Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia
globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan
buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya
berupa penanaman modal pada suatu sektor industri.
Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap
orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan
sebagai jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah
melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya
Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut ,Jangan sampai terbuai dengan
iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia. Investasi pun banyak jenis
dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sector mana kita akan menanamkan saham kita.
Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu .
Peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat mencegahnya
harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang
peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat
terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena banyaknya
kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah, khususnya
yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan
birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai
dengan biaya tambahan yang cukup besar.
1.2.Rumsan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Apa Pengertian Investasi ?


Bentuk aset apa sajakah yang di investasikan ?
Apa saja faktor penentu invetasi bagi para investor ?
Apa saja yang ada di dalam Rasio Keuangan ?
Apa saja tipe investor menurut profil resikonya ?
Apa saja jenis investasi ?
Apa saja kriteria investasi ?
Apa saja keunggulan dan kekurangan setiap investasi ?

i. Apa saja resiko investasi ?


j. Apa definisi dari Penanaman Modal Asing (PMA) ?
k. Apa faktor penarik masuknya Penanaman Modal Asing (PMA) langsung ke
Indonesia ?
1.3.

Tujuan Penulisan
Untuk memberikan Informasi kepada halayak luas mengenai investasi dan sedikit

penjelasan mengenai Penanaman Modal Asing agar Masyarakat luas bisa turut serta
berinvestasi walaupun hanya sedikit. Karena dengan berinvestasi, masyarakat tidak perlu
khawatir akan uangnya yang selalu terpakai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori
Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang
dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun
persediaan barang jadi yang masih baru.
Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena dihitung selama satu
internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang
tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah
sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.
2.1.1. Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan
Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan bangunan
(construction) adalah pengeluaran pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik,
mesin-mesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedunggedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan pada umumnya
lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta
tetap (fixed investment).
2.1.2.

Investasi persediaan

Berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak


daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan
tahun 2.000 adalah 50.000 unik. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga.
Umumnya produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih
10.000 unit merupakan persediaan, untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan.
Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan / keuntungan.

2.2.Dasar Hukum
PENANAMAN MODAL ASING (PMA) UU Nomor 1 Tahun 1967 Jo UU Nomor 11
Tahun 1970
Pasal 1 :
Penanaman modal asing di dalam undang undang ini hanyalah Penanaman modal asing
secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan undang undang di
Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari
penanaman modal tersebut.
Pasal 2 :
Pengertian modal asing dalam undang undang ini ialah
a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa
Indonesia yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan
perusahaan di Indonesia.
b. Alat - alat untuk perusahaan, termasuk penemuan - penemuan baru milik orang
asing dan bahan - bahan yang dimasukan dari luar ke dalam wilayah Indonesia,
selama alat - alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
c. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undangundang ini perkenankan
ditransfer tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan Indonesia

BAB III
PENJELASAN

3.1.Pengertain Investasi
Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai
penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan.
Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat
dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk
konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas
waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang. Dewasa ini banyak negara-negara yang
melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik
ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan
mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output
yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa proyek investasi merupakan suatu
rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek
kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang. Pada umumnya manfaat ini
dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah,
mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang
diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu
dianalisis secara seksama.

3.2.

Bentuk Aset Yang Diinvestasikan

Secara umum bentuk aset yang di Investasikan terbagi menjadi dua jenis yaitu:
3.2.1. Riil Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud, seperti
halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.

3.1.2. Financial Investment


Yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya
deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang
diperdagangkan atau yang sering disebut dengan efek adalah berupa saham.
Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa
efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan
saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung
mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan
efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum
menerbitkan suatu efek.
3.3.

Faktor-Faktor Penentu Investasi bagi Seorang Investor


Faktor-Faktor penentu investasi bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu

investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan
investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus
dianalisis, yaitu:
Analisis kondisi makroekonomi
Analisis pada jenis industry
Analisis fundamental suatu perusahaan

Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah
melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk
menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi.
Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi
berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara
lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.
Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini,
kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan
invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam
indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus
untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih.
Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada perusahaan, dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.
3.4.Rasio-rasio Keuangan
Dalam rasio-rasio keuangan, terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :
3.4.1. Rasio

Likuiditas,

menyatakan

kemampuan

perusahaan

untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.


3.4.2. Rasio Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan aktifa yang dimiliki atau perputaran (turnover)
aktifa-aktifa suatu perusahaan.
3.4.3. Rasio Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
3.4.4. Rasio Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan.
3.4.5. Rasio Pasar, menggambarkan bagaimana pasar menghargai saham
suatu perusahaan.

3.5. Tipe Investor Menurut Profil Resiko


Tipe-tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan
berikut:
3.5.1. Defensive
Investor dengan tipe defensive, investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan
dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini
tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih
untuk menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan
terbebas dari resiko.
3.5.2. Conservative
Investor dengan tipe conservative, biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas
hidup keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya,
untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup di hari tua. Investor tipe ini
memiliki kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan (yield) yang layak
saja dan tidak memiliki resiko besar, karena filosofi investasi mereka untuk
menghindari resiko. Walaupun investor conservative sering berinvestasi, investor ini
umumnya mengalokasikan sedikit waktu untuk menganalisa dan mempelajari
portofolio investasinya.
3.5.3. Balanced
Investor dengan tipe balanced, merupakan tipe investor yang menginginkan resiko
menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara resiko yang
dimungkinkan terjadi dengan pendapatan yang dapat diraih. Tipikal investor ini
bahwa mereka akan selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi, dan hanya
investasi yang proporsional antara resiko dan penghasilan yang bisa diperoleh yang
akan dipilih.

3.5.4. Moderately Aggressive


Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau tidak ekstrim dalam
menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan kemungkinan terjadinya
resiko dan kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, investor
dengan tipe moderately aggressive selalu tenang dalam mengambil keputusan
investasi karena keputusan yang ditetapkan sudah dipikirkan sebelumnya.
3.5.5. Aggressive Investor
Aggressive, atau biasa disebut 'pemain', adalah kebalikan dari investor conservative.
Mereka

sangat

teliti

dalam

menganalisa

portofolio

yang

dimiliki.

Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa adalah semakin baik.
Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek karena
mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Walaupun tidak
berharap untuk merugi, namun setiap investor aggressive menyadari bahwa kerugian
adalah bagian dari permainan.
3.6.

Jenis-Jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran

antara lain:
3.6.1. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu
yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya
memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
3.6.2. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito
tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut
sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu,

10

tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian).
Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama
deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik
turunnya suku bunga di bank.
3.6.3. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham,
berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut
mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian
keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik
dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun
lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.
Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
3.6.4. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang
sewa.
Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
3.6.5. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain.
Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan
menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.

11

3.6.6. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang
asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian
yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis).
Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7.
Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga
emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin
tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali
kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
3.6.7. Mata Uang Asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam
saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang
bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di
pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat
fluktuatif.
3.6.8. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu
proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar
lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding
suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual
kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada
ketika membelinya.

12

Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi, yaitu:

3.6.9. Deposito berjangka


Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi
dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24
bulan.
3.6.10. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan
menstabilkan likuiditas yang ada di pasar.
3.6.11. Saham
Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak
menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).
3.6.12. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu,
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna
pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya
(debenture bond).
3.6.13. Sekuritas Pasar Uang
Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang
diperjualbelikan di pasar uang.

13

3.6.14. Sertifikat Hutang Obligasi


Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat
diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini
merupakan bentuk investasi jangka panjang.
3.6.15. Tanah/bangunan
Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk
jangka

waktu

panjang karena

mengharapkan

adanya

kenaikan

dari

nilai

tanah/bangunan yang telah dibelinya.


3.6.16. Reksa dana
Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya
diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan
Manajemen Investasi (Mutual Fund).
3.7.Kriteria Investasi
Minimal ada 4 kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu :
3.7.1. Payback Period
Payback period (periode pulag pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi
yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap
makin baik. Kendatipun kita harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab,
ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun).
3.7.2. Benefit / cost ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil
output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output

14

yang dihasilkan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang
dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan.
3.7.3. Net Present Value (NPV)
Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung
menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima
jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai
sekarang dari biaya total.
3.7.4. Internal Rate of return ( IRR )
internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihirung
pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka
tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak
rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat
pengembalian investasi yang di inginkan (r). jika r yang diinginkan adalah 15%,
sementara IRR hanya 12%, proposal invastasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.
3.8. Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi
3.8.1. Produk Perbankan Tabungan
Digunakan untuk menyimpan dana nasabah. Dapat memberikan banyak kemudahan,
antara lain:
Likuiditas yang tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank dan ATM
Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon, kartu kredit,
dan lain-lain), penukaran uang, dan lain-lain.
Dijamin pemerintah, sampai tahun 2006.
Kekurangan :
Suku bunga yang diberikan sangat rendah, di bawah tingkat inflasi.
Bunga kena pajak 20% untuk yang di atas Rp 7,5 juta.
3.8.2. Rekening koran (cheque/giro)

15

Di pergunakan secara luas oleh perusahaan dan perorangan, untuk melakukan


transaksi keuangan.
Kemudahan, antara lain:
Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank pencairan cek.
Kemudahan bertransaksi: pembayaran ke pihak lain tanpa menggunakan uang
tunai dan tanpa harus datang ke bank.
Dijamin oleh pemerintah.
Kekurangan :
Tidak ada bunga, hanya terdapat jasa giro yang sangat rendah
Bunga kena pajak 20%.
3.8.3. Deposito berjangka
Dipergunakan untuk menabung/menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu.
Kemudahan, antara lain:
Suku bunga yang lebih tinggi, sekitar 6%.
Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja, meskipun ada jangka waktu
tertentu.
Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank yang sama.
Dijamin oleh pemerintah, rate (%) x (# of Days/365) x Nominal x 0.80, 12% x
(31/365) x IDR 1,000,000 x 0.80.
Kekurangan :
Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo
Bunga kena pajak 20%, di atas Rp 7,5 juta.
Kesimpulan:

16

Dikarenakan sifatnya dan bunga yang diberikan dari suatu produk perbankan berada
di bawah rate inflasi, maka produk perbankan tidak sesuai untuk dipakai sebagai alat
investasi.
Kelebihan :
Akses yang cepat/likuiditas yang tinggi
Kemudahan bertransaksi
Jaminan pemerintah
Secara umum, bank idealnya digunakan sebagai tempat melakukan transaksi.
Produk perbankan sangat ideal dipergunakan untuk penempatan dana darurat (emergency
fund).
3.8.4. Produk investasi Reksa Dana/Unit Trust
Keunggulan :

Diversifikasi
Pilihan investasi yang beragam
Transparansi
Peraturan yang ketat
Biaya yang rendah (subs, redeem, management fee)
Keuntungan pajak (untuk di Indonesia saat ini)
Minimum investasi yang rendah.

17

3.9.Resiko Investasi
Resiko investasi merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor yang
dapat menyebabkan tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada suatu instrumen
investasi tertentu atau dengan kata lain, merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kerugian dalam suatu investasi.
Semua jenis investasi selalu punya resiko, tidak ada investasi yang bebas resiko,
resiko selalu melekat pada tiap investasi besar atau kecil dan juga dapat dikatakan bahwa
hasil yang tinggi resikonya juga tinggi sehingga diperlukan pemahaman atas resiko yang
berkaitan dengan alternatif sarana investasi yang dapat terdiri dari resiko likuiditas,
ketidakpastian hasil, kehilangan hasil, penurunan nilai investasi sampai resiko hilangnya
modal investasi tersebut.
Jenis-jenis resiko yang umumnya dihadapi perusahaan dalam investasi yaitu: (
3.9.1. Business Risk (Resiko Bisnis)
Adalah bervariasinya penjualan perusahaan dan kemampuan untuk menjual produk
tersebut. Hal tersebut dihubungkan dengan laporan keuangan dan dikaitkan dengan
perubahan selera konsumen dan perubahan kondisi makroekonomi.
3.9.2. Financial Risk (Resiko Finansial)
Dikaitkan dengan pendapatan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi resiko bisnis
dan struktur finansial perusahaan dan dihubungkan dengan financial leverage
perusahaan.
3.9.3. Inflation Risk/Purchasing Power Risk (Resiko Inflasi/Penurunan Daya beli)
Dikaitkan dengan kemungkinan tingkat pengembalian investasi tidak dapat
mengimbangi peningkatan biaya hidup.

18

3.9.4. Interest Rate Risk (Resiko Suku Bunga)


Dikaitkan dengan perusahaan akibat kerugian nilai portofolio akibat perubahan suku
bunga.
3.9.5.

Social Risk (Resiko Sosial)

Dikaitkan dengan kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat yang akan
mempengaruhi kebijakan pada suatu perusahaan.
3.9.6. Foreign Exchange Risk (Resiko Nilai Tukar)
Dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat perubahan secara relatif
nilai mata uang dunia. Resiko nilai tukar akan mengurangi return dari investasi.
3.9.7. Political Risk (Resiko Situasi Politik)
Dikaitkan dengan kemungkinan pemerintah luar negeri ikut campur dalam kegiatan
perusahaan maupun kondisi dalam negeri yang tidak kondusif bagi dunia usaha.
Jenis-jenis resiko di atas merupakan resiko yang tergabung baik dalam resiko tidak
sistematis (unsystematic risk) dan resiko sistematis (systematic risk). Resiko yang tidak
sistematis dapat dihilangkan melalui diversifikasi sedangkan resiko yang sistematis
diakibatkan oleh faktor pasar yang mempengaruhi semua perusahaan dan tidak dapat
dihilangkan melalui diversifikasi seperti suku bunga, perang, inflasi, kebijakan pemerintah,
perubahan politik nasional maupun internasional. Oleh karena itu, investor (atau perusahaan)
lebih memperhatikan resiko yang tidak dapat didiversifikasi yang mencerminkan kontribusi
aktiva terhadap resiko portofolio.
Perhitungan kedua jenis resiko tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut: Total Risk = Systematic Risk + Unsystematic Risk

19

3.10.

Definisi Penanaman Modal Asing (PMA)

3.10.1. Pengertian Penanaman Modal Asing.


Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman
modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing
secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan
Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia,
dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman
modal tersebut.
Pengertian modal asing dalam Undang-undang ini menurut pasal 2 ialah :

Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa
Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan
perusahaan di Indonesia.
Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang
asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah
Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa
Indonesia.
Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini
diperkenankan
ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.
Adapun modal asing dalam Undang-undang ini tidak hanya berbentuk valuta asing,
tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan
perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan asing yang
dipergunakan dalam perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer
ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali di Indonesia.

3.10.2. Bentuk Hukum, Kedudukan dan Daerah Berusaha

20

Menurut pasal 3 UPMA perusahaan yang dimaksud dalam pasal 1 yang dijalankan
untuk seluruhnya atau bagian terbesar di Indonesia sebagai kesatuan perusahaan
tersendiri harus berbentuk Badan Hukum menurut Hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia. Penanaman modal asing oleh seorang asing, dalam
statusnya sebagai orang perseorangan, dapat menimbulkan kesulitan/ketidak tegasan
di bidang hukum Internasional. Dengan kewajiban bentuk badan hukum maka dengan
derai-kian akan mendapat ketegasan mengenai status hukumnya yaitu badan hukum
Indonesia yang tunduk pada hukum Indonesia. Sebagai badan hukum terdapat
ketegasan tentang modal y ditanam di Indonesia.
3.10.3. Badan Usaha Modal Asing
Dalam pasal 5 PMA disebutkan, bahwa :
Pemerintah menetapkan perincian bidang-bidang usaha yang terbuka bagi
modal asing menurut urutan prioritas, dan menentukan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh penanam-an modal asing dalam tiap-tiap usaha tersebut.
Perincian menurut urutan prioritas ditetapkan tiap kali pada waktu Pemerintah
menyusun rencana-rencana pembangunan jangka menengah dan jangka
panjang, dengan memperhatikan perkembangan ekonomi serta teknologi.
Bidang-bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing secara
penguasaan penuh ialah bidang-bidang yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup rakyat banyak menurut pasal 6 UPMA adalah sebagai
berikut :

Pelabuhan-pelabuha.
Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum
Telekomunikasi
Pelayaran
Penerbangan
Airminum
Kereta api umum
Pembangkit tenaga atom
Mass media

21

3.11

Faktor-faktor Penarik Masuknya Penanaman Modal Asing (PMA) Langsung Ke


Indonesia
Terbatasnya sumber daya dalam negeri untuk pembiyaan investasi di lndonesia,

mendorong pemerintah untuk menarik modal dari luar negeri. Salah satu bentuk modal asing
tersebut adalah penanaman modal asing langsung (PMA).
Untuk menarik PMA lebih besar ke dalam negeri, perlu diketahui faktor apa saja yang
mempengaruh PMA berlokasi di lndonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan PMA di lndonesia.
meneliti pengaruh faktor penentu PMA masuk ke lndonesia.
membuat perkiraan PMA sampai tahun 2010. Data yang dipergunakan dari tahun
1976 sampai dengan 1997 adalah data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait
dengan penelitian ini.
Untuk menentukan faktor yang mempengaruhi masuknya PMA dibagi atas dua bagian yaitu
faktor eksternal dan
faktor internal.
Faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah

Kebijaksanaan dan political will negara pemilik modal


Kurangnya kesempatan berusaha dinegara maju.
Langka sumber daya.
Nilai mata uang menaik.
Perubahan teknologi.

22

Faktor internal yang mempengaruhi adalah:

Cicilan utang negara berkembang semakin membengkak.


Kebijaksanaan dan situasi politik dinegara penerima.
Tersedianya sumber daya yang melimpah.
Laju pertumbuhan ekonomi
Nilai mata uang yang menurun.

23

BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian
yang berhubungan dengan keuangan dane konomi . Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal . Menurut teori ekonomi ,
investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan dating . Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi
pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah
baru). Investasi juga dibagi dalam beberapa macam dan jenisnya oleh karena itu masyarakat
jangan sampai salah dalam penafsiran. Pentingnya perang para pemodal baik dalam negeri
maupun luar negeri , oleh karena itu pemerintah juga harus ikut terkait dalam mengatur
system tentang investasi agar para pemodal tidak takut dalam menanam modalnya.
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan WNI, badan usaha
Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman
modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur
didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha
yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman
Modal.Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan
membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya
sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan
manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara

24

sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan


lapangan kerja.

4.2.Saran
Indonesia harus bisa membenahi terlebih dahulu sistem politik dan hukum agar para
investor akan lebih banyak yang tertarik untuk menginvestasi di Indonesia.
Tidak mempersulit para investor dengan peraturan peraturan yang menyebabkan
mereka tidak mau berinvestasi.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya dengan memberikan pelatihan
pelatihan tentang industrilialisasi.
Utamakanlah penanaman Investasi yang berasal dari dalam negeri terlebih dahulu
agar tidak terlalu di dominasi oleh pihak asing.
Memperbaiki infrastruktur yang dapat dimanfaatkan bagi para investor maupun para
pekerjanya
Tingkatkan pengawasan dari setiap penanaman Investasi agar tidak terjadi hal yang
tidak di inginkan.
Lembaga-lembaga yang terkait harus turut serta membantu para investor agar tidak
ada kesimpang siuran dalam berinvestasi.
Jangan biarkan Penanam Modal Asing bebas di negara kita
Penanam Modal Asing itu harus memakai Modal nya sendiri, bukan modal hasil
pinjaman dari Indonesia.

25

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-investasi-adalah-definisi.html
http://petanitangguh.blogspot.com/2010/06/penanaman-modal-asing.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
http://eki-blogger.blogspot.com/article/86509/jenisjenis-ataumacammacam-investasi.html
http://putrinurathovia.wordpress.com/2013/06/08/makalah-invedtasi/
http://wmukti.blogspot.com/2013/04/makalah-perekonomian-indonesiatentang.html

Anda mungkin juga menyukai