Anda di halaman 1dari 34

Daftar Isi

Skenario

Kata Sulit

Pertanyaan

Jawaban

Hipotesa

Sasaran Belajar
Pembahasan
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles
LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles

LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan


Tendon Achilles

10

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles


LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles

14

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles

14

LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles

15

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles

15

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon


Achilles

16

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding


Rupture Tendon Achilles

17

LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi pada Rupture Tendon Achilles

23

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan pada Rupture Tendon


Achilles

25

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles

30

Daftar Pustaka

29

SKENARIO
1

SULIT BERJALAN
Seorang laki-laki atlet sprinter berusia 35 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan
sulit berjalan dan nyeri sekali di pergelangan kaki kanannya sejak 1 jam yang lalu.
Informasi tambahan:
Sebelumnya pasien sedang menjalani latihan lari, ketika sedang lari cepat, tiba-tiba terdengar
bunyi krek dari pergelangan kakinya dan ia pun berhenti mendadak. Pada pemeriksaan fisik,
keadaan umum pasien baik dan tanda vital baik. Ditemukan nyeri tekan pada pergelangan
kaki kanan. Pada tes Simmonds, tidak ditemukan plantar fleksi pada kaki kanan.

KATA SULIT
2

1. Tes Simmonds
: tes yang dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang
terjadi di tulang calcaneus.
2. Plantar fleksi
: gerakan ke bawah dari telapak kaki ke pergelangan kaki atau
menekuk.
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.

Pada kasus di atas, adakah tes lain yang dapat dilakukan selain tes Simmonds?
Mengapa pada pasien tidak ditemukan gerakan plantar fleksi?
Siapa saja yang beresiko terkena kasus seperti pada skenario di atas?
Mengapa dokter melakukan tes Simmonds?
Pada kasus ini, bagian apakah yang bermasalah? Apakah tulang, otot, atau bagian
persendiannya?
6. Bagaimana penanganan pertama pada kasus di atas?
7. Apa diagnosis yang dapat ditegakkan dari skenario?
8. Bagaimana prosedur melakukan tes Simmonds?
9. Bagaimanakah pengaruh usia pada kasus seperti di atas?
10. Apakah pasien dengan kasus di atas dapat pulih kembali?
11. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis
kasus di atas?
12. Apa saja penyebab terjadinya kasus di atas?
JAWABAN
1. Ada tes lain yang dapat dilakukan, yaitu tes Thompson, dengan cara pasien diminta
melakukan posisi seperti sujud, kemudian bagian betis diremas dan perhatikan apakah
ada gerakan plantar fleksi atau tidak.
2. Karena tendon Achilles merupakan fleksor pada articulation talocruralis, sehingga jika
ada masalah pada tendon Achilles, maka pasien tidak akan dapat melakukan gerakan
plantar fleksi.
3. - Atlet, terutama pada cabang olang raga yang membutuhkan footwork yang baik,
contohnya badminton, sepak bola, dan atlet lari.
- Pekerja berat
- Pendaki gunung
4. Untuk mengetahui apakah ada masalah di tendon pada pergelangan kaki (tendon
Achilles)
5. Yang bermasalah adalah tendon achillesnya.
6. Penanganan pertama pada kasus di atas dapat dengan cara memasang spalk (bidai)
yang harus melalui 2 sendi. Kemudian segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat
perawatan lebih lanjut.
7. Diagnosis kasus di atas adalah rupture tendon Achilles.
8. Prosedur melakukan tes Simmonds adalah sebagai berikut:
- Pasien diminta melakukan posisi telungkup.
- Kaki pasien diposisikan menggantung.
- Pasien diminta melakukan gerakan dorsofleksi dan plantar fleksi.
Pada keadaan normal akan didapatkan gerakan dorsofleksi dan plantar fleksi.
Sedangkan pada keadaan tidak normal maka dorsofleksi dan plantar fleksi tidak akan
ditemukan.
3

9. Usia berpengaruh pada risiko kejadian seperti pada kasus di atas. Karena pada usia
tua, biasnya tulang semakin rapuh dan fungsi otot juga berkurang. Terutama pada
wanita.
10. Bisa pulih kembali, tapi aktivitas akan lebih terbatas.
11. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus di atas antara lain
pemeriksaan radiologi, seperti rontgen untuk mengetahui apakah terdapat fraktur atau
tidak serta apakah terdapat soft tissue swelling atau tidak, dan MRI (Magnetic
Resonance Imaging) untuk mengetahui bagian otot atau tendon apa sajakah yang
bermasalah.
12. Penyebab terjadinya kasus di atas di antaranya:
- Stress yang berat pada tendon yang bersangkutan.
- Intensitas latihan yang berat (contohnya pada para atlet).
- Gerakan dorsofleksi yang berlebihan (contohnya pada pendaki gunung).

HIPOTESA
Faktor risiko seperti stress yang berat pada tendon, dorsofleksi yang berlebihan, serta
intensitas latihan yang berat seperti yang dilakukan oleh para atlet atau pekerja berat dapat
menyebabkan masalah pada tendon di pergelangan kaki. Pada pemeriksaan fisik tidak

didapatkan plantar fleksi. Kasus tersebut didiagnosa sebagai rupture tendon Achilles. Kasus
seperti ini dapat ditatalaksana dengan terapi konservatif dan operatif.

SASARAN BELAJAR
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles
LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles
5

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles


LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan Tendon
Achilles
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles
LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles
LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles
LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles
LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles
LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon Achilles
LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Rupture
Tendon Achilles
LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi pada Rupture Tendon Achilles
LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan pada Rupture Tendon Achilles
LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles

PEMBAHASAN

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles


LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles
6

Tendon adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung
yang lain berinsersi ke dalam tulang. Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan
tarik tendon dari otot ke tulang- tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus
tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang.
Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan
bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.

Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot
plantaris. Pada manusia,letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah
tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 cm, dimulai dari
pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada
bagian tengah-belakang tulang calcaneus.
Dibandingkan dengan bagian lain dari tubuh, tendo Achilles memiliki suplai darah
yang relatif sedikit. Darah dipasok ke Achilles tendo oleh dua arteri yaitu A. Tibilais posterior
yang mensuplai darah pada bagian proksimal dan distal. A. Peroneus pada bagian medial dari
tendo. Vaskularisasi terlemah pada sambungan Achilles - tumit dan suplai darah yang paling
lemah pada titik sekitar 2-6 cm di atas sambungan tendo Achilles - tumit tulang.
Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang
tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan
menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit,sehingga terjadi
gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit).Kontraksi otot betis yang
dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hariseperti berjalan, berlari, dan
melompat.

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles

Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian
belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.
Tendonadalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot ini dalam
tubuh adalah bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan
seseorang untuk berjalan, melompat, mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak cara.
Ketika otot kontraksi, hal itu menarik tulang menyebabkan gerakan ini.
Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon
kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran).Lembaran
berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis
yang menghasilkan ligamen atau tendon.Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang
memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril.
Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi
signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.
Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.Serat
kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein- protein kolagen.
Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron.
Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar. Dalam keadaan segar
bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat
lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 m.
Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut
miofibril dengan diameter 45sampai 100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop
elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut
kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen,
kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan
menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin dan enzim kolagenase.
Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari
rantai (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara
genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1

Tipe I tipe kolagen yang paling banyak ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat
dewasa, tulang, gigi dan sementum

Tipe II tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama
penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan
elastic

Tipe III Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis
jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.

Tipe IV terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan
merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut

Tipe V terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I6.

Tipe VI : terdapat pada basal lamina

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I,
tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast
daritendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur.
Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dank arena itu dapat mempengaruhi
putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular
yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang
merupakan fibroblast khusus,muncul pada potongan longitudinal.Pengaturan yang baik ini
disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit,
yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler darimatriks eksraseluler dan juga
dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

Fibroblast dari tendo achilles dikelilingi oleh matriks ekstraselular dari kolagen,
mukopokisakarida, elastin, dan glikoprotein. Setiap urat saraf dikelilingi oleh endotenon, dan
unit ini dikelilingi oleh epitenon sangat vaskular. Dalam keadaan normal struktur tendo
Achilles berubah saat mengalami penuaan. Perubahan ini termasuk kepadatan sel menurun,
penurunan kolagen urat saraf, dan hilangnya kelenturan serat, yang dapat menjelaskan
insiden yang lebih tinggi dari cedera tendo di atlet tua.
Tidak seperti tendo lainnya, tendo Achilles tidak memiliki selubung tendo yang benar
atau sejati. Sebaliknya, tendo Achilles dikelilingi oleh paratenon yang terdiri dari jaringan
lunak. Lapisan luar paratenon adalah bagian dari fasia profunda, lapisan tengah disebut
mesotenon dan lapisan dalam kontinu dengan lapisan tipis yang mengelilingi tendo itu sendiri
disebut epitenon.

LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan Tendon


Achilles

10

(sumber gambar:
http://newsroom.aaos.org/images/9064/media_gallery/Foot72dpiRGB.jpg)
Secara anatomis, kaki dapat dibagi menjadi tiga bagian fungsional yaitu:
1. Bagian depan kaki, terdiri dari lima tulang metatarsal dan empat belas tulang
falang.
2. Bagian tengah kaki, terdiri dari tiga tulang kuneiformis, sebuah tulang kuboid
dan tulang navikularis membentuk sebuah deretan.
3. Bagian belakang kaki, terdiri dari, a. tulang talus pada bagian apex kaki yang
merupakan bagian dari sendi pergelangan kaki, merupakan kunci mekanis pada
bagian apex kaki, mempunyai korpus, kolum dan kaput, berbentuk cembung,
pada permukaan superiornya menyerupai pelana kuda, b. tulang kalkaneus
merupakan bagian paling belakang dari kaki yang menyentuh permukaan tanah.
Persendian kaki dan Pergelangan kaki
Sendi pergelangan kaki terdiri dari bagian bawah tulang tibia, tulang fibula dan
tulang talus yang berbentuk kubah, sering disebut ankle mortis. Dalam ankle
mortis, talus berfungsi sebagai sendi pegas. Bila dilihat dari atas, ankle mortis
berada pada sudut lateral karena maleolus medial berada di anterior maleolus
lateral pada bidang transversal. Corpus talus berbentuk baji dengan bagian anterior
yang lebih lebar
Gerakannya berupa plantar fleksi dan dorso fleksi. Sendi pergelangan kaki ini
stabil dan terbatas pada semua bidang gerak yang lain. Saat dorsofleksi, bagian
11

anterior yang lebih lebar akan berada diantara ke dua maleolus dan akan berfungsi
membatasi gerakan. Saat plantarfleksi bagian posterior yang lebih sempit akan
berada diantara ke dua maleolus dan akan memungkinkan gerakan-gerakan ke arah
lateral dari talus dalam ankle mortis.
Ligamen Kaki Dan Pergelangan Kaki

Ligamen dari ankle mortise adalah ligament interoseus beserta membrannya dan
ligamen tibiofibular. Ligamen interoseus dan membran melekat pada bagian dalam
tibia, berjalan lateral dan ke bawah pada bagian dalam fibula.

Pada saat dorso fleksi fibula terangkat sedikit ke atas menyebabkan ligamen ini
menjadi lebih datar melebarkan ankle mortise, sehingga bagian terluas dari talus dapat
melaluinya.

Pada plantar fleksi akan terjadi sebaliknya. Ligamen interoseus diperkuat oleh
ligamen tibiofibular yang berjalan paralel terhadapnya.

Penyangga terkuat dari sendi pergelangan kaki adalah ligamen kolateral pada bagian lateral.
Ligamen kolateral ini mempunyai 3 bagian, yaitu :
1. Ligamen talofibular anterior, berasal dari kolum talus dan melekat pada ujung fibula.
2. Ligamen kalkaneofibular, berasal dari kalkaneus melekat pada ujung fibula.
3. Ligamen talofibular posterior, berasal dari korpus talus melekat pada ujung fibula.
Penyangga terkuat bagian medial pergelangan kaki adalah ligamen deltoid yang
menghubungkan maleous medialis dengan navikular, sustentakum tali dan bagian posterior
talus.

Ligamen deltoid mempunyai 4 bagian, yaitu :


1. Tibionavikular,
2. Talotibial anterior,
3. Calcaneotibial,
4. Talotibial posterior
Otot-Otot Kaki Dan Pergelangan Kaki
12

Otot-otot kaki dan pergelangan kaki dapat dibagi menjadi otot intrinsik dimana otototot tersebut beroigo dan berinsersi di dalam kaki, dan otot ekstrinsik yang memiliki
origo di luar kaki. Pembagian ini seperti pada otot-otot tangan.

Otot-otot posterior. Terdiri dari :


1. Otot triseps surae,
Disebut
triseps
surae
karena
mempunyai tiga kaput, yaitu dua kaput
gastrolonemius dan satu kaput soleus. Nama
lain otot triseps surae adalah otot
gastrosoleus. Otot triseps surae juga
menyebabkan supinasi kaki ketika kaki
terfiksasi
pada
lantai.
Otot
soleus
menyebabkan gerakan plantar fleksi pada
saat lutut fleksi. Kelompok otot-otot yang
lain pada kaki dan pergelangan kaki melalui
bagian belakang maleolus, membantu plantar
fleksi kaki. Otot triseps surae sangat berperan
mengangkat tumit dari lantai pada saat heel
off gait.

2. Otot gastroknemius
Berasal dari bagian atas lutut, mempunyai dua kaput yang melekat pada
setiap kondilus femur. Setengah bagian bawah dari otot gastroknemius menjadi
tendon yang tipis disebut tendon Achilles, melekat pada bagian posterior
kalkaneus, menyebabkan plantar fleksi pergelangan kaki.

Gerak sendi
-

Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M.


proneus tertius dan M. extensor hallucis longus.

Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis


longus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior

13

Articulatio:
1

Articularis Subtalaris (Talocalcanea)


-

Tulang

: Os. Talus & os. Calcaneus

Jenis sendi

: Gliding

Gerak sendi

: Geser

Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior inferior
menuju anterosuperior os. Calcaneus.

Penguat sendi :Ligamentum


talocalcaneum
laterale,
ligamentum
talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum
interoseum. Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak
kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali
istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5
derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat
akibat plantarfleksi dan adduksi.

Articularis Talocalcaneonavicularis
-

Tulang

: Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum

Jenis sendi

: Gliding

Gerak sendi

: Geser & Rotasi

Penguat sendi

: Ligamentum talonaviculare & ligamentum calcaneonaviculare

Articularis Calcaneocuboidea
-

Tulang

: Os. Calcaneus & Os. Cuboideum

Jenis sendi

: Plana

Gerak sendi

: Geser & sedikit rotasi

Penguat sendi :Ligamentum calcaneocuboideum dorsale


ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales

at

plantare,

Articulatio Talocruralis

14

Tulang

: antara trochlea tali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli

ossa cruris
-

Jenis sendi

: gynglimus

Penguat sendi

: ligamentum mediale (deltoideum) pars tibionavicularis, pars

tibiocalcanea, pars tibiotalaris anterior, pars tibiotalaris posterior, ligamentum


talofibulare anterius, ligamnetum talofibulare posterius dan ligamnetum
calcaneofibulare.
-

Sumbu gerak

: sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang

berjalan dari kranio medialis ujung bawah malleolus medialis sampai


kaudolateralis ujung bawah malleolus lateralis. Sumbu ini membentuk sudut
terhadap bidang transverse sebesar 7o. bila dilihat dari atas anteromedial ke
posterolateral dan membentuk sudut 13o dari bidang frontal.
-

Gerak sendi
Fleksi dorsalis :

M.tibialis

anterior,

M.ekstensor

digitorum

longus

M.peroneus tertius, dan M extensor hallucis longus.


Fleksi plantar

: M.gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris, M.flexor halucis

longus, M.peroneus longus dan brevis , M.tibialis posterior


Pada articulation talocruralis dalam sikap dorsofleksi, gerakan pronasi dan supinasi
terbatas, karena bagian depan trochlea tali lebih lebar daripada bagian belakang sehingga
lebih memungkinkan terjepitnya trochlea tali oleh malleolus lateralis dan medialis

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles


LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles
Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan oleh cedera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau
mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.

15

(sumber gambar:
http://graphicwitness.medicalillustration.com/imagescooked/70202W.jpg)
LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles
Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang
menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon Achilles paling sering terluka karena
gerakan pergelangan kaki berupa plantarfleksi atau dorsofleksi mendadak, atau dari tekanan
paksa dorsofleksi pada pergelangan kaki diluar batas normal gerak.
Rupture tendo Achilles sering diderita oleh orang yang memiliki kondisi buruk
dengan riwayat tendinitis calcaneal. Cedera biasanya dialami sebagai suatu snap yang dapat
didengar selama tolakan kuat (plantarfleksi dengan lutut ekstensi) diikuti segera oleh nyeri
betis mendadak dan dorsofleksi mendadak kaki yang plantarfleksi.
Usia dan kurangnya penggunaan otot dapat menyebabkan tendo Achilles menjadi tipis
dan lemah yang dapat mengakibatkan tendo rentan cedera. Tendo achilles bisa robek karena
kurang menerima aliran darah. Lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan. Antibiotik
Fluorokuinolon, ciprofloxacin, dan kortison dapat meningkatkan risiko terjadinya rupture
tendo Achilles. Kortison merupakan efek tidak langsung dari cedera tendo Achilles. Kortison
dapat membuat tendo Achilles yang melemah merasa terlalu nyaman. Seorang pasien yang
telah menerima suntikan kortison di atau dekat tendo Achilles dapat terlalu meregangkan
tendo Achilles tanpa rasa sakit, sehingga pasien meregangkan tendo Achilles sampai di titik
pecah. Dan penyakit tertentu, seperti arthritis, diabetes, trauma benda tajam atau tumpul pada
bawah betis juga berpengaruh.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan rupture tendon Achilles:

Dorso flexsi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis.

Saat berlari, melompat, tersandung , dan jatuh dari ketinggian.

16

Tendo achilles bisa robek karena kurang menerima aliran darah.

Usia meningkatkan terjadinya rupture tendo achilles.

Peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo achilles.

Lebih sering pada laki laki dibanding perempuan.

Penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes.

Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes.

Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat


meningkatkan risiko pecah.

Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton, tenis, basket dansepak bola.

Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis.

Obesitas.

LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles


Insiden ruptur tendon achilles meningkat hingga 50% di negara maju. Robekan
tendon achilles paling umum terjadi di negara-negara maju dengan prevalensi bervariasi.
Insiden meningkat dari 18/100.000 pada tahun 1984 menjadi 37/100.000 pada tahun 1996.
Insiden tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun. Tujuh puluh tiga persen cedera
berhubungan dengan olah raga. Puncak cedera yang berhubungan dengan olah raga terjadi
pada usia rata-rata 53 tahun . Gangguan pada tendon achilles lebih umum terjadi di sebelah
kiri dari pada sisi kanan dengan alasan yang tidak diketahui. Terjadi peningkatan 200 kali
lipat resiko pada tendon kontralateral pada pasien yang sebelumnya pernah menderita ruptur
tendon achilles. Ruptur tendon paling banyak terjadi pada laki-laki dengan rasio antara lakilaki dan perempuan kira-kira 10:1.
LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles
Rupture traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif
maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah
dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.
Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau
melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi
nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan
melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien. (Arif, 2011)
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di
fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini
yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen
17

rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan
yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara
umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat
keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena
jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture
secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan
interfibriller.
Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau
akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah.
Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat
kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan
otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan
sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan
kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otototot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles.
Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan
tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis
kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari
tendon sementara otot betis berkontraksi.
LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon Achilles
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada rupture tendo Achilles adalah sebagai
berikut:
1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki
atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang
tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami
cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang
menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan
yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian
serat atau seluruh serat tendon.
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit.
4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik
5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit.
6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan,
khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin
merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini
dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

18

8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat
lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat
menyarankan diagnosis.

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Rupture


Tendon Achilles
Disamping memeriksa daerah yang sakit, memperhitungkan berbagai faktorfaktor yang menyebabkannya seperti keketatan betis, kekakuan tulang sendi pada
pergelangan kaki atau sendi subtalar dan tungkai biomekanik yang lebih rendah.
Menurut Brukner, P., dan Khan, K., (1993: 426) perlu adanya pemeriksaaan pada
daerah dimaksud dengan cara pengamatan dan perlakuan sebagai berikut:
1. Pengamatan
berdiri
berjalan
tengkurap
2. gerakan aktif
penegangan/pelenturan (plantarfleksi)
pengangan/pelenturan saraf punggung kaki (dorsofleksi)
3. gerakan pasif
plantarfleksi
plantarfleksi dengan tekanan lebih
dorsifleksi

19

tulang sendi subtalar


peregangan otot
i.

gastrocnemius
ii.

soleus

4. gerakan tertahan
plantarfleksi
5. pengujian secara fungsional
betis diangkat
meloncat
menjatuhkan tumit secara tiba-tiba
6. palpasi/pijatan
tendo achilles
bursa retrocalacaneal
talus bagian belakang
otot betis
7. pengujian khusus
tes Thomson
penilaian secara biomekanik
tes refleks achilles

20

c. Gerakan pasif sendi subtalar (subtalar joint). Gerakan tertahan pada sendi subtalar adalah
penyebab potensial dari rasa sakit pada tendo Achilles dan juga turut mengakibatkan kelainan
pada biomekanik.
d. Gerakan pasif peregangan otot (gastrocnemius). Dilakukan dengan berdiri dan
memanfaatkan berat badan sebagai tekanan. Lutut diregangkan dan tumit tetap di atas
permukaan tanah. Kaki tetap di posisi netral dengan tempurung lutut sejajar dengan tulang
telapak kaki. Bandingkan peregangan pada kedua sisi.
e. Gerakan pasif peregangan otot (soleus). Dilakukan dengan cara pasien berdiri tegak
dengan lutut dilenturkan. Pastikan kaki dalam posisi normal.
f. Pengujian secara fungsional. Dapat digunakan untuk menimbulkan rasa sakit kembali jika
memang dibutuhkan. Pengujian meliputi mengangkat lutut secara bersamaan ataupun sendirisendiri, melompat, menjatuhkan tumit secara tiba-tiba dan menerjang.

21

g. Palpasi (pijatan) tiarap. Pijat tendo dan para tendo selama pergerakan tendo untuk
menentukan bagian mana yang tergabung. Pijat bagian gastrocnemius, soleus (telapak kaki)
dan bursa retrocalcaneal.
Pemeriksaan Penunjang pada Kasus Rupture Tendon Achilles
Tes Thompson
Test Thompson / Simmonds-Thompson test digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas
bawah untuk menguji ruptur tendo Achilles. Pasien terletak menghadap ke bawah (tengkurap)
dengan kaki ditepi tempat tidur. Jika tidak ada gerakan kaki (sedangkan pada keadaan
fisiologis akan terdapat gerakan plantar fleksi) pada saat meremas betis yang sesuai,
menandakan kemungkinan ruptur tendo Achilles. Nilai Prediksi benar 13,7 sedangkan nilai
prediksi salah kira-kira <0,1

Test fleksi Lutut


Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan di
meja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau
dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.
Test jarum/ Obriens Test
Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10
cm proksimal terhadap masuknya tendon.Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalam
substansi tendon.Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorso
fleksi.Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggap
utuh.Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat
penyisipan dari tendon.
Tes sphygmomanometer/ Copeland Test
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien
berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal)
dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar
140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh.
Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis
ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.
Pemeriksaan Radiologi:
Pemeriksaan Dengan Sinar X
22

Citra sinar X yang biasa memiliki peran yang terbatas dalam pemeriksaan pasien dengan rasa
sakit pada tendo achilles. Kadang-kadang adanya penonjolan yang tampak dan berlebihan
pada calcaneus perlu diperhatikan. Hal ini mungkin saja merupakan faktor yang
menimbulkan dan menambah retro calnaceal bursitis semakin parah. Pemeriksaan secara
ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal,
dan putus sebagian (partial tear). Pemeriksaan secara ultrasound harus dilakukan saat luka
pada tendo Achilles tidak bereaksi terhadap cara tradisional.

MRI(Magnetic Resonance Imaging)


MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik diagnostik yang menggunakan medan
magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar rinci jaringan lunak tubuh dan
tulang. MRI membuat pencitraan tulang dengan menggunakan magnet yang terbentuk di
sekitar tubuh untuk merangsang atom hidrogen. Setelah atom kembali ke tingkat rangsang
normal,
mereka memancarkan
energi yang terdeteksi
pada scanner. MRI
scan umumnya dianggap sebagai studi pencitraan yang terbaik.
Alat scan MRI terlihat sama dengan CT Scan, tapi metode pencitraan keduanya sangat
berbeda karena radiasi yang digunakan pada MRI adalah radiasi gelombang frekuensi radio
dalam suatu medan magnetik yang sangat kuat. Pemeriksaan MRI digunakan untuk
mengecek putusnya tendo Achilles atau tidak.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah prosedur non-invasif yang menghasilkan gambar
dua dimensi suatu organ atau struktur internal dari jaringan lunak. Jaringan yang baik
divisualisasikan menggunakan MRI adalah otak dan sumsum tulang belakang, perut, dan
sendi.
Pada pemeriksaan ini dapat dilihat adanya plantar fascitis dengan calcaneus spur. MRI dapat
membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan
magnet yang kuat untuk menyelaraskan seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. MRI
dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto kualitas yang
sangat tinggi sehingga mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.

23

(Gambaran
MRI
yang
didapat
pada
rupture
tendon Achilles,
sumber:
http://img.webmd.com/dtmcms/live/webmd/consumer_assets/site_images/media/medical/hw/
h9991196.jpg)
USG (ultrasonografi)
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya
robekan.Bekerjadengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh
pasien.Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan
lunak atau tulang.Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam
suatu gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi
pergerakantendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.Perangkat ini
membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural
jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera.

Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan
mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien
sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Rentang gerak dan kekuatan otot
akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo
Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah
(seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur
24

tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini.Dalam
beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.
Ada 4 klasifikasi ruptur Tendon achilles yaitu:
1. Tipe I: Pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati dengan
manajemen konservatif
2. Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan tendon kurang dari sama dengan 3
cm, biasanya diobati dengan akhir-akhir anastomosis
3. Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm
4. Tipe IV: perpisahan yang penuh dengan cacat lebih 6 cm (pecah diabaikan)
Tipe Robekan Ligamen :
a.

Robekan pada ligamen lateral


-

Robekan ligamen total


Trauma adduksi yang hebat dapat menyebabkan robekan total pada ligamen lateral.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik serta foto stres pada
pergelangan kaki. Pengobatan dengan restorasi ligamen secara konservatif atau
operatif.

Robekan ligamen parsial (strain)


Diagnosis strain ligamen lateral sama dengan yang total tetapi dengan pemeriksaan
foto stres tidak ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan verban
elastis atau pemasangan gips dibawah lutut.

b. Robekan pada ligamen medial (ligamen deltoid)


Robekan terjadi karena adanya trauma abduksi. Robekan dapat bersama-sama dengan
lepasnya fragmen kecil pada robekan ligamen lateral. Pengobatan seperti robekan
ligamen lateral.

Diagnosis Banding
1. Tendo calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa
ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di
belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa
tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

25

2. Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles
tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan
betis.
3. Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.
Pemeriksaan secara ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis,
paratendinitis, degenerasi focal, ruptur sebagian atau ruptur total. Pemeriksaan secara
ultrasound harus dilakukan saat luka pada tendo achilles tidak bereaksi terhadap cara
tradisional. MRI juga dapat membantu pemeriksaan luka pada tendo achilles.
Tendinitis adalah sebuah peradangan padan tendon achilles. Terjadi karena inflamasi tendo
achilles karena penekanan yang berulang ulang pada daerah belakang tumit.
Bursa adalah lapisan dan cairan sinovia yang terbungkus sakus. Secara normal bursa terletak
antara daerah pergeseran otot dengan tulang dan antara keduanya dengan kulit. Adanya
penonjolan jaringan misalnya penonjolan tulang pada haluks valgus dapat mengakibatkan
pembentukan jaringan bursa tambahan pada daerah yang sering tergesek. Akibat pergeseran
yang berulang ulang dapat terjadi bursitis gesekan dimana dinding bursa menebal dan dapat
terjadi efusi pada bursa.
LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi pada Rupture Tendon Achilles
Komplikasi yang dapat terjadi adalah : Tendonitis achilles ( peradangan tendon
achilles), Fasilitis plantaris ( inflamasi insersi fasia plantaris), Fibrositis (peradangan jaringan
ikat, dalam hal ini jaringan ikat padat terkait tendon).

Non-Surgical / Conservative Treatment


21% Re-Rupture
Surgery
1,7% Re-Rupture
5% Infection
2% Sural Nerve Injure

26

Bedah:
Mengurangi 68% terjadi Re-Rupture tapi meningkatkan resiko infeksi

Disisi lain, komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan pembedahan adalah infeksi
MRSA (Methylcillin Resistant Staphylococcus Aureus), perdarahan, Deep Vein Thrombosis,
dan efek samping anastesi terkait operasi.

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan pada Rupture Tendon


Achilles
27

1. Pengobatan secara operatif (surgical) ruptur tendon achilles


Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:
a. Operasi Terbuka
Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo achilles di
jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain
ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk meningkatkan kekuatan perbaikan
tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin
menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material terdegradasi lainnya). Efek
samping: dapat terjadi komplikasi masalah penyembuhan luka.
-Teknik Fascia lata.

Sumber www.medscape.com
-Teknik V-Y Myotendinous Lengthening

28

Sumber www.medscape.com

-Teknik Krackow

Sumber www.medscape.com
29

-FHL Tendon Transfer

Sumber www.medscape.com
b. Operasi Perkutan
Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu sayatan
besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar
satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan pembengkakan.
Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhan
buruk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik dibandingkan operasi
terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.

30

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atau
perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki
menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara
bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah).
Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.
Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapat
kembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali
berolahraga.
Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi
dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya
sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi untuk ruptur tendon
achilles akan rerupture setelah operasi
Operasi Terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk
menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebih mungkin
dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasi perkutan dapat
membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang
lebih tua digunakan.
Sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yang berbeda.
Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang
digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecah operasi dilakukan, dan
seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien
mengikutinya.
Risiko operasi tendon Achilles:
Infeksi kulit di tempat sayatan
Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obatobatan
31

Kerusakan saraf.
Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibanding pengobatan
nonsurgical
Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum
cedera.
Penurunan ruang gerak.

2. Pengobatan secara non operative


Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati, atau
komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena
risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian, dehiscence
perbaikan, komplikasi perioperatif).
Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan
di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung
tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10 minggu.
Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap dapat
dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi (4-6 minggu). Posisi ini
ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan
dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di
sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program
rehabilitasi dimulai.
Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,
kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah sakit
menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.
Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga
40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat menyembuhkan
dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yang mengakibatkan penurunan daya
fleksi plantar dan daya tahan.

3. Terapi obat
a. NSAIDs
Ibuprofen DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, juga menghambat
reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin.
32

b. Analgesik
Asetaminofen DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan
gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri, memiliki
efek sedative.

4.Pengobatan Konservatif
Imobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial, maupun seluruhnya.
Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendin
dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat
bergerak.
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6 minggu
dalam posisi fleksi 30-40 pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.
fisioterapi
Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon yand dipublikasian di American
Journal of Sports Medicine pada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki
tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan
gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung di cor. Setelah
pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki
pada 20 dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5 menit setiap jam, dan duduk
dengan kaki menggantung, melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang
memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.
Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama seperti
minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badan yang
ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk
melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis
dan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles


Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembai normal. Jika
operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur
lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu.
Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelahcedera terjadi.

33

DAFTAR PUSTAKA
Bloom dan Fawcett. (2002). Buku Ajar Histologi edisi 12. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. (2011). Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Paulsen, F, J. Wasche. (2012). Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan
Muskuloskeletal Jilid I. Jakarta: EGC.
Price, Anderson Sylvia. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Syamsir, M. (2014). Kinesiologi Muskuloskeletal. Jakarta: FKUY.
V. Sammarco. (2009). Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis.
Jakarta: EGC.
http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?p=854 (diakses pada 15 September 2015 pukul
22.00)
http://www.news-medical.net/health/Deep-Vein-Thrombosis-(DVT)-(Indonesian).aspx
(diakses pada 15 September 2015 pukul 22.00)

34

Anda mungkin juga menyukai