PENDAHULUAN
1.2
Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan adalah tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan memegang peranan yang
amat penting dalam meningkatkan kesejahteraan manusia, dan sebagai sumber daya
pembangunan.
Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Sebanyak apapun harta yang
dimiliki oleh seseorang, namun tidak ada artinya bila orang tersebut tidak mempunyai tubuh
yang sehat, salah satu cara untuk menjaga kesehatan yaitu dengan memeriksakan diri ke saranasarana pelayanan kesehatan, salah satu tempat/fasilitas pelayanan kesehatan yang paling mudah
dijangkau oleh masyarakat yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat terjangkau
oleh pemerintah dan masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Puskesmas diarahkan untuk meningkatkan dan memperluas
jangkauan pelayanan kesehatan secara merata dengan meningkatkan peran serta masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan
mulut di puskesmas dan diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam
bentuk Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan juga yang diselenggarakan secara terpadu
di masyarakat desa dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
UKGS adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan sekolah (UKS) yangmelaksanakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswaterutama siswa Sekolah
Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu,diselenggarakan secara
berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket Minimal,paket Standar, dan paket Optimal
(Depkes, 1996). Selain itu, UKGS juga salah satu upaya kersehatan Masyarakat yang ditujukan
untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik disekolah
binaan yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Kegiatan UKGS itu sendiri terdiri dari 3 macam :
1. Upaya promotif : Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam
bidang kesehatan gigi serta pendidikan / penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994 ( Departemen Kesehatan
RI, 1996)
2. Upaya preventif : Upaya preventif meliputi sikat gigi bersama dengan menggunakan pasta gigi
mengandung fluor, kumur-kumur dengan larutan yang mengandung flour dan penjaringan
kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI, 1996).
3. Upaya kuratif : Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat
untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar baik berdasarkan permintaan maupun
sesuai kebutuhan dan rujukan bagi siswa yang memerlukan perawatan (Departemen Kesehatan RI,
1996)
Usaha Kesehatan Gigi masyarakat Desa (UKGMD) merupakan salah satu upaya untuk
membantu masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan gigi yang tidak terlaksana serta
mendorong masyarakat untuk melaksanakan perawatan kesehatan gigi.
1.3
Setelah melakukan kegiatan field lab ini mahasiswa mampu memahami dan melakukan
serta memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada siswa Sekolah Dasar dan
masyarakat umum.
1.3.2
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan field lab ini, mahasiswa mampu :
1. Mengenal peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab seorang tenaga kesehatan terutama
dokter gigi di Puskesmas.
2. Memahami pelayanan kesehatan terutama di bidang kedokteran gigi yang ada di Puskesmas.
3. Mampu menjelaskan tentang dasar-dasar dari kesehatan gigi dan mulut.
2
4. Mampu melakukan manajemen program dan prosedur kesehatan gigi dan mulut dasar bagi siswa sekolah
dasar maupun masyarakat umum di Puskesmas.
BAB II
3
: drg. Budiono
Hambatan
Kegiatan yang kami lakukan pada pertemuan pertama field lab di Puskesmas Karang
Malang adalah pengambilan data sekunder yang mendapat bimbingan dari dokter gigi puskesmas
drg. Bennet Febri selaku kepala puskesmas Karang Malang. Kelompok kami terdiri dari 12
mahasiswa, yaitu : Dinda Rifka Mutiara, Ririn Aprilia Lacana, Akhfa Muntaha Anggraini, Roza
Restu Pambudi, Arief Pramono, Moh. Danil Ahsan Murdiputra, Rifqi Muhammad, Sri
Margiyanti, Anggi Wiraswara Raditya, Ficky Vimbiyanti A, Bagas Luthfi Alfat, dan Safira
Khairunnisa. Diawali dengan keberangkatan kelompok kami dari kampus PPNI pada pukul
08.30 dan tiba di puskesmas karang malang pada pukul 09.45. Setibanya di puskesmas karang
malang, kelompok kita disambut oleh Staf Puskesmas dan kemudian disusul oleh dokter gigi
puskesmas drg. Bennet Febri . Tujuan dari pertemuan hari pertama adalah untuk pengambilan
data sekunder dari Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SD Binaan puskesmas Karang
Malang, disitu kami mewawancarai drg. Bennet mengenai data dari UKGS SD / MI Binaan
puskesmas Karang Malang, yang pada hari sebelumnya kami sudah menyusun pertanyaan
pertanyaan yang harus kami tanyakan kepada pihak puskesmas, terutama dokter gigi puskesmas
itu. Kami membuat pertanyaan pertanyaan nya berdasarkan checklist yang diberikan instruktur
kepada mahasiswa pada modul field lab, meliputi :
4
A.
1.
keperluan perencanaan
sebutkan
operasional
a.
Jumlah SD / MI
jumlahnya)
KETERANGAN
Jumlah sekolah
binaan yang dimiliki
(6 SD
oleh puskesmas
/ MI)
dilakukan pemeriksaan
1 MI swasta.
Jumlah murid yang
dilakukan
pemeriksaan di 6
sekolah binaan
c.
Jumlah Guru
(6
Setiap sekolah,
SD/MI)
masing-masing
d.
terdapat di
puskesmas karang
pentahapan UKGS
2.
Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi dan mulut murid
a.
Oleh tenaga kesehatan
Oleh guru
membandingkan)
Untuk evaluasi yang
diberikan oleh guru
5
di sekolah binaan
biasanya tidak ada
( tidak pernah
membandingkan).
B.
1.
Intervensi Perilaku
Penggerakan peran
refreshing, namun
pelatihan
tidak semua di
sekolah binaan.
2.
Penyuluhan kepada
murid berupa :
a.
Latihan menggosok
Latihan menggosok
gigi
b.
kelas 1 sampai 6
Dilakukan oleh
Pengajaran formal
tenaga kesehatan
mulut
c.
puskesmas.
penilaian kebersihan
Penilaian kebersihan
mulut dan
pemeriksaan rutin
pemeriksaan rutin
yang dilakukan oleh
guru, pihak
puskesmas tidak
d.
Penyuluhan oleh
mengetahuinya
penyuluhan oleh
insidental
pihak puskesmas
mengenai kesehatan
gigi dan mulut
dilakukan setiap 1
tahun sekali
C.
1.
tidak pernah
6
gigi
melakukan
pembersihan karang
gigi, dikarenakan
kendala bahan dan
2.
Pemeriksaan mulut
(check oral)
biaya.
check oral selalu
dilakukan oleh pihak
puskesmas setiap 1
3.
Pengobatan sementara
tahun sekali
Puskesmas karang
malang langsung
melakukan tindakan
sampai ke tahap V
4.
a.
Aplikasi fluor
Melalui pasta gigi yang
memenuhi persyaratan
biasanya bekerja
sama dengan pihak
ketiga seperti
b.
Uniliver (pepsodent)
aplikasi fluor hanya
melalui pasta gigi
penambalan sudah
termasuk dalam
program UKS dan
dilakukan pihak
puskesmas sampai
penambalan
6.
Pencabutan gigi
persistensi
permanen
semua pencabutan
gigi dilakukan pihak
7
puskesmas, juga
termasuk pencabutan
7.
Pencabutan gigi
permanen
gigi persistensi
semua pencabutan
dilakukan oleh pihak
puskesmas, juga
termasuk pencabutan
8.
Rujukan
gigi permanen
tidak pernah
melakukan rujukan,
karena semua
keluhan bisa
ditangani oleh pihak
puskesmas
D.
1.
Manajemen
Supervisi dan
bimbingan teknis
a.
Kunjungan pembinaan
Tapi, untuk
ke SD dan MI minimal 1 X
kunjungan
sebulan
pembinaan ke SD /
MI, puskesmas
karang malang tidak
melakukan sebulan
sekali tapi 1 tahun
b.
Kunjungan supervisi
sekali
Kunjungan supervisi
ke puskesmas karang
malang dilakukan
dalam 1 triwulan
Kunjungan supervise
pusat ke daerah
dilakukan 1 kali
dalam 1 tahun
kegiatan UKGS
dilaporkan ke dinas
kesehatan 1 tahun
3.
UKGS
Evaluasi kegiatan
sekali
evaluasi kegiatan
UKGS dilakukan
hanya secara internal
kesehatan?
Bagaimana dampak dari program kesehatan gigi dan mulut yang
(care on demand)
Pelayanan medic gigi dasar seusai kebutuhan (treatment need) pada kelas
terpilih .
2. Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi dan mulut murid
a. Untuk evaluasi dampak dari program yang dilakukan pihak puskesmas melalui tenaga
kesehatan kepada sekolah binaan adalah dalam bentuk data ( datanya yang sudah di dapat
oleh masing masing mahasiswa ).
b. Untuk evaluasi dampak dari program yang dilakukan pihak puskesmas melalui guru itu
biasanya tidak ada .
B. Intervensi perilaku
1. Peran serta guru SD / MI binaan melalui program lokakarya / penyuluhan di Desa
Karang malang itu ada, yaitu dengan diadakannya refreshing setiap 1 tahun sekali,
tetapi tidak di semua SD / MI Binaan.
2. Penyuluhan yang dilakukan pihak puskesmas di SD / MI binaan itu masih hanya
berupa latihan menggosok gigi, Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut
serta penyuluhan oleh tenaga kesehatan secara incidental.
C. Intervensi medis teknis / perorangan
1. Pembersihan karang gigi belum pernah dilakukan oleh pihak puskesmas karang
malang, itu dikarenakan terbatasnya biaya dan bahan untuk pembersihan karang gigi.
2. Check oral rutin sudah biasa dilakukan oleh pihak puskesmas karang malang, yaitu
sekitar 1 tahun sekali setiap penerimaan siswa baru.
3. Pengobatan sementara tidak ada, karena di puskesmas karang malang melakukan
tindakannya langsung pada tahap ke V. jadi, tidak ada pengobatan sementara,
4. Pengaplikasian fluor di SD / MI binaan puskesmas karang malang hanya melalui
pasta gigi dan yang biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga (pepsodent).
5. Penambalan yang dilakukan pada siswa SD / MI binaan sudah termasuk dalam
program UKS dan kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak puskesmas sampai dengan
penambalan permanen
12
6. Semua tindakan pencabutan gigi dilakukan oleh pihak puskesmas karang malang,
Instruktur
Hambatan
: drg. Budiono
: - Tempat untuk penyuluhan tidak kondusif.
-Terlalu banyak balita yang terdapat di tempat penyuluhan,
sehingga terlalu ramai dan masyarakat tidak
mendengarkan secara seksama penyuluhan yang
diberikan oleh kelompok kami.
-Masyarakat terlalu acuh dan cenderung tidak peduli tentang
materi kesehatan gigi dan mulut yang disampaikan
kelompok kami.
Kegiatan yang kami lakukan pada hari rabu tanggal 16 juli 2014 di pertemuan kedua field
lab di Puskesmas Karang Malang ini, kelompok IV ditugaskan untuk memberikan penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat desa karang malang. Penyuluhan dilakukan
di rumah warga dan sekaligus dijadikan sebagai posyandu . Diawali keberangkatan kelompok
kami dari kampus PPNI pada pukul 07.30 pagi dan sampai di puskesmas karang malang pada
pukul 08.45, sebelum kami ke rumah warga tersebut kami menyempatkan diri untuk berkunjung
ke puskesmas karang malang untuk mengonfirmasi dimana kelompok kami harus memberikan
penyuluhan. Kemudian setelah semua jelas, kami berangkat dari puskesmas ke rumah warga itu
sekitar pukul 09.15 dan sampai di rumah warga sekitar pukul 09.30. Disitu kelompok kami
langsung melakukan persiapan, di ruangan yang sdah di siapkan oleh warga sekitar.
14
15
Diet makanan
Pencegahan terhadap gigi berlubang dapat dimulai dari diet makanan yang kita
konsumsi. Makanan yang bagus untuk kesehatan gigi juga kesehatan tubuh secara
keseluruhan ialah makanan yang banyak mengandung serat, seperti buah-buahan dan
sayuran. Selain bagus untuk pencernaan, makanan yang berserat juga secara tidak langsung
dapat membersihkan sisa makanan yang lengket yang menempel pada gigi.
Penyuluh menjelaskan makanan yang baik untuk gigi yaitu sayur, buah dan bahan
bergizi lainnya untuk gigi, selain itu juga menjelaskan makanan yang tidak baik untuk
gigi yaitu permen, coklat, gulali, soda karena lengket dan bisa menyebabkan gigi berlubang
jika tidak dibersihkan. Tidak lupa, penyuluh menekankan bahwa pada dasarnya makanan
yang manis dan lengket boleh di makan asalkan setelahnya menyikat gigi.
Menyikat gigi
16
Dalam hal menyikat gigi, teknik apapun yang dipergunakan, yang harus diperhatikan
adalah cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi. Karena kebanyakan
di lingkungan masyarakat banyak yang salah dalam melakukan penyikatan terhadap gigi
sehingga mengakibatkan gigi banyak yang rusak.
Penambalan gigi
Penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang sebaiknya dilakukan sedini mungkin
sebelum kelainannya menjadi lebih berat lagi. Apabila penambalan dilakukan sedini
mungkin, kunjungan ke dokter gigi menjadi lebih sedikit dalam artian sekali datang bisa
langsung dilakukan penambalan langsung. Apabila kelainannya sudah lebih berat, maka gigi
tersebut harus dilakukan perawatan terlebih dahulu sehingga memerlukan kunjungan yang
lebih banyak.
Pencabutan gigi
Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi tersebut sudah tidak dapat lagi dipertahankan
dan apabila gii tersebut menjadi penyebab dari infeksi di dalam rongga mulut dan dapat
menyebabkan sakit dan bengkak, bahkan dapat menyebabkan kesulitan buka mulut.
Kontrol 6 bulan sekali ke dokter gigi
Kontrol tiap 6 bulan sekali dilakukan meskipun tidak ada keluhan. Hal ini dilakukan
untuk memeriksa apakah terdapat gigi lain yang berlubang selain yang telah ditambal,
sehingga dapat dilakukan perawatan sedini mungkin. Selain itu juga untuk melihat, apakah
telah terdapat kembali karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang mungkin ada.
(Isnaniah Malik, drg., Sp. Ort., 2008)
Kemudian, setelah menjelaskan bagaimana cara merawat gigi yang baik. Penyuluh juga
menjelaskan bagaimana akibatnya jika gigi tidak di rawat, yaitu akan menyebabkan karies
(gigi berlubang) dan penyakit lainnya. Yang dibahas pada penyuluhan kali ini yaitu
bagaimana karies (gigi berlubang) terbentuk dan macam-macamnya, kemudian jika gigi
berlubang yang sudah parah dan tidak diobati, contoh kecilnya akan menyebabkan
miokarditis, abses gigi, dan phlegmon.
Miokarditis adalah radang pada miokardium yang ditandai dengan adanya proses
eksudasi dan bukan sel radang. Miokarditis akut dapat berupa miokarditis akut
purulenta yang merupakan komplikasi dari septikemia atau abses miokard (Baradero,
2008)
Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada jaringan
periodonsium (Dameria Fitriani Srg, 2010)
17
Setelah penjelasan tentang penyakit yang bisa timbul akibat karies gigi yang tidak kunjung
diobati, maka berlanjut ke penjelasan tentang bagaimana cara mencegah gigi berlubang yaitu
salah satu caranya dengan menyikat gigi. Kelompok kami kemudian menjelaskan serta
mempraktekkan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar. Penyuluh juga tidak lupa
membawa phantom gigi dan sikat gigi nya untuk mempermudah penyuluh untuk mempraktekkan
cara menyikat gigi yang baik dan benar. Saat mempraktekkan cara menyikat gigi yang baik dan
benar, tidak hanya penyuluh yang berdiri didepan saja yang mempraktekan melainkan temanteman kelompok IV yang lain juga ikut mempraktekkan didepan ibu-ibu dan anak-anak yang
hadir di rumah warga tersebut, kami berkeliling menghampiri setiap ibu-ibu dan anak-anak yang
hadir disitu, supaya mereka lebih paham dan mengerti bagaimana cara menyikat gigi yang baik
dan benar. Ketika kami mempraktekkan di depan ibu-ibu tersebut, mereka terlihat antusias ini
terbukti dikarenakan mereka juga bertanya tentang masalah gigi dan mulut yang mereka
keluhkan kepada kami. Salah satu pertanyaan yang ibu-ibu tanyakan kepada saya adalah
Mengapa posisi menyikat gigi nya harus memutar? Apakah pengaruhnya terhadap gigi? ibu
lain juga ada yang bertanya, Apakah infeksi di gigi, bisa berpengaruh ke organ tubuh yang
lain? . Namun, ada salah satu pertanyaan yang menurut saya cukup menggelitik di telinga yaitu
ketika ada seorang ibu yang bertanya Mba, apa benar GusDur meninggal akibta mencabut
gigi?
18
Setelah pemberian materi tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar, dan sebelum menutup
penyuluhan hari itu, tidak lupa kami sebagai mahasiswa kedokteran gigi menyampaikan kepada
warga supaya tetap menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut dengan baik, dan tidak lupa
juga untuk selalu datang ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk mengontrol gigi walaupun
tidak ada keluhan. Alhamdulillah, penyuluhan hari itu berjalan dengan lancar, tanpa ada
hambatan yang berarti. Kami menutup penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Desa Karang
malang dengan membaca Alhamdulillah dan tidak lupa juga untuk berterima kasih kepada warga
Desa Karang malang yang sudah hadir dan mendengarkan penjelasan tentang kesehatan gigi dan
mulut yang sudah kelompok kami sampaikan.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
2
Kesimpulan
1.4 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21