PENDAHULUAN
Istilah lesi servikal non-karies [non-carious cervical lesion/NCCL] merujuk pada
hilangnya struktur gigi pada batas cemento-enamel junction [CEJ] gigi akibat
proses keausan yang tidak berhubungan dengan aksi bakteri. NCCL memiliki
berbagai bentuk, seperti groove dangkal, lesi berbentuk-cawan [saucer-shaped],
dan lesi berbentu-baji [wedge-shaped] yang luas. Dilaporkan bahwa NCCL
menyerang 85 persen individu, dimana prevalensi dan keparahannya meningkat
seiring dengan usia. NCCL yang luas dan dentin yang terbuka dapat
menyebabkan hipersensitivitas dentin, dan meningkatkan resiko terbukanya
pulpa atau fraktur gigi.
Terdapat banyak teori tentang etiologi NCCL, seperti abrasi sikat gigi, korosi
[yang umum disebut korosi gigi], dan abfraksi, hal ini menyebabkan kekeliruan
penatalaksanaannya. Pilihan perawatan yang dianjurkan antara lain
pengawasan, restorasi adhesif, modifikasi diet, prosedur pembersihan gigi, dan
penyesuaian oklusal untuk mencegah perkembangan lebih lanjut. Abrasi sikat
gigi dinyatakan sebagai salah satu penyebab NCCL sejak pertengahan abad-20,
namun McCoy menyatakan bahwa bruksisme memiliki peran etiologi utama.
Hipotesis abfraksi menyatakan bahwa tekanan tensile yang terkonsentrasi pada
regio servikal gigi, akibat beban oklusal tinggi yang menyebabkan fleksi cusp,
sehingga terbentuk retakan-mikro pada servikal karena ikatan antara kristal
hidroksiapatit dengan email dan dentin rusak. Kemudian, retakan tersebut
diduga meningkatkan kerentanan terhadap abrasi dan korosi. Namun, kita masih
kekurangan bukti-bukti klinis yang meyakinkan dan mendukung hipotesis
abfraksi, dan model non-klinis yang mendukung pernyataan tersebut tidak
akan bergabung membentuk galur yang lebih besar [lebarnya sampai 250 m],
dan proses ini akan terus berlanjut sehingga ukuran NCCL bertambah. Garisgaris halus atau tampilan halus galur horisontal, yang disertai dengan beberapa
tanda goresan, menunjukkan keterlibatan abrasi dan korosi dalam
pembentukannya, meskipun korosi merupakan suatu proses keausan yang
dominan.
Dalam penelitian in vitro, Litonjua dkk, menegaskan bahwa abrasi sikat gigi
dimulai dari regio apikal CEJ yang berlanjut ke dentin, dan mengikis email
servikal. Penemuan tersebut didukung oleh observasi kamu bahwa NCCL meluas
mulai dari CEJ ke permukaan akar [Gambar 1]. Sebaliknya, hipotesis abfraksi
menyatakan bahwa email servikal adalah tempat awal perkembangan NCCL, dan
tekanan tensile yang ditimbulkan oleh flexure cusp mengakibatkan fraktur-mikro
email dan kristal-kristal dentin dalam regio servikal. Hipotesis tersebut
menjelaskan mekanisme-mekanisme yang terlibat dalam penguraian kristal
hidroksiapatit dalam email servikal dimana kristal-kristal email terletak hampir
tegak lurus dengan dentino-enamel junction. Namun, sebagian besar kristal
hidroksiapatit dalam dentin terorientasi ke arah yang berbeda, hampir tegak
lurus dengan sumbu panjang tubulus dentinalis. Dentin juga memiliki daerah
kristal yang orientasinya berbeda-beda. Hipotesis abfraksi tidak memberikan
penjelasan tentang bagaimana NCCL wedge-shape dapat terbentuk akibat
penguraian kristal hidroksiapatit dalam dentin. Diduga, tekanan tensil yang
bekerja pada gigi-geligi menimbulkan efek lain pada email dan dentin.
Hipotesis abfraksi hanya didasarkan pada finite element analysis [FEA] model
komputer, namun sebagian besar model FEA tidak memiliki ligamentum
periodontal atau tulang alveolar. Beberapa model yang memiliki struktur
tersebut memberikan bukti-bukti yang mendukung hipotesis abfraksi, sedangkan
yang lainnya menunjukkan bahwa jaringan periodontal cenderung
menghilangkan tekanan oklusal dari daerah servikal. Sebagian besar peneliti
membuat model email, dentin, ligamentum periodontal, dan tulang alveolar
sebagai struktur yang memiliki sifat fisik sama pada semua bidang [isotropik],
bukan struktur yang memiliki sifat fisik berbe-beda [anisotropik]. Dengan
menggunakan model FEA, telah dibuktikan bahwa struktur email anisotropik
menghilangkan tekanan tensile dalam regio servikal gigi secara lebih efektif
dibandingkan dengan struktur isotropik. Jadi, efek tekanan tensile pada regio
servikal gigi dalam sebagian besar model FEA tidak dapat menggambarkan
situasi klinis yang sebenarnya secara akurat. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut
untuk memastikan apakah pembuatan model dentin sebagai suatu struktur
anisotropik dalam FEA mengurangi tekanan servikal dan deformasi plastis gigi
akibat beban oklusal.
Hanya beberapa penelitian in vitro yang menyelidiki faktor-faktor yang berperan
dalam pembentukan NCCL artifisial. Whitehead dkk, melaporkan bahwa NCCL
artifisial terbentuk dalam delapan persen gigi premolar setelah diberi tekanan
aksial pada pH 3,0, hal ini mendukung peran faktor-faktor oklusal dalam
pembentukan NCCL. Namun, karena prevalensi NCCL dalam penelitian tersebut
rendah, para peneliti menyatakan bahwa model sederhana tekanan oklusal dan
korosi asam kurang valid. Selain itu, Litonjua dkk, menunjukkan bahwa NCCL
artifisial dapat terbentuk pada gigi premolar akibat abrasi sikat gigi dan