Standar Upaya Kesehatan
Standar Upaya Kesehatan
Informasi
kesehatan yang menjdi isu pada saat itu
Peraturan
kesehatan seprti larangan merokok, dilarang meludah sembarangan,
membuang sampah pada tempatnya, dll.
No
Lokasi
Kegiatan di dalam Gedung
2
Poliklinik
Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya
atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin
dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik khusus bagi pasien rawat jalan
yang memerlukan konseling.(sudah dirujuk ke klinik bagian konsultasi)
Disediakan pula media promosi : lembar balik, poster, gambar atau
model anatomi atau leaflet yang bisa dibawa pulang pasien
3
Ruang
Dipasang media poster, leaflet, media penyuluhan lain tentang penyakit
tunggu
dan pencegahannya dan kotak saran.
4
Ruang
a) Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan pelayanan
pelayanan
yang didapatkannya. Jika belum mampu dapat dilimpahkan ke klinik
KIA & KB
khusus
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
5.
6.
Melakukan
pembinaan
dan
monitoring terhadap Puskesmas
dan
jaringannya,
sehingga
terlaksananya fungsi Puskesmas
Pembantu dan Ponkesdes sesuai
dengan tupoksinya
Melakukan pembinaan dalam
upaya
menurunkan
risiko
terjadinya angka kesakitan akibat
kondisi
lingkungan
dengan
melakukan intervensi yang tepat
antara lain dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), sehingga
hilang
atau
berkurangnya
breading place yang menjadi
sumber berkembang biaknya
binatang penular penyakit.
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
Perawatan nifas
Penyuluhan
Rujukan
Bimbingan (konseling)gizi
Pelayanan penanganan vaginitis, servisitis,
adneksitis dan ekstirpasi kista
kelenjar
Bartholini
9. Melaksanakan deteksi dini kanker leher
rahim (IVA) dan payudara (sarar)
10. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
kematian
Pelayanan 1. Pemeriksaan kesehatan neonatal, bayi, anak
Kesehatan
balita dan anak prasekolah
Anak
2. Pemantauan tumbuh kembang anak (SDIDTK)
3. Imunisasi
4. MTBM dan MTBS
5. Konseling kesehatan anak
6. Rujukan
5.
1.
2.
3.
4.
Pelayanan 1.
Kesehatan 2.
Remaja
3.
4.
KIE
Pelayanan medis
Konseling
Rujukan
1.
2.
3.
Pelayanan 1.
Keluarga 2.
Berencana
(KB)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keterangan:
4T
Unmetneed
1.
2.
3.
4.
5.
2.43.
Upaya
Upaya
pencegahan
penyakit
menular
dan tidak
menular.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengamatan
perkembangan
penyakit (data kesakitan dan
kematian), baik menular maupun
penyakit tidak menular menurut
karakteristik epidemiologi (waktu,
tempat dan orang) dalam rangka
kewaspadaan dini serta respon
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Membuat
pemetaan,
daerah
kantong, rawan PD3I dengan
indikator
cakupan
imunisasi
(kurang
dari
target
yang
ditentukan).
Dengan
disertai
analisis faktor penyebabnya
Melakukan screening TT WUS
dan atau memberikan imunisasi
Pelayanan konseling
Membuat
pencatatan
dan
pelaporan kegiatan
Membuat pemetaan daerah rawan
bencana dan jalur evakuasi
Melakukan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
Melakukan deteksi dini dan
diagnosa dini PTM (Penyakit
Tidak Menular)
3.
4.
5.
6.
9.
10.
11.
12.
satu upaya kita untuk menurunkan angka kesakitan kusta dengan meningkatkan advokasi, kerjasama
Lintas Sektor/ Lintas Program dan penyuluhan pada masyarakat melalui media cetak/ elektronik. Dengan
kegiatan tersebut diatas diharapkan dapat menurunkan stigma di masyarakat serta angka kecacatan pada
penderita baru.
2) Tuberculosis (TB), di Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa Barat sebagai
penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2009 jumlah kasus TB yang berhasil ditemukan di Jawa
Timur sebanyak 36.999 kasus. Permasalahan secara umum pada program TB adalah angka penemuan
kasus baru masih dibawah target, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak penderita TB yang
berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi DOTS maka dampaknya akan
muncul kasus Multi Drug Resisten (MDR). Bagi pasien dengan pemeriksaan dahak positif maka dapat
diberikan obat TB dalam bentuk lepas (Puskesmas rawat inap) dan dipantau oleh petugas TB sampai
pasien melanjutkan pengobatan TB di Puskesmas terdekat alamat pasien.
3) Pneumonia, kejadian Pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% - 20% per
tahun.Tahun 2013 P2 ISPA menetapkan target penemuan penderita Pneumonia balita per tahun pada
suatu wilayah kerja sebesar 90% dari 10% jumlah balita yang ada di wilayah kerja
4) Diare, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada
anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan) Diare di Indonesia pada tahun 2006
(survei P2 Diare) 423 per 1000 penduduk, sedangkan episode Diare balita adalah 1,0 - 1,5 kali pertahun.
Program P2 Diare menetapkan angka 10% dari perkiraan jumlah penderita sebagai target penemuan
penderita Diare per tahun pada suatu wilayah kerja.
5) Infeksi Virus Dengue (IVD)
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia dengan angka kesakitan yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering menimbulkan KLB di berbagai Kabupaten/Kota.
Strategi utama adalah melakukan upaya preventif dengan pemutusan mata rantai penularan melalui
gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini
dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita.
6) Filariasis (Penyakit Kaki Gajah, Elephantiasis)
Penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar
getah bening. Penyakit ini dapat merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki,
glandula mammae dan skrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial bagi penderita dan
keluarganya.
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, Prevalensi penyakit tidak
menular yang juga mengalami peningkatan, yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker,
penyakit diabetes melitus, penyakit degeneratif serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Kecenderungan
ini dipacu oleh berubahnya gaya hidup masyarakat modernisasi, urbanisasi penduduk antar kawasan atau
negara yang tidak mengenal batas, sehingga gobalisasi hampir di semua aspek kehidupan baik sosial budaya,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Kegiatan Pemberantasan Penyakit
Tabel 2.44. Kegiatan Pemberantasan Penyakit di dalam dan di luar gedung Puskesmas
Upaya
Kegiatan di dalam Gedung
Kegiatan di luar Gedung
Upaya
1. Melakukan
pemeriksaan
dan 1. Melakukan pencarian kasus penderita
pemberan
tatalaksana penderita Pneumonia
secara aktif (pelacakan kasus,
tasan
Balita, Diare, TB , Kusta dan IVD.
kunjungan rumah dan pelacakan
penyakit
Melakukan penjaringan suspek TB,
kontak)
menular dan
IVD, Kusta, IMS, HIV dan 2. Melakukan pelacakan kasus mangkir
tidak
Malaria.
(TB, Kusta)
menular
2. Melakukan
pemeriksaan
dan 3. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) di
tatalaksana penderita penyakit
rumah-rumah atau tempat-tempat
Tidak menular
umum
3. Melakukan
pemeriksaan
dan 4. Penyuluhan kepada masyarakat
tatalaksana
penderita
Pes,
melalui kegiatan yang ada di
Upaya
Pengobatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
9.
Melakukan
rujukan
kasus
spesialistik
10. Menerbitkan
surat
keterangan
sakit/sehat yang ditanda tangani
dokter
11. Melakukan rehabilitasi
Tabel 2.46. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan di dalam dan d iluar Puskesmas
Upaya
Kegiatan di dalam Gedung
Kegiatan di luar Gedung
Penanganan
1) Pemeriksaan awal kasusKegawatdaruratan
kasus gawat darurat untuk
menilai tingkat kegawatan
dan
memberi
tindakan
prioritas berdasarkan SOP
2) Diagnosis dan penanganan
permasalahan dalam upaya
penyelamatan
jiwa,
mengurangi kecacatan dan
kesakitan penderita
a) Melakukan pembalutan,
pembidaian
dan
resusitasi
b) Mengatasi renjatan/syok
hipovolemik
c) Melakukan
observasi
penderita
d) Memberikan antidotum
apabila diperlukan
e) Pelayanan gawat darurat
oleh petugas segera
setelah pasien sampai di
UGD
3) Memberikan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjut tertentu
4) Membantu pasien mengatasi
kegawatan
sirkulasi
pembuluh
darah
dan
kesadaran, pernafasan serta
jalan nafas
5) Melakukan resusitasi dan
stabilisasi serta pertolongan
sementara/tindakan darurat
sebelum korban di evakuasi/
transportasi ke Rumah Sakit
rujukan
6) Mampu
melakukan
penanganan KLB
7) Pemberian
terapi
anti
diabetes parenteral (insulin)
8) Mampu melakukan bedah
minor/ tindakan operatif
terbatas sesuai kompetensi
9) Memberikan
penyuluhan
penanganan gawat darurat
awam umum
a.
b.
terorganisir dengan baik. Pada umumnya peserta didik tingkat dasar lebih banyak terkait dengan masalah perilaku
hidup bersih dan sehat, sedangkan pada peserta didik tingkat lanjutan berkaitan dengan perilaku berisiko.
Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan
preventif.
b. Kegiatan UKS
Tabel 2.50. Kegiatan UKS di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya
Kegiatan di dalam Gedung
Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Pemeriksaan kesehatan rujukan 1)Penjaringan kesehatan peserta didik tingkat
Sekolah
hasil penjaringan kesehatan dan
dasar SD/MI/SDLB) dan tingkat lanjutan
pemeriksaan kesehatan berkala
(SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan SLLB)
pada peserta didik tingkat dasar
pada anak yang baru masuk (murid kelas
(SD/MI/SDLB)
dan
tingkat
I)
lanjutan
(SMP/MTs, 2)Pemeriksaan kesehatan berkala pada
SMA/MA/SMK dan SLLB)
peserta
didik
tingkat
dasar
2) Penyuluhan
dan
konseling
(SD/MI/SDLB) dan tingkat lanjutan
kesehatan
(SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan SLLB)
3)Penyuluhan dan konseling kesehatan
Kesehatan
Kerja
b.3.2.7.2.
Upaya Kesehatan Telinga
a. Deskripsi
Ruang lingkup bahasan pada pedoman pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di Puskesmas ini
dibatasi pada pelayanan kesehatan THT dasar yang bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan merujuk kasus-kasus
yang tidak bisa ditangani ke Rumah Sakit.
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Telinga
Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di dalam gedung dapat dilakukan dengan mengintegrasikan
dalam upaya kesehatan wajib Puskesmas. Kegiatan diluar gedung terutama mengacu pada upaya promotif dan
preventif serta penjaringan kasus dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka menciptakan
kemandirian masyarakat.
Tabel 2.56. Kegiatan Kesehatan Telinga di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya
Kegiatan di dalam Gedung
Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Penyuluhan
kesehatan
indera 1) Penyuluhan
kesehatan
kepada
Telinga
pendengaran
masyarakat umum, masyarakat
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan
sekolah, kelompok pekerja yang
pendengaran dan ketulian melalui
beresiko
terhadap
gangguan
rawat jalan,
pendengaran dan lain-lain
3) pengobatan
dan pada unit-unit 2) Penjaringan kasus-kasus gangguan
pelayanan lainnya
pendengaran dan ketulian di
4) Pemeriksaan dan tindakan medik
masyarakat dan sekolah oleh kader,
masalah gangguan pendengaran
dokter kecil, guru UKS dan petugas
5) Pengobatan kasus-kasus gangguan
kesehatan yang sudah dilatih
pendengaran
3) Pengobatan kasus-kasus gangguan
6) Merujuk kasus-kasus gangguan
pendengaran
dan
pertolongan
pendengaran dan ketulian kepada
pertama pada kedaruratan telinga
fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat dilakukan oleh dokter dan
lebih tinggi
perawat Puskesmas
4) Rujukan kasus ke Puskesmas atau
fasilitas yang lebih tinggi
Konsep pelayanan kesehatan jiwa adalah merupakan pelayanan berbasis Puskesmas dimana upaya
pelayanan rawat jalan dan/atau rawat inap atau yang berciri adanya :
1. Mewujudkan sistem informasi kesehatan jiwa sebagai dasar perencanaan melalui pencatatan pelaporan
berjenjang dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi
2. Mewujudkan pola kerja sama layanan primer-layanan sekunder dalam upaya penanganan pelayanan
kesehatan jiwa secara utuh yang meliputi organobiologi (badan), psikoedukatif (jiwa) dan sosiokultural
(sosial)
3. Mewujudkan pola kerja sama layanan primer-layanan sekunder dalam ruang lingkup penanganan secara
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
4. Melaksanakan deteksi dini pada kasus jiwa
Konsep pelayanan mengutamakan peran tenaga perawat yang terlatih dalam bidang kesehatan jiwa dan
tenaga kesehatan yang ada lainnya sebagai pelaksana dalam hal deteksi dini, promosi dan prevensi dengan
terapi terbatas atas supervisi dari dokter yang telah terlatih. Pendelegasian kewenangan ini tetap mengikuti
ketentuan yang berlaku. Supervisi yang dilakukan oleh dokter meliputi koreksi diagnosis dan terapi dan
perawatan lanjutan dilakukan secara terjadwal setiap 1 (satu) minggu sekali.
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa
Tabel 2.57. Kegiatan Kesehatan Jiwa di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya
Kegiatan di dalam Gedung
Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Penyuluhan kesehatan jiwa dan
1) Penyuluhan dan kegiatan
Jiwa
kegiatan pembinaan hidup sehat
pembinaan hidup sehat
kepada masyarakat.
2) Penjaringan kasus gangguan jiwa
2) Deteksi secara dini adanya masalah
di masyarakat (terutama kasus
kesehatan
yang
ada
dalam
pasung)
masyarakat atau pada pasien yang 3) Keperawatan kesehatan jiwa
datang
ke
Puskesmas
serta 4) Pelayanan kesehatan jiwa yang
menegakkan diagnosis gangguan
bersumberdaya
masyarakat
jiwa.
(community-based services)
3) Penemuan kasus gangguan jiwa
5) Merujuk kasus ke fasiltas dengan
4) Diagnosis dini, pemeriksaan dan
tingkat yang lebih tinggi seperti
pengobatan psikofarmaka kasus
rumah sakit atau lembaga non
penyakit jiwa segera/dini
kesehatan yang ada di masyarakat
5) Pertolongan pertama pada kasus
kedaruratan jiwa
6) Merujuk kasus ke fasiltas dengan
tingkat yang lebih tinggi seperti
Rumah Sakit atau lembaga non
kesehatan yang ada di masyarakat
7) Melakukan
upaya
rehabilitatif
dengan kegiatan yang bersifat
medis, edukatif, vokasional dan
sosial yang bertujuan memulihkan
kemampuan fungsional penderita
8) Pembinaan pelaksanaan pelayanan
kesehatan jiwa yang bersumberdaya
masyarakat