Anda di halaman 1dari 21

MODUL 1

SISTEM PERALATAN PEMBORAN

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama

: Eki Wicaksono Pambayun

NIM

: 12213035

Shift

: Jumat

Tanggal Praktikum

: Kamis, 3 September 2015

Tanggal Penyerahan : Kamis, 10 September 2015


Dosen

: Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun

Asisten Modul

: Muhammad Ridha Anshari


Arnold Rico Novrianto

LABORATORIUM TEKNIK OPERASI PEMBORAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

(12212025)
(12212094)

DAFTAR ISI

Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 4
I. Tujuan.....5
II. Keberjalanan...5
III. Analisis.. 8
IV. Simpulan dan Saran..... 14
V. Daftar Pustaka. 21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Drillpipe . 8
Gambar 2. Drag Bit . 9
Gambar 3. PDC ... 10
Gambar 4 Three Cone Bit 11
Gambar 5. Christmas Tree... 13

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pengamatan.. 6

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum modul I ini adalah:
1. Memahami prinsip kerja peralatan-peralatan pada hoisting system, circulating system,
rotating system, BOP system, dan power system dalam operasi pengeboran,
2. Mampu mengidentifikasi peralatan-peralatan yang termasuk dalam sistem peralatan
pemboran,
3. Mengenali dan memahami prinsip kerja peralatan-peralatan khusus yang digunakan
dalm operasi pengeboran,
4. Mampu menjelaskan fungsi-fungsi dari peralatan-peralatan yang termasuk dalam
sistem peralatan pemboran,
5. Memahami prinsip kerja dari Sucker Rod Pump dan dapat membedakan tipe,
komponen, dan peralatan-peralatan pada Sucker Rod Pump,
6. Mengenali komponen-komponen, dan memahami prinsip kerja dari Christmas Tree. \

II. KEBERJALANAN
Pada praktikum modul I dilaksanakan oleh shift kamis 1 yang dibagi ke dalam 2
kelompok kecil yang beranggotakan 6-7 orang untuk mengamati jenis-jenis peralatan
pemboran yang berbeda pada gedung Teknik Perminyakan. Pertama kelompok saya
melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap drillpipe. Pengukutan terhadap drillpipe
dilakukan untuk mengetahui panjang dan diameter dari drillpipe. Dalam praktikum kali ini,
dilakukan pengukuran dua buah drillpipe dengan diameter yang berbeda. Pada drillpipe
terdapat sambungan pipa berdiameter lebih besar dan berukuran lebih pendek sebagai tempat
berulir seperti baut. Hal ini yang membuat drillpipe bisa disambung dengan alat lain, karena
tadi sudah terdapat ulir, maka peralatan yang akan disambung berujung pin.
Pengukuran dan pengamatan dilanjutkan ke alat berikutnya yaitu bit. Pengukuran
yang dilakukan yaitu mengukur diameter bit, jumlah nozzle, diameter nozzle nomor seri dan
panjang bit pada 3 bit yaitu drag bit, PDC bit dan three cone bit. Hal hal lain yang diamati
yaitu kondisi bit, kondisi gerigi bit, kondisi pisau drag bit. Pengukuran bit dan drill pipe
hanya dilakukan 1x karena keterbatasan waktu dan asisten ada kelas.

Praktikum dilanjutan dengan pengamatan Christmas Tree yang terletak di depan


gedung Teknik Perminyakan. Chritsmas Tree diletakkan di depan cellar agar mudah diamati
karena Chrismas tree di depan gedung TM sangat tinggi sehingga apabila diletakkan sejajar
dengan permukaan tanah maka pengamatan akan sangat sulit dilakukan. Pada Chritsmas Tree
tersebut terdapat beberapa valve yaitu 2 master valve, 1 production valve, 1 killing valve dan
1 swab valve. Dalam Master Valve terdapat kode W-K-M dan pada bagian bawah Christmas
Tree terdapat nomor seri NSCO 3000 WOG.
Berikut data-data yang diperoleh dari praktikum modul I oleh kelompok kamis 1:
NAMA ALAT

PENGAMATAN
Outer Diameter = 8.28 cm

Drillpipe 1

Inner Diameter = 7 cm
Panjang= 3.48 m
Outer Diameter = 8.25 cm

Drillpipe 2

Inner Diameter = 7.1 cm


Panjang = 3.78 m
Warna Biru
Diameter bit = 14.4 cm

Diamond Bit 1

Diameter nozzle = 1.2 cm


Jumlah Nozzle = 4
Nomor Seri = 06 0182

Drag Bit

OD = 13.3 cm
jumlah nozzle = 3

diameter bit = 9.8 cm


untuk tanah lunak
HWNT No. 6451
panjang = 40 cm
Warna Abu-abu

Diamond Bit 2

Diameter bit = 14.4 cm


Jumlah Nozzle = 8
Diameter Nozzle = 0.8 cm
Diameter = 42.5 cm

Three Cone Bit

Diameter Nozzle = 4.06


cm
Jumlah Nozzle = 3
Nomor Seri = NSCO 3000
WOG
Jumlah Master Valve = 2
Jumlah Production Valve
=1

Wellhead &
ChrismassTree

Jumlah Killing Valve = 1

Jumlah Swab Valve = 1


Kode Master Valve =
80106F WKM ACF 3
STEEL 808
Tabel 1. Data Pengamatan

III. ANALISIS
3.1 Drillpipe
Drillpipe dapat diklasifikasikan berdasarkan berat, jenis baja (steel grade), diameter
luar dan panjang. Klasifikasi drillpipe menurut API berdasarkan panjang yaitu:

Range 1

(18-22 ft)

Range 2

(27-30 ft)

Range 3

(38-45 ft)

Berdasarkan pengukuran didapatkan panjang drillpipe yaitu 3.48 m atau 11.417 ft, belum
termasuk pipa sambungan (Dengan sambungan 13-15ft), berarti drillpipe pada gedung TM
tidak termasuk dalam range yang dibuat oleh API.
Kekuatan dari drillpipe berdasarkan bahan utama dari drillpipe itu sendiri. Drillpipe di
gedung TM terbuat dari besi , maka drillpipe di gedung TM tidak terlalu kuat. Terdapat
perbedaan diameter luar yang di ukur pada 2 drillpipe. Semakin besar diameter luar semakin
kuat karena ukurannya semakin besar, namun semakin berat dan butuh energy banyak untuk
menggerakkannya.

Gambar 1. Drillpipe
Pada Drillpipe di gedung TM terdapat sebuah sambungan yang disebut tool joints.
Tool joint adalah tambahan pipa pendek dan lebih tebal pada ujung drilllpipe yang dibuat
berulir supaya drillpipe dapat diikat atau disambung dengan peralatan lain. Selain
disambungkan dengan peralatan lain drillpipe juga disambung dengan drillpipe lain (drillpipe
lain mempunyai pin tool joints).
8

Kekuatan pada tool joint ditentukan oleh berbagai hal yaitu kekuatan baja, ukuran
sambungan (connection size), thread from, dan koefisien gesekan serta ID dan OD dari tool
joint itu sendiri. Outer Diameter (OD) mempengaruhi area ulir dan Inside Diameter (ID)
mempengaruhi area pin. Pemilihan OD dan ID berdasarkan kekuatan punter yang diinginkan.

3.2 Drag Bit

Gambar 2. Drag Bit


Drag bit biasanya digunakan untuk membor formasi-formasi lunak dan plastik
(lengket). Blande drag bit dibuat dari macam-macam baja paduan dan pada bagian muka
(faced) yang keras umumnya diperkuat dengan tungsten carbide.
Persoalan-persoalan yang timbul dalam penggunaan drag bit adalah : lubang
bengkoklubang berdiameter kurang dari yang diminta (undergauge)balling (dilapisi padatan)
pada pemboran formasi shaleLubang bengkok dapat dikurangi dengan pemakaian drill collar,
sedang undergauge dapat dikurangi dengan membuat otomatis pada nozzle, dimana bila
bitnya rusak, nozzle bertumpu pada lubang dan tertutup secara otomatis, sehingga menaikkan
tekanan pompa dipermukaan.
Masalah rate bit wear yang dapat menurunkan laju pemboran tersebut dapat diatasi
dengan mengubah bentuk cutter atau drag elemen dan mengurangi besarnya sudut yang
dibentuk oleh cutter atau drag elemen dengan dasarlubang. Tetapi, formasi lunak juga dapat
bersifat seperti lem (gummy) yang menyebabkan cutting pemboran akan menempel pada
9

drag bit dan mengurangi efektivitasnya. Problem inilah yang dapat diatasi dengan adanya
nozzle sehingga fluida pemboran digunakan untuk membersihkan permukaan cutter elemen
atau pahat. Letak jet nozzle pada drag bit dirancang agar fluida pemboran yang keluar dari
rangkaian drillstring langsung menyemprot blandernya sehingga pahat atau blandernya tetap
bersih pada waktu mengebor.
Diameter luar drag bit di gedung TM yaitu 13.3 cm maka lubang yang dihasilkan
sekitar 13.3 cm. Pada drag bit tersebut terdapa nozzle 3 lubang dengan diameter sangat kecil.
Penentuan ukuran dan jumlah nozzle didasarkan dari seberapa cepat dan banyak lumpur yang
ingin dialirkan. Apabila jumlah nozzle terlalu besar akan berpengaruh pada bertambahnya
gaya sentrifugal sehingga bit tidak berputar lurus.

3.3 PDC (Poly Diamond Crystalline)

Gambar 3. PDC
PDC adalah bagian fixed-cutter bits yang merupakan hasil perkembangan dari
diamond bit dengan digunakannya intan sintetis polycrystalline diamond yang dilekatkan
pada tungsten carbide melalui proses tekanan dan temperature tinggi. Sama halnya seperti
drag bit, PDC tidak memiliki bagian yang berputar saat bit dioperasikan yang artinya tidak
ada bearing, disamping kesamaan dalam prinsip kerja yang meruntuhkan batuan dengan
shearing. Karena dilengkapi dengan intan, maka PDC baik digunakan untuk formasi-formasi
keras. Karena intan memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan formasi
batuan, maka permukaan potong dari intan tidak akan cepat aus seperti halnya dengan rock
bit.
10

Kami mengukur dua bit dan terdapat beberapa perbedaan terutama pada jumlah
nozzle. PDC 1 mempunyai jumlah nozzle 4 dan PDC 2 memiliki jumlah nozzle 8 buah.
Semakin banyak jumlah nozzle semakin besar pressure loss dan juga menyebabkan
bertambahnya gaya sentrifugal pada bit. Bit dengan jumlah nozzle yang banyak digunakan
untuk formasi lunak karena membutuhkan banyak lumpur sehingga membutuhkan banyak
nozzle untuk menyemprotkan lumpur.
Kondisi kedua bit sudah rusak, namun pada PDC dengan jumlah nozzle 8 terdapat
kerusakan cutter yang mungkin disebabkan oleh hantaman formasi atau bisa juga karena
cutter menggerus bidang yang kasar. Sedangkan pada PDC dengan 4 nozzle terdapat
penumpulan pada cutter.
3.4 Three Cone Bit

Gambar 4. Three Cone Bit


Jenis mata bor ini pertama kali diperkenalkan pada dunia perminyakan adalah tahun
1909. Kemudian secara berangsur-angsur pemakaian jenis mata bor ini semakin meningkat,
terutama sekali untuk membor lapisan formasi yang keras.
Pada tahun 1930 diperkenalkan three cone rock bit yang sudah mendapat banyak
perbaikan. Perbaikan itu meliputi bearing yang langsung dilumasi oleh drilling fluid, cutter
dirancang sesuai menurut lapisan tanah yang akan dibor, mengurangi problem bit stuck, dll.
Jenis mata bor ini sangat luas digunakan dalam pengeboran sumur minyak (walaupun juga
digunakan pada pengeboran lain sep: pertambangan, sipil ). Roller Cone Bit bekerja dengan
memutar kerucut mata bornya pada sumbu.
Tipe dari roller cone bit antara lain:

Two-Cone (Dua Kerucut) Milled Only.

11

Terbuat dari baja yang di-mill (giling), penggunaan mata bor jenis ini sangat terbatas
hanya untuk batuan formasi yang lunak.
Jenis ini memiliki 2 mata bor yang dipasang sejajar dan berputar seperti roda didalam lubang
sumur ketika bit berputar, karena itu bit ini penggunaannya sangat terbatas hanya untuk
lapisan batuan formasi yang relatif lunak.

Three-Cone (Tiga Kerucut) Milled atau Tungsten Carbide Insert.

Bit jenis ini paling banyak digunakan, terbuat dari milled ataupun dari tungsten carbide
insert.
Untuk bit jenis ini yang berbahan dasar milled dan digunakan untuk membor formasi yang
relatif keras maka dibuat dengan proses khusus dan pemanasan (heat treating).
Sedang yang menggunakan bahan dasar tungsten carbide insert dibuat dari tungsten carbide
yang kemudian ditekan dalam mesin yang mempunyai lubang berbentuk cone (kerucut). Bit
jenis ini juga dirancang untuk formasi lunak, sedang dan keras.
Jika dibandingkan dengan steel-tooth bit, maka tungsten carbide insert bit mempunyai daya
tahan dan kemampuan yang lebih baik dalam membor sumur minyak.
Salah satu inovasi dari tungsten carbide insert bit adalah adanya perubahan pada sealed
bearing yang memungkinkan untuk berputar hingga 180 rpm, bandingkan dengan
kemampuan rotasi yang lama yang hanya 4 rpm!
Untuk membor formasi yang lunak digunakan tungsten carbide yang bergigi panjang dan
ujungnya berbentuk pahat (chisel-shape end), sedangkan untuk formasi yang lebih keras
digunakan tungsten carbide yang bergigi pendek dan ujungnya berbentuk hemispherical
(biasanya disebut button bit).

Four-Cone (empat kerucut)

Saat ini, mata bor jenis four-cone hanya dibuat dari milled toohtbit dan biasanya
digunakan untuk membor lubang berukuran besar (lebar). Seperti lubang dengan diameter 26
inch (660,4 mm) atau bahkan yang lebih lebar.
Prinsip kemampuan pengeboran dari rolling cone bit bergantung pada offset dari
cones. Offset dari bit adalah ukuran seberapa besar sudut yang dibentuk oleh sumbu cones
terhadap titik pusat dari bodi bit. Offset inilah yang menyebabkan cones berhenti berotasi
secara periodik sehingga saat bit berputar, cone akan bertindak seperti drag bit untuk
menggaruk dasar lubang. Aksi ini cenderung meningkatkan kecepatan pemboran pada
sebagian besar jenis formasi, akan tetapi hal ini juga menyebabkan keausan pada gigi bit

12

lebih cepat di formasi abrasif. Sudut dari cone offset ini bervariasi dari 0.5o dan 0.375o pada
formasi lunak serta 0.00325o dan 0o pada formasi keras.
Kemampuan dan kecepatan pengeboran dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran gigi bit.
Bentuk gigi bit yang panjang dengan jarak (spasi) yang besar antar gigi bit digunakan untuk
pengeboran formasi yang lunak. Jika tipe batuan yang dibor semakin keras, maka panjang
gigi bit serta offset dari cone harus diperkecil untuk mencegah patahnya gigi bit. Pemboran
yang dilakukan oleh suatu bit dengan zero offset adalah dengan cara penghancuran atau
crushing dari batuan.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter sebagai itrepetasi dari diameter
sumur. Lalu dilanjutkan dengan diameter dan jumlah nozzle, diameter nozzle 4,06 cm dan
jumlah nozzle 3. Bisa dikatakan bahwa bit ini digunakan untuk batuan yang kasar karena
dengan jumlah bit hanya tiga nozzle susah untuk mengangkat cutting yang lengket (glumy).
Pengamatan dilanjutkan dengan melihat kondisi Bit. Terdapat 13 gigi bit pada Three
Cone bit di depan gedung TM. Bit tersebut dalam keadaan yang tidak baik, berkarat dan ada
salah satu cone tidak berputar hal ini disebabkan karena terdapat gangguan dari lumpur,
cutting maupun karena berkarat. Gigi Three Cone Bit tersebut sudah tumpul karena gesekan
dengan permukaan yang kasar.
3.5 Christmas Three

Gambar 5. Christmas Tree


Fungsi utama dari christmas tree adalah mengontrol aliran keluar atau ke dalam well,
dan memungkinkan keluar masuknya peralatan kedalam dan keluar sumur untuk perawatan.
13

Hal ini bisa dilakukan karena di christmas tree terdapat valve-valve yang bisa membuka dan
menutup dan mengatur arahnya aliran fluida. Pada christmas terdapat empat valve yaitu:
Master valve adalah valve utama dari christmas tree dan berfungsi untuk mengontrol
aliran dari dalam sumur kepermukaan. Biasanya di christmas tree terdapat dua master valve
yakni lower dan upper. Upper master valve untuk alasan safety. Lower master valve
merupakan hydraulic valve, sedangkan upper valve adalah manual valve. Pada Chrismast
Tree di gedung TM terdapat 2 master valve
Wing valve, terdapat dua umumnya, dimana wing valve yang pertama adalah
production wing valve. Production wing valve merupakan valve yang mengatur aliran dari
christmas tree menuju flowline dan separator. Sedangkan wing valve yang kedua adalah kill
wing valve yang digunakan bila kita ingin memasukan killing fluid kedalam sumur. Pada
Chrismast Tree di gedung TM terdapat 1 wing valve
Swab valve yang berfungsi untuk memasukkan peralatan-peralatan ke dalam sumur.
Chirstmas tree didudukkan di atas tubing head dan disambungkan dengan tubing head
adapter. Pada Chrismast Tree di gedung TM terdapat 2 swab valve.
Pada lower master valve terdapat tulisan 80106F WKM ACF 3 STEEL 808. Tulisan
WKM ACF berarti valve tersebut merupakan WKM diproduksi oleh ACF industi. ANgka 3
menunjukkan ukuran dari valve. Dan tulisan steel menunjukkan bahwa material yang
membentuk valve adalah baja.

IV. SIMPULAN DAN SARAN


4.1 SIMPULAN
1. Hoisting system adalah penyedia fasilitas dalam mengangkat, menahan, dan menurunkan
drillstring, casing string, dan perlengkapan bawah permukaan lainnya. Prinsip kerja dari
peralatan hoisting system pada operasi pemboran adalah making connection (penyambungan
rangkaian drillstring) dan tripping in serta tripping out (mencabut dan menurunkan rangkaian
string untuk mengganti kombinasi peralatan pemboran di bawah permukaan). Sirkulasi
sistem adalah sistem untuk mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur ke permukaan yang
berfungsi untuk melewatkan fluida pemboran dari steel tanks menuju ke nozzle bit hingga
kembali lagi ke suction tank. Rotating system adalah semua peralatan yang digunakan untuk
mentransmisikan putaran dari meja putar (rotary table) ke drill bit. BOP system adalah
penyedia fasilitas untuk mencegah terjadinya semburan liar lumpur dari sumur yang
14

merupakan bahaya utama pada operasi pengeboran, dioperasikan melalui control panel dan
mengatur aliran lumpur melalui choke manifold secara manual. Power system adalah
komponen berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerakkan semua sistem yang ada
dalam proses pengeboran.
2. Sistem peralatan pemboran:

Hoisting system, meliputi derrick dan substructure; rig floor; rig; block dan tackle;
drawwork; dan cat head

Circulating system, meliputi mud pump, mud pit, mud mixing equipment, dan
contaminant removal

Rotating system, meliputi swivel, Kelly, rotary drive, rotary drive, drillpipe, heavy
weight drillpipe, drill collar, dan bit

BOP System, meliputi BOP stack yang mengandung annular preventer, ram
preventer, drilling spool, casing head; accumulator; supporting system yang meliputi
choke manifold dan kill line

Power System, meliputi prime mover, sistem transmisi yang dibedakan menjadi
sistem penggerak mekanik, sistem penggerak elektrik yang dibagi lagi menjadi
generator DC dan sistem AC

3. Peralatan-peralatan khusus:
a. Stabilizer, digunakan di dalam BHA untuk menjaga keseimbangan bit dan drill collar di
dalam lubang bor selama operasi pemboran
b. Rotary reamer, digunakan untuk memperbesar lubang sumur setelah dibor
c. Shock absorber, dipasang di bawah drillcollar untuk menyerap getaran dan beban kejut
yang mungkin terjadi saat proses pemboran sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan
drillstem
d. Square drill collar menambah beban pada drillstem bagian bawah, juga digunakan sebagai
specialized downhole stabilizer.
e. Peralatan pembelokan lubang untuk membelokkan lubang
f. Peralatan cementing untuk cementing sumur.
4. Peralatan dalam system pemboran:
15

I. 1. Sistem Tenaga ( Power System )


Terdiri dari power supply equipments, yang dihasilkan oleh mesin mesin besar yang
dikenal dengan nama prime mover dan distribution equipments. Berfungsi untuk mendukung
jalannya kegiatan pengeboran. Penggunaan prime mover ditentukan oleh besarnya tenaga
pada sumur yang didasarkan pada casing program dan kedalaman sumur.

I. 2. Sistem Angkat ( Hoisting System )


Fungsi utama dari sistem ini adalah memberikan ruang kerja yang cukup untuk pengangkatan
dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem angkat terdiri dari dua
bagian utama, yaitu :
I. 2. 1. Supporting Structure ( Rig )
Merupakan konstruksi menara yang ditempatkan di atas titik bor. Fungsi utamanya sebagai
penyangga peralatan peralatan pengeboran dan memberi ruang yang cukup untuk operasi
pengeboran. Terdiri dari:

Drilling tower berfungsi untuk mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk
menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam lubang bor
selama operasi pengeboran berlangsung.

Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang


langsung diatas titik bor. Tinggi substructure ditentukan oleh jenis rig dan ketinggian
blow out preventer (BOP) stack.

Rig floor ditempatkan diatas substructure. Berfungsi untuk menampung peralatan


peralatan pemboran yang kecil, tempat berdirinya menara, mendudukkan drawwork,
tempat kerja driller, dan rotary helper.

I. 2. 2. Hoisting Equipments
Terdiri dari :

Drawwork

16

Merupakan otak dari unit pengeboran, dimana seorang driller melakukan dan mengatur
operasi pengeboran. Drawwork biasanya dihubungkan dengan prime mover dan diletakkan
didekat meja putar.

Overhead Tools

Merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri dari crown block, traveling block,
hook, dan elevator
I. 3. Sistem Putar ( Rotary System )
Fungsi utamanya adalah untuk memutar rangkaian pipa bor. Terdiri dari :
II. 3. 1. Rotary Table
Dipasang pada lantai bor dengan posisi tegak lurus traveling block, bagian tengahnya
terdapat lubang tempat master bushing dipasang.
II. 3. 2. Top Drive
Adalah peralatan yang digunakan untuk memutar pipa pengeboran. Terdiri dari beberapa
bagian, antara lain: main motor, rotating head, gir, link, elevator, dll.
II. 3. 3. Swivel
Ujung teratas rangkaian pipa bor. Berfungsi untuk memberikan kebebasan pada pipa bor
untuk berputar, memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja
bersama sama, terangkai bersama dengan top drive.
II. 3. 4. Drill Pipe, Drill Collar, Bit
Drill pipe (DP) merupakan rangkaian pipa bor terpanjang (jumlah paling banyak dalam satu
rangkaian pipa bor). Drill Collar (DC) berbentuk seperti drill pipe tetapi diameter dalamnya
lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar DP. Sehingga dinding DC lebih
tebal dari DP yang berfungsi sebagai pemberat. Bit merupakan ujung dari rangkaian pipa bor
yang langsung menyentuh formasi dengan fungsi menghancurkan dan menembus formasi.
I. 4. Sistem Sirkulasi ( Circulation System )
17

Tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu :


I. 4. 1. Drilling Fluid ( Lumpur Pengeboran )
Lumpur pengeboran pada mulanya berfungsi sebagai pembawa cutting dari dasar lubang bor
ke permukaan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran,
antara lain :

Mengangkat cutting ke permukaan

Mengontrol tekanan formasi

Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string

Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake

Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan

Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor

Mendapatkan informasi (mud logging, sample log)

I. 4. 2. Preparation Area
Ditempatkan pada tempat dimulainya sirkulasi lumpur, yaitu di dekat pompa lumpur, terdiri
dari peralatan peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau treatment
lumpur bor yang meliputi mud house, steel mud pits, mixing hopper, chemical mixing barrel,
water tanks, dan reserve pit.
I. 4. 3. Circulating Equipment
Berfungsi mengalirkan lumpur dari mud pit ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus
membawa serbuk bor ke permukaan menuju ke solid control equipments, sebelum kembali ke
mud pits untuk disirkulasikan kembali. Peralatannya terdiri dari mud pit, mud pump, pump
discharge and return line, stand pipe, dan rotary hose.
I. 4. 4. Solid Control Equipment
Ditempatkan didekat rig. Terdiri dari peralatan peralatan khusus yang digunakan untuk
clean up lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utamanya adalah memisahkan
lumpur dari cutting dan gas yang terikut. Diantaranya adalah: shale shaker, degasser,
desander dan desilter.

18

I. 5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (Blow Out Preventer System)


Semburan liar (blow out) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur
secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke dalam
lubang bor (well kick). Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing
dibawah rotary table pada lantai bor. Komponen komponen Blow Out Preventer (BOP)
system terdiri dari :
I. 5. 1. BOP Stack
BOP stack (peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang didesain untuk menahan tekanan
lubang bor bila terjadi kick) meliputi :

Annular Preventer

Ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing element yang dapat
menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong atau ada rangkaian bor.

Pipe Ram Preventer

Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Pipe ram preventer
memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu :
a. Pipe Ram (menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu).
b. Blind Ram (menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya).
c. Shear Ram (menutup sumur apabila terjadi kick dengan memotong pipa yang ada di
dalamnya).
I. 5. 2. Accumulator
Ditempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP stack dengan high
pressure hydraulis. Pada saat terjadi kick, crew dapat dengan cepat menutup blow out
preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau remote pada panel yang
terletak di lantai bor. Unit ini dijalankan pada saat crew sudah meninggalkan lantai bor.
I. 5. 3. Supporting System
19

Selain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out, yaitu :

Choke Manifold

Bekerja pada BOP stack dengan high pressure line disebut choke line. Membantu menjaga
back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi.

Kill Line

Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor
sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi formasi.
5. Sucker rod pump adalah metode artificial lift yang menyediakan energy mekanik untuk
mengangkat oil pada sumur produksi ke permukaan. Komponen dari Sucker Rod Pump
adalah :
a. Motor (Prime mover), yang berfungsi untuk menggerakkan pompa
b. Alat-alat permukaan, daya dari motor dialirkan ke input shaft dari gear reducer melalui Vbelt drive. Input shaft dari gear reducer menyebabkan crank berputar. Pitman arm akan
mengubah putaran dari crank menjadi gerakan naik turun pada walking beams. Untuk
merubah dari gerakan berputar menjadi gerakan naik turun maka kecepatan rpm mesin harus
dikurangi dengan gear reducer dan ukuran pulli belt sehingga kecepatannya akan sama
dengan kecepatan naik turun.
c. Alat-alat bawah permukaan. Peralatan bawah permukaan pada sucker rod pump terdiri dari
working barrel dan liner, standing valve, traveling valve. Pada gerakan ke bawah, standing
valve dari woking barrel akan tertutup sedangkan traveling valve pada plunger akan terbuka
sehingga fluida yang telah terkumpul dalam working barrel akan masuk melalui traveling
valve ke dalam plunger. Sedangkan pada gerakan ke atas, traveling valve akan tertutup akibat
beban fluida yang ada dalam plunger dan standing valve akan terbuka akibat adanya efek
pengisapan sehingga fluida formasi akan mengisi working barrel.
d. Sucker rod. Energi mekanik ditransfer dari peralatan permukaan ke peralatan bawah
permukaan melalui rod. Rod memberikan efek terbesar dari seluruh gerakan dan kinerja SRP.
Batasan kedalaman dan kapasitas produksi dari rod tergantung pada range stress dan
kecepatan pompa.

20

6. Christmas tree memiliki fungsi utama untuk mengontrol aliran keluar atau ke dalam well.
Hal ini bisa dilakukan karena di christmas tree terdapat valve-valve yang bisa membuka dan
menutup dan mengatur arahnya aliran fluida. Pada christmas terdapat empat valve yaitu:
a. Master valve adalah valve utama dari christmas tree dan berfungsi untuk mengontrol aliran
dari dalam sumur kepermukaan. Biasanya di christmas tree terdapat dua master valve yakni
lower dan upper. Upper master valve untuk alasan safety. Lower master valve merupakan
manual valve sedangkan upper valve adalah hidarulik valve.
b. Dua wing valve dimana wing valve yang pertama adalah production wing valve.
Production wing valve merupakan valve yang mengatur aliran dari Christmas tree menuju
flowline dan separator dan wing valve yang kedua adalah kill wing valve yang digunakan
untuk memasukan killing fluid kedalam sumur.
c. Swab valve berfungsi untuk memasukkan peralatan-peralatan ke dalam sumur. Chirstmas
tree didudukan di atas tubing head dan disambungkan dengan tubing head adapter.

4.2 SARAN
Ada beberapa kekurangan pada praktikum kali, dan saran yang saya ajukan yaitu pada
praktikum modul 1 waktu yang diberikan harusnya lebih banyak. Mengunjungi setiap
peralatan pemboran yang ada di gedung TM.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Mitchell R.F., Fundamentals Of Drilling Engineering, Society of Petroleum Engineer,
Houston, 2011.
2. IADC, IADC Drilling Manual, Technical Toolboxes, Houston, 2000.
3. API, Specification for Wellhead and Christmas Tree Equipment, 2005.
4. https://debriadiharset.wordpress.com/2013/02/15/sistem-pemboran/ Diakses pada 10 Sep
2015

21

Anda mungkin juga menyukai