab itu, demi menyempurnakan karya ilmiah ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca sangat diharapkan untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Meilisa Delfiyana
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang dan masalah
Bahasa indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia yang banyak
digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, baik itu di desa maupun di
perkotaan dan dapat mempersatukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dalam berbahasa indonesia terkadang masyarakat tidak menyadari kesalahan kalimat
dan kata yang digunakan tidak benar seperti menggunakan Bahasa yang tidak baku
dalam kegiatan-kegiatan resmi. Faktor faktor yang menyebabkan kesalahan tersebut
diantaranya adalah tidak meratanya ilmu pengetahuan bahasa indonesia yang sesuai
dengan kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena setiap daerah
memiliki caranya masing masing dalam mempelajari bahasa Indonesia, sehingga
timbulnya perbedaan penyampaian dan pemakaian bahasa Indonesia.
Dalam penulisannya juga banyak masyarakat Indonesia sering melakukan
kesalahan-kesalahan penulisan baik itu dari segi ejaan dan tanda baca pada
khususnya. Sehingga menimbulkan kesalahan makna. Padahal pemerintah Indonesia
sudah menetapkan aturan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan
tanda baca . Penulisan ejaan dan tanda baca sangat perlu diperhatikan sebab, dalam
penulisannya tersebut terdapat ciri khas dari bahasa indonesia yang membedakannya
dengan bahasa lain walaupun dibandingakan dengan bahasa melayu yang menjadi
asal mula bahasa indonesia.
Pelajaran bahasa Indonesia sebenarnya sudah dipelajari sejak Sekolah Dasar
(SD) sampai perguruan tinggi. Namun, kesalahan menggunakan ejaan dan tanda baca
masih banyak dijumpai dari berbagai kalangan masyarakat.
Untuk menjaga ciri khas Bahasa Indonesia pada penulisan ejaan dan tanda
baca, penulis menganalisa salah satu artikel yang berjudul Persepsi Fakta dan Bukti
Hukum Koruptor oleh Ir. Gustami harahap,MP. Penulis ingin mengetahui artikel
tersebut sudah sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar atau masih
terdapat kesalahan dalam penulisannya. Kesalahan dalam menulis biasanya terjadi
karena kebiasaan penulis menggunakan ejaan yang tidak baku, serta kurangnya
pengetahuan penulis akan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Untuk itu,
saya menulis karya ilmiah ini untuk menganalisis kesalahan menggunakan ejaan dan
tanda baca yang sering terjadi dalam menulis artikel
Permasalahan
Pengunaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar adalah salah satu cara
memepertahankan kebahasaan indonesia. Dari perumusan ini dapat diketahui
masalah dalam penelitian adalah:
1.)
Bagaimana tingakat pengetahuan pemahaman, dan pemakaian ejaan yang
baik dan benar oleh penulis artikel?
2.)
Bagaimana tingakat pengetahuan pemahaman, dan pemakaian tanda baca
yang baik dan benar oleh penulis artikel?
Tujuan pembahasan
Tujuan penulis menganalisa artikel tersebut untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan. Penulisan Karya Ilmiah ini juga bertujuan untuk mengetahui kesalahan
penggunaan ejaan dan tanda baca serta mengukur kemampuan penulis dalam
menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar.
Hipotesis
Penulis meneliti artikel ini untuk mengukur tingkat kemampuan dan
pemahaman penulis dalam menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar.
Dari pengalaman yang penulis terima masyarakat indonesia masih banyak yang
kurang memahami bahkan tidak mengetahui bagaimana penggunaan ejaan dan tanda
baca yang baik dan benar.
2.)
3.)
4.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
5.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang
6.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata dari nama orang
7.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
8.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
9.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi
10.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan , lembaga
pemerintahan, dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi.
11.)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan.
12.)
13.)
Huruf miring digunakan untuk menulis sebuah kutipan berupa judul karangan.
2.)
3.)
Huruf miring digunakan untuk menuliskan huruf ilmiah atau ungkapan asing.
Kata depan di,ke, dan dari ditulis terpisah jika menerangkan kata tempat dan
ditulis gabung dengan kata dasarnya jika kata dasar bukan keterangan tempat.
Untuk penulisan angka ada dua jenis yakni Angka Arab dan Angka Romawi.
Angka Arab yakni 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, biasanya dipakai untuk menyatakan
ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, dan nilai uang
Angka Romawi biasanya digunakan untuk penulisan bab dari suatu karangan
yang berbentuk buku. Angka Romawi yakni: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, dst.
Dari segi penulisan angka ada dua jenis penulisan yakni penulisan dengan
angka tersebut dan penulisan angka dengan menggunakan huruf dan penulisan angka
itu sendiri dilengkapi dengan penulisannya hurufnya.
Pemakaian tanda titik digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat, tanda
akhir singkatan kata, pemakaian nomor, memisahkan angka dari waktu, dan
digunakan untuk angka.
Penggunaan tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam satu
perincian, memisahkan kalimat yang setara, memisahkan anak kalimat dengan induk
kalimat, memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, dan masih
banyak lagi pemakaian tanda koma dengan kaidah tertentu.
Tanda titik dua digunakan untuk dipakai pada akhir suatu pernyataan lemgkap
bila diikuti rangkaian atau pemberian, untuk dipakai sesudah kata atau ungkapan
yang memerlukan pemberian, untuk dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan, tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan, dan dipakai di
antara jilid atau nomor dan halaman serta di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab
suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, judul sebuah karangan, istilah ilmiah.
Tanda hubung digunakan menyambungkan suku-suku kata dasar yang
terpisah, unsur-unsur kata ulang, huruf yang di eja satu-satu dan bagian tanggal.
Sumber data
Data yang digunakan berasal dari sebuah artikel yang berjudul Persepsi Fakta
dan Bukti Hukum Koruptor.
Dalam skripsi ini masih ada kesalahan contohnya pada kalimat pertama
paragraph kedua yakni penggunaan tanda koma pada kata resmi seharusnya tidak
perlu dibubuhi tanda koma. Kemudian pada kalimat pertama paragraf kedua pada
kata mark-up seharusnya digunakan huruf miring untuk menuliskan kata ungkapan
asing, dan masih banyak lagi yang akan dijelaskan di bab isi.
BAB II
ISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
-
Letak Kesalahan
antara lain : 1. Menyetujui alokasi
secara bersama, 3. Melakukan
,penyidikan kasus proyek Hambalang,
keputusan dan (3) Intellectual
izin dari Presiden, yang
Kepolisian, Sehingga dibuat
KPK di Propinsi di Indonesia
kabupaten/kota: Misalkan Propinsi
mark-up
indicator
corruption
law enforcement
good governance
Di institusi
Di lain
Letak Kesalahan
1. Oleh : Ir. Gustami harahap.,MP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
-
Pembahasan
Pemakaian huruf kapital
Pada artikel ini cukup banyak kesalahan yakni penulisan:
Pada kalimat pertama paragraf kedua antara lain : (1) Menyetujui alokasi,
seharusnya penulisan kata menyetujui tidak menggunakan huruf kapital karena tanda
kurung mengapit angka.
Pada kalimat pertama paragraph kedua secara bersama, (3) Melakukan,
seharusnya penulisan kata melakukan tidak menggunakan huruf kapital karena tanda
kurung mengapit angka.
Pada kalimat ketiga paragraph ketiga ,penyidikan kasus proyek Hambalang,
seharusnya penulisan kata proyek menggunakan huruf kapital.
Pada kalimat pertama paragraf keempat keputusan dan (3) Intellectual
seharusnya penulisan kata intellectual tidak menggunakan huruf kapital karena tanda
kurung mengapit angka.
Pada kalimat pertama paragraf kelima izin dari Presiden, yang seharusnya
penulisan kata Presiden tidak menggunakaan huruf kapital pada awal ejaan.
Pada kalimat pertama paragraf kedelapan Kepolisian, Sehingga dibuat
seharusnya kata sehingga tidak menggunakan huruf kapital pada awal ejaan karena
tidak diakhiri dengan tanda baca titik.
Pada kalimat pertama paragraf kesembilan KPK di Propinsi di Indonesia
seharusnya kata Propinsi tidak menggunakan huruf kapital pada awal ejaan karena
bukan merupakan nama negara.
Pada kalimat pertama paragraph kesepuluh kabupaten/kota: Misalkan Propinsi
seharusnya kata misalkan dan propinsi tidak menggunaan huruf kapital pada awal
ejaan karena kata misalkan bukan diakhiri dengan tanda baca titik tetapi tanda baca
titik dua, sedangkan propinsi bukan merupakan nama negara tersebut.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil penitian, saya dapat menarik kesimpulan dari artikel yang
saya teliti bahwa penulis belum memahami tentang penggunaan ejaan dan tanda baca.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kesalahan ejaan dan tanda baca yang saya
temukan pada tulisan Ir.Gustami Harahap, MP. Kesalahan penulis tersebut di antara
lain, pada penulisan huruf kapital, huruf miring, serta penggunaan kata depan di, ke,
dan dari. Kemudian pada penggunaan tanda baca, yaitu tanda koma dan tanda titik.
Kesalahan ejaan dan tanda baca itu disebabkan oleh kurangnya kesadaran
untuk menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai dengan baik dan benar. Maka,
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini diharapkan tidak terjadi lagi kesalahan yang
sama di kemudian hari dan menjadi pedoman untuk selalu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Topik
: Kary
Judul
: Kesalahan Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca pada artikel yang berjudul
Persepsi Fakta dan Bukti Hukum Koruptor