Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PENGUJIAN EFEK CAIRAN REHIDRASI TERHADAP DENYUT NADI


DAN TEKANAN DARAH

Disusun oleh:
Pius Pradana Bekti Indramawan

(128114001)

Fransisca Melani

(128114002)

Agatha Herny

(128114003)

Petra Annie Anjani

(128114004)

Venny Valeria

(128114005)

Sherlina Pattatan

(128114006)

Osmond Bobby Gunarso

(128114007)

Dewi Anugrah F.

(128114008)

Maria Magdalena Lita

(128114009)

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Anatomi
Fisiologi Manusia dengan judul Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap
Denyut Nadi dan Tekanan Darah semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Terima kasih disampaikan kepada ibu Dr. Fenty selaku dosen mata
kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah membimbing. Serta asisten dosen
yang ikut membimbing, sehingga pengerjaan dari proyek ini dapat terlaksana
dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajiaanya makalah ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, sehingga penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat bagi kehidupan kita
semua, serta dapat memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia.
Yogyakarta , 26 April 2013

Penyusun

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Menurut Gunawan (2001), tekanan darah merupakan kekuatan yang
diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar
mencapai semua jaringan dalam tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan
menjadi 2, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik
adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Adapun tekanan
darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali
(diastole).
Menurut Ramali dan Pamoentjak (1996), dehidrasi adalah kehilangan air
dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air
abnormal. Dan menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari
semua pangkalan cairan tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dehidrasi
merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh. Dehidrasi biasanya dapat
disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan. Ada 3 jenis dehidrasi, yaitu: hipotonik
(hyponatremic), hipertonik (hypertremic), dan isotonik (isonatremic). Pada
manusia, jenis yang paling sering terlihat dehidrasi sejauh ini adalah isotonik,
sehingga kelompok kami mengambil penelitian tentang dehidrasi dengan
mengukur tekanan darah.
Semakin berat suatu aktivitas yang dilakukan, salah satunya seperti
olahraga, maka dehidrasi akan meningkat dan tekanan darah akan menjadi

menurun. Pada saat melakukan aktiitas olahrga terjadi peningkatan metabolisme


dalam

tubuh

manusia

sehingga

tubuh

mengeluarkan

banyak

keringat

dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktivitas.


Efek pemberian cairan yang diamati pada penelitian-penelitian
sebelumnya adakah pada aspek rehidrasinya melalui kadar urin. Belum ada
penelitian yang mengamati efek pemberian cairan terhadap perubahan denyut
nadi, dan tekanan darah. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang efek rehidrasi pada atlet dengan pemberian berbagai jenis cairan baik
pemberian air mineral, elektrolit maupun elektrolit glukosa, sebagai pemulihan
bagi atlet setelah melakukan olahraga.
1. Pembatasan Masalah
Agar makalah ini terfokus dan tidak menyimpang, maka penulis memberi
pembatasan masalah yang akan dibahas:
a. Probandus yang akan digunakan sebanyak 6 orang yang terdiri dari: 3
probandus pria dan 3 probandus wanita.
b. Cairan rehidrasi yang digunakan adalah cairan elektrolit, dan air mineral.
2. Rumusan masalah
a. Apa kelebihan dan kekurangan dari permberian cairan rehidras (elektrolit,
elektrolit dan glukosa), serta air mineral terhadap perubahan denyut nadi
dan tekanan darah?
b. Bagaimana perbandingan denyut nadi dan tekanan darah setelah latihan
fisik antara probandus yang diberikan cairan rehidrasi (berupa elektrolit,
elektolit dan glukosa) dan probandus yang tidak diberikan apa-apa?
B. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui efek


pemberian cairan rehidrasi berupa elektrolit, dan air mineral terhadap peubahan
denyut nadi dan tekanan darah.

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas
pembuluh darah. Peningkatan pembuluh darah disebabkan peningkatan
volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya
penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Rony, 2008).
Darah yang dipompa oleh jantung akan mengakir ke dalam pembuluh
darah arteri. Pada saat darah mengalir ke dalam arteri, arteri meregang, karena
sifatnya yang elastisitas arteri akan kembali ke ukuran semula dan demikian darah
akan mengalir ke daerah yang lebih distal (Rony, 2008).
Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada
saat ventrikel kiri jantung

berkontraksi (sistole). Darah mengalir dari

jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh darah teregang maksimal.


Pada pemeriksaan fisik bunyi lup pertama yang terdengar adalah
tekanan darah sistole. Tekanan darah sistole pada orang normal rata-rata
120mmHg. Sedangkan tekanan darah distole merupakan tekanan darah

yang terjadi pada saat jantung berelaksasi(distole). Pada saat distole, tidak
ada darah mengalir dari jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh
darah dapat kembali ke ukuran normalnya, sementara darah didorong ke
bagian arteri yang lebih distal. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah
diastol dapat ditentukan dengan bunyi dup terakhir yang terdengar. Pada
orang normal rata-rata diastole adalah 80mmHg (Rony, 2008).
Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan
untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila
dilakukan secara benar dan teratur. Latihan olahraga merupakan suatu
aktivitas aerobik, yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,
otot-otot, dan sendi-sendi. Perubahan fungsi kardiovaskuler akibat latihan
olahraga secara teratur akan mempengaruhi nilai tekanan darah yang
didapat (Getchel, 1979).
Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh
darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan
olahraga

dapat

melemaskan

pembuluh-pembuluh

darah,

sehingga

tekanandarah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan


menurunkan tekanan air. Latihan olahraga merupakan suatu aktivitas
aerobik,

yang

terutama

bermanfaat

untuk

meningkatkan

dan

mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,


otot-otot, dan sendi-sendi. Olahraga fisik mempunyai 4 komponen dasar

yaitu kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan daya tahan
kardiorespirasi (Ganong, 1995).

B. Denyut Nadi
Denyut jantung, atau denyut nadi, adalah berapa kali jantung
berdetak setiap menit. Sebelum memulai olahraga, sebaiknya dilakukan
pengukuran denyut nadi istirahat terlebih dahulu. Idealnya, denyut nadi
istirahat adalah antara 60 dan 90 kali per menit (Yahya, 2010).
Kecepatan rata-rata denyut nadi pada orang dewasa normal adalah
60 sampai 90 denyut per menit; pada anak-anak kecepatannya 90 sampai
140, dan pada orang lanjut usia, 70 sampai 80. Percepatan denyut nadi,
normal terjadii selama dan sesudah melakukan kegiatan jasmaniah.
Kecepatan denyut nadi mengalami perubahan selama pernafasan; menjadi
lebih cepat selama inspirasi jika dibandingkan selama ekspirasi (Mohlan,
1996).
C. Dehidrasi
Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh
yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik. Menurut Mann dan
Stewart (2007) dan Gavin (2006), dehidrasi disebabkan karena
meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau oleh
kedua hal tersebut. Dehidrasi ditandai oleh munculnya rasa haus. Apabila
rasa haus tersebut tidak direspon dengan meminum air dalam jumlah yang

cukup maka keadaannya akan semakin memburuk. Rasa haus ini akan
semakin sulit diterima dan direspon seiring dengan bertambahnya usia.
Akibatnya, rasa haus tersebut akan berkembang menjadi rasa lemah dan
lemas, letih, kehilangan kesadaran, bahkan kematian (Bompa, 1998).
Dehidrasi menimbulkan gejala yang berbeda menurut tingkatan
dehidrasinya. Dehidrasi ringan menimbulkan gejala haus, lelah, kulit
kering, mulut dan tenggorokan kering. Dehidrasi tingkat sedang dapat
mengakibatkan detak jantung semakin cepat, pusing, tekanan darah
rendah, lemas, konsentrasi urin menjadi pekat namun volumenya kurang.
Sedangkan dehidrasi tingkat berat dapat mengakibatkan kejang, lidah
membengkak, dan kegagalan fungsi ginjal (Bompa, 1998).
Dehidrasi ada 2 jenis, yaitu:
1

Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibanding kekurangan


elektrolit (dehidrasi isotonis). Dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan
eksrtaseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel
yang menyebabkan terjadi dehidrasi intrasellular. Bila cairan intrasel
berkurang lebih dari 20%, maka sel akan mati. Dehidrasi jenis ini
terjadi bila seseorang minum air laut pada saat kehausan berat.

Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan dibanding


kekurangan air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan
eksrtaselular bersifat hipotonis, sehingga terjadi perpindahan air dari
ekstrasel ke intrasel yang menyebabkan terjadi bila seseorang yang

mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni


tanpa mengandung elektrolit.
(Asmandi, 2008)

D. Larutan Elektrolit
Air (H2O) merupakan komponen utama yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang
dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak &
otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi
antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka
tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet
biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non
atlet. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi
tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal
konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total
jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara ratarata tubuh orang
dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan
tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml
keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100
ml keluar bersama dengan feces (tinja) (Cheng, 2003).
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan

berfungsi sebagai

10

pembawa oksigen (O2) ke dalam 2 sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat
(Graves-Freeland, 2003)
Air metabolik adalah air yang dihasilkan dari proses metabolisme
lemak, protein, dan karbohidrat di dalam tubuh Elektrolit yang terdapat
pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara
umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan
anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit
tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut
mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai
anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na+) dan Kalium (K+) & contoh
dari anion adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO-). Elektrolit-elektrolit
yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah
natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+), magnesium (Mg+), klorida
(Cl-), bikarbonat (HCO-), fosfat (HPO-) dan sulfat (SO42-) (Cheng, 2003)
E. Hipotesis
1. Pemberian caira rehidrasi setelah melakukan latihan fisik dapat menurunkan
tekanan darah dan denyut nadi dibandingkan dengan air mineral.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian

11

Penelitian yang berjudul Pengujian Efek Cairan Rehidrasi


Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah merupakan penelitian
eksperimental karena pada penelitian ini diberikan perlakuan pada subjek
uji, sehingga terdapat hubungan sebab akibat di dalamnya.
B. Objek, Alat dan Bahan Penelitian
Dalam penelitian, probandus yang akan diteliti sebanyak 6 orang
yang terdiri dari: 3 probandus pria dan 3 probandus wanita.
Dalam penelitian digunakan:

Bahan yang digunakan adalah cairan rehidrasi elektrolit POCARI

SWEAT, dan air mineral ADES.


Alat yang digunakan adalah sphygmomanometer (Corona),
stethoscope (OneMed).
C. Tata Cara Penelitian

1. Pemberian Cairan Rehidrasi Elektrolit:


Probandus yang telah melakukan aktivitas fisik (olahraga) diberi
asupan cairan rehidrasi elektrolit, setelah itu probandus diukur tekanan darah
dan denyut nadi.

a. Pengukuran Tekanan Darah:


i. Dilakukan pencarian denyut nadi pada tangan kiri
probandus.
ii. Setelah ditemukan denyut nadi probandus, dipasangkan
kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.

12

iii. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam


iv. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara
memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (branchial
artery) sehingga aliran darah berhenti sementara.
v. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan
memutar sumbat udara.
vi. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan,
diperhatikan penurunan air raksa pada sphygmomanometer.
Saat

terdengar

denyut

yang

terjadi,

nilai

tersebut

menunjukkan nilai tekanan sistolik.


vii. Seiring dengan turunnya tekanan udara, bunyi dengar yang
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang
ditunjukkan pada saat bunyi denyut terakhir adalah nilai
tekanan diastolik.

b. Pengukuran denyut nadi:


i. Diperiksa dengan cara palpasi pada arteri radialis pada
pergelangan tangan.
ii. Dihitung denyut nadi dalam 1 menit.

2. Pemberian Air Mineral


Probandus yang telah melakukan aktivitas fisik (olahraga) diberi
asupan air minerl, setelah itu probandus diukut tekanan darah dan denyut nadi.

13

a. Pengukuran Tekanan Darah


i. Dilakukan pencarian denyut nadi pada tangan kiri
probandus.
ii. Setelah ditemukan denyut nadi probandus, dipasangkan
kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
iii. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam
iv. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara
memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (branchial
artery) sehingga aliran darah berhenti sementara.
v. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan
memutar sumbat udara.
vi. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan,
diperhatikan penurunan air raksa pada sphygmomanometer.
Saat

terdengar

denyut

yang

terjadi,

nilai

tersebut

menunjukkan nilai tekanan sistolik.


vii. Seiring dengan turunnya tekanan udara, bunyi dengar yang
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang
ditunjukkan pada saat bunyi denyut terakhir adalah nilai
tekanan diastolik.
b. Pengukuran denyut nadi:
i. Diperiksa dengan cara palpasi pada arteri radialis pada
pergelangan tangan.
ii. Dihitung denyut nadi dalam 1 menit.

14

15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Nama

Perlakuan

Berto
Indra
Annie
Titus
Agatha

Air Mineral
ADES
Larutan

elektorlit

POCARI SWEAT

Dewi

Tekanan Darah
Sebelum Sesudah
110/80
120/80
116/80
130/80
120/84
130/90
118/80
130/80
110/85
125/90

Denyut Nadi
Sebelum Sesudah
85
92
87
93
91
103
73
85
83
92

100/85

63

105/70

72

2. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek pemberian
cairan rehidrasi berupa elektrolit, dan air mineral terhadap peubahan
denyut nadi dan tekanan daraah.
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat.
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam
bentuk ion bebas. Elektrolit-elektrolit ini memiliki fungsi antara lain dalam
menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam
kompartemen badan air (bodys fluid compartement), menjaga pH tubuh
dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut
berperan dalam setiap proses metabolisme.

16

Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh


yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik. dehidrasi disebabkan
karena meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau
oleh kedua hal tersebut.
Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada
saat ventrikel kiri jantung berkontraksi. Pada pemeriksaan fisik bunyi
dug pertama yang terdengar adalah tekanan darah sistole. Tekanan darah
diastole merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat jantung
berelaksasi. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah diastol dapat ditentukan
dengan bunyi dug terakhir yang terdengar.
Persiapan awal dari percobaan ini adalah menyiapkan probandus.
Dipilih probandus yang tidak memiliki kelainan jantung atau kondisi
khusus agar tidak membaurkan data pengamatan. Probandus dikondisikan
tidak minum atau makan sebelum percobaan. Sebelum melakukan
aktivitas voli, tekanan darah dan denyut nadi probandus diukur dan dicatat
terlebih dulu. Lalu probandus melakukan aktivitas fisik dengan bermain
voli selama 45 menit. Setelah itu probandus langsung diberi minuman air
mineral dan minuman elektrolit. 5 menit setelah itu tekanan darah serta
frekuensi denyut nadi diukur.
Dari hasil pengamatan probandus Berto, Annie, dan Indra yang
tidak diberi perlakuan elektrolit, didapat kenaikan tekanan darah dan
denyut nadi yang besar. Dari hasil pengamatan terhadap probandus Titus,
Agatha, dan Dewi yang diberi perlakuan pengkonsumsian larutan
elektrolit, didapati bahwa tekanan darah dan denyut nadinya meningkat

17

dari sebelum beraktivitas, tetapi lebih rendah daripada yang hanya diberi
asupan air mineral saja. Dari hasil pengamatan ditemukan hasil yang sama
pada pengukuran denyut nadi. Dilihat dari probandus yang diberikan
larutan elektrolit denyut nadinya lebih rendah dibandingkan dengan
probandus yang diberikan air mineral. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa konsumsi cairan elektrolit berpengaruh pada
penurunan tekanan darah dan denyut jantung, sebagai efek rehidrasi
setelah beraktivitas fisik yang mengeluarkan banyak cairan tubuh.

18

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa
adanya efek dari pemberian cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi
maupun tekanan darah setelah melakukan latihan fisik, namun apabila
dibandingkan dengan pemberian air mineral lebih rendah denyut nadi dan tekanan
darah.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang
diberikan oleh penulis adalah untuk meminimalkan peningkatan tekanan
darah diastolik setelah melakukan latihan fisik, sebaiknya diberikan cairan
rehidrasi.

19

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta, pp. 55-56.
Bompa, T., 1998, Serious Strength Training, 1st edition, United Graphics, United
States of America, pp. 297-298.
Cheng, Y. L., 2003, Water-Electrolyte Balance. In Encyclopedia of Food &
Nutrition, 2nd edition, Academic Press, Amsterdam.
Ganong, W. F., 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 14, Jakarta, EGC, pp.
535-607.
Getchel, B., 1979, Physical Fitness, 2nd edition, Canada, John Wiley and Sons.
Inc., p. 10.
Grave-Freeland, 2003, Mineral-Diatery Importance. In Encyclopedia of Food &
Nutrition, 2nd edition, Academic Press, Amsterdam.
Mohlan, H., 1996, Major Diagnosis Fisik, Edisi 9, Jakarta, EGC, p. 281.
Rony, 2008, Fisiologi Kardiovaskuler, EGC, Jakarta, pp. 26.
Yahya, F., 2010, Menaklukan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi
Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Benar, Bandung, Qanita, p.
154.

20

Lampiran:

Diperiksa dengan cara palpasi pada arteri


brakialis pada lengan atas pada probandus pria

Dilakukan pengukuran dengan menggunakan


alat spygmomanometer

Diperika lagi dengan cara palpasi pada arteri


brakilais pada lengan atas pada probandus
wanita

Dilakukan pengukuran dengan menggunakan


alat spygomomanometer

Permainan voli oleh para probandus selama 45


menit

Setelah latihan, diberikan air mineral dan


larutan elektrolit pada para probandus

21

Dilakukan pengukuran tekanan darah setelah


selesai melakukan latihan fisik

Dilakukan pengukuran denyut nadi setelah


selesai melakukan latihan fisik

Anda mungkin juga menyukai