Anda di halaman 1dari 44

Nasal

Drug Delivery System


Nuryanti, M.Sc., Apt
Laboratorium Farmasetika
FIKES UNSOED

Anatomi Nasal
Jarak dari ujung Setiap
hidung sampai
jaringanmempunyai :
dindhing pharink
luas permukaan 6,5 cm2,
: 12-14 cm
Volume 7,5 mL
3 daerah berbeda fungsi:
Dinding
Vestibular : ada rambut untuk
pembatas nasal
menyaring partikel yang masuk
membagi hidung
Pernapasan : merupakan bagian
menjadi 2
penting utk penghantaran obat
secara sistemik
jaringan nasal,
Olfaktori : bertanggungjawab
@ lebar bukaan
terhadap penciuman
2 4 mm

Daerah Pernapasan
Ephitelium terdiri
dari 4 tipe sel :
Basal
Goblet,
mengandung
mukus
Kolumnar bersilia
Kolumnar tidak
bersilia

Lamina propria,
dibawah epitel
mengandung:

Pembuluh darah
Syaraf
Kelenjar serous
Kelenjar yang
mensekresi mukus.

Mukosa hidung tertutup oleh suatu


lapisan yang disebut epitel
respirateris yang terdiri dari sel-sel
rambut getar dan sel leher.
Sel-sel rambut getar
mengeluarkan lendir yang tersebar
rata sehingga merupakan suatu
lapisan tipis yang melapisi mukosa
hidung dimana debu dan bakteri
ditahan dan melekat.
pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6
pada orang dewasa, anak-anak 5-6,7
pada pH kurang dari 6,5 biasanya
tidak diketemukan bakteri dan bila
lebih dari 6,5 mulai ada bakteri

Mukosa Nasal

Fungsi mukosa nasal


1.Menyaring partikel halus
2.Menghangatkan dan melembabkan udara
yang masuk
3.Resepsi bau (odor)

Sediaan untuk pengobatan


hidung merupakan salah satu
sediaan steril

Tujuan Terapetik

Keunggulan Nasal DDS


1

Kelemahan Nasal DSS


Mucociliary

Absorbsi Obat Intra nasal


Melewati lapisan mukus dan penetrasi melalui
epitelium
Partikel harus halus dan tidak bermuatan
Tipe interaksi: elektrostatik, hidrofobik dan van der wals
Struktur mukus peka terhadap pH, suhu,tekanan osmotik

Melewati mukosa nasal, 3 mekanisme


Transeluler dan difusi membran melalui pori
Transpor paraseluler : gerakan melalui ruangan antarsel dan
pertemuan sel yang rapat (protein & peptida)
Transitosis : partikel diubah menjadi bentuk vesikel (liposom)
lalu ditransfer melewati sel, dan dideposisi melalui ruang
interstisial.

Metabolisme oleh enzim nasal yang berada pada


mukosa

Mekanisme Potensial Penghantaran Obat dari


Jaringan Nasal ke Sistem Saraf Pusat :
1. Obat yang mencapai sirkulasi sitemik
selanjutnya dapat melewati halangan
darah-otak
2. Obat melewati epitelium olfaktori melalui
difusi pasif, transitosis di mediasi reseptor
atau transfer paraseluler, selanjutnya
menuju SSP atau memasuki lamina propria
3. Obat melalui sei neuronal syaraf olfaktori,
mengalami transpor aksonal intraseluler
dan memasuki otek melalui bulus olfaktori

Rute nasal untuk penghantaran


obat ke SSP

Faktor yang mempengaruhi


absorbsi obat dari mukosa nasal
Kondisi
Formulasi
Bobot
Konsentrasi
pH

Faktor faktor yang


mempengaruhi biovailabilitas nasal
Luas permukaan
Aliran
Waktu
Aktivitas
Penyakit
Mukus
darah
kontak
enzim untuk absorbsi

Pertimbangan dalam mendesain


produk intranasal
1. Formulasi obat
2. Bentuk sediaan
3. Alat penghantaran

1. Formulasi Obat
BM bahan aktif <1000 dalton
Bentuk molekul bahan aktif : bentuk siklik lebih
baik diabsorbsi dari pada linier
Ukuran Partikel
< 10 m : melewati nasal dan terdeposit di paru-paru
> 50 m lebih baik untuk nasal

Enhancher : peningkat penetrasi


pH Formula : 4,5 6,5
Osmolaritas
Sterilitas

2. Bentuk Sediaan dan Alat


Penghantar
Sediaan sistemik memanfaatkan lapisan membran
mukosa sebagai tempat masuk obat baru (new entry).
Umumnya sediaan intranasal mengandung agen
adrenergik karena memiliki aktivitas dekongestan
pada mukosa nasal.
Beberapa obat yang diberikan untuk pengobatan
nasal adalah:
- Antibiotik
- Sulfasetamid
- Vasokontriktor
- Germisid
- Antiseptik

4 cara pemberian Sediaan Nasal


Tetes

Larutan dekongestan nasal


menggunakan pembawa air, isotonis
terhadap cairan nasal (lebih kurang
ekivalen dengan 0.9% NaCl),
didapar untuk menjaga satibilitas
obat dengan pH sekitar pH cairan
nasal normal (pH 5.5 6.5) dan
jika perlu distabilkan dan diberi
pengawet antimikroba untuk larutan
oftalm

Agen adrenergik dalam kebanyakan


larutan dekongestan nasal
Kebanyakan adalah senyawa sintetik
Konsentrasi berkisar antara 0.05 1.0% untuk
orang dewasa
pediatrik, konsentrasi sediaan separuh dari
kekuatan konsentrasi orang dewasa.
dikemasa dalam botol tetes atau botol semprot
(spray) plastik dengan volume 15 30ml
Pasien harus diberi tahu bahwa ada perbedaan
durasi efek dekongestan topikal.
fenilefrin harus digunakan setiap 3 4 jam,
oksimetazolin cukup digunakan setiap 12 jam saja.

1. Obat tetes hidung


adalah obat tetes yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat ke
dalam rongga hidung, dapat mengandung
zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
Tetes hidung harus steril
obat harus terhindar dari kontaminasi, dgn
penambahan preservatif :
Nipagin dipakai 0,04-0,01 %
kombinasi Nipagin (0.026%) + Nipasol
(0.014%).

Secara umum untuk obat (tetes)


hidung harus diperhatikan :
1. Sebaiknya digunakan pelarut air
2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi
rambut getar epitel.
3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut stabil
hendaknya ditambahkan dapar (buffer).
4. Usahakan agar larutan isotonis
5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat
diusahakan penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar
mendekati secret lendir hidung
6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali
7. Penting untuk diketahuijangan sampai bayi diberi tetes hidung yang
mengandung menthol, karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada
jalan pernafasan
8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien
9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri
selama dan pada saat obat diteteskan.

2. Larutan inhalasi
Inhalasi adalah obat atau larutan obat yang
diberikan melalui nasal atau rute pernapasan oral.
Obat dapat diberikan untuk bekerja lokal pada
pohon bronkhail atau untuk efek sistemik melalui
absorpsi dari paru-paru.
Beberapa gas, seperti oksigen dan eter, diberikan
secara inhalasi, obat berbentuk serbuk halus dan
larutan obat diberikan sebagai kabut halus.
Sebagai pembawa sediaan inhalasi dapat
digunakan air steril untuk injeksi USP atau larutan
natrium klorida inhalasi USP.

Instrumen Larutan inhalasi


Instrumen yang digunakan secara luas dan mampu
menghasilkan partikel halus untuk terapi inhalasi
adalah nebulizer.
Alat ini mengandung unit atomisasi yang tersambung
dengan ruang kaca berbentuk bola.
Bola karet pada ujung akhir kemasan ditekan dan
larutan oral dikeluarkan melalui tabung gelas sempit
dan pecah (terdistribusi) menjadi partikel halus
bersama-sama dengan udara yang lewat.
Rentang ukuran partikel yang dihasilkan adalah 0.5 - 5
mikron.
Partikel terbesar berupa tetesan yang lebih berat dari
kabut tidak keluar dari alat, akan tetapi jatuh balik ke
dalam reservior cairan obat.
Partikel yang lebih ringan terbawa aliran udara dan
dihisap oleh pasien yang
mengoperasikannebulizerdengan lubang keluar
dalam mulut, dihisap sesudah bola karet ditekan.

3. Inhalan
Inhalan adalah obat atau gabungan obat yang, karena efek
tekanan tinggi, dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam alur
hidung tempat obat menunjukkan efeknya. Alat yang
menampung obat atau gabungan obat dan alat pemberian obat
berbentuk inhaler.
Beberapa dekongestan nasal dibuat dalam bentuk inhalan.
propilheksedrin (Benzedrex) merupakan suatu cairan yang menguap
(Volatilize)secara perlahan-lahan pada suhu kamar.

Inhaler mengandung rol silindris material berserat (fibrous)yang


dibacam (imprignasi) dengan obat yang menguap (volatile)
tersebut.
Inhaler yang berbau seperti amina, biasanya baunya ditutup
dengan penambahan agen aromatik.
Inhaler diletakkkan ke dalam nostrail dan uap dihirup untuk
menghilangkan kongesti nasal.

Hal yang perlu diperhatikan


pemakaian yang terlalu sering atau
penghisapan berlebihan dapat
menyebabkan edema nasal dan akibatnya
akan meningkatkan kongesti, bukan
menurunkan.
Untuk menjamin bahwa obat tidak hilang
selama periode penyimpanan, penutup
inhaler harus kedap.

Contoh Inhaler

Inhaler amilnitrit
Amilnitrit adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang menguap,
bekerja sebagai modulator bila dihirup. Dibuat dalam vial gelas
tersegel yang ditutup dengan penutup dari kasa (gauze) pelindung.
Pada saat akan digunakan, vial gelas dipecahkan dengan jari, kasa
akan terendam dalam cairan, dimana uap dapat dihirup. Vial biasanya
mengandung 0.3 ml obat. Efek obat cepat, dan digunakan dalam
pengobatan nyeri angina.
Inhalan propilheksidin
Propilheksidin adalah suatu agen adrenergik cair (vasokonstriktor) yang
menguap (valatile) secara perlahan-lahan pada suhu kamar. Hal ini
memungkinkan penggunaan secara efektif sebagai inhalan.
Inhalan terdiri dari rol silinder material berserat yang sesuai, dibacam
dengan propilheksidin, dan diberi aroma yang sesuai untuk menutupi
bau amina.
Uap dari obat dihirup melalui nostril bila diperlukan untuk
menghilangkan kongesti nasal yang disebabkan oleh flu dan demam
tinggi. Dapat pula digunakan untuk menghilangkan kuping tersumbat
(ear block) dan nyeri tertekan saat bepergian dengan pesawat udara.
Setiap tabung plastik produk komersial mengandung 250 mg

Pulmonary
Drug Delivery System

Anatomi Pulmonary
Penghantaran obat
melalui paru paru
digunakan untuk
mengobati jalan nafas,
untuk lokal seperti obat
anti asthma.
Paru paru juga
digunakan untuk
menghantarkan obat
kedalam sirkulasi
sistemik, dan efeknya
pada bagian tubuh
tertentu..

Obat efek lokal


keuntungan

Kelemahan

Dosis yang diperlukan untuk menghasilkan


Efek samping
efek farmakologis
lokal
dapat dik

Obat obat Efek sistemik


keuntungan
Paru paru

Kelemahan

Paru paru tidak siap untuk penghantaran o

3 kategori aerosol untuk terapi


inhalasi :
Nebulizer

1. Nebulizer
ialah alat yang
mengubah larutan
atau
suspensimicronized
obat kedalam
bentuk aerosol
untuk inhalasi

Nebulizer
Mengerosolisasi larutan air, obat larut air,
suspensi dan larutan berbasis campuran
pelarut air utk obat yg tdk larut air
Pemberian obat memerlukan waktu 10 15
mnt
Lebih baik use formulasi sederhana (obat
dilarutkan dlm air) utk mcegah rx. Yg tdk
diinginkan dr pengawet & eksipien lain
Semua larutan inhalasi utk nebulizer hrs
steril

2. Pressurized metered-dose inhaler


(pMDI)
Merupakan bentuk
sediaan obat
berganda yang
dilengkapi dengan
katup pengukur
dosis yang
berhubungan
denganpropellant

2. Pressurized metered-dose inhaler


(pMDI)

2. Pressurized metered-dose inhaler


(pMDI)
Obat dapat berada dlm bentuk larutan
or suspensi dalam propelan
Sediaan menghasilakn tetesan besar
yg bergerak cepat, membutuhkan
waktu & jarak utk melambat, menguap
atau pecah menjadi partikel kecil
Sistem aerosol hrs disinkronisasikan
dgn pernapasan yg tdk sll dpt dgn
mudah diikuti pasien

3. Dry powder Inhaler

Alat ini menghantarkan obat dalam


bentuk serbuk kering aerosol.
Kentungan DPI dibandingkan
dengan pMDI adalah :
Tidak menggunaknpropellant
Menghilangkan koordinasi
pasien dari aktuasi dan inhalasi
pMDI
Partikel bergerak dengan
kecepatan rendah, kehilangan
obat pada tenggorokan minimal

Dry powder Inhaler

Dry powder Inhaler


Dosis yg dipencarkan & distribusi ukuran
partikel tergantung dari
teknik pasien dan kemampuan pasien dlm
menghirup volume udara
kecepatan penghirupan

Molekul kecil dpt dibuat sbg serbuk dgn


ukuran yg dpt dihirup (respirable size) spt
mikronisasi use penggiling jet (jet milling)
Serbuk dicampur dgn partikel pembawa
utk meningkatkan aliran & dispersi serbuk

Anda mungkin juga menyukai