METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar MIPA Universitas Lambung
Mangkurat yang meliputi kegiatan persiapan dan pelaksanaan penelitiannya
sedangkan untuk analisa yang menggunakan instrumentasi Atomic absorption
spectroscopy (AAS) dilaksanakan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Banjarbaru, analisa yang menggunakan instrumentasi X-ray
diffraction (XRD) dan Fourier Transform- Infra Red (FT-IR) dilaksanakan di
Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA
Universitas Gajah Mada dan untuk Surface Area Analyzer (SAA) dilaksanakan di
Laboratorium Instrumentasi Teknik Kimia Universitas Gajah Mada.
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu tahun yaitu bulan Juli
2013 hingga Juni 2014, yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan di
laboratorium, analisa bahan baku, analisa sampel dan analisa bahan jadi,
pengolahan data dan pembuatan laporan.
temperatur 60-70 oC hingga seluruh kitosan terlarut. Setelah itu larutan kitosan
yang terbentuk didinginkan pada temperatur ruang. Hal yang sama juga dilakukan
untuk pembuatan larutan kitosan dengan massa kitosan sebesar 3 dan 4 g.
4.3.2. Pembuatan pelet komposit abu layang batubara-kitosan terikat silang
glutaraldehid
Pembuatan pelet abu layang-kitosan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Larutan kitosan yang telah dibuat pada metode 4.3.1.2. diambil 20 mL dan abu
layang batubara dimasukkan kedalamnya, dengan variasi berat 2, 3 dan 4 g abu
layang batubara sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer pada temeperatur
kamar. Larutan yang terbentuk merupakan komposit abu layang batubara-kitosan.
Komposit abu layang-kitosan yang terbentuk diambil menggunakan pipet tetes dan
diteteskan secara tetes demi tetes ke dalam larutan NaOH 2 M. hal ini lakukan
sampai larutan habis untuk semua variabel, sehingga diperoleh pelet yang
berbentuk granul. Kemudian pelet yang terbentuk dipisahkan dari larutan NaOH dan
direndam selama 24 jam dalam larutan glutaraldehid. Setelah 24 jam, pelet disaring
dan dicuci dengan akuades hingga pH larutan menjadi netral. Kemudian pelet
tersebut dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada temperatur 60-70 oC, maka
terbentuk pelet komposit abu layang batubara-kitosan yang terikat silang
glutaraldehid.
sebagai fungsi tekanan relatif menggunakan otomatis analyzer. Teknik ini meliputi
daerah eksternal dan daerah pori yang ditentukan dengan total luas permukaan
spesifik dalam m2/g yang mempelajari efek porositas dan ukuran partikel dalam
aplikasnya.
4.4.3. Analisis kandungan pelet menggunakan Spektroskopi Serapan Atom
(SSA)
Analisis menggunakan SSA dilakukan unuk menentukan kosentrasi elemen
logam yang terkandung dalam sampel. Dimana lampu yang terdapat dalam SSA
dihasilkan oleh lampu katoda berongga. Di dalam lampu terdapat katoda logam
silinder yang mengandung logam untuk eksitasi, dan anoda. Ketika tegangan tinggi
diterapkan pada anoda dan katoda, atom logam di katoda tereksitasi dalam
memproduksi cahaya dengan spektrum emisi tertentu. Jenis tabung katoda
berongga tergantung pada logam yang dianalisis. Elektron dari atom dalam nyala
dapat dipromosikan ke orbital yang lebih tinggi untuk sesaat dengan menyerap
sejumlah energi. Jumlah energi ini adalah khusus untuk transisi elektron tertentu
dalam elemen tertentu. Jumlah energi yang dimasukkan ke dalam api telah
diketahui, dan jumlah yang tersisa di sisi lain (pada detektor) dapat diukur, dapat
diperhitungan berapa banyak transisi ini terjadi, kemudian diperoleh sinyal yang
proporsional untuk konsentrasi elemen yang diukur.