Anda di halaman 1dari 13

MATERI UKOMNAS 2019

A. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)


1. Pengertian UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral
dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa
Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan
diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket
minimal, paket standar dan paketoptimal (Depkes RI, 1996). 
2. Kegiatan UKGS
 Kegiatan promotif, meliputi:
Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas
kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan
kesehatan gigi dan mulutyang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994 (Depkes RI, 1996).
 Kegiatan preventif
Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan
kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/
bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996).
Menurut WHO (1987,cit.Sriyono, 2007), tindakan pencegahan karies gigi
dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Tindakan masyarakat
Berupa fluoridasi air minum, fluoridasi air minum sekolah, fluoridasi
garam dapur, fluoridasi minuman susu, dan peningkatan diet yang
sehat.
2) Tindakan perseorangan
3) Tindakan sendiri di bawah supervisi
 Kumur-kumur F
 Tablet fluor
 Menyikat gigi dengan cairan F, jeli dan pasta profilaksis
4) Tindakan aplikasi topikal oleh profesional
 Aplikasi topikal F
 Profilaksis F pasta
 Pit dan fisur silen
 Profilaksis dan pengambilan plak.
5) Kombinasi antara tindakan sendiri dibawah supervisi dan tindakan
oleh profesional
6) Tindakan pencegahan sendiri
 Pemakaian pasta F
 Kontrol diet oleh individu
 Kumur-kumur F dan penggunaan F tablet di rumah
 Kegiatan kuratif
Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat
untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar baik berdasarkan
permintaanmaupun sesuai kebutuhan, dan rujukan bagi siswa yang
memerlukan perawatan (Depkes RI, 1996).
3. Tahap-tahap UKGS
Menurut Depkes RI (1996) terdapat tiga tahap UKGS
berdasarkankeadaan tenaga dan fasilitas kesehatan gigi di Puskesmas, yaitu:
 UKGS Tahap I (paket minimal UKS)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi:
1) Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru
sesuai dengan Kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
1994 (Buku Pendidikan Kesehatan).
2) Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yaitu sikat gigi
masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi
yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.
3) Untuk siswa SLTP/SLTA disesuaikan dengan program UKS daerah
masing-masing.
 UKGS tahap II ( paket standar UKS)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Paket standar UKS yaitu 
UKGS tahap II meliputi seluruh paket minimal UKS atau UKGS tahap
Iditambah dengan:
1) Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi
(terintegrasi)
2) Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti
dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal
3) Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
4) Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai
dengan kelas VI (care on demand )
5) Rujukan bagi yang memerlukan
 UKGS tahap III (paket optimal UKS)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah
terjangkautenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai. UKGS
tahap III memakai sistem inkremental dengan pemeriksaan ulang setiap 2
tahun untuk gigi tetap. Paket optimal UKS yaitu UKGS Tahap III meliputi
seluruh paket standar UKS atau UKGS Tahap II ditambah dengan
pelayanan medik gigi dasar  pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment
need ).
4. Sasaran UKGS
Menurut Departemen Kesehatan RI (1996) sasaran progam UKGS
adalah semua murid usia sekolah yang dalam lingkup wilayah kerja puskesmas
yaitu :
 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
sesuaikurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi massal.
 Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas
permintaan (care on demand).
 Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi atas dasar
kebutuhan perawatan (treatment need ).
5. Tenaga Pelaksana UKGS
Tenaga pelaksana UKGS terdiri dari : tenaga pelaksana di sekolah
meliputi guru olahraga dan dokter kecil yang telah dilatih tentang kesehatan
gigi dan mulut,serta tenaga pelaksana di puskesmas meliputi dokter dan
perawat gigi/ tenagakesehatan lain yang telah dilatih (DepKes RI, 1996).
 Tenaga yang berasal dari sekolah yaitu :
1) Kepala Sekolah / Guru SD
Peran guru SD dalam kegiatan UKGS antara lain :
a. Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data (screening)
yaitu pemeriksaan seluruh murid secara berkala.
b. Pendidikan kesehatan gigi pada murid seperti penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut pada waktu pelajaran Orkes.
c. Pembinaan dokter kecil.
d. Latihan gosok gigi.
e. Merujuk murid ke puskesmas untuk dilakukan perawatan
bila menemukan murid dengan keluhan penyakit gigi.
f. Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam
kesehatan lingkungan dan makanan yang dijual di lingkungan sekolah.
g. Membantu guru dalam sikat gigi bersama
2) Dokter kecil
Peran Dokter kecil dalam kegiatan UKGS antara lain :
a. Membantu guru dalam memberi dorongan agar murid berani
untuk diperiksa giginya.
b. Membantu guru dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi.
c. Memberi petunjuk kepada murid mengenai tempat berobat gigi
(klinik gigi).
 Tenaga dari Puskesmas yaitu
1) Kepala Puskesmas
Peran kepala puskesmas dalam kegiatan UKGS antara lain :
a. Sebagai koordinator pelaksanaan UKGS.
b. Sebagai pembimbing dan motivator.
c. Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan
mulut.
2) Dokter gigi
Peran dokter gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :
a. Sebagai penanggung jawab pelaksanaan operasional UKGS.
b. Bersama kepala puskesmas dan perawat gigi menyusun rencana
kegiatan, memonitoring program, dan evaluasi.
c. Membina integrasi dengan unit terkait di tingkat Kecamatan, Dati II dan
Dati I
d. Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi,UKS,
guru SD, dan dokter kecil.
e. Dapat bertindak sebagai pelaksana UKGS jika tidak ada perawat gigi.
3) Perawat gigi
Peran perawat gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :
a. Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD.
b. Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud.
c. Melakukan persiapan atau lokakarya mini untuk menyampaikan
rencana kepada pelaksana terkait.
d. Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS berupa data
sosiodemografis dan data epidemiologis.
e. Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif, seperti:
 Pengarahan kepada tenaga UKS, Guru SD, dokter kecil, dan orang
tua murid. 
 Pembersihan karang gigi.
 Pelayanan medik gigi (menerima rujukan dari guru dan petugas
kesehatan lainnya).
f. Monitoring pelaksanaan UKGS.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
h. Evaluasi program.
4) Petugas UKS
Peran Petugas UKS dalam kegiatan UKGS antara lain :
a. Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru dan
dokter kecil, monitoring program, dan hubungan dengan Depdikbud.
b. Pemeriksaan murid (screening).
c. Melaksanakan rujukan.
d. Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan pendidikan
kesehatan gigi.

B. KODE PENYAKIT GIGI DAN MULUT


C. PEMERIKSAAN
1. OHIS
 Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris
No KRITERIA NILAI
1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris 0
atau pewarnaan ekstrinsik.
2.a.  Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak 1
yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan
atau kurang dari 1/3 permukaan.
Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris
lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi
permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak 2
yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari
1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan
gigi.
4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang 3
menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3
permukaan atau seluruh permukaan gigi.

        Debris Index  = Jumlah penilaian debris


                                  Jumlah gigi yang diperiksa
Dalam pemeriksaan calculus kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
 Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus
No KRITERIA NILAI
1. Tidak ada karang gigi 0
2. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi 1
supragingival menutupi permukaan gigi kurang dari
1/3 permukaan gigi.
3.a.   Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang 2
gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari
1/3 permukaan gigi.
b.   Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit
subgingival.
4.a.   Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang 3
gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari
2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.
Pada permukaan gigi ada karang
gigi subgingival yang menutupi dan melingkari
seluruh cervikal (A. Continous Band of Subgingival
Calculus).

Calculus Index
=
Jumlah penilaian calculus
Jumlah gigi yang diperiksa
Penilaian debris score dan calculus score adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-1,8.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-3,0.
Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.

2. GINGIVAL INDEKS
1) Skor penilaian Gingival Indeks adalah sebagai berikut :
 Skor 0 : Gingival normal tidak terdapat peradangan, tidak ada
perubahan warna dan tidak ditemukan perdarahan.
 Skor 1 : Terdapat peradangan ringan, ada sedikit perubahan warna,
terdapat sedikit edema, namun tidak terdapat perdarahan.
 Skor 2 : Terdapat peradangan sedang, terlihat warna kemerahan,
terdapat edema, terdapat pula perdarahan.
 Skor 3 : Terlihat warna merah terang, terdapat edema, ada ulserasi,
cenderung terjadi perdarahan spontan.
2) Skor penilaian dan kriteria gingival indeks adalah sebagai berikut :
 Skor 0 : Sehat
 Skor 0,1 - 1,0 : Peradangan ringan
 Skor 1,2 - 2,0 : Peradangan sedang
 Skor 2,1 - 3,0 : Peradangan berat
3) Rumus menghitung gingival indeks adalah :
Total Skor Gingiva dibagi (Jumlah Gigi Indeks X Jumlah Permukaan yang
Diperiksa).
Pada perkembangannya, pengukuran gingival indeks tidak lagi ada
tindakan probing, pengukuran ini dinamakan Modifikasi Gingival Index
(MDI).
4) Skor penilaian untuk Modifikasi Gingival Index adalah sebagai berikut :
 Skor 0 : Tidak terdapat peradangan gingiva
 Skor 1 : Terdapat peradangan ringan yaitu ada sedikit perubahan
warna, ada sedikit perubahan tekstur sebagian margin atau papila.
 Skor 2 : Terdapat peradangan ringan yaitu ada sedikit perubahan
warna, terdapat perubahan tekstur pada keseluruhan unit margin dan
papilla gingiva.
 Skor 3 : Terdapat peradangan sedang yaitu terlihat gingiva mengkilat,
warna kemerahan, ada edema, hipertrofi unit margin atau papilla
gingiva. 
 Skor 4 : Terdapat peradangan berat yaitu terlihat warna merah terang,
edema, hipertrofi, perdarahan spontan, dan ulserasi atau kongesti.

3. CPITN (Community Periodontal Index for Treatment Need)


Pengertian CPITN atau Community Periodontal Index for
Treatment Needs adalah indeks resmi yang digunakan oleh WHO untuk
mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan kebutuhan
perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu WHO Periodontal
Examining Probe.

Sonde khusus yang dipergunakan untuk pemeriksaan CPITN ini


memiliki bentuk ujung bulat dengan diameter 0,5 mm, dengan kode warna 3,5
sampai 5,5 mm.
 Tujuan Pengukuran atau Pemeriksaan CPITN adalah :
a. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.
b. Merencanakan program penyuluhan.
c. Menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja,
kebutuhan tenaga).
d. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.
 Pemeriksaan CPITN ini menggunakan 6 sektan yaitu :
a. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)
b. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2, 2.3
(sektan 2)
c. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)
d. Sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)
e. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4 (sektan 5)
f. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)
 Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur
yaitu:
a. Umur 20 tahun atau lebih
b. Umur 16 tahun sampai 19 tahun
c. Umur kurang dari 15 tahun
 Dalam pemeriksaan CPITN perlu diperhatikan :
a. Apabila salah satu gigi geraham atau molar dan juga gigi seri atau
incisivus tidak ada, tidak diperlukan penggantian gigi.
b. Apabila dalam satu sektan tidak terdapat gigi index maka gigi dalam
sektan tersebut diperiksa semuanya dan yang diambil adalah gigi
dengan skor tertinggi. 
c. Umur 19 tahun kebawah tidak dilakukan pemeriksaan Molar Kedua (M2)
untuk menghindari false pocket.
d. Umur 15 tahun kebawah, pencatatan hanya dilakukan bila ada
perdarahan daerah gusi dan karang gigi saja.
e. Jika gigi index dan penggantinya tidak ada maka sektan diberi tanda X.
 Lebih gampangnya, tentang kelompok umur, gigi indax dan skornya
adalah sebagai berikut :
1. Umur 20 tahun atau lebih, gigi index yang diperiksa adalah 1.7, 1.6, 1.1,
2.1, 2.6, 2.7, 3.7, 3.6, 3.1, 4.1, 4.6, 4.7, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun, gigi index yang diperiksa adalah 1.6,
1.1, 2.6, 3.6, 3.1, 4.6, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
3. Umur kurang dari 15 tahun, gigi index yang diperiksa adalah sama
dengan 16-19 tahun, dengan skor 0,1, 2.

4. PLAK INDEKS
 Kriteris penilaian Plaque Index :
1. 0 = tidak ada plak pada daerah gingiva
2. 1 = selapis tipis plak melekat pada tepi gingiva dan daerah yang
berdekatan dengan gigi
3. 2 = pengumpulan deposit lunak yang sedang disertai poket gingiva dan
pada tepi gingiva dan/atau berdekatan dengan permukaan gigi
4. 3 = banyaknya deposit lunak yang disertai poket gingiva dan/ atau
pada
tepi gingiva dan bersekatan dengan permukaan gigi

Jumlah nilai PI untuk gigi


PI =
Banyaknya gigi yang diperiksa
1
jumlah PI setiap area
PI = 4
Banyaknya gigi yang diperiksa

5. PLAK PHPM
Indeks kebersihan mulut PHP-M (Personal Hygiene Performance-
Modified) dari Martin dan Meskin (1972), merupakan indeks yang telah
dimodifikasi dari Personal Hygiene Index (PHP) dari Podshadley dan Haley
(1968). Indeks PHP ini untuk menilai debris, sedangkan indeks PHP-M untuk
mengukur plak secara objektif. Pemeriksaan PHP-M menggunakan gigi
indeks dan menggunakan agen disklosing. Gigi indeks yang digunakan pada
metode PHP-M ini adalah sebagai berikut :
1. Gigi paling belakang tumbuh di kwadran kanan atas.
2. Gigi C atau c, bila gigi ini tidak ada, dipakai gigi anterior lainnya.
3. P1 atau m1
4. Gigi paling belakang tumbuh di kwadran kiri bawah
5. Gigi C kiri bawah atau c kiri bawah, bila gigi ini tidak ada, dipakai gigi
anterior lainnya
6. P1 kanan bawah atau m1 kanan bawah
 Cara penilaian dengan PHP-M
1) Buat 2 garis imajiner pada gigi dari oklusal/incisal ke gingival, garis
imajiner ini akan membagi gigi menjadi 3 bagian yang sama dari oklusal
ke gingival. Masing- masing 1/3 bagian dari panjang garis imajiner tadi,
yang akhirnya akan membagi gigi menjadi 5 area (A, B, C, D dan E).
2) Apabila terlihat ada plak di salah satu area, maka di beri skor 1 (atau
tanda v), jika tidak ada plak bisa diberi skor 0 atau tanda (-)
3) Hasil penilaian plak yaitu dengan menjumlahkan setiap skor plak pada
permukaan gigi, sehingga skor plak untuk setiap gigi indeks bisa
berkisar antara 0-10
4) Dengan demikian, skor plak untuk semua gigi indeks bisa berkisar
antara 0-60

D. KARIES GIGI
1. KELAS KARIES MENURUT GV BLACK
G.V Black atau lengkapnya Greene Vardiman
Black mengklasifikasikan kavitas atas 5 bagian dan diberi tanda dengan nomor
Romawi, dimana kavitas diklasifikasi berdasarkan permukaan gigi yang
terkena karies. Kelima klas tersebut adalah sebagai berikut :
1) Klas I
Karies Klas I ini berada pada bagian oklusal gigi posterior yaitu pada pits
dan fissure, dari gigi premolar (geraham kecil) dan gigi molar (geraham
besar). Sedangkan pada gigi anterior karies Klas I ini terdapat di foramen
caecum.
2) Klas II
Karies pada Klas II ini terdapat pada bagian approximal dari gigi premolar
atau molar dan biasanya karies meluas sampai ke bagian oklusal.
3) Klas III
Karies pada Klas III ini terdapat pada gigi depan pada bagian approximal,
akan tetapi karies Klas III ini belum mencapai 1/3 (sepertiga) incisal gigi.
4) Klas IV
Karies pada Klas IV ini merupakan lanjutan dari karies Klas III dimana karies
terjadi pada bagian approximal gigi depan dan karies telah mencapai 1/3
(sepertiga) incisal gigi.
5) Klas V
Karies Klas V ini terdapat pada bagian 1/3 leher gigi baik gigi depan maupun
pada gigi belakang pada bagian labial, lingual, palatal maupun bukal.
6) Klas VI
Karies Klas VI ini terdapat pada gigi depan bagian incisal edge dan juga
terdapat pada gigi belakang bagian ujung cups.
2. Karies gigi juga dibagi dari berbagai macam bentuk-bentuk karies, didalam
buku Rasinta Tarigan (1993) :
1) Berdasarkan stadium karies ( dalamnya karies gigi ) terbagi menjadi 3
yaitu:
 Karies Superficialis
Dimana karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.
 Karies Media
Dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah
dentin.
 Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-
kadang sudah mengenai pulpa.
Karies profunda ini dibagi lagi atas :
a. Karies profunda stadium I :
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum
dijumpai.
b. Karies profunda stadium II :
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
Biasanya disini telah terjadi radang pulpa.
c. Karies profunda stadium III :
Pulpa telah terbuka. Dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
2) Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies, yaitu :
a. Simpel Karies
Karies mengenai satu permukaan.
b. Compound Caries
Karies mengenai dua permukaan.
c. Kompleks Karies
Karies mengenai tiga permukaan atau lebih.

E. SISTEM RUJUKAN
Sistem rujukan Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Jenis rujukan Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam
yakni :
1. Rujukan Kesehatan Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian
rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan
masyarakat (public health service). Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga
macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional. Rujukan kesehatan
yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke
fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut
masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana dan opersional.
2. Rujukan Medik Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada
dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama
halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga
macam yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan
pemeriksaan. Menurut Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan
tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara
vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu
menangani secara rasional. Jenis rujukan medik antara lain:
1) Transfer of patient Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis,
pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
2) Transfer of specimen Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten
atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
Yang harus ada dalam rujukan :
1. Nama pasien
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Diagnosa sementara
5. Nasehat/ perawatan yang sudah diberikan
6. Nama yang merujuk
7. Alamat

E. SCALER
1. Hoe Scaler

Fungsi : Untuk meratakan permukaan akar sehingga bebas dari karang gigi.
2. Chisel Scaler

Fungsi : Untuk membersihkan karang gigi pada permukaan aproximal gigi


anterior, seperti pahat.
3. File Scaler
Fungsi : mengikir permukaan gigi, sekarang jarang digunakan karena
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, menyerupai kikir.
4. Sickle Scaler

Fungsi : untuk mengambil supra/sub gingival calculus pada interdental space,


seperti bulan sabit.
5. Curret Scaler
Fungsi : untuk mengambil sub gingiva calculus, jaringan cement, jaringan lunak
dari dinding pocket, menyerupai sendok.
6. Wing Scaler
Fungsi : Untuk mengambil supra calculus posterior.

Anda mungkin juga menyukai