Disusun oleh:
Pius Pradana Bekti Indramawan
(128114001)
Fransisca Melani
(128114002)
Agatha Herny
(128114003)
(128114004)
Venny Valeria
(128114005)
Sherlina Pattatan
(128114006)
(128114007)
Dewi Anugrah F.
(128114008)
(128114009)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Anatomi
Fisiologi Manusia dengan judul Pengujian Efek Cairan Rehidrasi Terhadap
Denyut Nadi dan Tekanan Darah semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Terima kasih disampaikan kepada ibu Dr. Fenty selaku dosen mata
kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah membimbing. Serta asisten dosen
yang ikut membimbing, sehingga pengerjaan dari proyek ini dapat terlaksana
dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajiaanya makalah ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, sehingga penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat bagi kehidupan kita
semua, serta dapat memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia.
Yogyakarta , 26 April 2013
Penyusun
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menurut Gunawan (2001), tekanan darah merupakan kekuatan yang
diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar
mencapai semua jaringan dalam tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan
menjadi 2, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik
adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Adapun tekanan
darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali
(diastole).
Menurut Ramali dan Pamoentjak (1996), dehidrasi adalah kehilangan air
dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air
abnormal. Dan menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari
semua pangkalan cairan tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dehidrasi
merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh. Dehidrasi biasanya dapat
disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan. Ada 3 jenis dehidrasi, yaitu: hipotonik
(hyponatremic), hipertonik (hypertremic), dan isotonik (isonatremic). Pada
manusia, jenis yang paling sering terlihat dehidrasi sejauh ini adalah isotonik,
sehingga kelompok kami mengambil penelitian tentang dehidrasi dengan
mengukur tekanan darah.
Semakin berat suatu aktivitas yang dilakukan, salah satunya seperti
olahraga, maka dehidrasi akan meningkat dan tekanan darah akan menjadi
tubuh
manusia
sehingga
tubuh
mengeluarkan
banyak
keringat
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas
pembuluh darah. Peningkatan pembuluh darah disebabkan peningkatan
volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya
penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Rony, 2008).
Darah yang dipompa oleh jantung akan mengakir ke dalam pembuluh
darah arteri. Pada saat darah mengalir ke dalam arteri, arteri meregang, karena
sifatnya yang elastisitas arteri akan kembali ke ukuran semula dan demikian darah
akan mengalir ke daerah yang lebih distal (Rony, 2008).
Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada
saat ventrikel kiri jantung
yang terjadi pada saat jantung berelaksasi(distole). Pada saat distole, tidak
ada darah mengalir dari jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh
darah dapat kembali ke ukuran normalnya, sementara darah didorong ke
bagian arteri yang lebih distal. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah
diastol dapat ditentukan dengan bunyi dup terakhir yang terdengar. Pada
orang normal rata-rata diastole adalah 80mmHg (Rony, 2008).
Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan
untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila
dilakukan secara benar dan teratur. Latihan olahraga merupakan suatu
aktivitas aerobik, yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah,
otot-otot, dan sendi-sendi. Perubahan fungsi kardiovaskuler akibat latihan
olahraga secara teratur akan mempengaruhi nilai tekanan darah yang
didapat (Getchel, 1979).
Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh
darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan
olahraga
dapat
melemaskan
pembuluh-pembuluh
darah,
sehingga
yang
terutama
bermanfaat
untuk
meningkatkan
dan
yaitu kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan daya tahan
kardiorespirasi (Ganong, 1995).
B. Denyut Nadi
Denyut jantung, atau denyut nadi, adalah berapa kali jantung
berdetak setiap menit. Sebelum memulai olahraga, sebaiknya dilakukan
pengukuran denyut nadi istirahat terlebih dahulu. Idealnya, denyut nadi
istirahat adalah antara 60 dan 90 kali per menit (Yahya, 2010).
Kecepatan rata-rata denyut nadi pada orang dewasa normal adalah
60 sampai 90 denyut per menit; pada anak-anak kecepatannya 90 sampai
140, dan pada orang lanjut usia, 70 sampai 80. Percepatan denyut nadi,
normal terjadii selama dan sesudah melakukan kegiatan jasmaniah.
Kecepatan denyut nadi mengalami perubahan selama pernafasan; menjadi
lebih cepat selama inspirasi jika dibandingkan selama ekspirasi (Mohlan,
1996).
C. Dehidrasi
Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh
yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik. Menurut Mann dan
Stewart (2007) dan Gavin (2006), dehidrasi disebabkan karena
meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau oleh
kedua hal tersebut. Dehidrasi ditandai oleh munculnya rasa haus. Apabila
rasa haus tersebut tidak direspon dengan meminum air dalam jumlah yang
cukup maka keadaannya akan semakin memburuk. Rasa haus ini akan
semakin sulit diterima dan direspon seiring dengan bertambahnya usia.
Akibatnya, rasa haus tersebut akan berkembang menjadi rasa lemah dan
lemas, letih, kehilangan kesadaran, bahkan kematian (Bompa, 1998).
Dehidrasi menimbulkan gejala yang berbeda menurut tingkatan
dehidrasinya. Dehidrasi ringan menimbulkan gejala haus, lelah, kulit
kering, mulut dan tenggorokan kering. Dehidrasi tingkat sedang dapat
mengakibatkan detak jantung semakin cepat, pusing, tekanan darah
rendah, lemas, konsentrasi urin menjadi pekat namun volumenya kurang.
Sedangkan dehidrasi tingkat berat dapat mengakibatkan kejang, lidah
membengkak, dan kegagalan fungsi ginjal (Bompa, 1998).
Dehidrasi ada 2 jenis, yaitu:
1
D. Larutan Elektrolit
Air (H2O) merupakan komponen utama yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang
dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak &
otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi
antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka
tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet
biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non
atlet. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi
tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal
konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total
jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara ratarata tubuh orang
dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan
tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml
keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100
ml keluar bersama dengan feces (tinja) (Cheng, 2003).
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan
berfungsi sebagai
10
pembawa oksigen (O2) ke dalam 2 sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat
(Graves-Freeland, 2003)
Air metabolik adalah air yang dihasilkan dari proses metabolisme
lemak, protein, dan karbohidrat di dalam tubuh Elektrolit yang terdapat
pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara
umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan
anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit
tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut
mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai
anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na+) dan Kalium (K+) & contoh
dari anion adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO-). Elektrolit-elektrolit
yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah
natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+), magnesium (Mg+), klorida
(Cl-), bikarbonat (HCO-), fosfat (HPO-) dan sulfat (SO42-) (Cheng, 2003)
E. Hipotesis
1. Pemberian caira rehidrasi setelah melakukan latihan fisik dapat menurunkan
tekanan darah dan denyut nadi dibandingkan dengan air mineral.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
11
12
terdengar
denyut
yang
terjadi,
nilai
tersebut
13
terdengar
denyut
yang
terjadi,
nilai
tersebut
14
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Nama
Perlakuan
Berto
Indra
Annie
Titus
Agatha
Air Mineral
ADES
Larutan
elektorlit
POCARI SWEAT
Dewi
Tekanan Darah
Sebelum Sesudah
110/80
120/80
116/80
130/80
120/84
130/90
118/80
130/80
110/85
125/90
Denyut Nadi
Sebelum Sesudah
85
92
87
93
91
103
73
85
83
92
100/85
63
105/70
72
2. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek pemberian
cairan rehidrasi berupa elektrolit, dan air mineral terhadap peubahan
denyut nadi dan tekanan daraah.
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat.
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam
bentuk ion bebas. Elektrolit-elektrolit ini memiliki fungsi antara lain dalam
menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam
kompartemen badan air (bodys fluid compartement), menjaga pH tubuh
dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut
berperan dalam setiap proses metabolisme.
16
17
dari sebelum beraktivitas, tetapi lebih rendah daripada yang hanya diberi
asupan air mineral saja. Dari hasil pengamatan ditemukan hasil yang sama
pada pengukuran denyut nadi. Dilihat dari probandus yang diberikan
larutan elektrolit denyut nadinya lebih rendah dibandingkan dengan
probandus yang diberikan air mineral. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa konsumsi cairan elektrolit berpengaruh pada
penurunan tekanan darah dan denyut jantung, sebagai efek rehidrasi
setelah beraktivitas fisik yang mengeluarkan banyak cairan tubuh.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa
adanya efek dari pemberian cairan rehidrasi terhadap peningkatan denyut nadi
maupun tekanan darah setelah melakukan latihan fisik, namun apabila
dibandingkan dengan pemberian air mineral lebih rendah denyut nadi dan tekanan
darah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang
diberikan oleh penulis adalah untuk meminimalkan peningkatan tekanan
darah diastolik setelah melakukan latihan fisik, sebaiknya diberikan cairan
rehidrasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta, pp. 55-56.
Bompa, T., 1998, Serious Strength Training, 1st edition, United Graphics, United
States of America, pp. 297-298.
Cheng, Y. L., 2003, Water-Electrolyte Balance. In Encyclopedia of Food &
Nutrition, 2nd edition, Academic Press, Amsterdam.
Ganong, W. F., 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 14, Jakarta, EGC, pp.
535-607.
Getchel, B., 1979, Physical Fitness, 2nd edition, Canada, John Wiley and Sons.
Inc., p. 10.
Grave-Freeland, 2003, Mineral-Diatery Importance. In Encyclopedia of Food &
Nutrition, 2nd edition, Academic Press, Amsterdam.
Mohlan, H., 1996, Major Diagnosis Fisik, Edisi 9, Jakarta, EGC, p. 281.
Rony, 2008, Fisiologi Kardiovaskuler, EGC, Jakarta, pp. 26.
Yahya, F., 2010, Menaklukan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi
Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Benar, Bandung, Qanita, p.
154.
20
Lampiran:
21